Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No.
|
|
- Siska Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 2 Usulan Perbaikan Pasal-pasal Keuangan Politik Di Dalam Undang-undang tentang Pemilihan Umum anggota DPR/DPRD dan DPD (UU No. 12 tahun 2003) UU 12/2003 Identifikasi Masalah Usulan Perbaikan Keterangan BAB II PESERTA PEMILIHAN UMUM Bagian Pertama Peserta Pemilihan Umum dari Partai Politik Pasal 7 (1) Partai Politik dapat menjadi peserta Pemilu apabila memenuhi syarat: a. diakui keberadaannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik; b. memiliki pengurus lengkap sekurangkurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari seluruh jumlah provinsi; c. memiliki pengurus lengkap sekurangkurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari jumlah kabupaten/kota di provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b; d. memiliki anggota sekurangkurangnya (seribu) orang atau Tidak ada kewajiban memiliki rekening khusus dana kampanye Parpol (tidak sinkron dengan UU Parpol). Pencatatan dan pelaporan dana kampanye yang buruk karena tidak ada penanggungjawab khusus. Pasal 7 (1)Partai Politik dapat menjadi peserta Pemilu apabila memenuhi syarat: g. Memiliki rekening khusus dana kampanye yang batasan saldo minimumnya sama dengan batasan sumbangan Badan Hukum/Perusahaan untuk kampanye Partai Politik seperti diatur di dalam Undang-undang. h. Satu orang dari partai politik di setiap tingkatan hingga tingkatan Kabupaten/Kota
2 sekurang-kurangnya 1/1000 (seperseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud dalam huruf c yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota partai politik; e. pengurus sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c harus mempunyai kantor tetap; f. mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU. bertanggung jawab untuk mengelola rekening khusus dengan mencatatkan pemasukan dan pengeluaran dengan menggunakan sistem sesuai dengan yang ditetapkan oleh KPU. (2) Partai politik yang telah terdaftar, tetapi tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat menjadi peserta Pemilu. (3) KPU menetapkan tata cara penelitian dan melaksanakan penelitian keabsahan syaratsyarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Penetapan tata cara penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penetapan keabsahan kelengkapan syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh KPU dan bersifat final. Bagian Kedua Peserta Pemilihan Umum dari Perseorangan Tidak ada pengaturan tentang tim Pasal 11 (1) Untuk dapat menjadi calon anggota DPD, peserta Pemilu
3 Pasal 11 (1) Untuk dapat menjadi calon anggota DPD, peserta Pemilu dari perseorangan harus memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan: a. provinsi yang berpenduduk sampai dengan (satu juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh (seribu) orang pemilih; b. provinsi yang berpenduduk lebih dari (satu juta) sampai dengan (lima juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh (dua ribu) orang pemilih; c. provinsi yang berpenduduk lebih dari (lima juta) sampai dengan (sepuluh juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh (tiga ribu) orang pemilih; d. provinsi yang berpenduduk lebih dari (sepuluh juta) sampai dengan (lima belas juta) orang harus didukung sekurangkurangnya oleh (empat ribu) orang pemilih; e. provinsi yang berpenduduk lebih dari (lima belas juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh (lima ribu) orang pemilih. kampanye untuk calon DPD dan pelaporan dana kampanyenya. Pencatatan dan pelaporan dana kampanye yang buruk karena tidak ada penanggungjawab khusus. dari perseorangan harus memenuhi ketentuan: f. Memiliki dan mendaftarkan tim kampanye dari setiap calon kepada KPU. Penjelasan: Pengaturan mengenai tim kampanye akan ditetapkan oleh KPU. g. Satu orang dari tim kampanye bertanggung jawab untuk mengelola rekening khusus dengan mencatatkan pemasukan dan pengeluaran dengan menggunakan sistem sesuai dengan yang ditetapkan oleh KPU.
