ANALISIS KETERHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN, KESETIAAN, DAN KOMUNIKASI WORD OF MOUTH DALAM SEKTOR JASA

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Keberhasilan Kampanye Iklan dalam Proses Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara.

ANALISIS PENERAPAN LOYALTY PROGRAM PADA INDUSTRI PERHOTELAN DI SURABAYA. Christina Esti Susanti ABSTRACT

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan yang dilakukan pada bab. 1. Variabel kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh yang signifikan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pengujian dan analisis, maka dapat diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut: 1.

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

BAB II URAIAN TEORITIS. dalam penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) yang berjudul Does Trust

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK

Kata Kunci: Persepsi Nilai, Persepsi Kualitas, Citra Perusahaan, Kepuasan Konsumen, Loyalitas Konsumen

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan Melalui hasil analisa yang telah dilakukan baik secara deskriptif maupun

PENGARUH PRODUCT QUALITY, SERVICE QUALITY DAN ATMOPHARE TERHADAP EMOTION DAN BEHAVIORAL INTENTION DI HERO SUPERMARKET

Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Kualitas Layanan, Kualitas Produk, Minat Pembelian Ulang.

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, NILAI, DAN KEPUASAN NASABAH (Studi di PT Panin Bank Cabang Pembantu Boyolali)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. retail marketing mix, loyalitas konsumen, harga, tata letak, dan personalia

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

3. Private label adalah produk yang hanya menanggung nama pengecer. 4. Sub merek sendiri membawa nama pengecer tapi produk yang memiliki posisi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Oleh * Mumuh Mulyana dan Riawati Tandri * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

MINUMAN RINGAN TEH BOTOL SOSRO

PENGARUH CITRA TOKO DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA CARREFOUR ACHMAD YANI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

Nurkhasanah Universitas Muhammadiyah Purworejo

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORI. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis mengemukakan teori, pendapat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH LOYALITAS TERHADAP TENAGA PENJUAL, DAN LOYALITAS TERHADAP TOKO PADA PERILAKU WORD OF MOUTH. oleh Kukuh Mulyanto

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. potongan harga dan sangat berpengaruh terhadap citra toko. Sebagian besar

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

1. PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP MELALUI KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA KONSUMEN TOKO BUKU RESTU DI KOTA BLITAR)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

signifikan terhadap Brand Trust maka dari itu hipotesis yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP WORD OF MOUTH (WOM) DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN (Studi pada Salon Kecantikan De Mode Purworejo)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

4. Bagaimana pengaruh perceived quality atas produk Pertamax di SPBU Pertamina Pasteur terhadap tingkat kepuasan konsumen? Berdasarkan hasil analisa r

BAB V PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut : memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Niat Beli

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN MODEL LOYALITAS KONSUMEN CAFÉ STUDI KASUS DI CAFE X BANDUNG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5. SIMPULAN dan SARAN

kesimpulan bahwa Store Brand Price Image positif mempengaruhi Store

DAVID SANTOSO ABSTRACT. Keywords: Brand Awareness; Brand Image; Brand Loyalty; Brand Extention; Parent Brand. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH PROMOSI DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PT. KRISTO ADITAMA

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN PERILAKU PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode structural equation modeling maka dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

JUDUL TIMES NEW ROMAN 14PT 1 SPASI BOLD KAPITAL CENTER Jurusan. Fakultas.. Universitas..

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAH 7 SIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, Cetakan Pertama, Penerbit, Graha Ilmu, Jakarta.

Transkripsi:

