Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2013 KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
Ikhtisar Eksekutif. vii

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal 2012 KATA PENGANTAR

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Tahun 2011 KATA PENGANTAR

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BUPATI BANYUWANGI SALINAN

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Prosedur.

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 57 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,


PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 11 TAHUN 2009

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LAPORAN PERCEPATAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 (SEMESTER II)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN : Inspektur Badan Pengawas Obat dan Makanan. : Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

L A P O R A N K I N E R J A

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

I N S P E K T O R A T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tahun 2013 sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Laporan ini merupakan laporan kinerja tahunan mengenai pertanggungjawaban kinerja BKPM dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menguraikan hal-hal pokok mengenai pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja pelaksanaan sasaran dan program BKPM sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain menguraikan capaian kinerja periode Tahun 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja juga menyajikan informasi mengenai pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Sangat disadari, kami perlu terus menyempurnakan laporan ini sehingga belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi, akuntabilitas seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Kami senantiasa berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran dalam melaksanakan tugas dan fungsi lembaga sesuai dengan tujuan nasional dan pengharapan dari para pemangku kepentingan. Laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. i

Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran pegawai dilingkungan BKPM yang telah melaksanakan kegiatan/program dan telah menunjukan bukti kerja nyata selama Tahun 2013. Hal ini tercermin dari Laporan Akuntabilitas Kinerja, sebagai dasar untuk lebih meningkatkan kinerja dimasa mendatang, mengingat penanaman modal semakin dibutuhkan dan berperan untuk menggerakkan laju perekonomian. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan kepada semua pihak atas peran serta sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, 13 Maret 2014 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar ii

IKHTISAR EKSEKUTIF A. Capaian Kinerja Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, ditetapkan prioritas nasional di bidang adalah peningkatan iklim dan iklim usaha, dengan arah kebijakan nasional untuk menciptakan iklim yang berdaya saing dan meningkatnya realisasi di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya dalam Rencana Strategis (Renstra) BKPM Tahun 2010 2014, telah ditetapkan arah kebijakan di bidang yaitu: 1. Memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional; 2. Mendorong terciptanya iklim yang berdaya saing, kondusif, dan responsif terhadap perubahan lingkungan lokal maupun global; 3. Mendorong kegiatan untuk mengatasi masalah pengangguran, meningkatkan perekonomian daerah, dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dokumen Penetapan Kinerja (Penkin) BKPM Tahun Anggaran 2013 menetapkan 7 (tujuh) sasaran strategis yaitu : 1. Meningkatnya realisasi nasional; 2. Meningkatnya citra Indonesia sebagai negara tujuan yang kondusif dan minat akan potensi yang prospektif; 3. Meningkatnya pelayanan di bidang ; 4. Meningkatnya iklim, pengembangan potensi daerah, dan pemberdayaan usaha nasional; 5. Meningkatnya perencanaan yang terintegrasi dan terkoordinasi; iii

6. Meningkatnya posisi tawar, kerjasama, dan implementasi hasil-hasil kesepakatan di bidang ; 7. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di BKPM serta pengadaan sarana dan prasarana aparatur BKPM yang diarahkan bagi peningkatan daya saing. Sedangkan indikator kinerja yang paling diutamakan adalah nilai realisasi yang terpantau dengan target Rp.390,3 dan peningkatan nilai realisasi di Luar Jawa dengan target Rp.152,5 dengan program peningkatan daya saing dan program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta program peningkatan sarana dan prasaran aparatur dengan jumlah anggaran Tahun 2013 sebesar Rp.705.750.673.000,- (tujuh ratus lima miliar tujuh ratus limapuluh juta enamratus tujuhpuluh tiga ribu rupiah). Ringkasan prestasi capaian kinerja BKPM yang dihasilkan dari pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Tercapainya realisasi Rp.398,6 lebih tinggi 2,1% dibandingkan target sebesar Rp.390,3, diartikan bahwa target kinerja telah tercapai sebesar 102,1%. Perkembangan Pencapaian Nilai Realisasi Investasi Tahun 2010-2013 Investasi 2010 2011 2012 2013 Total 2010-2013 Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi PMDN 60,6 60,5 67,2 76,0 79,4 92,2 117,7 128,2 324,9 356,9 PMA 147,9 148,0 172,8 175,3 204,1 221,0 272,6 270,4 797,4 814,7 Total 208,5 208,5 240,0 251,3 283,5 313,2 390,3 398,6 1122,3 1171,6 2. Tercapainya realisasi di Luar Jawa Rp.168,3 lebih tinggi 10,4% dibandingkan target sebesar Rp.152,5, diartikan bahwa target kinerja telah tercapai sebesar 110,4%. Peningkatan investasi tersebut mencerminkan iv

