BAB II MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

dokumen-dokumen yang mirip
A. Struktur Akar dan Fungsinya

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

KELAS IV SEMESTER 1 TUMBUHAN PENYUSUN : THERESIA DWI KURNIAWATI

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

36 LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian konsep dasar belajar dalam teori Behaviorisme didasarkan pada pemikiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

LAMPIRAN 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1 SURAT KETERANGAN

Latar belakang Seperti layaknya makhluk hidup yang lain tumbuhan pun memiliki organ-organ penyusun tubuh seperti akar, batang, daun, dan bunga.

BAB II KAJIAN TEORI. tidaknya proses pendidikan banyak bergantung pada keadaan, kemampuan, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VIII BAGIAN TUBUH TANAMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 3) bahwa IPA berhubungan dengan cara

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Putri Anggraini, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I (PERTEMUAN 1)

BAB I PENDAHULUAN. membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang

BAB II PEMBAHASAN. Tumbuhan Dikotil (Tumbuhan Biji Berkeping Dua)

Bagian-Bagian Utama Tubuh Hewan dan Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 03 KAWAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh AJUNG NIM F

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 METODE DISKUSI KELOMPOK BERBASIS INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

PENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA. Oleh Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

Untuk Sekolah Dasar Kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagaimana keadaan siswa terhadap materi IPA yang disampaikan, metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

Oleh NOVA PANGANDO* ABSTRAK. Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, Student Teams-Achievement Division, hasil belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

Oleh: ENTIN SUPRIHATIN Guru Sekolah Dasar Heuleut. Kata Kunci: Hasil Belajar, pendekatan contextual teaching and learning

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I MATA PELAJARAN : IPA KELAS : 5 SEMESTER : 1 SD NEGERI NGABLAK 04 KECAMATAN CLUWAK KABUPATEN PATI

LAMPIRAN - LAMPIRAN 39

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD SUATU BENDA MELALUI PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

SILABUS DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Berbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

ENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA. Oleh Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan. mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data

Transkripsi:

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN A. Model Pembelajaran Interaktif 1. Pengertian Model Pembelajaran Interaktif Salah satu bentuk keterbukaan dan rasa percaya diri siswa adalah melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa pada saat tidak memahami sesuatu yang sedang dipelajari, ditemui, dilihat, atau dirasakan oleh siswa. Banyak siswa yang menghadapi berbagai permasalahan saat belajar, tetapi sering tidak dapat mengemukakan pendapatnya. Prayekti (2006), Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan belajar yang merujuk pada pandangan konstruktivis. Model pembelajaran ini merupakan salah satu alternative model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk berani mengungkapkan keingintahuannya dan ketidaktahuannya terhadap konsep yang sedang dipelajarinya. Model ini sering dikenal sebagai pendekatan pertanyaan siswa, di mana guru berusaha untuk menggali pertanyaan siswa. Model interaktif menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri-ciri sentralnya. Dalam model ini siswa diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya terhadap objek yang akan dipelajari, kemudian melakukan

penyelidikan tentang pertanyaan mereka sendiri sehingga dapat menemukan jawaban atas pertanyaan sendiri. Siswa bertanya melalui aktivitas terbuka dengan berbagai alasan. Jenis pertanyaan yang muncul akan bermacam-macam dan mungkin tidak jelas, tidak terpusat pada topik yang sedang dipelajari atau pertanyaan yang jawabannya dapat dijawab tanpa penyelidikan. Oleh karena itu, guru perlu mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa, kemudian menuliskan setiap pertanyaan pada papan tulis. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian bersama-sama dipilih oleh siswa untuk diselidiki jawabannya. Beberapa pertanyaan yang memiliki maksud yang sama juga dipilih satu. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul perlu diubah agar mudah dipahami oleh siswa. Di sini guru membantu siswa dalam mengungkapkan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Dengan demikian dari banyak pertanyaan yang muncul tinggal beberapa saja. Setelah terpilih sesuai dengan kesepakatan bersama siswa, kemudian pertanyaan tersebut dituangkan dalam suatu aktivitas. Model pembelajaran interaktif memberikan struktur pengajaran sains yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan atas pertanyaan-pertanyaan siswa. Siswa diajak untuk berpikir tentang konsep yang akan dipelajari, kemudian direfleksikan melalui keingintahuannya dan diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian dijawab sendiri oleh siswa melalui penyelidikan. Guru tidak terlibat terlalu jauh dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan siswa tetapi menjawab pertanyaan siswa dengan pertanyaan, sehingga siswa akan menemukan sendiri jawaban atas pertanyaannya sendiri. Secara khusus, istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sunarwan (1991) dalam Sobry Sutikno (2004:15) mengartikan model merupakan gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri. Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu

pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya. 2. Tahapan Model Pembelajaran Interaktif Tahapan pada model pembelajaran interaktif terdiri atas : 1. Tahap persiapan Pada tahap ini guru dan siswa memilih dan mencari informasi tentang latar belakang topik serta mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. 2. Tahap pengetahuan awal Pada tahap ini siswa mengungkapkan apa yang akan mereka ketahui tentang topik yang akan dipelajari. Guru berusaha menggali apa yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan dipelajari. 3. Tahap kegiatan eksplorasi Guru menjelaskan tentang topik yang akan dieksplorasi. Siswa diajak untuk terlibat lebih dalam mengenai topik yang dipelajari dengan melakukan eksplorasi. Dengan demikian siswa dirangsang untuk mengajukan pertanyaan. 4. Tahap pertanyaan siswa Pada tahap ini seluruh siswa diajak untuk membuat pertanyaan mengenai topic yang dipelajari. 5. Tahap penyelidikan Pada tahap ini guru dan siswa memilih pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab melalui penyelidikan.

6. Tahap pengetahuan akhir Pada tahap ini pengetahuan masing-masing siswa atau kelompok dikumpulkan dan dibandingkan dengan jawaban awal. 7. Tahap refleksi Pada tahap ini ditetapkan apa yang telah diuji atau dibuktikan dan apa yang masih perlu dimantapkan. Bila masih terdapat pertanyaan susulan pada tahap refleksi ini atau konsep belum terlalu dikuasai, maka tahap penyelidikan perlu diulang. Model pembelajaran interaktif menurut Faire dan Cosgrove (dalam Harlen : 1992) digambarkan seperti pada bagan di bawah ini! PERSIAPAN PENGETAHUAN AWAL KEGIATAN EKSPLORASI PERTANYAAN SISWA PERBANDINGAN PENYELIDIKAN PERTANYAAN SUSULAN PENGETAHUAN AKHIR REFLEKSI Gambar 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif

3. Kelebihan Model Pembelajaran Interaktif Yang menjadi kelebihan dari model pembelajaran interaktif, yaitu : a. Siswa belajar mengajukan pertanyaan, b. Siswa mencoba merumuskan pertanyaan, c. Siswa encoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan kegiatan observasi (penyelidikan), d. Siswa menjadi lebih kritis dan aktif belajar. 4. Faktor Pendukung Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur dan Fungsi Tumbuhan Berdasarkan semua penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi faktor pendukung dari penerapan model pembelajaran interaktif dalam pembelajaran konsep struktur dan fungsi tumbuhan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah : 1. Guru harus mengerti bagaimana cara model pembelajaran interaktif. 2. Fasilitas pendukung seperti peralatan dan perlengkapan, laboratorium ( alamiah dan buatan) dan tempat praktek baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 3. Model pembelajaran interaktif dapat diterapkan dalam bidang studi apa saja, dan pada kelas manapun. 4. Tidak perlu mengeluarkan biaya besar, dimana model pembelajaran ini selalu memanfaatkan berbagai sumber belajar.

5. Pembelajaran tidak hanya di dalam kelas tetapi juga dapat di luar kelas sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. B. Hasil Belajar Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Dengan adanya proses belajar inilah manusia bertahan hidup (survived). Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, tejadi dalam jangka waktu waktu tertentu. Perubahan yang itu harus secara relative bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini membedakan dengan perubahan-perubahan lain yang disebabkan oleh kemasakan (kematangan). Tujuan proses belajar-mengajar pada hakikatnya adalah sejumlah hasil yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (dalam Dian 2012 : 19).