ANALISIS KETERHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN, KESETIAAN, DAN KOMUNIKASI WORD OF MOUTH DALAM SEKTOR JASA Abstract Dion Dewa Barata Staf Pengajar Universitas Pelita Harapan The service sector is the sector that is currently growing but because of its non tangible nature, this sector is very dependent on the quality of services delivered by employees or sales representatives. This research was held by conducting literature study and performed the data collection form questionnaires to the consumer services sector in the Greater Jakarta. The data was processed using the analysis of reliability, validity, and methods of SEM (structural equation model) using 240 respondents. The results showed that the perceived satisfaction affect customer loyalty to the salesperson, the perceived customer satisfaction does not affect customer loyalty to service providers, customer loyalty to the salesperson's affect customer loyalty to service providers, customer loyalty toward the salesperson did not contribute to word of mouth customers and contribute to customer loyalty for word of mouth customers. keywords: Jasa, Kepuasan, WOM, Loyalitas, Loyalty, satisfaction, service, SEM Pendahuluan Bertambahnya kebutuhan konsumen akan jasa memacu berkembangnya persaingan diantara perusahaan-perusahaan jasa. Salah satu strategi utama yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan usaha dan tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas kepada konsumennya. Hal ini dikarenakan konsumen saat ini sangat kritis dalam membandingkan kualitas pelayanan antara penyedia jasa yang satu dengan yang lain. Dari pengamatan yang ada, efek dari kepuasan pelanggan dalam jangka waktu yang lama akan berdampak terhadap loyalitas konsumen, sehingga pada akhirnya akan memiliki pengaruh positif terhadap laba perusahaan. Jika konsumen merasa puas maka konsumen akan melakukan perilaku yang menguntungkan perusahaan. Konsumen yang setia terhadap penyedia jasa tertentu, biasanya akan setia juga dengan

tenaga kerja yang melayaninya (penjual jasa). Hal yang sering terjadi adalah konsumen yang sudah merasa cocok dengan satu penjual jasa tertentu biasanya enggan untuk dilayani oleh penjual jasa lain meskipun keduanya bekerja di perusahaan penyedia jasa (retailer) yang sama. Begitu pula jika penjual jasa tersebut berhenti bekerja di satu retailer, maka ada kemungkinan konsumen akan ikut pindah ke retailer tempat kerja penjual jasa yang baru. Tingkat kepuasan yang dirasakan oleh konsumen terhadap hasil kerja penjual jasa juga akan berdampak terhadap word-of-mouth yang dilakukan oleh konsumen. Jika konsumen puas maka biasanya konsumen akan memberikan referensi terhadap teman atau kenalan agar datang ke retailer tersebut dan menggunakan jasa penjual jasa tersebut. Sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan melakukan word-of-mouth negatif yang berupa anjuran untuk tidak datang ke retailer tersebut atau tidak menggunakan jasa penjual jasa tersebut. Oleh karenanya, terdapat hubungan timbal balik antara retailer dengan tenaga penjual jasa. Jika pelayanan tenaga penjual jasa memuaskan maka retailer akan menjadi pihak yang turut diuntungkan, bertambah laba serta reputasinya. Sebaliknya penjual jasa juga membutuhkan retailer sebagai sarana mendapatkan pelanggan baru serta mendapatkan berbagai fasilitas yang menguntungkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel kepuasan pada retailer, kesetiaan pada retailer, dan kesetiaan pada tenaga kerja penjual jasa terhadap word of mouth konsumen sektor jasa. Latar Belakang Teori Disebabkan oleh sifat jasa yang tidak berwujud, maka pengetahuan mengenai jasa berbeda dibandingkan dengan pada produk dimana pengetahuan mengenai jasa

diperoleh konsumen melalui pengalaman ketika mendapatkan jasa secara aktual. Ketika konsumen membeli jasa, maka konsumen tersebut sesungguhnya sedang membeli sebuah pengalaman. (Hoffman dan Bateson, 2005) dimana salah satu faktor yang mempengaruhi nilai dari pengalaman tersebut adalah adalah interaksi langsung antara konsumen dengan penyedia jasa atau service providers. Juga karena sifat jasa yang tidak berwujud, konsumen sering memiliki masalah untuk mengevaluasi kualitas jasa secara objektif. Oleh karena itu konsumen bergantung pada bukti-bukti fisik yang berada disekitar jasa untuk membantu membentuk evaluasinya. Service personnel secara strategis adalah merupakan sumber yang penting bagi differensiasi produk. Perusahaan jasa harus membedakan dirinya dari organisasi serupa dengan cara memberikan penawaran dan cara penghantaran jasa yang berbeda. Untuk dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan penerbangan harus mampu memberikan pelayanan yang berbeda dengan perusahaan lainnya. Kesetiaan terhadap tenaga penjual adalah komitmen dan kecenderungan perilaku/ niat untuk terus berhubungan dengan tenaga penjual tertentu (Reynolds dan Arnold, 2000). Hal ini berhubungan dengan faktor psikologis dimana timbul perasaan suka dan puas apabila dilayani oleh tenaga penjual tertentu, sehingga pada akhirnya terbentuk kesetiaan pada tenaga penjual tertentu. Oleh karena itu hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kepuasan pada retailer terhadap kesetiaan pada tenaga penjual. Dalam hubungannya dengan usaha jasa, konsumen akan merasa lebih nyaman dan aman apabila bertransaksi dengan tenaga penjual yang sudah dipercaya (Zikmund, 2003). Lebih lanjut menurut Griffin (2003), para pelanggan cenderung menjadi loyal pada perusahaan bila mereka mengembangkan hubungan yang personal dengan para tenaga penjualan. Pelanggan yang secara teratur membeli dari orang yang

