Aplikasi Model Persamaan Simultan Pada Telaah Efek Perubahan Biaya Input Terhadap Harga Bahan Makanan 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Perilaku Harga Produk Pertanian

KERANGKA PEMIKIRAN. transformasi input (resources) ke dalam output atau yang melukiskan antara

III. KERANGKA PEMIKIRAN. fungsi permintaan, persamaan simultan, elastisitas, dan surplus produsen.

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras merupakan salah satu komoditas penting dalam kehidupan sosial

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

PENGENALAN EKONOMETRIKA

Executive Summary Model Makro APBN: Dampak Kebijakan APBN terhadap Beberapa Indikator utama Pembangunan

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE ANALISIS HARGA PANGAN 1

TINJAUAN PUSTAKA Teori Penawaran dan Kurva Penawaran. (ceteris paribus) (Lipsey et al, 1995). Adapun bentuk kurva penawaran dapat

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

VI. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP CABAI MERAH KERITING

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

VII. MODEL PERMINTAAN IKAN DI INDONESIA

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

VI. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEINDUSTRIALISASI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. berupa data panel terdiri dari dua bagian yaitu : (1) time series dan (2) cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Ekonometrika. 1.2 Ekonometrika Merupakan Suatu Ilmu

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

III. KERANGKA TEORI. sisi produksi maupun pasar, disajikan pada Gambar 1. Dari sisi produksi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

Peramalan (Forecasting)

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

MODUL REGRESI LINIER SEDERHANA

PENERAPAN METODE TWO STAGE LEAST SQUARES PADA MODEL PERSAMAAN SIMULTAN DALAM MERAMALKAN PDRB

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

DAMPAK FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP KINERJA EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI PLASMA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

KAUSALITAS BEBERAPA VARIABEL MIKRO EKONOMI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 2002). Penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

REGRESI LINIER BERGANDA

IV. METODE PENELITIAN. Indonesia sehubungan dengan tujuan penelitian, yaitu menganalisis faktor-faktor

Jurusan Sosek, Fak Pertanian, IPB. dan Fakultas Ekonomi UI.

ANALISIS INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT TAHUN Oleh ABSTRACT

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III PARTIAL ADJUSTMENT MODEL (PAM) Pada dasarnya semua model regresi mengasumsikan bahwa hubungan

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tahun 2011 (Azhar & Arifin, 2011). Penelitian yang berjudul Faktor faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

REGRESI LINIER NONPARAMETRIK DENGAN METODE THEIL

PROPOSAL SKRIPSI. : ANALISIS PERMINTAAN KONSUMSI SAYURAN DI JAWA TENGAH

IV. KERANGKA PEMIKIRAN

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menentukan kebijakan moneter untuk mendapatkan nilai suku bunga yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

Menunjukkan permintaan akhir (final demand), yaitu penggunaan barang dan jasa bukan untuk proses produksi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

Transkripsi:

Aplikasi Model Persamaan Simultan Pada Telaah Efek Perubahan Biaya Input Terhadap Harga Bahan Makanan 1 Yusak Maryunianta 2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Selama tahun 1970-an, harga-harga eceran bahan makanan di AS rata-rata bertambah 8% per tahun. Peningkatan ini lebih tinggi dibanding dengan tingkat kenaikan bahan-bahan bakan makanan yaitu sebesar 6,8% per tahun. Padahal selama tahun 1950 sampai 1960-an, rata-rata peningkatan bahan makanan lebih rendah dibanding bahan non-makanan. Meskipun perkembangan pasar uang menunjukkan respon yang baik terhadap peningkatan harga bahan makanan tersebut namun di kalangan publik tetap muncul suatu pertanyaan mengapa harga bahan makanan meningkat lebih cepat dibanding harga bahan non-makanan. Sesuai dengan isu tersebut maka tulisan ini dimaksudkan untuk mengkaji bagaimana hubungan antara perubahan harga faktor-faktor produksi terhadap harga eceran bahan makanan. Analisis dilakukan dengan wenggunakan model "proses berjenjang" Popkin yang menyajikan proses determinasi harga secara umum. Dalam hal ini harga-harga ditulis sebagai fungsi harga berlaku dan harga terlambat ("lagged") atau dianggap sebagai variabelvariabel ekses permintaan. Selanjutnya sebagai dasar kajian dikembangkan model ekonometrik yang terdiri atas 20 persamaan linier. II. MODEL PERSAMAAN Dengan anggapan bahwa harga-harga bahan makanan ditentukan melalui proses "mark-up", maka model disajikan sebagai berikut : (1) p it = @i [E t-1 (pi t ); pi t..., p i, t-n ; r t... r t-m ] i = 1..., I; t = 1..., T dimana E t-1 (... ) adalah nilai yang diharapkan terjadi pada waktu t atas dasar informasi yang diperoleh pada saat t-1, p i adalah vektor harga barang-barang yang terdiri atas i barang (p i p i ), r adalah vektor harga input dan n serta m adalah waktu keterlambatan maksimum. Secara umum δ pi t / δ r js s t diharapkan bertanda positif. Tanda δ pi t / E t-1 (pi t ) tergantung pada keadaan pasar industri atau kemampuan konsumen melakukan substitusi terhadap bahan makanan ke-i. Demikian halnya tanda δ pi t / δ r js s t tergantung pada barang ke-j apakah bersifat komplemen atau substitusi. Persamaan (1) merupakan persamaan berstruktur simultan. Simultanitas konsumsi merupakan dasar penting dalam penetapan harga suatu bahan makanan. Sebagai contoh adalah dengan meningkatnya harga daging sapi maka kan mendorong permintaan terhadap daging unggas. Selain itu persamaan (1) juga menggambarkan hubungan antara harga output dan harga input. Melalui ekspektasi, harga-harga output ditetapkan atas dasar harga-harga input yang berlaku sekarang dan harga-harga output terlambat ("lagged"). Harga-harga komoditi pada tingkat usaha tani dan harga-harga eceran bahan makanan juga ditetapkan secara simultan. Perubahan harga eceran bahan makanan akan menyebabkan perubahan harga pada tingkat usaha tani apabila 1 Makalah disajikan pada Seminar Bulanan IMPP-UNPAD tanggal 21 Desember 2000 2 Staf Pengajar Jurusan SEP, Fakultas Pertanian USU 1

