BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN



dokumen-dokumen yang mirip
TANGGAPAN GENERASI MUDA ETNIS TIONGHOA TERHADAP IMPLEMENTASI STRATEGI KAMPANYE CALON LEGISLATIF DARI ETNIS TIONGHOA DALAM PEMILU 2014

Tanggapan Generasi Muda Etnis Tionghoa terhadap Implementasi Strategi Kampanye Calon Legislatif dari Etnis Tionghoa dalam Pemilu 2014

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain. Seorang yang menguasai banyak kosa kata, maka dengan. mudah ia lancar mengadakan komunikasi dengan orang lain.

BAB III DATA RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. Setiap lima tahun keanggotaan dewan perwakilan rakyat mengalami pergantian.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

I. PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu

Silakan isi identitas Anda berikut ini. Nama : Pekerjaan : L/P : Pendidikan terakhir : Usia :

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. antara lain karena Indonesia melaksanakan sejumlah kegiatan politik yang

BAB V PENUTUP. Penelitian hubungan antara karakteristik pemilih, konsumsi media, interaksi peergroup dan

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

I. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kuisioner Penelitian. Pengaruh Terpaan Media Massa Terhadap Partisipasi Politik di Salatiga

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

LAPORAN TAHAPAN KAMPANYE PADA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014 DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

Undang-Undang No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Profil Kabupaten Karo Medan April 2012.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

HASIL SURVEI ASPIRASI WARGA DEPOK MENGENAI PERMASALAHAN KOTA MENJELANG PEMILIHAN WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DEPOK 2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 120/PUU-XIII/2015

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA CIREBON. NOMOR 60 / Kpts / KPU Kota / 2013 TENTANG

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan yang didasarkan pada

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

Pemilu DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

MEDIA KOMUNIKASI POLITIK CALEG TERPILIH DALAM BERKAMPANYE (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pemilu Legislatif di Kabupaten Sragen) Oleh.

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam data pemilih pada pemilihan Peratin Pekon Rawas Kecamatan Pesisir

No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Komisi Pemilihan Umum Jl. Iman Bonjol No. 29 Jakarta Pusat Telepon : ( ) Fax:

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN BARAT. NOMOR : 21/Kpts/KPU-Prov-019/2012 TENTANG

Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Tgl. 17 April 2014 Kamis, 17 April 2014

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

CHECKLIST PENGAWASAN KAMPANYE PEMILU KADA JAWABAN

SEJUTA RELAWAN GERAKAN PENGAWAS PEMILU POKJANAS GERAKAN SEJUTA RELAWAN PENGAWAS PEMILU BADAN PENGAWAS PEMILU REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 3 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN UMUM RAYA 2017

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi pemasaran

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

AHOK VS DPRD. LSI DENNY JA Maret 2015

S A L I N A N. Lampiran : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 03/Kpts/KPU-Kab/ /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

VARIASI POLA KALIMAT DAN ISI PESAN PADA SPANDUK KAMPANYE CALON LEGISLATIF DALAM PEMILU TAHUN 2009 DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk perwujudan dan bentuk partisipasi bagi rakyat Indonesia.

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. peran-peran pihak terkait, dengan prosedur yang telah ditentukan dalam. dewan perwakilan rakyat daerah (Mashudi, 1993:23).

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL. Tujuan komunikasi untuk merancang media komunikasi visual (pamflet)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 75/Kpts/KPU-Kab /2015

Lampiran Gambar 3.1 Gambar 3.2

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kota Surakarta, di mana Surakarta adalah salah satu kota yang sempat menjadi tempat terjadinya tragedi 1998 yang menyudutkan warga etnis Tionghoa. Berkaitan dengan adanya pemilu 2014 ini, kota Surakarta memiliki beberapa partisipan. Data ini didapat penulis dari studi dokumen, observasi dan wawancara singkat dengan KPU (Komisi Pemilihan Umum) di kota Surakarta. KPU bertugas sebagai penyelenggara pemilu di Indonesia. KPU terdapat di setiap kota seperti di kota Surakarta ini. Seluruh berita mengenai pemilu 2014 terdapat pada KPU (http://kpusurakartakota.go.id). Partai politik yang ikut berpartisipasi di kota Surakarta berjumlah 12. 12 partai tersebut ialah sebagai berikut ini. 35

