PENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA HASIL OLAH PASIR ZIRKON

dokumen-dokumen yang mirip
Pemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

HASIL DAN PEMBAHASAN

VERIFIKASI KOEFISIEN TRANSFER MASSA UNTUK UJI FUNGSI UNIT PELINDIAN AIR SECARA KONTINYU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

Pengembangan Material Biokompatibel Berbahan Zirkonia dari Bahan Baku Mineral Lokal

BAB III METODE PENELITIAN

4 Hasil dan Pembahasan

REVIEW KLORINASI ZIRKON DIOKSIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

METODE X-RAY. Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

MODIFIKASI PREPARASI MATERIAL KONDUKTOR IONIK BERBASIS ION MAGNEIUM MELALUI METODE SOL GEL SEBAGAI KOMPONEN SENSOR GAS SO 2

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PEMURNIAN ZIRKON UNTUK BAHAN DASAR REFRAKTORI BERBASIS ZIRKONIA 1. Eko Sulistiyono2 dad Djusman Sajuti2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.5 Karakterisasi Sampel Hasil Sintesis

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

PENGARUH KECEPATAN PEMANASAN DAN W AKTU DALAM PELEBURAN PASIR ZIRKON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS Zr DAN Hf DALAM ZIRKON OKSIDCHLORIDA HASIL PROSES PELINDIAN DENGAN XRF DAN AAN

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VARIASI MASSA NATRIUM HIDROKSIDA PADA PEMBUATAN ZIRKONIUM OKSIDA DARI PASIR MINERAL ZIRKON ASAL MANDOR KABUPATEN LANDAK

Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO 4.5H 2 O) dari Tembaga Bekas Kumparan

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

OPTIMASI KONDISI OPERASI PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON MENGGUNAKAN ROTARY KILN

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

UJI FUNGSI REAKTOR PELINDIAN NATRIUM ZIRKONAT SECARA SINAMBUNG

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

Sintesis ZSM-5 Mesopori menggunakan Prekursor Zeolit Nanocluster : Pengaruh Waktu Hidrotermal

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

MODIFIKASI HOPER PENGUMPAN PADA UNIT PELINDIAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

IDENTIFIKASI AWAL ZIRKONIUM KARBIDA PADA PEMANASAN PASIR ZIRKON DENGAN SUHU TINGGI

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AMOBILISASI LOGAM BERAT Cd 2+ dan Pb 2+ DENGAN GEOPOLIMER. Warih Supriadi