4 (2) Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebar di sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan. (3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuktikan dengan tanda tangan atau cap jempol dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau identitas lain yang sah. (4) Seorang pendukung tidak diperbolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD. (5) Dukungan yang diberikan kepada lebih dari satu orang calon anggota DPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dinyatakan batal. (6) Jadwal waktu pendaftaran peserta Pemilu calon anggota DPD ditetapkan oleh KPU. Pasal 73 Pasal 73 (1) Media elektronik dan media cetak memberikan kesempatan yang sama kepada peserta Pemilu untuk Bagi mantan pejabat publik, penggunaan fasilitas pemerintah (3) Pemerintah pada setiap tingkatan wajib memberikan kesempatan Kata wajib diharapkan dapat lebih menegaskan kewajiban
5 menyampaikan tema dan materi kampanye Pemilu. (2) Media elektronik dan media cetak wajib memberikan kesempatan yang sama kepada peserta Pemilu untuk memasang iklan Pemilu dalam rangka kampanye. (3) Pemerintah pada setiap tingkatan memberikan kesempatan yang sama kepada peserta Pemilu untuk menggunakan fasilitas umum. (4) Semua pihak yang hadir dalam pertemuan terbatas atau rapat umum yang diadakan oleh suatu peserta Pemilu hanya dibenarkan membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut peserta Pemilu yang bersangkutan. daerah sering mendapatkan prioritas. Birokrasi dikuasai oleh Partai berkuasa dan jabatan politik seperti posisi sebagai Bupati digunakan untuk mobilisasi suara. yang sama kepada peserta pemilu untuk menggunakan fasilitas umum. Penjelasan: Kesempatan yang sama diberikan kepada seluruh peserta pemilu dengan memperhitungkan frekuensi, dan jenis fasilitas umum. pemerintah untuk berlaku adil sehingga memperbaiki pasal yang hanya menghimbau. Frekuensi: keadilan dalam memberikan jumlah ijin penggunaan fasilitas umum Jenis: Keadilan untuk memperoleh jenis fasilitas umum yang sama (5) KPU berkoordinasi dengan pemerintah untuk menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye Pemilu. (6) Pemasangan alat peraga kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) oleh peserta Pemilu dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6 (7) Pemasangan alat peraga kampanye Pemilu pada tempat-tempat yang menjadi milik perseorangan atau badan swasta harus seizin pemilik tempat tersebut. (8) Alat peraga kampanye Pemilu harus sudah dibersihkan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara. (9) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan ketentuan pasal ini ditetapkan oleh KPU. Pasal 77 (1) Selama masa kampanye sampai dilaksanakan pemungutan suara, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. (2) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan batal sebagai calon oleh KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/ Kota. (3) Tata cara pembatalan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh KPU. Terjadi kebingungan mengenai batasan politik uang terutama dalam membedakannya dengan penggunaan uang untuk aktivitas politik Pengenaan sanksi tidak dapat dilakukan karena aturan sanksi hanya dikenakan kepada kandidat atau tim sukses, sementara yang melakukan praktek politik uang adalah tim bayangan yang tidak didaftarkan di KPU/KPUD. Pasal 77a Politik Uang (1) Selama masa pencalonan sampai dengan penetapan calon oleh partai politik, calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota beserta tim kampanyenya dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lain untuk mempengaruhi partai politik dalam mengambil keputusan untuk menetapkan calon yang besarnya melebihi jumlah yang ditetapkan partai politik atau melebihi batas maksimal sumbangan perseorangan. Bagian politik uang harus menjadi bagian tersendiri dari UU sehingga dapat mengatur lebih jelas mengenai politik uang yang dilakukan oleh calon dan/atau tim kampanye. Pengaturan ini lebih menegaskan karakter pelanggaran dari setiap tahapan pemilu dan sanksi nya. Pada bahagian ini juga dimuat mengenai politik uang dari DPD yang berbeda dari DPR/DPRD karena
7 (2) Calon anggota DPD beserta tim kampanyenya dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lain untuk mempengaruhi pemilih untuk memberikan dukungan sesuai dengan Pasal (11). (3) Selama masa pencalonan sampai dengan penetapan calon oleh KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota beserta tim kampanyenya dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lain untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilu dalam mengesahkan calon untuk menjadi peserta pemilu. (4) Selama masa kampanye sampai dilaksanakan pemungutan suara, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota beserta tim kampanyenya dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi sistem pemilu yang berbeda.
