Visi: Indonesia yang bebas korupsi, demokra6s, dan berkeadilan sosial

dokumen-dokumen yang mirip
OUTLINE. STRATEGI GERAKAN ANTIKORUPSI Transparency International Indonesia

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun

Jalan Perubahan Ketiga: Pemberantasan Kejahatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup PEMBANGUNAN SEBAGAI HAK RAKYAT

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

GOOD GOVERNANCE. Bahan Kuliah 10 Akuntabilitas Publik & Pengawasan 02 Mei 2007

PencegahanKorupsiMelalui Pendidikan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito

PERAN KADIN DALAM PENGEMBANGAN PROFESI ANTI KORUPSI

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Pembangunan Integritas Bisnis

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

Pengarus-utamaan Open Government dalam Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

Global Corruption Barometer 2013

OPEN DATA + INDUSTRI EKSTRAKTIF. Transparansi dan Akuntabilitas Penerimaan dan Belanja di Sektor Sumberdaya Ekstraktif

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

Advokasi Kebijakan Publik. Divisi Investigasi dan Publikasi Indonesia Corruption Watch

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh: Dr. Muhammad Kadafi, S.H., M.H. (Ketua KADIN Lampung)

Keterwakilan Perempuan, Ketidakadilan dan Kebijakan Keadilan ke depan

Manual Anti Suap untuk UKM. Mas Achmad Daniri Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance

DWI SEPTIAWATI DJAFAR KETUA UMUM DPP KPPI

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

MENGENAL KPMM SUMATERA BARAT

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

KIP dan Gerakan Antikorupsi. Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Australia Awards Indonesia

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

AKUNTABILITAS DALAM SEKTOR PUBLIK. Kuliah 4 Akuntabilitas Publik & Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kerangka Kerja Terpadu. Untuk ADVOKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Kerangka Acuan Pemilihan Wakil Masyarakat Sipil dalam Tim Pelaksana EITI Indonesia Periode

Sambutan Ketua Komisi Informasi Pusat RI

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Departemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia. di Indonesia

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI

KRITERIA SNI AWARD 2015

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

I. PENDAHULUAN. mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

SEBUAH RENCANA TINDAK

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

MAKALAH KAJIAN KEBIJAKAN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

MODUL PEMANTAUAN DISUSUN OLEH

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

DRAFT RENCANA STRATEGIS

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

AKUNTABILITAS SOSIAL SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK

KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK

OLEH : DR. SURANTO DOSEN JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UMY

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

Peran Komunitas dalam pencegahan korupsi di perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Pendahuluan. Latar Belakang

PUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:

TRANSPARANSI, PARTISIPASI DAN KONSULTASI PUBLIK DALAM RANGKA REFORMASI REGULASI

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

MENEROPONG VISI-MISI CAPRES DAN CAWAPRES DALAM PEMILU 2014 TERKAIT PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Transkripsi:

Visi: Indonesia yang bebas korupsi, demokra6s, dan berkeadilan sosial Misi: " dan memperkuat sosial melawan korupsi Core Values: didukung nilai- nilai Integritas, Transparansi, Akuntabilitas, Par?sipasi, Kesetaraan, dan Kepedulian berbagai proses, sektor, dan level kehidupan masyarakat Organized Ci6zen Empowered Par6cipatory Governance Corporate Ac6ve Ci6zenship Laws and Jus6ce