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI III.1

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

ISSN 1410-6957 PENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA HASIL OLAH PASIR ZIRKON Dwiretnani Sudjoko, Triyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta55281 ABSTRAK PENINGKATAN KUALITAS ZIRKONIA HASIL OLAH PASIR ZIRKON. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari peningkatan kualitas zirkonia yang diperoleh dari hasil olah pasir zirkon dengan jalan peningkatan tingkat pelindian air, salah satu tahapan pada proses pengolahan pasir zirkon, dan variasi konsentrasi ammonium hidroksida yang digunakan pada pengolahan pasir zirkon. Proses dilakukan sesuai jalur proses peleburan alkali pelindian dengan air pelindian dengan asam klorida pengendapan kalsinasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil, makin tinggi tingkat pelindian air kandungan zirkonia hasil makin bertambah besar, tetapi untuk variasi konsentrasi ammonium hidroksida ternyata makin tinggi konsentrasi ammonium hidroksida kandungan zirkonia makin berkurang. Kondisi optimum diperoleh pada tingkat pelindian air tingkat ketiga dan konsentrasi ammonium hidroksida 12,5%. Pada kondisi ini kandungan zirkonia sebesar 99,01%. ABSTRACT QUALITY INCREASING OF ZIRCONIA FROM TREATMENT OF ZIRCON SAND. This research is intended to study of quality increasing of zirconia from treatment of zircon sand, by increasing of stage in water leaching, one stage in treatment process of zircon sand.the processis undertaken with the approach of alkaline fusion water leaching, hydrochloric acid leaching precipitation calcination. From this research, it was obtained that increasing in stage of water leaching was caused the concentration of zirconia increase, but when increasing in concentration of ammonium hydroxide, the concentration of zirconia was decreased. The optimum condition is the third stage in leaching and the optimum concentration of ammonium hydroxide was 12,5%. In this condition, the final result obtained was zirconia with the purity around 99,01 %. PENDAHULUAN M akin berkembangnya penggunaan zirkonia sekarang ini, membutuhkan pengembangan yang tepat untuk pengambilan zirkonia dari mineralnya, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas zirkonia. Penyiapan zirkonia dari pasir zirkon melalui beberapa tahapan proses, sehingga tiap tahapan perlu perlu lebih dicermati untuk dapat meningkatkan hasil zirkonia. Penelitian pembuatan zirkonia makin maju, hal ini disebabkan bahan zirkonia memiliki beberapa keunggulan sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya komponen otomotif, elektronik, sensor oksigen dan elektrolit padat dalam sel bahan bakar. Dengan berkembangnya teknologi, maka pengembangan penggunaan zirkonia makin bertambah misalnya dalam keramik yang memakai unsur zirkonium menunjukkan kearah pengembangan keramik berbasis zirkonia (2). Zirkonia juga, merupakan bahan baku pembuatan ZrO 2 dengan kestabilan parsial yang banyak digunakan dalam industri, misalnya industri pembuatan krus, untuk peleburan logam campuran dan logam muliadan industri lain yang bekerja pada suhu tinggi Di Indonesia sumber mineral zirkon selain diperoleh dari Bangka, juga dapat diperoleh dari Kalimantan. Mineral zirkon akan mempunyai prospek cerah sebagai sumber utama zirkonia, jika bahan tersebut dapat diproses secara tepat. Salah satu tahapan proses dalam unit pengolahanpasir zirkon adalah pengambilan zirkon dari pasir zirkon. Pasir zirkon dilebur dengan soda api, hasil leburan dilindi lebih dahulu dengan air, kemudian residu yang diperoleh dilindi dengan asam klorida. Pelindian adalah proses pengambilan solute dari padatan dengan menggunakan pelarut. Proses ini selalu terjadi dalam dua tahapan, yaitu kontak antara padatan dan pelarut yang berakibat terjadinya perpindahan massa dari padatan kelarutan dan pemisahan padatan dan larutan setelah proses selesai. Pada penelitian ini, akan dicoba untuk meningkatkan kualitas hasil zirkonia dengan jalan Dwi Retnani dkk. GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 11