8 pemilih. (5) Selama masa pemungutan suara sampai dengan penetapan hasil oleh KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/kota beserta tim kampanyenya dan saksi dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lain untuk mempengaruhi calon, tim kampanye dan saksi peserta pemilu lainnya serta petugas penyelenggara Pemilu untuk mempengatuhi penetapan hasil pemungutan suara. (6) Calon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dinyatakan batal sebagai calon oleh KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/ Kota. (7) Calon dan/atau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenakan sanksi pidana.
9 (8) Calon dan/atau tim kampanye dan/atau saksi yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikenakan sanksi pidana dan dinyatakan batal sebagai calon oleh KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/ Kota. (9) Petugas penyelenggara Pemilu yang ikut melakukan pelanggaran politik uang dikenakan sanksi pidana tiga kali (3x) lebih berat daripada pelaku lainnya. Bagian Kedua Dana Kampanye Pemilihan Umum Pasal 78 (1) Dana kampanye Pemilu dapat diperoleh peserta Pemilu dari: a. Partai Politik, anggota Partai Politik Peserta Pemilu yang bersangkutan termasuk calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota; b. pihak-pihak lain yang tidak mengikat yang meliputi badan hukum swasta, Tidak adanya pengaturan tentang sumbangan dari Partai Politik, anggota/pengurus partai politik dan calon anggota DPR/DPRD dan DPD apakah disamakan dengan sumbangan dari individu/badan hukum atau tidak. Hal ini menyebabkan kandidat dapat membiayai sendiri kampanyenya secara langsung tanpa adanya batasan. Partai politik dapat menyumbang ke rekening dana kampanyenya dalam Dana Kampanye Pemilihan Umum Pasal 78 (1) Dana kampanye Pemilu dapat diperoleh peserta Pemilu dari: Penjelasan (b) Badan hukum swasta dan perseorangan yang memberikan sumbangan kepada partai politik dan/atau calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota tidak pernah
10 atau perseorangan, baik yang disampaikan kepada Partai Politik Peserta Pemilu maupun kepada calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. jumlah yang cukup besar. Ketentuan ini juga tidak mengatur mengenai utang dari Parpol, individu, badan hukum dan pihak ke-3, seperti utang iklan di TV swasta. Tidak adanya pengaturan yang jelas perihal sumbangan dari badan hukum swasta apakah mencakup induk perusahaan dan anak-anak perusahaannya. terlibat dalam kegiatan yang melanggar hukum seperti pencucian uang (money laundry), korupsi, illegal logging dan lainnya dengan keputusan hukum tetap dalam 5 (lima) tahun sebelum diselenggarakannya kampanye Pemilu. c. Sumbangan dana kampanye Pemilu dari pengurus partai politik, calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota tidak boleh melebihi sumbangan perseorangan. d. Sumbangan dari partai politik untuk dana kampanye hanya boleh dilakukan satu kali dan tidak boleh melebihi sumbangan dari badan hukum swasta. e. Sumbangan dari pihakpihak yang tidak mengikat yang meliputi badan hukum swasta atau perseorangan tidak boleh melebihi sumbangan dana kampanye kepada salah satu dan/atau gabungan dari partai politik, calon anggota DPR,
