DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

dokumen-dokumen yang mirip
Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2008 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

MAHASISWA D-III KEBIDANAN SEMESTER IV TAHUN AKADEMIK 2009/2010. Oleh NIP

SYLABUS. Kode : Bd Semester : V (Lima) / 2011 Dosen Pengampu

SYLABUS. Kode : Bd Dosen Pengampu

PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI

DASAR DASAR EPIDEMIOLOGI &

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ORANG TEMPAT WAKTU

Xpidemiologi Klinik adalah Penerapan prinsip prinsip dan metode

DASAR EPIDEMIOLOGI &

FM-POLTEKKES-SKA-BM-09-04/R0 SYLABUS MATA KULIAH

BAB I DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI. KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

SCREENING. Pengertian. untuk mengidentifikasi penyakit2 yg tidak diketahui/tidak terdeteksi. menggunakan. mungkin menderita. memisahkan.

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

Studi Epidemiologi Analitik. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 Adelia Adi setya Rizky Maisar Putra Romayana Simanungkalit Rozika Amalia Siti Susanti Yusfika

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

Studi Eksperimental membandingkan data dari sekelompok manusia/obyek yang dengan

Pengantar Epidemiologi. Aria Gusti, SKM, M.Kes Created for : Akbid PBH Batusangkar

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2009 Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM.

KONSEP EPIDEMIOLOGI. Oleh : Suyatno, Ir. MKes

Tujuan Belajar : Setelah mempelajari Materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu : Pengampu :

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI. Putri Ayu Utami S. Kep, Ns.

KONSEP TERJADINYA PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara epidemiologi, Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi

BATASAN EPIDEMIOLOGI

APLIKASI EPIDEMIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT DI LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF. Putri Handayani, SKM., M.KKK

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan mengenai faktor yang mempengaruhi persebaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

MANAJEMEN PENCATATAN dan PELAPORAN EPIDEMIOLOGI

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KLINIK

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB II ISI A. Definisi Epidemiologi Deskriptif

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

I. PENENTUAN AREA MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

Proses Penyakit Menular

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

LINGKUP ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. By. Irma Nurianti, SKM, M.Kes

KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi;

EPIDEMIOLOGI. By : Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

Studi epidemiologi deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

Agus Samsudrajat S, SKM. Riwayat Alamiah Penyakit 1

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

Pencegahan dan penanggulangan PTM PERTEMUAN 6 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. kuman TBC (Microbecterium Tuberkalosis). Sebagian besar kuman TBC

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

PENELITIAN HUBUNGAN KAUSAL. Oleh : SURADI. Staf Pengajar FE UNSA. Abstrak

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1

1. Penyakit Kronik. 2. Penyakit Non Infeksi. 3. New Communicable Disease. 4. Penyakit Degeneratif. Kelangsungan PTM biasanya Kronik.

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

PENELITIAN PERILAKU KESEHATAN 2

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

meningkat sampai sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun. Begitu pula menurut Smith (1994) yang menyatakan bahwa di Nepal dan secara umum di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal antaralain lain:

Transkripsi:

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM & APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN EPIDEMIOLOGI Pengantar Epidemiologi menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai factor dapat menjadi factor penyebab penyakit. Untuk mengungkap dan menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang selanjutnya menyebabkan epidemiologi dapat dibagai dalam beberapa jenis. Pada umumnya, epidemiologi dapat dibagi atas beberapa macam, diantaranya adalah : 1. Epidemiologi Deskriptif 2. Epidemiologi Analitis 3. Epidemiologi Eksperimental Epidemiologi Klinis Epidemiologi Penyakit Menular Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Epidemiologi Lingkungan Epidemiologi Kerja Epidemiologi Pelayanan Kesehatan Epidemiologi Kebijakan Kesehatan Pembagian Study Epidemiologi dalam beberapa jenis tersebut didasarkan pada tujuan atau maksud dilaksanakannya study epidemiologi. Berdasarkan batasan atau pengertian tentang Epidemiologi, maka dapat digambarkan secara skematis pembagian tentang Study epidemiologi sebagai berikut :