meningkatkan tingkat pelindian air. Pelindian dengan air dilakukan secara catu di dalam gelas beker yang dilengkapi dengan pengaduk, dilanjutkan pelindian dengan HCl dan kalsinasi. Pada dasarnya proses ini adalah untuk melepaskan komponen SiO 2. Komponen SiO 2 dalam mineral zirkon membentuk ikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat dipisahkan secara fisik maupun dengan pelarutan. Dengan menggunakan soda api dan proses pada suhu yang tinggi, maka ikatan SiO 2 dapat lepas dari mineral zirkon dan berikatan dengan soda api. Dengan terlepasnya ikatan tersebut maka diperoleh suatu senyawa yang akan lebih mudah untuk dilarutkan. Reaksi yang terjadi pada proses peleburan [1,2,3,4] adalah ZrSiO 4+4 Na OH Na 2ZrO 3+ Na 2 SiO 3 +2H 2O (1) Natrium silikat larut dalam air,sedangkan natrium zirkonat tidak larut dalam air, sehingga dengan pelindian air silikat akan terpisah. Pada penelitian yang terdahulu (5), pelindian dengan air hanya dilakukan dengan satu tingkat pelindian, sehingga kemungkinan ada sebagian sisa natrium silikat yang belum terambil juga sebagian dari sisa soda api yang belum bereaksi, yang masih menempel pada residu hasil pelindian dengan air, sehingga pada penelitian ini dicoba menggunakan tiga tingkat pelindian air. Residu hasil pelindian air ini kemudian dikeringkan dan dilindi dengan asam klorida dengan perbandingan tertentu untuk mengambil unsur zirkon, filtrat yang didapat mengandung zirkon, diendapkan dengan ammonium hidroksida, endapan yang diperoleh dikeringkan dan dikalsinasi maka akan diperoleh zirkonia. Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah tingkat pelindian air dan pengaruh konsentrasi ammonium hidroksida TATA KERJA Bahan : Pasir zirkon dari Bangka, Na OH teknis, asam klorida 37% dari Aldrich, amonium hidroksida dari Aldrich, air suling dan bahan untuk preparasi analisis. Cara kerja : Pada penelitian ini ada beberapa tahapan proses yang dilakukan 1. Proses peleburan dengan soda api dilakukan pada suhu 700 o C, waktu 3 jam dengan perbandingan berat soda api : berat pasir zirkon sebesar 1,1 : 1 didalam tangki peleburan. Setelah peleburan selesai, hasil leburan diambil dan kemudian dilindi dengan air. 2. Pelindian dengan air, pada penelitian ini akan dilakukan sebanyak tiga kali. Tiap kali pelindian digunakan air suling sebanyak 300 ml untuk setiap 10 g hasil leburan. Pelindian dilakukan dengan memasukkan hasil leburan dalam tangki berpengaduk dari gelas dengan kecepatan pengadukan sebesar 180 rpm, waktu 1 jam. Residu hasil pelindian tingkat pertama, kedua, ketiga, dilindi dengan kondisi operasi yang sama. Residu hasil pelindian dari tiap-tiap tingkat dikeringkan, kemudian dilindi dengan HCl. 3. Pelindian HCl dilakukan dengan cara dan alat yang sama dengan pelindian dengan air. Kondisi operasi yang digunakan adalah HCl 10% sebanyak 300 ml untuk tiap 10 g residu hasil pelindian dengan air, kecepatan pengaduk 180 rpm dan waktu 1 jam. Hasil pelindian dipisahkan dengan penyaringan, filtrat yang diperoleh kemudian diendapkan dengan amonium hidroksida. 4. Endapan yang diperoleh kemudian dipisahkan dari larutannya, kemudian dikalsinasi 5. 5.Kalsinasi dilakukan pada suhu 1000 o C selama 3 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan XRF dan XRD. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh tingkatpelindian dengan air Percobaan pelindian dengan air dilakukan pada suhu kamar hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2, sedangkan pengaruh konsentrasi amonium hidroksida yang digunakan pada pembuatan endapan Zr(OH) 4 terhadap hasil ZrO 2 dapat dilihat pada Tabel 3. 12 GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 Dwi Retnani, dkk.