Gambar 7 :Partai Politik Peserta Pemilu 2014 Sumber :http://kpu-surakartakota.go.id/pemilu-2014/partai-politikpeserta-pemilu#4 Gambar 7 di atas adalah daftar partai politik yang ikut serta dalam pemilu 2014 di kota Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan KPU (Komisi Pemilihan Umum) jumlah partai yang kemungkinan terdapat calon legislatif dari etnis Tionghoa berjumlah enam partai, yakni partai politik Nasdem, PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat dan Hanura. Penulis melakukan observasi dan wawancara langsung dengan masing-masing pengurus kantor cabang keenam partai politik tersebut untuk memastikan keberadaan calon legislatif etnis Tionghoa di dalamnya. Hasil dari observasi dan wawancara 36

tersebut mengarah pada tiga calon legislatif dari partai politik Hanura. Daftar calon legislatif etnis Tionghoa di kota Surakarta ialah sebagai berikut ini. Gambar 8 Sumber :Daftar Calon Legislatif Etnis Tionghoa Kota Surakarta dalam Pemilu 2014 :http://kpu-surakartakota.go.id/pemilu-2014/daftarcalon-tetap/ Dari empat calon legislatif tersebut hanya tiga orang yang bersedia untuk diwawancara, yakni Nurharto, Tomy Santoso Wibowo P dan Heru Eko Pramono. Ketiga calon legislatif tersebut berasal dari partai politik Hanura. Lokasi penelitian ini menyesuaikan dengan daerah pemilihan masingmasing calon legislatif tersebut, yakni berada di Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan Jebres. Penulis telah melakukan wawancara mendalam dengan ketiga calon legislatif tersebut. Berikut ini adalah paparan hasil wawancara penulis dengan tiga calon legislatif tersebut. 37

Daerah Pemilihan Slogan Visi- Misi/Rancanga n Program Kampanye yang Sudah Dilakukan Nurharto Tomy Heru Eko Pramono Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres, Surakarta Surakarta Surakarta Tinggalkan perbedaan, 1. Miliki hati seorang Mengabdi zonder korupsi galang persatuan, bangun hamba kota Solo 2. Pilih yang sampeyan kenal dan kenal 1. Mengangkat perekonomian rakyat 2. Menyejahterakan rakyat 3. Menolong rakyat 1. Media Cetak: a) Kartu nama b) Spanduk c) Kartu ucapan imlek 2. Sosialisasi dengan: a) Para RT b) Seluruh komunitas (semua agama) c) Hohap, Fuqing dan PMS 3. Bantuan: a) Membagikan 1000 sembako kepada warga Banjarsari b) Membagikan masker ke tukang sapu c) Membagikan dompet dan celemek untuk ibu-ibu d) Membagikan kacamata anti abu kelud e) SPP gratis f) Dokter gratis g) Operasi katarak dengan sampeyan. 1. Memprioritaskan pembangunan lahir batin 2. Memberikan subsidi untuk buku pelajaran 3. Menghentikan tangantangan dan jalur korupsi dalam hal anggaran wajib belajar sembilan tahun 4. Memberikan sembako dan tempat tinggal yang layak pakai untuk masyarakat di Banjarsari 1. Media massa: Iklan TV local (TATV) pukul 19.00 WIB 2. Media cetak: a) Spanduk b) Stiker c) Kalender d) Kaos 3. Sosialisasi dengan: a) 28 gereja di Banjarsari b) Ibu-ibu PKK c) Koordinator wilayah 1. Memperbaiki anggaran agar anggaran keluar secukupnya 2. Membasmi adanya KKN 3. Menciptakan sebuah anggaran khusus untuk yayasan dan sekolahsekolah anak berkebutuhan khusus 1. Media cetak: a) Kartu nama b) Spanduk c) Baliho d) Kalender e) Bendera f) Kaos 2. Sosialisasi dengan : a) Kerabat b) Perkumpulan PMS c) RT, PKK dan arisan bapakbapak d) Selgroup (perkumpulan ibadah gereja dalam sebuah kelompok untuk agama Kristen) e) Gereja-gereja kecil di area Jebres 3. Bantuan: a) Kain seragam untuk ibu-ibu PKK b) Perbaikan 38