sama akan bergantung pada bantuan orang tersebut dalam mengambil keputusan pembelian berikutnya. Oleh karena itu hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada tenaga penjual terhadap kesetiaan pada retailer Pada bidang usaha jasa, tuntutan konsumen lebih daripada hanya sekedar tanggap akan keluhan, melainkan juga konsumen menghendaki adanya pelayanan secara pribadi dari seorang tenaga penjual, untuk meyakinkan konsumen, bahwa produk yang dibeli adalah yang benar-benar sesuai untuknya, eksklusif serta akan memberikan citra tersendiri. Berkaitan dengan hal ini, Zikmund (2003) menyatakan bahwa kontak secara personal adalah cara yang sangat efektif dalam melakukan hubungan dengan konsumen. Sinyal-sinyal non verbal, pertemanan, dan interaksi secara personal adalah tindakan yang dapat membangun kepercayaan dan respek yang akan mengarah pada terbangunnya kesetiaan. Hubungan simbiotis ini menguntungkan perusahaan maupun pelanggan. Pada umumnya pelanggan berulang memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk merasa terpuaskan, dan pegawai yang berurusan dengan pelanggan yang puas cenderung lebih menikmati pekerjaannya, melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, dan tetap bekerja di perusahaan tersebut. Disisi lain, kesetiaan konsumen juga terbangun pada retailer dimana penyedia jasa tersebut berada. Menurut Reynolds dan Arnold (2000) Kesetiaan konsumen terhadap retailer didefinisikan sebagai komitmen dan kecenderungan berperilaku untuk terus berhubungan dengan riteler tertentu dimana hal ini dapat ditunjukan dari pembelian berulang pada saat konsumen tidak hanya datang sekali saja dan kemudian tidak pernah kembali lagi (Peter dan Olson, 2000). Lebih jauh Griffin (2003) menyatakan bahwa pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian

berulang secara teratur, membeli antarlini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Oleh karena itu hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kepuasan pada retailer terhadap kesetiaan pada retailer. Selanjutnya dampak dari kesetiaan tersebut, menurut Arnold dan Zinkhan (2005), adalah munculnya keterlibatan konsumen dalam menghasilkan positif word of mouth, bukan hanya karena mereka memberikan rekomendasi kepada orang lain mengenai produk tersebut, akan tetapi juga dikarenakan jumlah rekomendasi akan meningkat sesuai dengan durasi lamanya hubungan antara konsumen loyal dan perusahaan. Word of mouth sendiri, menurut Wells dan Prensky (1996), adalah komunikasi informal yang terjadi diantara konsumen mengenai suatu produk yang dapat menjadi rekomendasi dan akan sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada tenaga penjual terhadap word of mouth. Bagi perusahaan adanya word of mouth yang positif ini tentu sangat menguntungkan karena sifatnya yang sangat meyakinkan, dimana pembeli yang merasa puas, tidak hanya akan melakukan pembelian ulang, akan tetapi juga akan melakukan promosi gratis bagi perusahaan. Selain itu word of mouth sangat murah, dimana Melakukan kontak dengan konsumen yang puas hanya mengeluarkan biaya kecil (Cafferky, 1999). Oleh karena itu hipotesis terakhir dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada retailer terhadap word of mouth Lebih lengkap model penelitian yang digunakan dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

