PELAKSANAAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA. Burhanudin DR

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI PAPUA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEWENANGAN DI BIDANG KEARSIPAN DALAM KONTEKS OTONOMI DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG

AZAS DAN ORGANISASI PENGURUSAN SURAT Oleh Rusidi*

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam Laporan Tugas Akhir yang berjdul Pengelolaan Arsip Dinamis

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumentasi Perusahaan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 1

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2017 NOMOR 23 UN2014 NOMOR 26

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 10 TAHUN 2013

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR ARSIP DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 22

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 92 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 3. Undang-Undang Nomor 8

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 66

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 3

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 49 NOMOR 49 TAHUN 2008

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN PELAKSANAAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA Burhanudin DR Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pembangunan di daerah kabupaten / kota diperlukan prakarsa dan partisipasi rakyat di Daerah. Dalam hal diperlukan peningkatan peran, kemampuan, dan perbaikan aparatur pemerintahan di Daerah. Undang undang Nomor 22 Tahun 1999 mengamanatkan Daerah sebagai subyek pembangunan yang dapat menentukan sendiri arah pembangunan yang diinginkan dalam koridor Republik Indonesia. Hal tersebut membawa implikasi terjadinya perubahan terhadap bentuk organisasi dan kebijakan kewenangan di bidang kearsipan. Kewenangan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Arsip Nasional RI, memiliki kewenangan terbatas pada dua hal, yaitu 1). Pemanfaatan naskah sumber Arsip yang diakui secara internasional; dan 2). Penetapan dan penyelenggaraan kearsipan nasional. Sejalan dengan otonomi Daerah, pemerintah kabupaten / kota memiliki kewenangan yang cukup luas di bidang kearsipan. Walaupun demikian tidak berarti Daerah kabupaten / kota akan terkotak kotak, terlepas tanpa pengendalian, dan memiliki otoritas yang bebas. Keleluasaan otonomi yang diberikan kepada Daerah tetap harus tidak keluar dari koridor nasional. Secara garis besar, pemerintah kabupaten / kota memiliki keleluasaan dalam pelaksanaan tata kearsipan. B. TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA Sesuai kewenangan yang dimiliki pemerintah kabupaten / kota memanage pelaksanaan tata kearsipan di daerahnya dengan tetap mengacu pada standar yang digariskan secara nasional. Dalam hal ini adalah standar yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan maupun secara teknis ditetapkan standar nasional oleh Arsip Nasional RI, yang meliputi : 1. Penetapan standar ketatalaksanaan, termasuk sarana dan prasarana; 2. Penetapan standar akreditasi jabatan fungsional arsiparis; 3. Penetapan standar pembinaan dan pengawasan kearsipan, baik aplikasi sistem dan pembinaan Sumber Daya Manusia; 4. Penetapan standar kebijakan bidang kearsipan lainnya. Pelaksanaan tata kearsipan pemerintah kabupaten / kota secara sederhana dapat dikatakan bersifat sentralisasi dalam kebijakan dan desentralisasi dalam pelaksanaan. Artinya pemerintah kabupaten / kota memiliki kebijakan yang menjadi pedoman bagi seluruh unit yang ada di lingkungan pemerintah kabupaten / kota. Desentralisasi dalam pelaksanaan artinya masing masing unit kerja memiliki otonomi untuk melaksanakan sistem yang telah digariskan pemerintah kabupaten / kota. Untuk melaksanakan kewenangan di bidang kearsipan, selain perangkat peraturan perundang undangan, diperlukan lembaga teknis