Lokasi Kampanye Segmentasi Ciri Khas/Pembeda dengan Caleg Lain gratis h) Asuransi gratis bangunan untuk Posyandu c) TV untuk pos kamling Hanya di area dapil Hanya di area dapil Hanya di area dapil Segmentasi berdasarkan umur dan status sosial: 1. Kalangan pengusaha 2. Kalangan etnis Tionghoa dan Kristiani 3. Kalangan anak muda Tidak menggunakan bantuan materi dalam berkampanye. Segmentasi berdasarkan umur dan status sosial: 1. Kalangan pengusaha 2. Kalangan menengah ke bawah 3. Kalangan anak muda Lebih menekankan kampanye melalui kerabat Segmentasi berdasarkan status sosial: 1. Pengusaha (terutama etnis Tionghoa) 2. Seluruh warga area Kecamatan Banjarsari Sudah melakukan banyak bantuan kepada rakyat secara massal dan besarbesaran Anggaran Off the record >100.000.000 rupiah Anggaran tidak dapat disebutkan secara nominal namun meliputi: 1. Gaji tim sukses/bulan 2. Biaya cetak iklan 3. Biaya pasang iklan 4. Bantuan-bantuan Tim Sukses Lebih dari sepuluh orang Tidak menggunakan tim sukses melainkan koordinator wilayah. Tabel 2 Sumber Delapan kelompok yang terdiri dari masing-masing satu sampai empat orang. : Implementasi Strategi Kampanye Calon Legislatif Etnis Tionghoa Partai Hanura : Hasil wawancara penulis Tabel 2 di atas merupakan hasil dari wawancara penulis dengan ketiga calon legislatif etnis Tionghoa tersebut. Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Slogan Pada tahap ini ketiga calon legislatif tersebut memiliki slogan yang berbeda. Caleg yang pertama ialah Nurharto dengan slogan Tinggalkan perbedaan, galang persatuan, bangun Kota Solo. Slogan ini dipilih karena tidak ingin memilih slogan yang isinya memuji diri sendiri seperti yang telah 39

diungkapkan Banyak caleg yang slogannya simpatik, komunikatif, amanah, jujur, tidak korupsi (Nurharto, 24 Maret 2014). Berbeda dengan Nurharto, Tomy caleg dapil Banjarsari ini memiliki dua buah slogan. Versi yang pertama untuk kalangan etnis Tionghoa dan Kristiani yakni Miliki Hati Seorang Hamba. Versi yang kedua untuk kalangan umum yakni Pilih yang Sampeyan Kenal dan Kenal dengan Sampeyan. Slogan tersebut diciptakan agar lebih spesifik dan lebih menjangkau ke masyarakat. Arti Slogan Miliki Hati Seorang Hamba adalah ketika seseorang memiliki hati seorang hamba maka orang tersebut akan senantiasa melayani tanpa pamrih. Sedangkan arti Slogan yang kedua Pilih yang Sampeyan Kenal dan Kenal dengan Sampeyan memiliki arti bahwa Tomy merupakan salah satu caleg yang asli warga Banjarsari (Dapil) sehingga sudah sangat kenal dengan masyarakat, slogan tersebut digunakan untuk mengingatkan para penduduk di wilayah tersebut. Terakhir adalah slogan milik Heru Eko Pramono yang berbunyi Mengabdi zonder korupsi. Arti slogan tersebut ialah mengabdi tanpa korupsi, di mana zonder dalam bahasa Belanda berarti tanpa. Alasan memakai slogan ini adalah karena partai Hanura anti korupsi dan hingga sekarang belum ada indikasi atau kasus korupsi dari partai Hanura yang sudah menjabat, selain itu karena bunyi akhiran i yang sama pada kata pertama dan kata terakhir yang dalam bahasa jawa disebut purwokandisworo. 40

2. Visi Misi/Rancangan Program Visi misi Nurharto yakni bersegmentasis pada rakyat kecil seperti tukang sapu jalanan, tukang sampah dan tukang parkir. Hal ini karena berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, seperti pernyataan berikut. Ya nanti kalau andai kata jadi, itu sasya akan mengangkat tukang sapu jalanan, tukang sampah, tukang parker akan kita ekonominya lebih kita tingkatkan. Lah untuk lainnya ya mau sama, hampir sama, menyejahterakan rakyat, ya nulungi rakyat ya semua itu janji-janji manis semua. Ho o to?ho o. (Nurharto, 24 Maret 2014) Kedua adalah visi misi dari Tomy mengarah pada pembangunan lahir batin. Hal ini bermaksud pembangunan untuk tempat ibadah lebih ditingkatkan dan diberi kemudahan dalam ijin. Sebaliknya, pembangunan tempat hiburan seperti tempat karaoke, café dan lain sebagainya lebih diminimalisir. Pembangunan yang berikutnya berupa pembangunan tempat tinggal layak pakai khususnya untuk masyarakat Banjarsari agar rakyat lebih sejahtera. Visi misi yang kedua berupa subsidi untuk buku pelajaran. Hal ini terkait dengan latar belakang pengusaha penerbit dan percetakan Tomy sebagai calon legislatif. Visi misi yang ketiga yakni dari Heru Eko Pramono, yang berkaitan dengan anggaran. Menurut Heru Eko Pramono, anggaran yang diajukan adalah anggaran seperlunya, tidak sampai berlebihan sehingga sebuah anggaran menjadi lebih efisien. Kerja sama dalam sebuah pekerjaan juga dapat menimbulkan KKN seperti yang kerap kali terjadi, misalnya dalam hal mitra kerja dengan perusahaan untuk pembangunan wilayah setempat, tidak 41