H3 Kesetiaan pada Retailer H5 Kepuasan Pada Retailer H2 Word of Mouth H1 Kesetiaan pada Tenaga Penjual H4 Gambar1. Model Penelitian dan Hipótesis Metode Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang disebarkan secara proporsional kepada 240 individu di Jabodetabek dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan non probability sampling dan menghasilkan repond rate 100%. Uji reliabilitas dengan melihat nilai cronbach alpha, berdasarkan hasil pengumpulan data tersebut, menyatakan bahwa semua variabel dalam penelitian ini adalah relibale karena semua variabel memiliki nilai cronbach alpha diatas nilai yang disyaratkan yaitu 0,7 (Heir et al. 2005) Tabel1. Uji Reliabilitas Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan Kepuasan 0,816 Reliabel Kesetiaan pada Ritel 0,840 Reliabel Kesetiaan pada Penjual 0,792 Reliabel Word of Mouth 0,862 Reliabel Penghitungan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan dalam penelitian ini karena menurut Byrne (2001), SEM dapat menggambarkan suatu proses kausal dengan beberapa variabel sekaligus. Pada penelitian ini semua faktor

yang digunakan dapat dikatakan valid karena memiliki nilai factor loading yang mencukupi yaitu melebihi 0,50, sebagai berikut: Tabel 2. Model Pengukuran Indikator Standardized Keterangan Factor Loading Kenyamanan (K1) 0,870 Valid Kualitas Jasa (K2) 0,641 Valid Kualitas Peralatan (K3) 0,810 Valid Pembelian Ulang (R1) 0,620 Valid Komitmen pada ritel (R2) 0,582 Valid Preferensi untuk penjual tertentu (P1) 0,701 Valid Komitmen pada penjual tertentu (P2) 0,680 Valid Komentar positif (W1) 0,720 Valid Mengeluarkan Rekomendasi (W2) 0,872 Valid Memberikan Referensi (W3) 0,780 Valid Pengujian hipotesis dapat dilihat dalam tabel dilakukan dengan menggunakan model struktural, dapat dilihat dalam gambar model struktural, untuk melihat nilai critical ratio nya, dimana terdapat dua hipotesis yang diterima dan tiga yang tidak diterima karena tidak memenuhi persyarata lebih besar daripada ± 1,96 untuk tingkat keyakinan 95%. K1 K2 K3 R1 R2 0,980 Kesetiaan pada 2,921 Retailer Kepuasan Pada Retailer 3,174 2,541 Kesetiaan pada Tenaga Penjual 0,792 Word of Mouth P1 P2 W1 W2 W3

Gambar2. model struktural Lebih lengkapnya hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel3. Uji Hipotesis Hipotesis Nilai T Keterangan Terdapat pengaruh positif antara kepuasan pada retailer terhadap kesetiaan pada tenaga penjual (H1) Terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada tenaga penjual terhadap kesetiaan pada retailer (H2) Terdapat pengaruh positif antara kepuasan pada retailer terhadap kesetiaan pada retailer (H3) Terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada tenaga penjual terhadap word of mouth (H4) Terdapat pengaruh positif antara kesetiaan pada retailer terhadap word of mouth (H5) 3,174 2,541 0,980 0,792 2,921 Hipotesis didukung Hipotesis didukung Hipotesis tidak didukung Hipotesis tidak didukung Hipotesis didukung Simpulan Penelitian Sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sektor non jasa seperti tidak berwujud (intangibility), tidak bisa dipisahkan (inseparability), keanekaragaman (variability), mudah lenyap atau tidak tahan lama (perishability) terlihat jelas dalam sektor jasa. Untuk menciptakan konsumen yang setia yang diharapkan untuk menggunakan jasanya, pihak retailer harus dapat menciptakan kepuasan pada pelanggannya. Pada sektor jasa, pelanggan membutukan pelayanan yang pribadi. Apabila pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tenaga penjual tersebut, maka pelanggan akan selalu ingin dilayani oleh tenaga penjual tersebut dikemudian hari. Bila konsumen setia kepada seorang tenaga penjual jasa, maka jika tenaga penjual jasa tersebut pindah dari retailer tersebut, maka pelanggan akan mengikutinya. Ini berati kesetiaan yang timbul terhadap retailer sangat ditentukan