Daerah yang memiliki fungsi dan tugas secara khusus di bidang kearsipan. Menumpangkan bidang kearsipan pada lembaga yang tidak secara khusus memiliki otoritas di bidang kearsipan akan menyebabkan kinerja bidang kearsipan tidak optimal, walaupun hal tersebut dimungkinkan. C. PENGORGANISASIAN Secara sederhana pemerintah kabupaten / kota dapat disebut sebagai satu organisasi dari beberapa perangkat Daerah yaitu Sekretariat Daerah, Dinas, Badan, Kantor dan lembaga teknis Daerah lainnya. Dalam konteks kearsipan perangkat Daerah tersebut dibagi menjadi dua yaitu: Unit Kearsipan Pemerintah Kabupaten / Kota dan Unit Pengolah. Dalam hal ini yang disebut Unit Kearsipan adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bidang kearsipan, selanjutnya disebut Lembaga Kearsipan (nomenklatur masing masing kabupaten / kota tidak mesti sama, ada yang bernama Kantor Arsip, Kantor Arsip dan Pengolah Data Elektronik, dan Kantor Arsip dan Perpustakaan dan sebaginya). Lembaga Kearsipan sekaligus merupakan pusat Arsip (record centre). Adapun perangkat Daerah lain, disebut sebagai Unit Pengolah. Dalam skala yang lebih kecil, masing masing instansi lingkungan pemerintah kabupaten / kota dapat juga disebut sebagai suatu organisasi. Dalam pelaksanaan tata kearsipan, Tata Usaha atau Sekretariat sebagai Unit Kearsipan, sedangkan unit unit yang ada disebut sebagai Unit Pengolah. 1. Unit Kearsipan Lembaga Kearsipan Pemerintah kabupaten / kota secara sederhana memiliki 2 (dua) fungsi, yaitu fungsi pembinaan dan fungsi pengelolaan. a. Fungsi Pembinaan Lembaga Kearsipan atau lembaga lain yang diberi wewenang melaksanakan fungsi kearsipan bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan pemerintah kabupaten / kota di bidang kearsipan. Oleh karena itu Lembaga Kearsipan bertugas untuk melaksanakan sosialisasi kebijakan, koordinasi pelaksanaan, membimbing dan memantau pelaksanaan sistem, serta mengevaluasi secara teknis. Beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan terkait dengan fungsi ini adalah : 1) Apresiasi; 2) Pembinaan Sistem; 3) Pelatihan; 4) Bimbingan Teknis; 5) Pemantauan; 6) Lomba; 7) Pameran; 8) Penyusunan Pedoman Teknis; 9) Pembinaan Profesi; 10) Pengkajian dan Pengembangan; dan sebagainya. b. Fungsi Pengelolaan Sebagai Unit Kearsipan Pemerintah Kabupaten / Kota, lembaga kearsipan memiliki fungsi sebagai pusat arsip (record cebtre), atau pusat arsip dinamis inaktif, yaitu arsip yang frequensi penggunaan sebagai berkas kerja yang sudah menurun. Seiring dengan otonomi

Daerah Lembaga Kearsipan juga berfungsi sebagai tempat pengelolaan arsip statis (arsip permanent / arsip yang memiliki nilai guna tinggi), khususnya arsip statis yang bernuansa kedaerahan. Adapun tugasnya antara lain meliputi : 1) Memindahkan Arsip dinamis inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan, atau dari unit kerja ke lembaga kearsipan; 2) Menata arsip inaktif dan menyusun Daftar Pertelaan Arsip; 3) Menyimpan dan memelihara arsip dinamis inaktif; 4) Merawat arsip; 5) Menilai arsip berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA) atau nilai guna arsip; 6) Memusnahkan arsip yang telah melampau JRA sesuai ketentuan yang berlaku; 7) Mengelola arsip statis; 8) Layanan Jasa peminjaman arsip; 9) Menyerahkan arsip statis lintas kabupaten / kota atau arsip statis republik; 10) Mengalih mediakan arsip; 11) Otomasi arsip; dan sebagainya. 2. Unit Pengolah Dalam hal ini yang dimasud Unit Pengolah adalah Unit Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten / Kota, yang meliputi Sekretariat Daerah, Badan, Dinas, Kantor dan Unit Teknis lain. Masing masing unit dalam pelaksanaan kearsipan dibagi dalam 2 unit, yaitu Unit Kearsipan Instansi dan Unit Pengolah Instansi. Unit Kearsipan Instansi adalah Bagian Umum untuk Sekretariat Daerah, TU untuk Dinas, Sekretariat untuk Badan, Sub Bagian Umum untuk Kantor. Sedangkan Unit Pengolah Instansi adalah seluruh unit yang ada di masing masing instansi. Tugas Unit Kearsipan Instansi antara lain adalah : 1) Sebagai penanggungjawab pelaksanaan tata kearsipan instansi; 2) Membina pelaksanaan tata kearsipan di setiap unit; 3) Menerima dan mengendalikan surat masuk dan keluar; 4) Mendistribusikan dan mengendalikan surat masuk dan keluar; 5) Menyimpan arsip dinamis aktif bagi instansi yang menggunakan azas sentralisasi; 6) Menyimpan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah; 7) Memindahkan arsip inaktif ke Lembaga Kearsipan; 8) Menilai Arsip dari instansinya yang akan disusutkan, bersama tim penilai. Adapun tugas unit pengolah instansi antara lain meliputi: 1) Menerima dan menindaklanjuti surat dari unit kerasipan instansi; 2) Menyimpan arsip dinamis aktif, bagi instansi yang menganut azas desentralisasi atau gabungan; 3) Memindahkan arsip dinamis inaktif ke unit kearsipan instansi untuk instansi yang menganut azas gabungan.

D. PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN Banyak kendala yang muncul dalam pelaksanaan tata kearsipan, baik dalam konteks pemerintah kabupaten / kota atau di masing masing instansi. Secara garis besar beberapa kendala tersebut antara lain meliputi : 1. Tingkat pemahaman dan kesadaran untuk menertibkan belum menjadi budaya di kalangan aparatur pemerintah kabupaten / kota, khususnya para pejabat. Sebagai konsekuensi logis hal tersebut maka dukungan kearsipan dalam manajemen informasi tidak maksimal. Oleh karena itu perlu ditempuh upaya upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran melalui apresiasi, job training, dan sebagainya. 2. Tingkat pengetahuan dan kemampuan teknis para pengelola belum memenuhi standar minimal profesi kearsipan. Untuk itu perlu ditempuh upaya peningkatan melalui pendidikan, latihan, maupun bimbingan teknis. 3. Rendahkan motivasi dan etos kerja di bidang kearsipan. Untuk itu perlu ditumbuhkan dan dipacu dengan memberikan penghargaan secara proporsional. 4. Kurangnya sarana serta tidak adanya standar baku. Hal ini terkait dengan minimnya anggaran untuk bidang kearsipan. Oleh karena itu perlu diupayakan pembiayaan yang proposrional, sejajar dengan bidang lain. 5. Tidak adanya konsistensi dalam pelaksanaan system serta tidak adanya petunjuk teknis. Maka perlu disusun pedoman teknis di bidang kearsipan. E. ARSIPARIS DAN PETUGAS ARSIP Arsiparis adalah Jabatan Fungsional di bidang kearsipan. Menurut Keputusan Menteri PAN Nomor : 09/KEP/M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Arsiparis dan Angka Kreditnya, yang disebut arsiparis adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan kearsipan. Sedangkan petugas arsip adalah staf yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dibidang kearsipan. Antara arsiparis dan petugas arsip memiliki perbedaan mendasar, arsiparis adalah jabatan yang secara langsung berada dibawah komando pimpinan instansi. Sedangkan petugas Arsip adalah staf, walaupun sama sama melaksanakan tugas kearsipan. Sering terjadi salah persepsi terhadap arsiparis di berbagai instansi. Anggapan yang sering muncul adalah bahwa apabila sudah diangkat pejabat arsiparis maka seluruh tugas kearsipan dibebankan pada arsiparis. Hal semacam ini adalah kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi apabila ada kesamaan pemahaman. Arsiparis adalah profesi. Mati hidupnya seorang arsiparis akan ditentukan oleh prestasi kerjanya. Seorang arsiparis bertanggungjawab terhadap teknis pelaksanaan tata kearsipan secara menyeluruh di lingkungan instansinya. Adapun tugas petugas arsip adalah melaksanakan tugas teknis di bidang kearsipan, dibawah koordinasi arsiparis. Setiap instansi idealnya minimal memiliki seorang arsiparis, yang akan mengawal pelaksanaan tata kearsipan di instansinya. Adapun kebutuhan ideal petugas Arsip setidak tidaknya setiap unit pengolah seorang petugas arsip.

F. PENUTUP Otonomi Daerah memberikan keleluasaan bagi pemerintah kabupaten / kota dalam pelaksanaan tata kearsipan. Walaupun demikian pelaksanaan tata kearsipan di kabupaten / kota tetap harus mengacu pada standar yang telah dibakukan secara nasional. Untuk melaksanakan tata kearsipan secara optimal mestinya pemerintah kabupaten / kota harus memiliki lembaga kearsipan. Selain merupakan tuntutan akan ketersediaan informasi secara cepat, tepat dan lengkap, otonomi Daerah membuka kemungkinan terjadinya dampak negatif, sehingga diperlukan bukti bukti yang memiliki kesahihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan tata kearsipan, tidak dapat menggantungkan salah satu elemen kearsipan, baik institusi maupun profesi, tetapi diperlukan langkah yang bersifat komprehensif, serta kesamaan persepsi dari berbagai elemen. Lembaga di luar kearsipan, pejabat, maupun staf dituntut untuk memiliki kesamaan persepsi serta kesadaran akan arti strategis Arsip di era yang menuntut transparansi ini. Kecuali secara sadar kita bangga menjadi bangsa yang terbelakang.