penyebaran investasi tidak terfokus di Pulau Jawa. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada Tahun 2012 sebesar Rp 137,6, terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 22,3%. 3. Tercapainya realisasi jumlah daerah yang menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dengan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) sesuai target 50 Kabupaten/Kota. 4. Kinerja Keuangan Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasi, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013. Realisasi Belanja pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp.593.832.388.536,- atau mencapai 84,14% dari alokasi anggaran BKPM sebesar Rp.705.750.673.000,-. Realisasi anggaran menurut program kerja diuraikan sebagai berikut : Kode Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja menurut Program TA 2013 Uraian Program 065.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM 065.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BKPM 065.01.06 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Anggaran Realisasi % Kategori (Rp) Belanja (Rp) 202.509.378.000 152.626.742.855 75.37 Cukup 50.560.657.000 43.620.628.026 86.27 452.680.638.000 397.608.902.655 87.83 Jumlah 705.750.673.000 593.832.388.536 84.14 Baik Baik Baik B. Permasalahan Dalam melaksanakan pencapaian berbagai program dan kegiatan, masih ditemui beberapa permasalahan dan kendala, antara lain: 1. Permasalahan dan kendala eksternal v

a. Belum semua provinsi dan kabupaten/kota memiliki Rencana Umum Tata Ruang/Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RUTR/RUTW) yang mengakomodasi alokasi lahan untuk pengembangan investasi di daerah. b. Masih terdapat tumpang tindih pemberian izin pemerintah daerah terkait. c. Pembebasan lahan serta proses sertifikasi lahan yang telah dibebaskan masih menjadi kendala utama percepatan pembangunan infrastruktur, industri dan pertanian. d. Perangkat daerah provinsi /Kabupaten/Kota (PDPPM dan PDKPM) maupun perusahaan PMDN/PMA sebagaian besar masih belum tersosialisasi mengenai Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) online sehingga masih banyak perusahaan yang menyampaikan LKPM secara manual yaitu dengan mengirimkan LKPM melalui tata usaha, faximile dan surat elektronik atau E-mail. 2. Permasalahan dan kendala internal a. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang ditugaskan untuk menangani pemantauan realisasi yang menyebabkan kegiatan pemantauan kurang maksimal dalam menjangkau seluruh penanam modal (PMDN/PMA) di Kabupaten/Kota di Indonesia. b. Keterbatasan SDM yang ditugaskan untuk menangani pelayanan aplikasi, perizinan dan fasilitas yang menyebabkan kegiatan pelayanan tersebut melebihi jam kerja, mengingat volume layanan dari hari kehari semakin meningkat. c. Tidak tercapainya indikator kinerja utama tingkat awereness pemirsa iklan BKPM di media TV internasional hanya sebesar 61% sedangkan target 70%. Berdasarkan hasil evaluasi dikarenakan bukan karena tingkat mutu iklan dan vi

substansinya yang rendah, namun dikarenakan adanya kesulitan faktor pengukuran tingkat awereness. C. Tindak lanjut 1. Proses review Bilateral Investment Treaty (BIT) Kegiatan keikutsertaan BKPM dalam kerjasama Internasional di bidang penanaman modal. Pada lingkup kerjasama bilateral telah dilakukan perundingan/pertemuan konsultasi kerjasama dalam kerangka Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara lain dengan negara EFTA (Swiss, Norwegia, Islandia dan Liechtenstein), Korea Selatan, Australia dan Uni Eropa. Adapun pertemuan perundingan P4M (Perjanjian Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal) belum dilaksanakan kembali, mengingat sedang dilakukannya proses review terhadap seluruh P4M RI-Negara Mitra sesuai dengan arahan Bapak Wakil Presiden, BKPM mengusulkan BIT dilakukan moratorium sambil mempersiapkan template bentuk perjanjian yang menguntungkan kepentingan Indonesia. 2. Untuk mengoptimalkan pencapaian sasaran di tahun yang akan datang, masih perlu dilakukan koordinasi yang lebih intensif dengan Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota), perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga hukum, asosiasi profesi/sektor usaha dan dunia usaha untuk menghasilkan kajian dan rumusan kebijakan nasional yang lebih komprehensif. 3. Rencana aksi penyusunan rekomendasi kebijakan dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan perizinan. 4. Dalam upaya meningkatkan promosi indikator kinerja utama tingkat awereness pada tahun 2014 dipersyaratkan bahwa setiap penayangan di TV media internasional dalam pengadaannya harus disertakan dengan pelaksanaan survei vii