Lampiran: Program dan Indikator Strategic Priorities 2012-2017 Dimensi Tantangan Isu Strategis Pendekatan Programatik Indikator Organized Citizen: Penguatan Rakyat dan Jaringan untuk Melakukan Transformasi Struktural Melawan Korupsi Lemahnya kapasitas dan infrastruktur jaringan mengembangkan dan menfaatkan political space Keterputusan kerja dgn political action organized citizen yang kuat untuk terlibat arena- arena publik Menjembatani dengan politik melalu keterlibatan ke forum- forum warga dan pengambilan kebijakan publik. dan meningkatkan kualitas local political space untuk deliberasi infrastruktur pendukung Memproduksi dan menyebarluaskan pedagogi kritis untuk penyadaran Menggalang pengorganisasian masyarakat. 1) Mengintensifkan lobby dan kampanye 2) keterlibatan forum- forum warga. 1) Penguatan pengetahuan dan expertise isu- isu sektoral. 2) Menciptakan voluntery system untuk pengkaderan aktivis 3) model pendanaan yang berkelanjutan 1) Penciptaan simbol- simbol perlawanan baru, 2) Menggunakan cyber, sosial media dan medium kampanye kreatif baru 1) Kampanye dan edukasi melawan korupsi. 2) Mobilisasi warga untuk terlibat dan mempertajam deliberasi pengambilan kebijakan publik. 3) Penggalangan warga sebagai tax payer memonitor public services Pemanfaatan public space untuk deliberasi Adanya riset- based advocacy Adanya resource center untuk diseminasi hasil- hasil riset, kasus, best- practices Suplay aktivis antikorupsi Basis pendanaan tersedia: endowment fund. crowd fund dll Adanya instrumen pedagogi kritis Produk kampanye dan edukasi melalui medium baru: audio visual, cyber- media sosial, Warga aktif mempertajam diskursus anti korupsi & keadilan sosial. Kegitan penyadaran yang massif Database individu dan adanya kelompok- kelompok basis Keterlibatan warga forum pengambilan kebijakan

Empowered Participatory Governance: Pembentukan Institution and Political System untuk Inklusi Warga ke Pengambilan Kebijakan Publik Fragmentasi berbagai isu, kepentingan dan identitas sektoral Menguatnya predatory state dan rezim hybrid Kegagalan Good Governance mengaddress problem politik pengambilan kebijakan publik dan korupsi Alignment isu anti korupsi dan demokrasi Mainstreaming isu antikorupsi advokasi lintas sektoral transformasi kekuasaan menjadi empowered participatory governance Mengefektifkan Mekanisme Deliberasi untuk partisipasi warga yang substantif collective identity dan collective action. Adopsi isu antikorupsi advokasi sektoral Mempengaruhi kekuasaan untuk melakukan inklusi politik terhadap masyarakat sipil relasi politik untuk menjalankan agenda- agenda publik pengaruh agenda sosial forum- forum deliberatif. Warga aktif melakukan audit sosial untuk mengontrol pelaksanaan keputusan- keputusan publik 1) Menjalin komunikasi dan konsolidasi, 2) Eksperimentasi common program/advokasi. Menjadikan korupsi sebagai bagian dari penjelasan persoalan- persoalan sosial 1) Meneruskan dialog dan konsultasi dengan kemeterian dan lembaga. 2) Mengoptimalkan kredibilitas untuk mendorong keterbukaan pemerintah 1) partai- partai dan pemimpin politik yang pro- rakyat/demokrasi 2) Intensifikasi kampanye, lobi dan advokasi kebijakan 1) Mendesak pembentukan forum deliberasi di sektor strategis. 2) Menjadikan hasil forum deliberasi mengikat secara politik. 1) Memastikan berfungsinya lembaga pelaksana deliberasi 2) tumbuhnya kelompok pemantau independent Terbangunnya collective identity Terumuskannya common program Korupsi dijadikan bagian alat analisis Pemerintah/penguasa mengadopsi deliberasi pengambilan kebijakan publik Program AC yg syarat keterbukaan partisipasi di pemerintahan Adanya KELOMPOK oposisi yang menjadi mitra deliberasi masyarakat sipil Agenda masyarakat sipil masuk regulasi Terbentuknya forum- forum deliberative sektor strategis Berjalannya mekanisme perencanaan partisipatif yang menghasilkan kesepakatan yang mengikat secara politik Adanya lembaga pelaksana deliberasi yang fungsional Kempok pemantau dari warga