11 (2) Sumbangan dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari perseorangan tidak boleh melebihi Rp ,00 (seratus juta rupiah) dan dari badan hukum swasta tidak boleh melebihi Rp ,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). (3) Dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk utang dari perseorangan atau badan hukum swasta tidak boleh melebihi jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Jumlah sumbangan lebih dari Partai Politik menyumbang di atas batasan sumbangan untuk badan hukum Tidak ada laporan mengenai sumbangan non-cash yang disetujui untuk digunakan secara langsung untuk kepentingan kampanye. Jenis sumbangan ini tidak diatur batasannya. Sebuah konglomerasi dapat menyumbang lewat induk perusahaan dan anak-anak perusahaan berkali-kali karena tidak ada ketentuan rinci mengenai hal tersebut. Banyak penyumbang fiktif atau tidak DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota f. Sumbangan dari badan hukum swasta yang memiliki lebih dari 50% kepemilikan di beberapa badan hukum swasta lainnya tidak boleh melebihi sumbangan dari satu badan hukum swasta. g. Peserta Pemilu yang melanggar batas sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi pidana dan/atau denda 2) Sumbangan dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk partai politik dan/atau calon anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dari perseorangan tidak boleh melebihi Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan dari badan hukum swasta tidak boleh melebihi Rp ,00 (satu milyar rupiah). (2a) Sumbangan dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud Peningkatan jumlah mengambil hasil diskusi di Bali dengan usulan yang lebih kongkrit Jumlah sumbangan untuk calon DPD lebih
12 Rp ,00 (lima juta rupiah) kepada peserta Pemilu wajib dilaporkan kepada KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota mengenai bentuk, jumlah sumbangan, dan identitas lengkap pemberi sumbangan. (5) KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota mengumumkan laporan sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada masyarakat melalui media massa. dapat dikonfirmasi karena ketentuan secara rinci identitas penyumbang tidak jelas. Batas bawah pencatatan yang terlalu besar (Rp 5 juta) secara berulangulang menyebabkan banyaknya indikasi sumbangan yang dipecahpecah untuk menutupi identitas penyumbang yang sebenarnya. pada ayat (1) untuk calon anggota DPD dari perseorangan tidak boleh melebihi Rp ,00 (seratus juta rupiah) dan dari badan hukum swasta tidak boleh melebihi Rp ,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Dana kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk utang, potongan harga, barang dan jasa dari perseorangan atau badan hukum swasta tidak boleh melebihi jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a). sedikit karena hanya bertarung di tingkat provinsi. Penjelasan: sumbangan dalam bentuk utang, potongan harga, barang dikonversi dalam nilai rupiah dengan menggunakan standar harga barang dan jasa milik pemerintah. (4) Jumlah sumbangan lebih dari Rp ,00 (satu juta rupiah) kepada peserta Pemilu wajib dilaporkan kepada KPU/KPU Provinsi/KPU Jumlah sumbangan yang dicatat lebih kecil dari Rp 5 juta untuk mendorong akuntabilitas peserta pemilu dalam melaporkan penyumbang