mementingkan kepentingan pribadi seperti pemenang tender untuk pembangunan kota karena masih kerabat dan lain sebagainya. Terakhir, adalah visi misi pribadi yang terkait dengan hal pribadi Heru Eko Pramono, di mana anak berkebutuhan khusus dapat memiliki tempat yang layak. 3. Kampanye yang Sudah Dilakukan Kampanye yang dilakukan oleh Nurharto mengarah pada sosialisasi dan bantuan. Informasi yang disampaikan dalam kegiatan kampanye menjelaskan bahwa: Bentuknya saya cuma membeli masukkan, kita tu jangan memilih partai tapi milih figur, figur yang berbobot, yang SDMnya bagus, yang feelingnya bagus, partai tidak perlu, yang penting figur. Dan yang kedua figur itu harus sudah terbentuk tahunan yang lalu, (Nurharto, 24 Maret 2014) Dalam kegiatan sosialisasi, perbedaan agama benar-benar ditinggalkan, sehingga tidak ada kampanye di sebuah tempat ibadah. Kampanye yang dilakukan lebih menekankan pada sosok diri sebab nama partai tidak selalu disertakan dalam kegiatan menolong rakyat, di mana itu merupakan salah satu bentuk implementasi strategi kampanyenya. Berbagai bentuk kampanye Nurharto lainnya dapat dilihat pada lampiran 4. Berikutnya ialah kampanye yang dilakukan oleh Tomy, di mana kampanyenya lebih menekankan anti money politic. Selain calon legislatif, Tomy juga merangkap sebagai tim sukses DPR RI partai Hanura. Hal ini sangat bermanfaat, seperti yang ada pada TVC di TV lokal TATV. Iklan tidak ditayangkan penuh namun menumpang dengan iklan DPR-RI tingkat 1 Partai 42

Hanura. Informasi yang disampaikan dalam kampanye kepada masyarakat lebih menekankan pada visi misi dan rancangan program ke depan. Terakhir adalah kampanye yang sudah dilakukan oleh Heru Eko Pramono. Kampanyenya lebih menekankan pada relasi seperti kerabat, saudara, teman saudara, saudara teman, anak-anak kerabat tersebut dan lainlain. Beberapa kerabat juga memiliki komunitas seperti komunitas arisan Fuqing, sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk berkampanye melalui kartu nama, kalender dan sosialisasi. Kampanye dengan melakukan presentasi di komunitas PMS juga telah dilakukan, dengan cara memohon ijin terlebih dahulu kepada Ketua Humas PMS. Gereja dan kelompok sel di dalam gereja juga menjadi tempat sosialisasi. Kampanye Heru Eko Pramono lebih mengarah pada kerabat dan relassi agar mudah melakukan sosialisasi. Berbagai bentuk kampanye Heru Eko Pramono dapat dilihat pada lampiran 5. 4. Lokasi Kampanye Ketiga caleg tersebut memilih berkampanye di area dapil saja. Menurut Heru Eko Pramono ialah sebagai berikut. Sebenarnya memang kalau di logika orang yang memilih kan bisa jalan kemana-mana, tapi karena nggak tahu aturane. Jane ya nggak tertulis ik. Caleg Jebres hanya pasang gambar di Jebres nggak tertulis, Cuma yo.. Semua gitu, lebih kompensif. Lucu jadi caleg Jebres pasang di Banjarsari ya ditertawakan, ini orang gila apa goblok gitu. Hehehe.. Jadi, tidak ada caleg yang berkampanye melebihi batas area dapil. 43