oleh kesetiaan pada tenaga penjual. Untuk itu maka pihak manajemen retailer perlu memberikan perhatian khusus kepada tenaga penjual jasanya, misalnya untuk meningkatkan keterampilan diberikan pelatihan tambahan, mengadakan evaluasi kinerja dari tenaga penjual secara rutin, mengaplikasikan reward system untuk memberikan penghargaan apabila tenaga penjual jasa memperlihatkan kinerja yang baik, memberikan tunjangan kesejahteraan agar para tenaga penjual jasa merasa puas bekerja di retailer, dengan demikian maka diharapkan tenaga penjual jasa akan bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga akan memberi dampak pada kepuasan konsumen terhadap retailer. Pada penelitian ini diketahui bahwa kepuasan yang dirasakan oleh pengguna layanan retailer tidak menimbulkan kesetiaan pelanggan terhadap retailer. Hal ini dapat terjadi karena kesetiaan tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat namun harus dibangun terus menerus agar konsumen senantiasa berkomitmen untuk membeli kembali suatu produk atau jasa di masa depan secara konstan. Hal ini juga menunjukan bahwa apabila konsumen kepuasan belum tentu akan langsung setia, karena untuk membentuk kesetiaan konsumen membutuhkan konsistensi layanan dan rasa percaya pada penjual jasanya. Menurut Zikmund (2003), kesetiaan pada retailer tidak hanya didasari oleh kepuasan pada retailer saja, akan tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ikatan emosional dengan retailer, kepercayaan antara kedua belah pihak, adanya upaya mengurangi pilihan dengan alasan kenyamanan, faktor kebiasaan dan sejarah yang terjadi dengan perusahaan. Pada penelitian ini tingkat kesetiaan pelanggan yang rendah terhadap retailer dapat diakibatkan oleh faktor kurangnya ikatan emosional dengan retailer, hal ini dapat terjadi karena pihak manajeman retailer kurang konsisten dalam melakukan usaha agar pelanggannya tetap setia. Selain itu juga, faktor kebiasaan menggunakan

retailer juga dapat menyebabkan tingkat kesetiaan yang rendah terhadap retailer. Dalam hal ini, pelanggan terus menerus menggunakan jasa retailer tertentu bukan karena benar-benar merasa puas akan pelayanan retailer tersebut, akan tetapi hanya dikarenakan faktor kebiasaan menggunakan jasa retailer semata dan enggan untuk mengambil resiko dengan mencari kemungkinan retailer lain. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen retailer untuk menjaga kesetiaan pelanggannya diantara lain adalah dengan cara memberikan reward kepada pelanggan yang telah sering menggunakan jasa retailer, mengadakan program keanggotaan, memberikan berbagai fasilitas khusus untuk para member seperti diskon atau undangan khusus pada acara-acara yang diadakan oleh retailer. Kesetiaan pada retailer timbul karena konsumen merasa puas dengan pelayanan, pada jangka panjang akan memberi dampak yaitu munculnya kemungkinan konsumen akan menceritakan hal-hal yang positif mengenai toko atau tenaga penjual, memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk menggunakan jasa retailer tersebut, atau bahkan mendorong kerabatnya untuk menggunakan jasa retailer atau tenaga penjual tersebut. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan positif antara kesetiaan pada tenaga penjual retailer terhadap pembentukan komunikasi word of mouth.. Hal ini dapat terjadi karena tingkat kesetiaan konsumen retailer yang rendah. Menurut Griffin (2003), loyalitas yang lemah dihasilkan oleh keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi. Pelanggan menggunakan jasa retailer karena sudah terbiasa. Dalam hal ini, dapat juga disebabkan karena harga yang ditawarkan oleh retailer lebih ekonomis dibandingkan dengan retailer pesaing. Pelanggan akan setia menggunakan jasa retailer karena telah terbiasa