variabel-variabel permintaan konsumen seperti selera, pendapatan dan ekspektasi mendominasi proses penentuan harga eceran bahan makanan. III. IMPLEMENTASI DAN ESTIMASI MODEL Untuk mengestimasi model maka persamaan (1) diasumsikan sebagai persamaan linier. Ke dalam persamaan tersebut dimasukkan variabel-variabel yang dianggap mewakili. Variabel dependen harga disajikan dalam bentuk perubahan kuartalan variabel-variabel lain, kecuali variabel dummy musim dan variabel trend waktu. Harga eceran bahan makanan disajikan dalam bentuk indeks harga konsumen (CPI). Data tingkat upah diperoleh dari Biro Statistik (BLS), harga bahan makanan pada tingkat petani diperoleh dari Departemen Pertanian (USDA), harga bahan makanan import dan harga-harga input lain yang digunakan dalam proses industri disajikan dalam bentuk indeks harga produsen (PPI). Setiap serial data diperoleh dari rata-rata data bulanan. Estimasi dilakukan atas dasar persentase perubahan dari kuartal kedua tahun 1968 sampai kuartal keempat tahun 1977. Data kuartal pertama tahun 1978 sampai kuartal terakhir 1979 diambil untuk keperluan validasi. Pada setiap persamaan harga bahan makanan terdapat variabel dependen harga dan selanjutnya dimasukkan variabel upah, harga pada tingkat usaha tani dan harga-harga input lainnya. Variabel dummy digunakan untuk membantu proses determinasi harga yang dipengaruhi oleh musim. Selanjutnya setiap persamaan diestimasi menggunakan pendekatan kuadrat terkecil biasa atau OLS (Gujarati, 1997). Variabel-variabel yang tidak memberikan kontribusi signifikan dihilangkan dari setiap persamaan menggunakan cara reduksi eksplanatori Theil. Untuk menggambarkan hubungan antara perubahan harga bahan-bahan makanan dengan harga-harga saat perekonomian normal digunakan pendekatan kurva Phillips yang menyatakan hubungan antara harga bukan bahan makanan dengan tingkat pengangguran serta hubungan agregatif antara perubahan indeks harga konsumen semua bahan (makanan dan non-makanan) dalam bentuk kombinasi linier. Hasil estimasi adalah sebuah model simultan yang terdiri atas 17 persamaan yang menyatakan hubungan perilaku dan 3 persamaan agregasi. Setelah estimasi awal dilakukan menggunakan metode OLS, selanjutnya model lengkap diestimasi menggunakan metode kuadrat terkecil tiga tahap (3SLSM) dengan asumsi bahwa kesalahan stokastik terdapat pada setiap persamaan. Hasil estimasi disajikan pada Tabel 2 dan definisi setiap variabel disajikan pada Tabel 1. Estimasi menghasilkan persamaan-persamaan berderajad rendah dengan keterlambatan maksimum satu kuartal. Selain itu terlihat adanya simultanitas variabel endogen terutama pada bahan makanan yang mengandung protein tinggi, adanya peranan nyata pada tujuh persamaan perilaku dan adanya peranan nyata musim pada persamaan perilaku. IV. TEST KAUSALITAS Asumsi dasar dalam estimasi adalah harga pada tingkat usaha tani berpengaruh terhadap harga eceran bahan makanan, sehingga harga pada tingkat usaha tani merupakan variabel yang diletakkan pada sisi kanan persamaan. Asumsi tersebut kemudian ditest menggunakan test kausalitas Sims. Tahapan test meliputi penyaringan serial waktu harga eceran dan harga pada tingkat usaha tani untuk menghilangkan autokorelasi serta meregres hasil penyaringan terhadap harga berlaku, harga prediksi, harga terlambat dan serial lainnya seperti variabel dummy dan trend waktu. Untuk menentukan koefisien-koefisien yang berbeda nyata dengan 2