Tabel 1. Pelindian hasil leburan dengan air ( suhu kamar, kecepatan pengaduk 180 rpm, volume air 300 ml untuk tiap 10 g hasil leburan) Tingkat Pelindian air Kadar Zr dalam residu pelindian air, % ph filtrat hasil pelindian air I 38,41 10,22 II 50,90 11,48 III 54,59 12,64 Residu hasil pelindian dengan air yang diperoleh kemudian dikeringkan, dan dilindi dengan HCl 10%. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa makin bertambah tingkat pelindian air kandungan Zr dalam residu pelindian air makin bertambah besar, karena senyawa lain yang larut kedalam air yang bisa menjadi pengotor makin bertambah banyak, sehingga kandungan zirkon dalam residu hasil pelindian air makin bertambah. Pada pemrosesan selanjutnya didapatkan hasil akhir ZO 2 dengan kandungan yang makin bertambah besar seperti terlihat dalam Tabel 2. Hasil kalsinasi dari pelindian tingkat 2 ketingkat 3 kenaikan kandungan ZrO 2 tidak sebesar kenaikan dari tingkat 1 ke tingkat 2, sehingga optimum tingkat pelindian air diambil pada tingkat 3. Apalagi pada kondisi ini kandungan zirkonia yang didapat sudah cukup tinggi sekitar 99,01 %. Tabel 2. Pengaruh tingkat pelindian air terhadap pelindian HCl dan hasil ZrO 2 (kecepatan pengaduk 180 rpm, suhu kamar, volume HCl 10% sebesar 300 ml untuk tiap 10 g residu pelindian air) Tingkat Pelindian air Kandungan Zr dalam residu pelindian HCl, % ph filtrat hasil pelindian HCl Kandungan Zr dalam ZrO 2 hasil, % Kandungan ZrO 2 dalam ZrO 2 hasil, % I 22,90 1,90 39,03 52,72 II 24,68 0,44 69,22 93,50 III 25,18 0,44 73,30 99,01 Pengaruh konsentrasi ammonium hidroksida Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ammonium hidroksida yang digunakan dalam pembuatan endapan Zr(OH) 4 dilakukan hanya dengan menggunakan amonium hidroksida tanpa pengenceran langsung (25%), konsentrasi 20% dan dengan pengenceran dua kali. Untuk amonium hidroksida dengan pengenceran yang lebih besar ternyata hasil endapannya terlalu sedikit, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan ketiga kondisi di atas. Pada penelitian ini pelindian dengan HCl hanya dilakukan satu tingkat, supaya filtrat yang diperoleh konsentrasinya tidak terlalu encer. Pada Tabel 3 diberikan hasil-hasil penelitian dengan variasi konsentrasi ammonium hidroksida. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa makin tinggi konsentrasi ammonium hidroksida yang digunakan, diperoleh hasil akhir zirkonia dengan kandungan ZrO 2 yang yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan karena pengaruh ph, untuk pengendapan Zr(OH) 4 diperlukan ph sekitar 10 [ 6] Tabel 3. Pengaruh konsentrasi ammonium hidroksida terhadap hasil zirkonia (kecepatan pengaduk 180 rpm, suhu kamar,volume zirkon klorida yang digunakan 50 ml) Konsentrasi ammonium, hidroksida, % ph pengendapan Kandungan ZrO 2 dalam hasil kalsinasi, % 25% 11,2 69,87 20% 10,9 71,36 12,5% 10,05 99,01 Selanjutnya kristal ZrO 2 yang diperoleh dari hasil penelitian di atas dianalisis struktur kristalnya menggunakan alat XRD dan hasilnya tertera pada Gambar 1. Dari gambar ini dapat dilihat pola difraksi pasir zirkon, pada Gambar 1.1 pola difraksi hasil analisis penelitian dengan variabel tingkat pelindian air suhu kalsinasi 1000 o C, waktu kalsinasi 3 jam, dapat dilihat pada Gambar 1.2 untuk tingkat pelindian air tingkat 1, Gambar 1.3 untuk tingkat pelindian air 2 dan Gambar 1.4 untuk tingkat pelindian air 3. Sumbu Y menyatakan intensitas yang tercatat dalam cacah perdetik. Intensitas menyatakan banyaknya hamburan yang masuk ke Dwi Retnani, dkk. GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 13