tingkat awereness pemirsa luar negeri terhadap iklan BKPM oleh lembaga survei internasional dengan tujuan dapat mencapai target tingkat awereness 70%. 5. BKPM dalam menghadapi persaingan semakin ketat dalam menarik investasi, ditempuh langkah-langkah untuk mensiasati pencapaian standar internasional dalam bidang layanan investasi yaitu harus meningkatkan kinerja mutu melalui peran yang berkesinambungan, meningkatkan daya saing dan image produk layanan. BKPM dinilai telah mampu menghasilkan produk/jasa layanan yang memenuhi syarat standar pelayanan internasional yang di inginkan serta telah berhasil menerapkan system manajemen mutu SNI ISO 9001-2008 Quality Manajemen System Requirements dari Lembaga Akreditasi Sucofindo International Sertification Services pada tanggal 28 Oktober 2013. Dalam penerapan layanan untuk tahun-tahun mendatang tetap diadakan monitoring dan evaluasi untuk mempertahankan dan selalu berupaya meningkatkan nilai mutu SNI ISO 9001-2008. 6. Dalam rangka melaksanakan rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3779/M.PAN-RB/11/2013 tanggal 22 November 2013 perihal Hasil Evaluasi dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BKPM melakukan upaya sebagai berikut : a. Mengadakan sosialisasi arahan kebijakan dan penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi (RUPMP) dan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota (RUPMK). Dalam tahun 2013, terdapat 11 (sebelas) dokumen RUPMP/RUPMK, terdiri dari 3 (tiga) Provinsi yang sudah memiliki dokumen Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi (RUPMP), 3 (tiga) Provinsi telah menyusun draft RUPMP, 2 (dua) Kabupaten telah menyusun RUPMK, dan 3 (tiga) Kabupaten/Kota telah menyusun draft RUPMK. viii

b. Melakukan reviu penetapan kinerja, reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) dan reviu Rencana Strategis BKPM. Hasil dari reviu tersebut, BKPM dalam Tahun 2014 akan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan dan penyusunan Rencana Strategis BKPM Tahun 2015 2019. Melakukan pemantauan oleh Tim Khusus yang diberi tugas untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), dimana salah satu tugasnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi data kinerja unit-unit kerja di lingkungan BKPM. c. Melaksanakan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang mulai diterapkan dalam Tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang. Dengan tujuan kinerja pegawai BKPM akan terukur. d. Menyajikan informasi kinerja dalam LAKIP unit kerja melalui evaluasi dan analisis serta pembandingan dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat di dalam LAKIP Unit Kerja Eselon I dan Eselon II (Mandiri) Tahun 2013. Sistem penyajian informasi kinerja ini masih dalam proses penyempurnaan lebih lanjut yang akan dilakukan dalam Tahun 2014. e. Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja di lingkungan BKPM. Dalam rangka meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja, BKPM bekerjasama dengan BPKP melakukan pelatihan dan simulasi pelaksanaan evaluasi kinerja kepada APIP dan kepada Anggota Tim Khusus Monitoring dan Pengumpulan Data Kinerja unit kerja di lingkungan BKPM. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan kualitas SDM evaluator meningkat. f. Meningkatkan manajemen kinerja melalui penyusunan perencanaan kinerja yang berorientasi hasil, kemudian melakukan pengukuran atas apa yang direncanakan, melaporkan realisasi kinerja dan melakukan evaluasi atas akuntabilitas kinerja serta memanfaatkan seluruh proses tersebut dalam pengambilan keputusan. Proses manajemen kinerja di lingkungan BKPM telah ix