nol digunakan F-test. Dalam hal ini hipotesis nol-nya adalah bahwa variabel dependen tidak mempengaruhi variabel independen. Dari Tabel 3, untuk hipotesis harga bahan pada tingkat usaha tani tidak berpengaruh terhadap harga eceran makanan, diperoleh hasil bahwa diantara 11 hipotesis ternyata terdapat 7 hipotesis yang ditolak pada tingkat kepercayaan 99%, derajad kebebasan (4,15) atau pada nilai kritis F = 4,89. Sebaliknya, untuk hipotesis harga eceran makanan tidak mempengaruhi harga bahan di tingkat usaha tani, diperoleh hasil bahwa di antara 11 hipotesis hanya satu yang ditolak. Implikasi test tersebut adalah bahwa hubungan kausalitas hanya terjadi antara harga sereal dengan harga produk pabrik roti dan harga gandum, serta hubungan kausalitas antara harga eceran bahan makanan dan harga tingkat usaha tani untuk buah-buahan dan sayuran. V. VALIDASI Validasi statistik dilakukan dengan membandingkan alur waktu deterministik hasil simulasi dengan alur waktu sistem aktual. Hasil validasi dalam sampel dan di luar sampel menunjukkan bahwa model yang dipilih sangat representatif. Untuk validasi dalam sampel, nilai persentase kesalahan mutlak rata-rata (MAEPV) tertinggi terjadi pada sayuran dan buah-buahan segar. Koefisien pertidak samaan Theil tertinggi terjadi pada gula, minuman tanpa alkohol serta buah dan sayuran olahan (Tabel 4). Untuk validasi dl :uar sampel, juga menunjukkan bahwa model yang didasari oleh data per kuartal cukup balk (Tabel 5). Untuk memperoleh validasi yang lebih kuat, dilakukan juga peramalan nilai variabel eksogen. Peramalan variabel eksogen dilakukan dalam dua tahap. Pertama, meramalkan nilai seluruh variabel eksogen menggunakan autoregresi va,iabel eksogen sekarang dengan variabel eksogen terlambat ("lagged"). Kedua, meramalkan harga pada tingkat usaha tani dengan menggunakan perkiraan harga pasar berdasar variabel eksogen lain yang diperkirakan menggunakan autoregresi. Hasil yang diperoleh dari prosedur tersebut disajikan pada Tabel 6. Sekali lagi, tabel memperlihatkan bahwa model yang digunakan sangat balk dalam arti hasil peramalan sesuai dengan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian (USDA). VI. PEMBAHASAN Hasil perhitungan dampak menggunakan metode Goldberger menyatakan bahwa dampak dan multiplier total dari 10 variabel eksogen yang terpilih (3 harga di tingkat usaha tani, 3 indeks harga produsen dan 4 tingkat upah) ternyata sesuai untuk semua variabel endogen, kecuali untuk variabel indeks harga konsumen bukan makanan. Setiap variabel endogen memberikan dampak pertambahan sebesar 1% pada variabel eksogen untuk periode sekarang, sementara itu multiplier total memberikan efek peningkatan 1% pada kondisi keterlambatan ("lagged"). Secara umum, tanda dan besaran multiplier yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Harga makanan rumah ('food at home") dipengaruhi oleh tingkat upah pekerja pada toko dan warung makanan. Setiap peningkatan 1% upah rata-rata dengau segera alcan berpengaruh terhadap harga makanan rumah sebesar lebih dari 0A tertinggi terjadi pada sayuran dan buahbuahan segar. Koefisien pertidaksamaan Theil tertinggi terjadi pada gula, minuman tanpa aikohol serta buah dan sayuran olahan (Tabel 4). Untuk validasi di luar sampel, juga menunjukkan bahwa model yang didasari oleh data per kuartal cukup baik (Tabel 5). Untuk memperoleh validasi yang lebih kuat, dilakukan juga peramalan nilai variabel eksogen. Peramalan variabel eksogen dilakukan dalam dua tahap. Pertama, meramalkan nilai seluruh variabel eksogen menggunakan autoregresi vaiiabel eksogen sekarang dengan variabel eksogen terlambat ("lagged"). Kedua, meramalkan harga pada tingkat usaha tani dengan menggunakan 3