Hasil belajar diperoleh dari evaluasi pembelajaran. Evaluasi itu sendiri menurut Wand dan Brown menyatakan bahwa Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka hakikat hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya. C. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPA Salah satu bagian KTSP, guru harus mengembangkan pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata Pelajaran IPA sebagai kurikulum yang universal sangat mendasari perkembangan teknologi modern. IPA sangat berperan aktif dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran ini perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. Asy ari, Muslichah (2006: 22) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta keterampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan bahwa keterampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Kedua keterampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru. Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu.

Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah. 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran di SD akan efektif bila siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru SD perlu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran di SD. Prinsip-prinsip pembelajaran di SD menurut Depdiknas (dalam Maslichah, 2006 :44) adalah Prinsip motivasi, prinsip latar, prinsip menemukan, prinsip belajar melakukan (learning to doing), prinsip belajar sambil bermain, prinsip hubungan sosial. Prinsip pembelajaran di atas dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Prinsip motivasi, merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi siswa perlu di tumbuhkan, guru harus berperan sebagai motivator sehingga muncul rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran. 2. Prinsip latar, pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu dalam pembelajaran sebaiknya guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, pengalaman apa yang telah di miliki siswa sehingga kegiatan pembelajaran tidak berawal dari kekosongan terhadap materi. 3. Prinsip menemukan, pada dasarnya siswa sudah memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga berpotensi untuk mencari tahu guna menemukan sesuatu. 4. Prinsip belajar sambil melakukan, pengalaman yang di peroleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah di lupakan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya siswa di arahkan untuk berkegiatan. 5. Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang di sukai pada usia SD, dengan bermaian akan menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga akan mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana yang menyenangkan melalui kegiatan bermain sehingga memunculkan kekreatifan siswa. 6. Prinsip hubungan sosial, dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika di kerjakan secara berkelompok. Dengan kegiatan berkelompok siswa tahu kelebihan dan kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerjasama dengan orang lain.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD Tujuan pemberian mata pelajaran IPA (Sumaji, 1998 : 35) adalah agar siswa mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Pencipta-Nya. Pengajaran IPA menurut Depdikbud (1993/1994 : 98 99 ) bertujuan agar siswa : a. Memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, dan ide tentang alam sekitarnya, c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta peristiwa di lingkungan sekitar, d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama dan mandiri, e. Mampu menerapkan berbagai macam konsep IPA untuk menjelaskan gejalagejala alam dan memecahkanmasalah dalam kehidupan sehari-hari, f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut :

a. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap teknologi dan masyarakat, b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, c. Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari, e. Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kebidang pengajaran lainnya, f. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, g. Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan pengetahuan dasar mengenai IPA atau Sains. D. Materi Pembelajaran Struktur dan Fungsi Tumbuhan Makhluk hidup memiliki ciri-ciri seperti dapat bernafas, bergerak, tumbuh, berkembangbiak dan memerlukan makan. Seperti makhluk hidup yang lain, tumbuhan juga memiliki bagian-bagian yaitu akar, batang, daun dan bagian yang lainnya yaitu bunga, buah dan biji. Setiap bagian dari tumbuhan tersebut mempunyai fungsi-fungsi tertentu.

Fungsi bagian bagian tumbuhan berkaitan dengan kegiatan bernafas, bergerak, tumbuh berkembangbiakdan makan. Tiga pokok bagian dalam tubuh tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Bagian lain pada tumbuhan dapat dianggap sebagai bagian pokok yang telah berubah. Bunga dianggap perubahan perubahan dari batang dan daun. Adapun bagian bagian dari tumbuhan itu adalah : 1. Akar a. Struktur akar Akar pada umumnya, terletak di dalam tanah, warnanya tidak hijau biasanya keputih putihan atau kekuning kuningan. Bentuk akar sebagian meruncing pada ujungnya yang berguna untuk memudahkan akar menembus tanah. Akar terdiri dari beberapa bagian, diantaranya rambut akar (bulu akar) dan tudung akar. Rambut akar merupakan jalan masuk air dan zat hara dari tanah ke tumbuhan. Tudung akar berfungsi melindungi akar saat menembus tanah. Ada dua jenis akar, yaitu akar serabut dan akar tunggang. Akar serabut berbentuk seperti serabut. Bagian ujung dan pangkal akar berukuran hamper sama besar. Semua bagian akar keluar dari pangkal batang. Akar serabut juga bercabang cabang. Akan tetapi, ukuran percabangannya tidak terlalu berbeda. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu (monokotil), misalnya jagung, padi dan tebu. Akar tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang cabang menjadi bagian akar yang lebih kecil. Perbedaan ukuran antara bagian akar pokok dan akar cabang nyata. Akar tunggang dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua

(dikotil), misalnya mangga, jambu dn kacang kacangan. Akan tetapi, tumbuhan dikotil tidak berakar tunggang jika ditanam dengan cara dicangkok atau disetek. Tumbuhan yang dicangkok atau disetek menjadi berakar serabut. Akar serabut memiliki kesamaan dengan akar tunggang yaitu kedua jenis akar ini dapat bercabang cabang. Tujuan percabangan akar utnuk memperluas bidang penyerapan di dalam tanah. Percabangan akar juga memperkuat berdirinya batang. Macam macam akar antara lain : 1. Akar gantung Akar ini tumbuh dari bagian batang tumbuhan di atas tanah. Akar tesebut menggantung di udara dan tumbuh kearah tanah. Misalnya akar gantung pohon beringin. 2. Akar pelekat Akar ini tumbuh di sepanjang batang. Akar pelekat dimiliki tumbuhan yang memanjat, misalnya sirih. 3. Akar tunjang Akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah. Akar tersebut seakanakan menunjang batang akar tidak rebah, misalnya pohon bakau. 4. Akar napas akar ini tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul dari permukaan tanah atau air, misalnya akar pohon kayu api.

b. Kegunaan akar Akar berguna untuk menyerap air dan zat hara, memperkokoh tumbuhan, serta alat pernafasan. Akar menyerap air dan zat hara dari tanah, akar yang tertancap di dalam tanah berfungsi sebagai pondasi, membuat tumbuhan dapat berpijak kuat di tanah. Dengan begitu tumbuhan dapat dapat bertahan dari terjangan air atau angin. Akar berguna sebagai alat pernafasan tumbuhan. Pada permukaan akar terdapat pori pori. Melalui pori pori tersebut udara di dalam tanah terserap ke dalam tumbuhan. 2. Batang Batang merupakan bagian tumbuhan yang amat penting, dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. a. Jenis batang Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya bayam. Batang berkayu, mempunyai kambium. Kambium adalah bagian di dalam batang yang hanya dimiliki tumbuhan batang kayu. Contohnya pohon jati, jambu, rambutan, nangka, dan mahoni. Batang berumput, tumbuhan batang rumput mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga, misalnya tanaman padi dan rumput-rumputan. b. Kegunaan batang Batang berguna sebagai pengangkut zat hara dan air dari akar ke daun, batang juga mengangkut makanan dari daun ke bagian tumbuhan yang lainnya.

Batang sebagai penopang yang tujuannya agar tumbuhan mudah mendapat sinar matahari. Pada beberapa tumbuhan, batang berguan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan, seperti pada tebu, kentang dan sagu. 3. Daun Daun merupakan bagian tumbuhan yang hanya tumbuh dari batang dan berwarna hijau, disebabkan adanya klorofil yaitu zat hijau daun. a. Bentuk susunan tulang daun antara lain : Tulang daun menyirip, berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan, misalnya avokad, nangka, mangga, rambutan. Tulang daun menjari, berbentuk seperti susunan jari tangan, misalnya daun jarak, kapas, singkong. Tulang daun melengkung, berbentuk seperti garis-garis lengkung, misalnya daun genjer. Tulang daun sejajar, berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar, misalnya rumput-rumputan. b. Kegunaan Daun bagi tumbuhan antara lain : Sebagai tempat pemasakan makanan atau fotosintesis. Sebagai alat pernapasan. Sebagai tempat terjadinya proses penguapan.