Masih terbatasnya inisiatif antikorupsi di pemerintahan Sektor- sektor Strategis pemerintah semakin terbuka dan akuntable program antikorupsi yang ada dengan deliberasi 1) Visioning koalisi strategis masyarakat sipil dengan pemerintah. 2) leading institutions mengadopsi deliberasi sebagai instrument antikorupsi. 3) Kerjasama strategis untuk mendorong kebijakan dan program antikorupsi Program antikorupsi dijalankan bekerjanya koalisi seperti AC Forum, EITI, OGP dll.) Corporate Active Citizenship: Bisnis dan Sektor Keuangan yang Memiliki Kepedulian terhadap Keadilan Sosial dan Antikorupsi Bisnis sebagai pemasok (supply side) korupsi Mengurangi ruang- ruang persekongkolan korup bisnis dan memperbaiki iklim berusaha Corporate Active Citizenship Menyuburkan kepemimpinan berbasis nilai- nilai integritas dan bisnis yang sehat 1) Menerapkan prinsip- prinsip bisnis tanpa suap 2) Menerapkan tool antikorupsi untuk dunia bisnis 1) Adopsi integritas dan visi bisnis yang sehat kultur perusahaan dan kepemimpinan 2) Intensifikasi lobby dan kampanye kepada pengusaha- pengusaha Diterapkannya prinsip corporate good governance Instrumentasi pakta integritas, complaint handling dan whistle blowing system. Etika bisnis yang berintegritas Pemipin dan kultur perusahaan yang berintegritas Inisiatif bisnis tanpa suap Laws and justice: Pembentukan kebijakan dan rule of law yang berpihak pada public interest Regulasi yang mendukung langgengnya kekuatan oligarki ekonomi dan politik reformasi kebijakan untuk melawan kekuatan oligarki ekonomi dan politik kebijakan antikorupsi inline UNCAC yang dengan Terlibat aktif mempengaruhi proses pembuatan legislasi 1) Memantau implementasi UNCAC secara independen. 2) Membuat analisis regulasi maupun implementasi sektoralnya 1) Melakukan advokasi regulasi antikorupsi. 2) Aktif menyiapkan materi policy alternative. UNCAC independent review CSO Gap analisis strategi antikorupsi regulasi maupun implementasi sektoral dan daerah Regulasi antikorupsi masuk prolegnas Draft policy alternatif

Komunitas bisnis meng- capture kekuasaan demi melanggengkan bisnis dan kroninya Upaya politikus membonzai wewenang KPK Memotong mata- rantai oligarkhi politik bisnis dukungan publik (masyarakat sipil dan media) mempertahankan eksistensi KPK transparansi pendanaan partai politik dan pemilu deliberasi dan instrument antikorupsi di sektor- sektor strategis Kampanye dan advokasi publik yang kuat terhadap keberadaan KPK 1) efektivitas regulasi dan tools pelaporan pendanaan partai. 2) Studi dan eksposur hubungan bisnis strategis dengan pendanaan partai 1) akses informasi publik. 2) Mengintensifkan public monitoring 3) Dibangunnya sistem peringatan antikorupsi internal 1) Melakukan kampanye dan public engagement untuk menunjukkan dukungan terhadap KPK. 2) Mengadokasikan perbaikan regulasi untuk menjaga eksistensi Komisi Antikorupsi. 3) KPK untuk aktif menangani kasus korupsi yang melibatkan aparat penegak hukum dan peradilan Ketersediaan laporan dana politik parpol Riset dan publikasi tentang politiko bisnis Kelompok pemantau independen Complaint handling system. whistleblowing system Adanya sejumlah collective action untuk menunjukkan dukungan terhadap KPK Peningkatan jumlah kasus yang diselesaikan dan vonis hukum yang dijatuhkan Peningkatan pelaku korupsi yang dijerat hukum dan pengembalian kerugian/asset negara