perkiraan harga pasar berdasar variabel eksogen lain yang diperkirakan menggunakan autoregresi. Hasil yang diperoleh dari prosedur tersebut disajikan pada Tabel 6. Sekali lagi, tabel memperlihatkan bahwa model yang digunakan sangat baik dalam arti hasil peramalan sesuai dengan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian (USDA). VI. PEMBAHASAN Hasil perhitungan dampak menggunakan metode Goldberger menyatakan bahwa dampak dan multiplier total dari 10 variabel eksogen yang terpilih (3 harga di tingkat usaha tani, 3 indeks harga produsen dan 4 tingkat upah) ternyata sesuai untuk semua variabel endogen, kecuali untuk variabel indeks harga konsumen bukan makanan. Setiap variabel endogen memberikan dampak pertambahan sebesar 1 % pada variabel eksogen untuk periode sekarang, sementara itu multiplier total memberikan efek peningkatan 1% pada kondisi keterlambatan ("lagged"). Secara umum, tanda dan besaran multiplier yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Harga makanan rumah ( food at home") dipengaruhi oleh tingkat upah pekerja pada toko dan warung makanan. Setiap peningkatan 1 % upah rata-rata dengan segera akan berpengaruh terhadap harga bahan makanan rumah sebesar lebih dari 0,4% dan meningkatkan harga makanan total sebesar 0,3%. Kenaikan tersebut juga mendorong peningkatan indeks harga konsumen sebesar 0,75%. Kegiatan pembungkusan daging dan upah tenaga kerja di perusahaan non-pertanian juga dengan cepat memberikan dampak nyata. Hal ini sesuai dengan data USDA yang menyatakan bahwa sepertiga biaya makanan adalah untuk komponen tenaga kerja. Perubahan harga di tingkat usaha tani untuk ternak sapi, domba dan unggas memberikan dampak nyata dan segera pada harga eceran makanan dan nilai indeks harga konsumen. Setiap peningkatan harga ternak sapi 1% menyebabkan kenaikan indeks harga konsumen daging sapi sebesar 0,285%, indeks harga makanan sebesar 0,038% dan indeks harga keseluruhan item sebesar 0,009%. Perubahan harga ternak sapi, domba dan unggas juga menyebabkan dampak nyata pada indeks harga ikan dan daging yang lain, tetapi tidak berdampak pada harga makanan di restoran dan kafetaria. Input yang memberikan pengaruh besar terhadap harga makanan adalah penggunaan energi, baik untuk bahan bakar maupun transportasi. Untuk setiap 1% kenaikan indeks harga energi menyebabkan harga daging sapi naik sebesar 0,261%, daging domba 0,068% dan daging lain 0,075%. Kenaikan tersebut jugs menyebabkan kenaikan harga ikan sebesar 0,165%, buah dan sayuran olahan 0,362%. Peningkatan indeks harga produsen sebesar 1% segera meningkatkan indeks harga konsumen makanan sebesar 0,055%. Selain itu kenaikan indeks harga produsen untuk energi sebesar 1% juga menyebabkan kenaikan indeks harga konsumen untuk makanan sebesar 0,032% pada satu kuartal berikutnya dan sebesar 0,010% pada dua kuartal berikutnya. Perubahan harga input untuk industri makanan memberikan dampak paling besar pada harga eceran makanan untuk kuartal bersangkutan, sedikit berdampak pada dua kuartal berikutnya dan tidak berdampak pada tiga kuartal berikutnya atau lebih. Hal ini sekaligus memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengapa harga bahan makanan meningkat lebih cepat dibanding dengan peningkatan harga bukan makanan. Pola multiplier ini juga sangat membantu dalam membedakan karakteristik sektor pangan dari sektor-sektor ekonomi yang lain yang umumnya menunjukkan struktur lag yang lebih kompleks dan memberikan multiplier antara yang lebih besar pada kuartal berikutnya. Hal ini membawa implikasi kebijakan yang luas. Setiap kebijakan harga di tingkat usaha tani, 4

kebijakan upah serta harga input non tenaga kerja, akan segera membawa dampak terhadap harga eceran makanan. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa kebijakan pada tingkat input akan berdampak terhadap upaya pengendalian inflasi harga bahan makanan. VII. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disarikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan sangat membantu telaah tentang perilaku perekonomian dengan variabel yang relatif banyak dan hubungan antar variabel yang relatif kompleks. 2. Melalui validasi dan perhitungan nilai multiplier terhadap model persamaan simultan yang digunakan, maka diperoleh hasil bahwa kenaikan harga bahan makanan umumnya sangat ditentukan dan cepat dipengaruhi oleh kenaikan upah tenaga kerja, harga bahan mentah serta harga energi. 3. Implikasi hasil pengkajian terhadap kebijakan adalah bahwa pengendalian inflasi harga bahan makanan ditentukan oleh kebijakan pengendalian upah, kebijakan harga bahan mentah pada tingkat usaha tani dan kebijakan mengenai harga bahan sumber energi. REFERENSI Barr, Terry N and H. F. Gale. 1973. "A Quarterly Forcastirrg Model For The Consumer Price Index For Foods". Agro Economy Res. 25: 1-13. Goldberger, AS. 1959. "Impact Multiplier and Dynamic Properties of The Klein-Goldberger Model". North Holland Publishing Co., Amsterdam. Gujarati, D. 1997. "Ekonometrika Dasar". Penerbit Erlangga. Jakarta. Lamm, RM and Paul C. Westcott.1981. "The Effect of Changing Input Cosi on Food Prices". American Journal of Agricultural Economic 63: 187-196. Mehra, YP. 1977. "Money, Wages, Prices and Causality". Journal of Politic Economy 85: 1227-1244. Popkin, 11974. "Consumer and Wholesale Prices in A Model of Price. Behaviour by Stages of Processing". Review Economic and Statistic 56: 486 501. Sims, CA. 1972. "Money, Income and Causality". American Economic Review 62: 540-552. Theil, H. 1971. "Principles of Econometrics". John Wiley & Sons, New York 5