Jeniis2 Epid EPIDEMIOLOGI : Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan distribusi masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta determinannya. FREKUENSI DISTRIBUSI DETERMINAN Untuk mengetahui Frekuensi suatu masalah kesehatan terlebih dahulu harus dilakukan 2 hal pokok : 1. Menemukan masalah kesehatan, 2. Mengukur masalah kesehatan. Menunjuk pada keadaan masalah kesehatan yang dikelompokkan berdasarkan 1. Ciri Manusia 2. Tempat 3. Waktu Terdapat 3 langkah pokok yang harus dilakukan, yaitu : 1. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab suatu masalah kesehatan, 2. Menguji Hipotesa 3. Menarik Kesimpulan EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Epidemiologi Eksperimental Epidemiologi Klinis Epidemiologi Penyakit Menular Epidemiologi Penyakit Tidak Menular Epidemiologi Lingkungan, dsb. EPIDEMIOLOGI ANALITIK

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan frekuensi masalah kesehatan atau penyakit pada masyarakat. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF merupakan langkah awal untuk mengetahui adanya masalah kesehatan dalam masyarakat dengan menjelaskan factor Manusia (Who), Waktu (When) dan Tempat (Where). Dalam kehidupan sehari hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu yang ternyata banyak diderita oleh kelompok umur tertentu saja, oleh jenis kelamin tertentu saja atau oleh suku bangsa tertentu saja. Penemuan yang seperti ini menjelaskan bahwa penyebaran suatu masalah kesehatan atau penyakit ternyata dipengaruhi oleh ciri ciri yang dimiliki oleh manusia yang terserang masalah kesehatan tersebut. Dengan diketahuinya penyebaran masalah kesehatan menurut ciri ciri manusia ini, akan dapat diketahui besarnya masalah kesehatan yang dihadapi dan keterangan yang diperoleh akan dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud. Dalam epidemiologi, ciri ciri manusia yang mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan ini dapat dibedakan atas beberapa macam karakteristik yang diantaranya adalah : Umur - Jenis Kelamin - Golongan Ethnik - Status Gizi - Kehamilan - Paritas, Status Sosial Ekonomi Keluarga - Status Perkawinan - Pekerjaan - Pendidikan Besarnya Keluarga - Struktur Keluarga, dll.

Umur UMUR adalah variable yang sangat penting dan selalu diperhatikan dalam penyelidikan penyelidikan epidemiologi karena : a). Ada kaitannya dengan Daya Tahan Tubuh. Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa jauh lebih kuat daripada daya tahan bayi atau anak anak. b). Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi ancaman penyakit lebih besar daripada anak anak. c). Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup Dibandingkan dengan anak anak, maka orang dewasa lebih besar kemungkinan terpapar dengan berbagai sumber masalah kesehatan atau penyakit. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut umur sangat mempunyai pengaruh / kemaknaan yang berhubungan dengan : 1) Perbedaan tingkat keterpaparan dan kerentanan menurut umur ; 2) Perbedaan dalam proses Pathogenesis ; 3) Perbedaan dalam hal pengalaman terhadap penyakit tertentu.

Golongan Etnik Penyebaran masalah kesehatan juga tergantung dari golongan etnik yang miliki. Yang dimaksud Golongan Etnik adalah : Sekelompok manusia dalam suatu populasi yang memiliki kebiasaan hidup atau sifat biologis dan genetis yang sama. Golongan Etnik dibedakan atas : a). Ras (Race) Pengelompokan menurut Ras, lebih didasarkan pada Warna Kulit dan Bentuk Tubuh. Dikenal 3 Ras utama : 1) Caucasoid (Kulit Putih) 2) Negroid (Kulit Hitam) 3) Mongoloid (Kulit Kuning/Sawo Matang) Adanya penyakit tertentu yang secara genetik berhubungan erat dengan Ras, yaitu Sicklecell Anemia. b). Etnik / Suku Bangsa (Tribe) Pengelompokan dalam Suku Bangsa didasarkan pada tempat tinggal, adat istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial ekonomi ataupun susunan makanannya. Timbulnya perbedaan frekuensi penyakit atau kematian mungkin disebabkan oleh perbedaan tempat tinggal, adat istiadat, kebiasaan hidup, keadaan sosial ekonomi ataupun susunan makanannya. Contohnya adalah perbedaan pengalaman penyakit Malaria ataupun Filaria bagi penduduk Jawa dan Irian Jaya.