13 Kabupaten/Kota mengenai bentuk, jumlah sumbangan, dan identitas lengkap pemberi sumbangan. Pasal 79 (1) Seluruh laporan dana kampanye peserta Pemilu, baik penerimaan maupun pengeluaran, wajib diserahkan kepada akuntan publik terdaftar selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari sesudah hari pemungutan suara. (2) Akuntan publik terdaftar wajib menyelesaikan audit selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilaporkan kepada KPU dan peserta Pemilu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah selesainya audit. Tidak adanya pengaturan khusus perihal rekening khusus dana kampanye dan ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening khusus dana kampanye (hanya diatur dalam Keputusan KPU). Tidak adanya penetapan kapan laporan sumbangan peserta Pemilu diserahkan kepada KPU/KPU Prov/KPU Kab/Kota. Banyak peserta Pemilu yang tidak taat dalam menyerahkan laporan sumbangan. Peserta Pemilu bebas untuk memilih akuntan publik yang akan mengaudit laporan dana kampanye mereka. Tidak ada audit terhadap pengeluaran kampanye. Tidak ada penelusuran lebih jauh pada saat mengkonfirmasi penyumbang apakah layak secara ekonomi dapat memberikan sumbangan atau tidak. Tidak ada sanksi terhadap temuan hasil audit jika bermasalah, dan jarak waktu sejak diserahkan hingga Pasal 79 (1) Seluruh laporan dana kampanye peserta Pemilu, baik penerimaan maupun pengeluaran, wajib diserahkan kepada akuntan publik terdaftar selambatlambatnya 7 (tujuh) hari sesudah hari pemungutan suara. (2) Akuntan publik terdaftar wajib menyelesaikan audit selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak diterimanya laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib dilaporkan kepada KPU dan peserta Pemilu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sesudah selesainya audit. Waktu audit laporan dan publikasi belum ada usulan yang konkrit. Ide desentralisasi pelaporan keuangan sangat kuat di FRD dan diskusi di daerah-daerah sehingga bisa di akomodasikan di dalam usulan. Peserta pemilu harus mencatat dan melaporkan dana pemilu di setiap tingkatan
14 diumumkannya hasil audit terlalu lama untuk Pemilu Legislatif. Tidak ditegaskan dalam UU bahwa laporan dana kampanye partai politik yang diserahkan kepada KPU merupakan laporan dana kampanye yang terkonsolidasi dari ranting hingga pusat. Jangka waktu 30 hari tidaklah cukup untuk mengaudit laporan dana kampanye partai politik dari tingkat ranting hingga pusat; UU juga tidak menegaskan apakah audit investigatif juga diterapkan. (4) KPU membuat sistem pencatatan dan pelaporan keuangan dana kampanye yang harus digunakan oleh peserta Pemilu Penjelasan: KPU bekerjasama dengan IAI dalam menyusun sistem pencatatan dan pelaporan dana kampanye peserta pemilu (5) Partai Politik di setiap tingkatan menyusun laporan dana kampanye sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan oleh KPU dan memberikannya kepada KPU menurut tingkatannya. (a) Pengurus Partai politik tingkat nasional memberikan laporan mengenai kampanye calon anggota DPR kepada KPU (b) Pengurus Partai politik tingkat Provinsi memberikan laporan mengenai kampanye calon anggota DPRD Provinsi kepada KPU Provinsi. dimana mereka ikut menjadi peserta pemilu sehingga yang bertanggung jawab dalam melakukan verifikasi keuangan parpol adalah KPU di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
15 (c ) Pengurus Partai politik tingkat Kabupaten/Kota memberikan laporan mengenai kampanye calon anggota DPRD Kabupaten/Kota kepada KPU Kabupaten/Kota (6) Peserta pemilu perseorangan untuk anggota DPD memberikan laporan mengenai kampanye calon kepada KPU. (7) KPU memberikan rekomendasi daftar nama Kantor Akuntan Publik yang dapat mengaudit peserta Pemilu. Penjelasan: Peserta Pemilu hanya boleh menggunakan Kantor Akuntan Publik yang direkomendasikan oleh KPU. (8) KPU wajib mempublikasikan laporan dana kampanye dan hasil audit sebagaimana yang dimaksud ayat (5) dan (6) kepada masyarakat luas sesuai tingkatannya melalui media massa.