menggunakannya oleh karena harganya yang terjangkau, akan tetapi pelanggan memiliki tingkat loyalitas yang lemah terhadap retailer. Selain itu, lokasi retailer yang strategis dengan banyaknya outlet yang tersebar di Jabotabek membuat konsumen lebih memilih menggunakan jasa retailer. Loyalitas yang lemah tersebut menyebabkan pelanggan enggan memberikan word of mouth positif mengenai retailer Agar pelanggan dapat memberikan word of mouth positif terhadap retailer, pihak manajemen retailer harus mampu meningkatkan mutu pelayanannya, agar tingkat loyalitas pelanggan yang tadinya rendah dapat naik. Ketika konsumen memiliki tingkat loyalitas yang tinggi, maka pelanggan tersebut akan memberikan word of mouth positif mengenai retailer kepada kerabat atau relasinya. Hal ini dapat terjadi, karena pada umumnya seseorang jika memiliki tingkat loyalitas yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa, maka Ia menginginkan orang-orang terdekatnya untuk menggunakan produk tersebut juga. Implikasi Berdasarkan temuan ini maka terdapat beberapa implikasi yang dapat diajukan. Jasa yang disediakan oleh retailer harus dapat terus dikembangkan, sesuai dengan trend yang sedang berlangsung, agar konsumen dapat tertarik untuk terus menggunakan jasanya. Hal yang dilakukan adalah dengan mengadakan program-program untuk meningkatkan keterampilan dari tenaga penjual jasa misalnya dengan memberikan pelatihan beroroentasi konsumen bagi para tenaga penjual jasanya, mengadakan program kerja sama dengan retailer terkemuka lainnya, melengkapi retailer dengan fasilitas yang lebih bersahabat dengan konsumen sehingga dapat meningkatkan kenyamanan konsumen ketika menggunakan jasa retailer tersebut. Kesejahteraan dari tenaga penjual jasa harus secara terus-menerus ditingkatkan, agar tenaga penjual jasa merasa puas bekerja di perusahaan sehingga

akan memicunya untuk menunjukkan kinerja yang baik, yang pada akhirnya dapat memberikan dampak positif terhadap kepuasan pelanggan. Misalnya dengan menerapkan reward system yang lebih mendorong tenaga penjual jasa agar memiliki performa kerja yang baik, memberikan perlindungan kerja berupa asuransi jiwa kepada tenaga penjual, serta memberikan fasilitas-fasilitas bagi tenaga penjual jasa seperti antar jemput ke tempat bekerja. Berdasarkan hasil pengumpulan data, sebesar 72% dari jumlah pelanggan retailer yang diteliti adalah wanita yang 55% diantaranya berusia antara 20 hingga 25 tahun serta memiliki pengeluaran per bulan sebesar hingga dua juta. Dengan mengetahui hal ini, maka retailer harus dapat menetapkan strategi pemasaran yang lebih baik. Misalnya dengan memasang iklan di majalah atau tabloid yang memiliki target market wanita muda, memberikan diskon khusus bagi mahasiswa, atau membuat image retailer yang menarik bagi wanita muda. Misalnya menggunakan interior retailer yang lebih nyaman atau memasang musik yang sedang terkenal Penetapan harga yang dilakukan apabila didukung dengan pelayanan yang baik oleh tenaga penjual akan memberikan kontribusi yang besar untuk membentuk loyalitas terhadap retailer dan pada akhirnya dapat menjadi keunggulan daya saing demi menghadapi persaingan dengan retailer lain. Oleh karena itu retailer sebaiknya tidak hanya berfokus pada strategi harga saja untuk menarik konsumen namun juga berfokus pada peningkatan layanan konsumen yang lebih dapat membawa keuntungan jangka panjang. Komunikasi word of mouth merupakan salah satu dampak positif apabila konsumen setia pada suatu retailer namun dengan semakin banyaknya pesaing yang juga menawarkan pelayanan yang baik, bukan tidak mungkin kesetiaan konsumen akan berkurang sehingga komunikasi word of mouth nya pun menjadi negatif. Oleh