pencatat detektor yang dicacah tiap detik. Sumbu X menyatakan sudut hamburan 2θ yang merupakan sudut pergerakan detektor. Gambar 1. Pola difraksi hasil analisis dengan XRD pada sampel pasir zirkon ZrO 2 hasil pelindian air tingkat 1ZrO 2 hasil pelindian air tingkat 2ZrO 2 hasil pelindian air tingkat 3 Pada Gambar1.1, pola difraksi dari pasir zirkon, muncul beberapa puncak sehingga dapat disimpulkan bahwa padatan pasir zirkon berbentuk poli kristal. Pendinginan yang relatif lama sesudah kalsinasi akan menghasilkan bahan berstruktur kristal. Kristal merupakan susunan atom, ion, atau molekul yang teratur dan berulang dalam sistem tiga dimensi. Dari Gambar 1.2, 1.3 dan1.4, puncak-puncak difraksi yang terbentuk dapat dilihat makin bertambah tinggi tingkat pelindian maka intensitasnya juga makin tinggi, karena kemungkinan 14 GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 Dwi Retnani, dkk.

kristal ZrO 2 yang terbentuk baru sedikit dan belum sempurna, masih bercampur dengan puncak-puncak yang lain. Puncak ZrO 2 kelihatan pada sudut 2θ sebesar 30,1551 dengan orientasi bidang (111), sudut 2θ sebesar 50,1747 dengan orientasi bidang (2 2 0), sudut 2θ sebesar 60,1628 dengan orientasi bidang (2 4 0) dan struktur kristalnya monoklin [6]. Puncak-puncak yang muncul pada analisis XRD mempunyai intensitas yang berbedabeda. Peningkatan intensitas ini berkaitan dengan kesempurnaan kristal yang terbentuk, semakin sempurna kristal yang terbentuk, semakin tinggi intensitasnya pada sudut Bragg yang sama (orientasi kristal yang sama) [7]. Hal ini disebabkan semakin sempurna struktur kristal, maka diffraksi panjang gelombang dengan fase yang berlawanan makin berkurang. Pada Gambar 1.2, 1.3,1.4, terlihat ada tiga puncak yang berstruktur monoklin dengan intensitas yang berbeda. Intensitas tertinggi diperoleh pada sudut 2θ sebesar 30,1551 (111). Hal ini menunjukkan bahwa sampel ZrO 2 dengan struktur kristal dan orientasi bidang (111) lebih sempurna daripada orientasi (2 2 0) dan (2 4 0). Dari acuan diperoleh hasil bahwa sudut Bragg yang diperoleh sedikit menyimpang dari keadaan yang sebenarnya untuk kristal ZrO 2 yaitu untuk struktur dengan orientasi (111) mempunyai sudut hamburan 28,2136. Penyimpangan atau pergeseran sudut hamburan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, apabila sinar X mengenai permukaan kristal dengan sudut θ, maka kristal akan mendifraksikan sinar X yang panjang gelombangnya sesuai dengan jarak antar kisi. Pola interferensi hasil difraksi akan saling menguatkan apabila panjang gelombang yang terdifraksi adalah sefase [7]. Tetapan kisi yang ideal ditentukan oleh kesempurnaan kristal yang terbentuk. Ini menunjukkan bahwa pada suhu kalsinasi proses kristalisasi belum sempurna. Ketidaksempurnaan kristalisasi disebabkan oleh mobilitas dan suhu proses kristalisasi kurang dan penyesuaian orientasi dalam pertumbuhan kristal. Prinsip kerja XRD berdasarkan pada difraksi sinar X yang merupakan radiasi elektromagnetik. Apabila butiran ZrO 2 ditembak dengan sinar X, maka sinar X tersebut sebagian akan diserap oleh ZrO 2 dan sebagian lagi akan dihamburkan, sehingga intensitas sinar yang ditransmisikan akan lebih rendah dari sinar yang datang kearah substrat tersebut. Berkas difraksi terjadi jika ada berkas sinar yang saling menguatkan. Setiap unsur mempunyai karakteristik berkas difraksi yang berbeda, sehingga berkas difraksi tergantung pada bentuk kisi dari unsur yang terkena tembakan sinar X. Berdasarkan pernyataan ini sudut difraksi ditentukan oleh tetapan kisi. Suatu kristal dikatakan tunggal apabila tersusun dari satu macam sistem kristal dalam susunan unit-unit selnya dan bila kristal tersebut dikarakterisasi dengan XRD metoda serbuk, akan dihasilkan difraktogram dengan puncak-puncak yang tajam dan tidak melebar. Dengan membandingkan nilai jarak d, sudut 2θ dan I/I 0 kristal hasil proses dengan standar terdapat keidentikan nilai. Puncak tajam pada difraktogram kristal hasil proses juga merupakan pendukung bahwa kristal hasil proses tunggal. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa intensitas tertinggi pada ketiga orientasi bidang diperoleh pada kristal hasil pelindian air tingkat 3, makin tinggi intensitas kristalinitas makin tinggi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi optimum untuk tingkat pelindian air dapat diperoleh pada tingkat 3, sedangkan konsentrasi ammonium hidroksida yang optimum diperoleh pada konsentrasi sebesar 12,5%. Pada kondisi ini ZrO 2yang diperoleh berwarna putih dan mempunyai kandungan ZrO 2sebesar 99,01%. Dibandingkan dengan proses sebelumnya, menggunakan pelindian air 1 tingkat, zirkonia yang diperoleh mempunyai kandungan zirkonia sebesar 52,72%, sedangkan pada penelitian ini, pelindian air 3 tingkat, menghasilkan zirkonia dengan kandungan zirkonia sebesar 99,01%, sehingga peningkatan kualitas hasil yang diperoleh cukup besar. Kristal zirkonia yang terjadi berstruktur monoklin dengan sudut orientasi (1 1 1), mempunyai intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sudut orientasi (2 2 0) maupun (2 4 0), sehingga kristalnya lebih sempurna. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Sdr. Mujiman yang telah membantu terlaksananya penelitian ini sampai selesai, juga kepada teknisi dari bagian analisis yang telah membantu menganalisis hasil penelitian ini. Dwi Retnani, dkk. GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 15

DAFTAR PUSTAKA 1. LUSTMAN,B dan KERZE,F, The Metallurgy of Zirconium, first edition, Mc Graw Hill Book Company, New York (1955). 2. http://www.chemlink.com.au/ zirkon.htm. 3. ELINSON,S.V.dan PETROV,K.L., Zirconium, Chemical and Physical Method of Analysis, AEC-tr-5373 (1960). 4. JACOBSON,C.A., Encyclopedia of chemical Reaction, Reinhold Publishing Corporation, New York (1948). 5. DWIRETNANI SUDJOKO, MUZAKKY, Pengambilan Silikat dari Hasil Peleburan Pasir Zirkon Dengan Pelindian Memakai Air, ProsidingPPI PPBMIBatan, Yogyakarta (1985). 6. www.scienedirect.com, V.A.TARNOPOLSKY, et.al., Influence of thermal treatment on the ion transport propeties of hydrated zirconia 7. BONDAR, B.et al, Journal Material Science ( 1995) 8. WILLARD,H.H. et al, Instrumental Method of Analysis, D.V. Nostrand Co, (1974) 16 GANENDRA, Vol. XI, No. 1, Januari 2008 Dwi Retnani, dkk.