16 (9)KPU memelihara laporan dana kampanye dan hasil audit dana kampanye peserta pemilu selama 5 tahun dan menjadi dokumen publik. (10) KPU menindaklanjuti temuan indikasi pelanggaran dari hasil audit ke bentuk audit lebih khusus dengan bantuan kantor akuntan publik. (Penjelasan: kantor akuntan publik untuk keperluan audit khusus dibiayai dari anggaran negara). Pasal 80 (1) Peserta Pemilu dilarang menerima sumbangan atau bantuan lain untuk kampanye Pemilu yang berasal dari: a. pihak asing; b. penyumbang yang tidak jelas Sumbangan tidak tercatat di bawah Rp 5 juta dalam jumlah yang banyak dapat dikategorikan jumlah penyumbang yang tidak jelas jika tidak dicatat dan ikut dipublikasikan oleh Partai Politik. (9) Peserta pemilu yang terbukti melalui audit memiliki penyumbang yang tidak jelas identitasnya harus mengembalikan sumbangan tersebut kepada kas negara. Pasal 80 a. pihak asing adalah perseorangan warga negara asing dan badan hukum swasta yang dimiliki oleh warga negara asing dan/atau badan hukum swasta asing yang memiliki saham lebih
17 identitasnya; dan c. pemerintah, BUMN, dan BUMD. (2) Peserta Pemilu yang menerima sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dibenarkan menggunakan dana tersebut dan wajib melaporkan kepada KPU selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah masa kampanye berakhir dan menyerahkan sumbangan tersebut kepada kas negara. (3) Peserta Pemilu yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi pidana. Pasal 138 (5) Setiap orang yang memberi atau menerima dana kampanye melebihi batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (2), diancam dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulan atau paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah). (6) Setiap orang yang dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1), diancam dengan pidana Sumbangan secara langsung dari pihak ke-3 ke Parpol seperti pemberian fasilitas tidak diatur dan dicatata sebagai sumbangan. Tidak jelas mengenai kategori pihak asing; perusahaan dengan modal asing termasuk perusahaan go-public dapat menyumbang untuk kepentingan kampanye. KPU tidak memiliki kapasitas dalam menilai laporan keuangan dan menelusuri indikasi pelanggaran dari hasil audit laporan dana kampanye partai politik. Sanksi terhadap pelanggaran ketentuan dana kampanye tidak menimbulkan efek jera bagi pelanggar. Hal ini dikarenakan rendahnya ancaman sanksi pidana dan/atau denda. dari 50% di badan hukum swasta di Indonesia. Pasal 138 (5) Setiap orang yang memberi atau menerima dana kampanye melebihi batas yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (2), diancam dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan atau paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta
18 penjara paling singkat 4 (empat) bulan atau paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah). (7) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye Pemilu sebagaimana diwajibkan oleh undangundang ini, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan atau paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (satu juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (sepuluh juta rupiah). rupiah). (6) Setiap orang yang dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihakpihak yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1), diancam dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan atau paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). (7) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar dalam laporan dana kampanye Pemilu sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang ini, diancam dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan atau paling lama 48 (empat puluh delapan) bulan dan/atau denda paling sedikit
19 Rp ,00 (dua ratus juta rupiah) atau paling banyak Rp ,00 (satu miliar rupiah).
KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014
KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014 http://kesbangpol.kemendagri.go.id I. PENDAHULUAN Dana kampanye adalah sejumlah biaya berupa uang, barang, dan jasa yang digunakan
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01.TAHUN 2009 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01.TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)
PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 21 Mei 2008 Pokok
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH [LN 2008/51, TLN 4835] BAB XXI KETENTUAN PIDANA Pasal
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1062, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM. Dana Kampanye. Pelaporan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DANA KAMPANYE
Lebih terperinciCHECKLIST PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
14 Lampiran PERATURAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA Nomor : 3 Tahun Tanggal : 2 November CHECKLIST PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH PETUNJUK PENGGUNAAN CHECKLIST 1. Panwaslu
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2004/125, TLN 4437]
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2004/125, TLN 4437] Paragraf Ketujuh Ketentuan Pidana Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 115 (1) Setiap orang yang dengan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924]
UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2008/176, TLN 4924] BAB XIX KETENTUAN PIDANA Pasal 202 Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan
Lebih terperinciCHECKLIST PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
2012, No.387 18 LAMPIRAN BAWASLU REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH CHECKLIST PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILU KEPALA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH [LN 2003/37, TLN 4277] BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal
Lebih terperinci-2- 6. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05/Kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014;
-2- Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 8,
Lebih terperinciLampiran 1 Hal. 1 dari 10
LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN ATAS PENERAPAN Hal. 1 dari 10 Prosedur dan Temuan Penerapan prosedur yang disepakati atas audit laporan dana kampanye Pemilihan Umum dari Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi
Lebih terperinci1. Pasal 1 ayat (2), Pasal 2 ayat (1), Pasal 5 ayat (1), Pasal 18 ayat (3), Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 22C ayat (1) dan
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab /2013 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
Lebih terperinci- 2 - MEMUTUSKAN : mencakup
- 2 - Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); 4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 07 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Dana Kam
No.993, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Dana Kampanye. Peserta Pilkada. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 42-2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 93, 2003 POLITIK. HANKAM. Lembaga Legislatif. Lembaga eksekutif. PEMILU. Presiden. Wakil
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang:
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 55 TAHUN 2009 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 55 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN AUDIT LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN DANA KAMPANYE PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN SERTA TIM KAMPANYE
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciProsedur yang Disepakati yang Diterapkan atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum
Lampiran 1 Dewan Pimpinan Pusat Partai Indonesia Sejahtera Prosedur yang Disepakati yang Diterapkan atas Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum 1. PROSEDUR No. 1 Dapatkan Laporan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
1 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN
Lebih terperinciNaskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di
BEBERAPA MASUKAN UNTUK PERUBAHAN UU PEMILU LEGISLATIF A. Umum Meski Pemilu 2004 dinilai berlangsung cukup lancar, namun banyak pihak yang merasa kecewa atas penyelenggaraan pemilihan umum tersebut, terutama
Lebih terperinci2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59, 2008 OTONOMI. Pemerintah. Pemilihan. Kepala Daerah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 12 TAHUN 2003 (12/2003) TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawas. Dana Kampanye. Pemilu. Kepala Daerah. Wakil Kepala Daerah. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN AUDIT LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciPROSEDUR YANG DISEPAKATI DITERAPKAN ATAS LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
No PROSEDUR YANG DISEPAKATI KETERANGAN - TEMUAN A. UMUM 1. 2. Dapatkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum ("LPPDKP") berikut dibawah ini beserta laporan-laporan lainnya yang
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang:
Lebih terperinciLampiran 1 Hal. 1 dari 11
LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN ATAS PENERAPAN Hal. 1 dari 11 Prosedur dan Temuan Penerapan prosedur yang disepakati atas audit laporan dana kampanye Pemilihan Umum dari Dewan Pimpinan Nasional Partai Karya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2003/93, TLN 4311]
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN [LN 2003/93, TLN 4311] BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 88 (1) Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009
PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 Sambutan Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia Penerbitan buku Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pemilihan
Lebih terperinciKata Pengantar. Surabaya, 09 Mei Purnomo S. Pringgodigdo, SH., MH.
Kata Pengantar Buku ini merupakan e-book kedua yang saya hasilkan. Sebagaimana e-book yang pertama, buku ini juga merupakan hasil dari kegundahan ketika mempelajari pasal pasal yang ada, khususnya terkait
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG
1 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 23 /Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN
Lebih terperinciNOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.496, 2014 KPU. Pemilihan umum. Presiden. Wakil Presiden. Dana Kampanye. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA
Lebih terperinciPEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009
PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2009 Sambutan Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia Penerbitan buku Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pemilihan
Lebih terperinciPROSEDUR YANG DISEPAKATI DITERAPKAN ATAS LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM PROSEDUR YANG DISEPAKATI KETERANGAN - TEMUAN
DITERAPKAN ATAS A. UMUM 1. 2. Dapatkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum ("LPPDKP"), berikut dibawah ini beserta laporan-laporan lainnya yang terkait seperti yang tercantum
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844]
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH [LN 2008/59, TLN 4844] 14. Ketentuan Pasal 115 ditambah 3 (tiga) ayat, yakni
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciNo. PROSEDUR YANG DISEPAKATI TEMUAN/KETERANGAN
A. UMUM 1. Dapatkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum ( LPPDKP ) berikut di bawah ini beserta laporanlaporan lainnya yang terkait seperti yang tercantum dalam Tanda Terima
Lebih terperinciPenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 74, Pasal 75, dan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 15/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE
Lebih terperinciPEMILIHAN UMUM. R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008
PEMILIHAN UMUM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 6 Juni 2008 Sub Pokok Bahasan Memahami Sistem Pemilu dalam Ketatanegaraan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.117, 2012 POLITIK. PEMILU. DPR. DPD. DPRD. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.97,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciBAWASLU. Dana Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.