Status Perkawinan Yang dimaksud dengan Status Perkawinan disini adalah Persekutuan antara Dua Jenis Kelamin yang berbeda dalam bentuk Keluarga yang diakui secara sah oleh peraturan perundang undangan yang berlaku baik sipil maupun agama. Ditinjau dari sudut pandang Epidemiologi, status perkawinan ini ternyata mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan, karena : Pola Perilaku kalangan yang belum menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum, pengaruh tersebut dapat dibedakan dalam 3 hal, yaitu : 1) Pengaruh Terhadap Pola Penyakit Pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang belum menikah berbeda dengan pola penyakit yang ditemukan pada kelompok orang yang sudah menikah. Misalnya Penyakit Kelamin yang ternyata lebih banyak ditemukan pada kelompok orang yang belum pernah menikah. Hal yang sama juga ditemukan pada penyakit akibat kecelakaan yang lebih banyak terjadi pada kelompok orang yang belum menikah. 2) Pengaruh Terhadap Resiko Terkena Penyakit Resiko terkena penyakit TB Paru misalnya, akan lebih besar terjadi pada istri atau suami yang pasangannya menderita penyakit TBC Paru. 3) Pengaruh Terhadap Penatalaksanaan - Penanggulangan Penyakit Pada kelompok orang yang belum menikah yang menderita penyakit akan mendapat perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka yang telah berkeluarga karena memang kurangnya anggota keluarga yang turut membantu mengatasi penyakit.

Pekerjaan Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan sudah sejak lama diketahui dan saat ini menjadi perhatian utama ahli Hyperkes. Hubungan antara Pekerjaan dengan masalah kesehatan lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan khusus dan derajat keterpaparan serta sifat pekerjaan. Hal hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan penyakit antara lain : 1) Adanya Faktor faktor lingkunan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan, seperti bahan bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan, dsb. 2) Situasi pekerjaan yang penuh dengan Stress, yang merupakan faktor penyebab terjadinya Hypertensi. 3) Karena ruangan tempat kerja yang terlalu sempit, sehingga memungkinkan proses penularan penyakit antar pekerja. Dsb. Strutur Keluarga Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Suatu keluarga besar, karena besarnya tanggungan secara relatif, mungkin harus tinggal berdesak desakan dalam rumah yang luasnya terbatas sehingga memudahkan penularan penyakit. Dan karena besarnya tanggungan keluarga, mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi baik atau tidak dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia, dsb.

Status Sosial-Ekonomi Dalam kehidupan sehari hari, sering ditemukan beberapa masalah kesehatan tertentu misalnya penyakit infeksi dan gangguan gizi yang lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah dan sebaliknya beberapa penyakit kardiovaskuler lebih banyak dijumpai pada penderita dengan status sosial ekonomi tinggi. Terdapatnya penyebaran masalah kesehatan seperti ini, pada umumnya dipengaruhi oleh : 1) Karena adanya perbedaan kemampuan ekonomis dalam mencegah ataupun mengobati penyakit. Bagi mereka yang keadaan sosial ekonominya baik, tentu tidak sulit melakukan pencegahan ataupun pengobatan terhadap penyakit yang dideritanya. 2) Adanya perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki. Dibandingkan dengan perbedaan kemampuan ekonomis, peranan perbedaan sikap dan perilaku ternyata lebih besar dan karena itulah penyakit yang ditemukan tidak sama. Dalam membicarakan hubungan antara status sosial ekonomi dengan masalah kesehatan, yang paling sulit adalah menentukan Status Sosial Ekonomi seseorang. Secara umum, penentuan Status Sosial Ekonomi seseorang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1) Secara Langsung Cara ini dilakukan dengan mengmpulkan data tentang penghasilan dan kekayaan yang dimiliki. 2) Secara Tidak Langsung Dilakukan dengan mengumpulkan data yang lebih kompleks, antara lain keadaan tempat tinggal, luas tanah yang ada, jenis peralatan rumah tangga yan dimiliki, jenis pekerjaan, pendidikan, pendapatan, keadaan gizi, jumlah anak dan sikap terhadap kesehatan.

Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya masalah kesehatan tersebut amat penting, karena dari keterangan yang diperoleh akan dapat diketahui : 1. Jumlah dan Jenis Masalah Kesehatan yang Ditemukan Suatu Daerah. Dengan diketahuinya penyebaran penyakit disuatu daerah, maka apat diketahui dengan tepat masalah masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut. Dengan demikian dapat diidentifkasikan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. 2. Hal Hal Yang Perlu Dilakukan Untuk Mengatasi Masalah Kesehatan Di Suatu Daerah. Apabila telah diketahui Jumlah dan Jenis masalah kesehatan, dapat disusun program kesehatan yang tepat untuk daerah tersebut. Hasil akhir yan diharapkan adalah masalah kesehatan dapat diatasi dengan lebih Efektif dan pemakaian sumber daya yang ada tidak akan sia sia sehingga lebih Efisien. 3. Keterangan Tentang Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Kesehatan Di Suatu Daerah. Keterangan tentang penyebab masalah kesehatan ini dapat diperoleh dengan membandingkan hal hal khusus yang ada dan yang tidak ada pada suatu daerah. Perbedan tentang hal hal khusus tersebut, mungkin merupakan Penyebab timbulnya masalah kesehatan yang dimaksud. Keadaan keadaan khusus yang merupakan karakteristik Tempat yang berhubungan dengan masalah kesehatan, antara lain dapat berupa : a). Keadaan Geografis Berupa : letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, sinar matahari, angin, kelembaban udara, suhu udara, daerah pegunungan, pantai, daratan. (Lingkungan Fisis, Kemis dan Biologis )

b). Keadaan Demografis Perbedaan keadaan penduduk (Demografi) sangat menentukan perbedaan penyebab penyakit menurut tempat. Keadan Demografis yang dimasud dapat berupa : Jumlah dan Kepadatan Penduduk, Konstitusi genetis an etnis, variasi kultural, dsb. c). Keadaan Pelayanan Kesehatan Dalam hal ini, menyangkut Jumlah dan Cakupan Pelayanan Kesehatan, Mutu Layanan Kesehatan yang dselenggarakan serta Program Higiene dan Sanitasi. Berdasarkan luasnya daerah yang terserang suatu masalah kesehatan, penyebaan menurut karakteristik Tempat ini secara umum dapat dibedaan menjadi 5 macam, yaitu : 1. Penyebaran pada Satu Wilayah (Setempat / Lokal ) Disini masalah kesehatan hanya ditemukan pada satu wilayah saja. Batasan wilayah yang dimaksudkan tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, misalnya pada satu kelurahan saja, satu kecamatan saja dsb. Pembagian menurut wilayah yang sering digunakan adalah Desa dan Kota, karena masing masing mempunyai ciri tersendiri yang khas sehingga mempunyai gambaran penyakit yang berbeda beda. 2. Penyebaran Beberapa Wilayah Pengertian penyebaran beberapa wilayah juga tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, misalnya beberapa kelurahan, beberapa kecamatan dsb. 3. Penyebaran Satu Negara (Nasional) Pada penyebaran Satu Negara, masalah kesehatan tersebut ditemukan di semua wilayah yang ada dalam negara tersebut. Tergantung dari keadaan geografis dan luasnya suatu negara, masalah yang ditimbulkannya akan berbeda pula.