5. Segmentasi Segmentasi yang dilakukan oleh Nurharto lebih mengarah pada status sosial, di mana dalam kampanyenya dibedakan antara pengusaha dengan warga sekitar. Pengusaha khususnya yang etnis Tionghoa dijangkau melalui komunitas Hohap, Fuqing dan PMS. Ketiga komunitas tersebut adalah komunitas pengusaha yang mayoritas etnis Tionghoa. Segmen yang kedua adalah bantuan-bantuan yang dilakukan bersama tim sukses kepada warga sekitar khususnya yang tidak mampu. Segmentasi yang dilakukan oleh Tomy hampir sama dengan Heru Eko Pramono, yakni lebih mengarah ke usia dan status sosial namun yang menjadi pembeda dari keduanya ialah segmentasi berdasarkan agama dan etnis. Kampanye yang dilakukan kepada pengusaha dengan cara door to door namun dengan informasi singkat, sebab menurut Tomy rata-rata pengusaha tidak memiliki banyak waktu. Slogan khusus yang sudah dibuat membuat sebuah segmentasi yang terarah kepada umat Kristiani dan etnis Tionghoa. Berikutnya adalah pendekatan kepada anak muda dilakukan melalui karang taruna dengan cara berolah raga seperti bola voli dan futsal. Segmentasi yang dilakukan oleh Heru Eko Pramono, terutama khusus pengusaha dilakukan melalui presentasi di komunitas PMS. Untuk masyarakat menengah ke bawah dilakukan bersama tim sukses melalui sosialisasi dan bantuan kepada warga sekitar. Untuk anak muda kampanye secara langsung tidak dilakukan namun pemasangan media cetak yang dekat dengan SMA di 44

Kecamatan Jebres menjadi sebuah kampanye secara tidak langsung yang diarahkan pada anak muda. 6. Ciri Khas/Pembeda dengan Caleg Lain Nurharto lebih menekankan pada bantuan agar rakyat sejahtera, sehingga meskipun anggaran dikatakan off the record namun bisa diperkirakan bahwa anggarannya cukup besar dibandingkan dengan Tomy atau Heru Eko Pramono. Sedangkan Tomy, menekankan anti money politic dan lebih memanfaatkan link sebagai cara-cara efektif untuk berkampanye. Selain itu tidak menggunakan tim sukses melainkan koordinator wilayah dan sifatnya tidak digaji. Hal ini membuat anggaran lebih sedikit. Terakhir adalah Heru Eko Pramono, di mana lebih menekankan pada kerabat atau saudara. Saudara teman, teman saudara, teman anak dan seterusnya menjadi sebuah ajang untuk berkampanye. 7. Anggaran Ketiga caleg tersebut sama-sama memiliki anggaran yang dapat diperkirakan cukup banyak, namun jumlah tersebut dapat diperkirakan paling banyak dihabiskan dalam bentuk bantuan-bantuan untuk masyarakat dan ongkos tim sukses. Menurut Tomy apabila caleg mau turun tangan sendiri maka anggaran akan dapat diminimalisir. 45

8. Tim Sukses Nurharto dan Heru Eko Pramono sama-sama menggunakan tim sukses. Nurharto mendapatkan tim suskesnya dari pegawai dan warga sekitar. Sedangkan Heru Eko Pramono mendapatkan tim suksesnya dari orang yang bertempat tinggal di masing-masing RW. Berbeda dengan kedua caleg tersebut, Tomy tidak menggunakan tim sukses melainkan koordinator wilayah. Koordinator wilayah ini bertugas untuk memberitahu caleg situasi lokasi dapil, misalnya ada upacara kematian, upacara pernikahan dan lain sebagainya. Selain mengenai calon legislatif, tentu akan diulas pula mengenai generasi muda etnis Tionghoa sebagai informan dari penelitian ini. Berikut ini adalah profil informan generasi muda etnis Tionghoa di Surakarta yang memiliki rentang usia 17-22 tahun sebagai pemilih pemula. Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Nama I A J D (Inisial) Tanggal 14 Oktober 1992 1 Maret 1993 4 Mei 1992 14 Januari 1993 Lahir Usia 22 tahun 21 tahun 22 tahun 21 tahun Jenis Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Kelamin Daerah Pemilihan Kecamatan Jebres Kecamatan Jebres Kecamatan Banjarsari Kecamatan Banjarsari Caleg yang Heru Eko Heru Eko Pramono Nurharto Tomy Santoso ditanggapi Pramono Waktu wawancara Kamis, 12 Juni 2014 Rabu, 18 Juni 2014 Kamis, 12 Juni 2014 Senin, 23 Juni 2014 Tabel 3 Sumber :Biodata Informan :Hasil wawancara dengan keempat informan 46

Keempat informan di atas merupakan pemilih pemula di kota Surakarta, yang berasal dari etnis Tionghoa. Para informan tersebut ikut serta dalam pemilu pada tanggal 9 April 2014, sehingga pendapatnya layak untuk diketahui dalam penelitian ini. 47