No.848, 2014 BAWASLU. Dana Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR: 14/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 14/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG PEDOMAN AUDIT LAPORAN DANA KAMPANYE PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.98, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Dana Kampanye Pemilihan Umum. Anggota DPR, DPD, DPRD. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciSEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL
Lebih terperinciLampiran 1 Hal. 1 dari 11
LAPORAN AKUNTAN INDEPENDEN ATAS PENERAPAN Hal. 1 dari 11 Prosedur dan Temuan Penerapan prosedur yang disepakati atas audit laporan dana kampanye Pemilihan Umum dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasional
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 N
No.828, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KPU. Pemilihan. Gubernur dan Wagub. Bupati dan Wabup. Walikota dan Wawali. Dana Kampanye Peserta. Pencabutan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG
KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Lebih terperinciLaporan Akuntan Independen atas Penerapan Prosedur yang Disepakati
KANTOR AKUNTAN PUBLIK SARDJONO BUDI SUDHARNOTO REGISTERED PUBLIC ACCOUNTANTS Kompleks Purnama Permai 2 Blok C Nomor 1 Telp/Fax (0561)763368,743822 - Pontianak - 78121 - Kalimantan BaratHa - - - - - - -
Lebih terperinciUU PEMILU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG
UU PEMILU BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PESERTA PEMILIHAN UMUM BAB III HAK MEMILIH BAB IV PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM BAB V DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI BAB VI PENDAFTARAN PEMILIH BAB VII PENCALONAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPROSEDUR YANG DISEPAKATI DITERAPKAN ATAS LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
DITERAPKAN ATAS A. UMUM 1. 2. Dapatkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum ("LPPDKP"), berikut dibawah ini beserta laporan-laporan lainnya yang terkait seperti yang tercantum
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.719, 2015 KPU. Peserta Pilkada. Dana Kampanye. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciHasil Monitoring Penyumbang Dana Kampanye Pilpres Jakarta, 18 September 2014 Indonesia Corruption Watch
Hasil Monitoring Penyumbang Dana Kampanye Pilpres 2014 Jakarta, 18 September 2014 Indonesia Corruption Watch www.antikorupsi.org Dana Kampanye : Dana Kampanye Dana Kampanye Pasangan Calon Presiden dan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEMILIHAN, PENGESAHAN PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DAERAH
Lebih terperinciUU PEMILU UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG
UU2003-12 - PEMILU BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PESERTA PEMILIHAN UMUM BAB III HAK MEMILIH BAB IV PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM BAB V DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI BAB VI PENDAFTARAN PEMILIH BAB VII
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN
Lebih terperinciKajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik
Koalisi Pemantauan Dana Kampanye Transparansi Internasional Indonesia dan Indonesia Corruption Watch Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);
- 2 - tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2015 tentang Pengawasan Dana Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN B. ENTITAS PELAPORAN
Lampiran II : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA KEDIRI Nomor : 11/Kpts/KPU-Kota-014.329976/2013 Tanggal : 04 Februari 2013 PETUNJUK TEKNIS PEDOMAN PELAPORAN DANA KAMPANYE DAN CONTOH FORMULIR KAMPANYE
Lebih terperinciII. PROSEDUR YANG DISEPAKATI YANG DITERAPKAN ATAS LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI PELOPOR
II. PROSEDUR YANG DISEPAKATI YANG DITERAPKAN ATAS LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI PELOPOR NO PROSEDUR YANG DISEPAKATI TEMUAN A. UMUM 1. Dapatkan
Lebih terperinciRANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,
BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA WALIKOTA DAN
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015
SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota-002.434908/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN WALIKOTA DAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.644, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan. Pecalonan. Anggota DPR. DPD. DPRD. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6
Lebih terperinciKOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 14/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAPORAN DANA
Lebih terperinci