4. Penyebaran Beberapa Negara (Regional) Masalah kesehatan juga dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk tidaknya suatu penyakit ke suatu negara, dipengaruhi oleh faktor faktor : a). Kedaaan geografis suatu negara, Dalam arti apakah ditemukan keadaan keadaan geografis tertentu yang menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut. b). Hubungan komunikasi yang dimiliki, Dalam arti, apakah letak negara tersebut berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaiman sistem transportasi antar negara, bagaimana hubungan antar penduduk, apakah negara tersebut terbuka untuk penduduk yang berkunjung dan menetap, dsb. c). Peraturan perundang undangan yang berlaku. Hal ini berkaitan dengan peraturan yang berkaitan dengan bidang kesehatan. 5. Penyebaran Banyak Negara (Internasional). Di sini masalah kesehatan telah ditemukan di banyak negara, yang pada era sekarang ini dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi sangat mungkin terjadi.

Jenis penyebaran masalah kesehatan yang ketiga yang perlu dipelajari dalam study epidemiologi adalah Penyebaran Menurut Karakteristik Waktu. Manfaat mempelajari penyebaran masalah kesehatan menurut Waktu adalah untuk mengetahui : 1. Kecepatan Perjalanan Penyakit Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan pesat, hal ini berarti perjalanan penyakit tersebut berlangsung dengan cepat. 2. Lama Terjangkitnya Suatu Penyakit. Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat diketahui dari penyebaran penyakit menurut waktu, yaitu dengan memanfaatkan keterangan tentang waktu terjangkitnya penyakit dan keterangan tentang hilangnya penyakit tersebut. Faktor faktor yang mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan menurut waktu antara lain : 1. SIFAT PENYAKIT YANG DITEMUKAN, Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit penyakit yang ditemukan, yang dibedakan atas : a). Potogenesiti / Patogenitas Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada penjamu sehingga timbul penyakit (Disease Stimulus) b). Virulensi Ukuran keganasan penyakit atau derjat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit.

d). Antigenesiti / Antigenitas Kemampuan bibit penyakit untuk merangsang timbulnya mekanisme pertahanan tubuh (pembentukan Antigen) pada diri penjamu. e). Infektiviti / Infektifitas Kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi dan menyesuaikan diri, bertempat tinggal dan berkembang biak dalam diri penjamu. 2. KEADAAN TEMPAT TERJANGKITNYA PENYAKIT, Untuk penyakit infeksi, keadaan yang paling penting adalah menyangkut ada tidaknya reservoir bibit penyakit Environmental Reservoir. 3. KEADAAN PENDUDUK, Sama halnya dengan penyebaran menurut tempat, maka penyebaran masalah kesehatan menurut waktu ini juga dipengaruhi oleh keadaan penduduk, baik yang menyangkut ciri ciri manusianya ataupun yang menyangkut jumlah dan penyebaran penduduk. 4. KEADAAN PELAYANAN KESEHATAN YANG TERSEDIA. Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu masalah kesehatan dapat dicegah, sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat diperpendek.

Penyebaran masalah kesehatan menurut Waktu, dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : 1. Penyebaran Satu Saat Beberapa keadaan khusus yang ditemukan pada penyebaran penyakit pada Satu Saat dibedakan menjadi 2, yaitu : a). Point Source Epidemic Disebut juga Common Source Epidemic yaitu : Suatu keadaan wabah yang ditandai oleh : Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat, Masa inkubasi yang pendek Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal Muncul hanya pada waktu tertentu saja Hilangnya penyakit dalam waktu yang cepat Contoh : Peristiwa keracunan makanan. b). Contagious Diseases Epidemic Disebut juga Propagated Epidemic, adalah : Suatu keadaan wabah yg ditandai oleh : Timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan, Masa inkubasi yang panjang, Episode penyakit merupakan peristiwa majemuk, Waktu munculnya penyakit tidak jelas, Hilangnya penyakit dalam waktu yang lama. Contoh : Wabah penyakit menular.