dilakukan beberapa kegiatan secara elektronik yaitu dengan menggunakan teknologi informasi (IT) terkini. Walaupun demikian, terhadap penggunaan IT tersebut BKPM secara terus menerus melakukan evaluasi dan pengembangan sehingga manajemen dapat dilaksanakan dengan akurat, transparan, efisien dan efektif. g. Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran BKPM untuk mempercepat terwujudnya yang berkinerja dan akuntabel. Dalam Tahun 2013, BKPM melakukan upaya peningkatan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan teknis maupun penjenjangan. Pelatihan tersebut dilakukan juga kepada aparatur instansi di daerah (provinsi/kabupaten/kota), dalam rangka untuk kesamaan norma, standar, prosedur dan kriteria. 7. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, peningkatan Penanaman Modal merupakan prioritas dalam agenda untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyederhanaan prosedur, penciptaan kepastian hukum termasuk penyusunan rekomendasi kebijakan dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan perizinan di Pusat maupun di Daerah, penyempurnaan kelembagaan yang berdaya saing, efisien, transparan dan non diskriminatif; serta penciptaan insentif penanaman modal. Disamping itu Pengembangan sistem informasi dan mendorong, memperkuat serta meningkatkan dalam negeri. Jakarta, 13 Maret 2014 Badan Koordinasi Penanaman Modal x

LAMPIRAN : PENGUKURAN KINERJA SASARAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2013 No. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2013 REALISASI % KATE GORI 1. Meningkatnya realisasi penanaman modal nasional yang berorientasi pada kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pemantauan 2. Meningkatnya minat melalui efektivitas kegiatan promosi yang tepat sasaran 3. Meningkatnya kualitas pelayanan yang berorientasi pada peningkatan daya saing 1.1. Nilai realisasi Rp 390,3 Rp.398,6 102,1 Sangat 1.2. Penyebaran Rp152,5 Rp. 168,3 110,4 Sangat keluar jawa 1.3. Capaian nilai realisasi PMDN terhadap Rp 117,7 Rp.128,2 108,88 Sangat Baik target 1.4. Capaian nilai realisasi PMA terhadap target Rp 272,6 Rp 270,4 99,19 Baik 2.1. Tingkat awareness 70 61 87,14 Baik pemirsa iklan BKPM di TV media internasional 2.2. Jumlah minat investasi 12.000 minat 14.946 minat 124,0 Sangat yang dicatat penanaman penanaman melalui berbagai modal modal kegiatan (MII, TTI, GPID, Pameran, Kunjungan/Misi Investasi, IIPC, IRU, FO, Help Desk BKPM) 3.1. Waktu penyelesaian pelayanan sesuai dengan SOP berupa : a. Izin Prinsip 3 hari 3,10 hari 96,77 Baik Penanaman Modal b. Izin Usaha 7 hari 5,67 hari 123,46 Sangat c. Surat Persetujuan 7 hari 7,17 hari 97,63 Baik Fasilitas 3.2. Perizinan dan non 6.820 15.744 230,85 Sangat perizinan yang perizinan perizinan diterbitkan 3.3. Survei Indeks 75 dari skala 3,264 108,80 Sangat Kepuasan 100 (3 dari Masyarakat (IKM) skala 4) terhadap kualitas pelayanan xi

4. Meningkatnya kualitas iklim, pengembangan potensi daerah, dan pemberdayaan usaha nasional 3.4. Survei Integritas KPK Peringkat 5 besar 4.1. Jumlah daerah yang menerapkan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan perizinan secara elektronik (SPIPISE) 4.2. Indeks kemudahan berusaha (Ease of doing business 4.3. Indeks daya saing peringkat Ba1 BB+ BB+ 4.4. Peringkat Negara Indonesia dibidang 4 125,00 Sangat 50 Kab/Kota 50 100 Sangat A.T Kearney Peringkat 20 9 222,22 Sangat Baa3 BBB- BB+ Invest ment grade Sangat WEF peringkat 44 46 95,65 Baik 5. Meningkatnya kualitas perencanaan yang berorientasi pada peningkatan daya saing Jumlah daerah yang telah memiliki dokumen perencanaan penanaman modal (Renstra/RUPMP/K) 10 Provinsi/ Kabupaten/ Kota 11 Provinsi/ Kabupaten/K ota 110 Sangat 6. Meningkatnya kerjasama Jumlah hasil perundingan kerjasama penanaman modal 129 dokumen hasil perundingan 162 dokumen hasil perundingan 126 Sangat 7. Meningkatnya dukungan manajemen pelaksanaan teknis lainnya dan tugas 7.1. Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 7.2. Kategori Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Peringkat B Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Peringkat B Terca pai Terca pai Baik Baik Jumlah Anggaran Tahun 2013 = Rp 705.750.673.000,0 (100,00 %) Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2013 = Rp 593.832.388.536,0 ( 84,14 %) Sisa Anggaran = Rp 111.918.284.464,0 ( 15,86 %) xii