karena itu sangat penting bagi retailer untuk memelihara kesetiaan pelanggan agar selalu tetap diingat dalam benak konsumen. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan pertama adalah penggunaan non probabilitas dalam pengambilan sampel sehingga membuat hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Keterbatasan kedua adalah obyek penelitian yang masih bersifat umum, yaitu sektor jasa, sehingga hanya menjelaskan secara umum saja perilaku konsumennya. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan penggunaan random sampling agar memperoleh hasil dapat digeneralisasikan dan dilakukan dengan obyek penelitian jasa yang lebih spesifik agar mampu melihat perilaku konsumen jasa yang unik dari setiap bidang jasa. Daftar Referensi Aaker, A.David, V. Kumar and George S.Day. Marketing Research, 7th ed. New York, NY : John Wiley and Sons, 2001 Beatty, Sharon. E. Relationship Selling in Retailing. Arthur Andersen Retailing Issues Letter, 5 ( November 1993) : 1-3 Dick, Alan.S and Kunal Basu. Customer Loyalty : Toward an Intergrated Conceptual Framework. Journal of the Academy of Marketing Science ( 1994) : 99-113 Dunn, D and Sidney Probstein. Marketing High Tech Services. Journal of Business (2003) : 11-17 Dunne, Patrick.M and Robert.F. Lusch. Retailing, 5th ed. Ohio : South Western, 2005 Griffin, Jill. Customer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2003 Gronroos, Christian. Service Management and Marketing : Managing the Moment of Truth in Service Competition. Singapore : Maxwell Macmillian, 2001 Hair, Joseph F. JR., William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Andersen, and Ronald L. Tapham. Multivariate Data Analysis, 6th ed. New Jersey : Prentice

Hall, 2006 Hoffman, K. Douglas and John. E. G. Bateson. Services Marketing ; Concepts, Strategies, & Cases. Ohio : South Western, 2005. Joreskog, K.G., & Sorbom, D. LISREL 8 : User s Reference Guide. Chicago : Scientific Software International, 1996 Kotler, Philip. Marketing Management. New Jersey : Pearson Education International, 2000 Kotler, Philip. Marketing Management, 11th ed. New Jersey : Prentice Hall International.Inc, 2003 Lamb, Charles W., Joseph. F. Hair and Carl McDaniel. Essential of Marketing, 4th ed. Ohio : Thompson SouthWestern, 2005 Lovelock, Christopher and Lauren Wright. Principles of Service Marketing and Management, 2nd ed. New Jersey : Prentice Hall, 2002 Machintoch, Gerrard and Lawrence S. Lockshin. Retailer Relationships and Store Loyalty : A Multi Level Perspective. International Journal of Research in Marketing (1997) : 487 497 Masterson, Rosalind and David Picton. Marketing : an Introduction. New York : Mc Graw Hill, 2004 Peter, J. Paul dan Jerry. C. Olson. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2000 Peterson, Randall and Sarah Ronson. Evaluating Top Management Teams Within The Investment Management Industry : Applying The Group Dynamics Q Sort The Brandes Institute. Watson Wyatt Worldwide (2004) Rangkuti, Freddy. Riset Pemasaran. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003 Reynolds, Kristy E and Mark J. Arnold. Customer Loyalty to The Salesperson and The Store : Examining Relationship Customers in an Upscale Retail Context. The Journal of Personal Selling and Sales Management ( 2000) : 89-98 Sekaran, Uma. Research Methods for Business, 4th ed. California : John Wiley & Sons, 2003 Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Lembaga Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial, 1989. Swan, John E and Richard L. Oliver. Post Purchase Communication by Consumers. Journal of Retailing, (1989) : 65 Tumpal, J.R Sitinjak dan Sugiarto. LISREL. Jakarta : Graha Ilmu, 2006

Umar, Husein. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta : Ghalia Indonesia : 2003 Wells, William D. and David Prensky. Consumer Behavior. New York : John Wiley & Sons, 1996 Zikmund, William and Faye W. Gilbert. Customer Relationship Management. New Jersey : Leyh Publishing, 2003.