2. Penyebaran Satu Kurun Waktu Yaitu Perhitungan penyebaran masalah kesehatan yg dilakukan pd satu kurun waktu tertentu atau disebut Clustering Menurut Waktu. Digunakan untuk mencari Penyebab Penyakit. 3. Penyebaran Siklis Disebut penyebaran secara siklis bila Frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun menurut suatu siklus tertentu, misalnya menurut kalender tertentu (minggu, bulan, tahun); menurut keadaan cuaca tertentu (musim hujan, musim panas); menurut peristiwa tertentu (musim panen, paceklik). 4. Penyebaran Sekular Disebut penyebaran secara sekular apabila perubahan yang terjadi berlangsung dalam waktu yang cukup lama, Misalnya lebih dari 10 tahun.

STUDY EPIDEMIOLOGI ANALITIS dilakukan untuk menguji hipotesa mengenai kemungkinan hubungan kausal antara faktor resiko dengan penyakit atau masalah kesehatan. STUDY EPIDEMIOLOGI ANALITIS dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan / masalah kesehatan / penyakit dalam masyarakat bisa terjadi dan mencari serta menganalisis hubungan atau interaksi antara faktor resiko dengan kejadian masalah kesehatan/penyakit yang sedang terjadi. STUDY EPIDEMIOLOGI ANALITIS dilakukan untuk mengetahui besarnya kontribusi faktor resiko dan hubungannya dengan kejadian penyakit yang diamati. STUDY EPIDEMIOLOGI ANALITIS melakukan perbandingan antara dua kelompok manusia atau masyarakat, yaitu satu kelompok yang dipelajari dan satu kelompok sebagai pembanding. Macam macam Study Epidemiologi Analitik : STUDY EPIDEMIOLOGI ANALITIK OBSERVASIONAL (NON EKSPERIMENTAL) INTERVENSI ( EKSPERIMENTAL ) Penelitian KOHORT Penelitian KASUS CONTROL Randomized Controlled Trial Field Trial Community Trial

Yang dimaksud dengan Penelitian/Study Eksperimen dalam Epidemiologi adalah : Penelitian Epidemiologi Analitik yang membandingkan data dari sekelompok manusia yang dengan sengaja dialokasikan tindakan tertentu atau intervensi dengan kelompok lain yang sama tetapi tidak dilakukan intervensi apapun. Contoh : Ingin mengetahui pengaruh penggunaan Vit. C terhadap penyembuhan penyakit gusi berdarah. Pada penelitian ini para penderita penyakit gusi berdarah dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pertama diberikan Vitamin C dan kelompok kedua tidak diberikan Vitamin C. Kemudian dilihat hasilnya. Dari contoh tersebut dapat terlihat bahwa penelitian epidemiologi eksperimental Tidak Mudah dilakukan. Masalah masalah yang dihadapi dalam penelitian epidemiologi eksperimental sangat banyak, sehingga setiap penelitian eksperimental harus selalu memperhatikan KODE ETIK PENELITIAN KEDOKTERAN. Study/Penelitian Eksperimen disebut juga Study/Penelitian Intervensi, karena peneliti dengan sengaja memberikan intervensi. Penelitian eksperimental dalam Epidemiologi pada umumnya hanya menerapkan Jenis Intervensi yang bersifat : Preventif (Profilaktif) Promotif, dan Terapeutik. Berdasarkan Karakter Subyek Penelitiannya, Eksperimen dlm Epidemiologi dibedakan menjadi 3 macam : 1. Uji Klinik 2. Eksperimen Lapangan 3. Intervensi Komunitas.

Sumber Kepustakaan : 1. Azrul Aswar (1999). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Akasara. 2. Bambang Sutrisna (1994). Pengantar Metoda Epidemiologi, Jakarta, Dian Rakyat. 3. Beaglehole, Bonita (1997). Dasar dasar Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 4. Bhisma Murti (2003). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. 5. Bustan MN (2002). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 6. Eko Budiarto (2003). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, EGC. 7. Noor Nasri Noor (2000). Dasar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta. 8. Thomas C. Timmreck, PhD, 2005, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC.

Hand Out EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Program Studi Diploma III Kebidanan (Reguler/Ekstensi) Semester IV Tahun 2008 Dosen Ig. Dodiiet Adiittya Seettyawan, SKM et NIP. 140 343 461 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN TAHUN 2008