MODEL MATEMATIKA PENULARAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI. Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

Bab II Teori Pendukung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN

T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Penyelesaian Numerik dan Analisa Kestabilan pada Model Epidemik SEIR dengan Memperhatikan Adanya Penularan pada Periode Laten

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Pengaruh Hukuman Mati terhadap Dinamika Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

Bab III Model Awal Kecanduan Terhadap Rokok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

Pemodelan Penyakit Jantung Koroner Dengan Menggunakan Modifikasi Model Sei

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Kasus HIV-

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit di seluruh dunia, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV). negatif dan 0,3 juta TB-HIV Positif) (WHO, 2013)

Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIS DENGAN PERTUMBUHAN LOGISTIK DAN MIGRASI TUGAS AKHIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN LOKAL PADA PERUBAHAN POPULASI PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS MODEL MATEMATIKA RANTAI MAKANAN TIGA TINGKAT DENGAN ADANYA MANGSA TERINFEKSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

Transkripsi:

Kamis, 20 Juni 2013 MODEL MATEMATIKA PENULARAN TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BELU NUSA TENGGARA TIMUR OLEH MARSELINUS U. FAHIK (Math Department, Faculty of Science and Tech, UNDANA) 1

2

PEMODELAN MATEMATIKA DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL Analisis Kualitatif Aplikasi Model pada Kasus TB di Kabupaten Belu Merumuskan Model Matematika Penularan TB Model diaplikasikan pada Kasus TB Kab. Belu 4

Deskripsi Angka-angka Penularan TB di Kabupaten Belu 650 632 444 438 541 89 133 85 132 271 270 647 442 436 169 166 Kasus Baru Kumulatif 535 625 Dari grafik di atas tampak bahwa hingga akhir tahun 2008 jumlah kasus TB yang ditemukan di Kabupaten Belu tidak kurang dari 625. Hal ini menggambarkan bahwa masalah penularan TB di Kabupaten Belu masih perlu mendapat perhatian ekstra dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah.

Deskripsi Penularan TB menurut Model Matematika Model Dinamika Populasi Aplikasi Model pada Data Penularan TB Kabupaten Belu

2500 2000 1500 1000 500 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Data Taksiran Data Sebenarnya Dari grafik di atas terlihat adanya perbedaan yang sangat signifikan untuk perhitungan pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Estimasi yang diperoleh dengan menerapkan model Verhulst pada ketiga tahun tersebut melebihi 2 sampai 3 kali lipat dari data sebenarnya. Ini menggambarkan bahwa model Verhulst yang diaplikasikan untuk masalah penularan TB di Kabupaten Belu kurang relevan dalam menjelaskan fenomena yang terjadi untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Membangun Model Penularan TB Model Prey Predator : Interaksi Negatif MyTB Versus Positif TB Sifat interaksi kedua subpopulasi yang ditetapkan sebagai asumsi khusus adalah sebagai berikut. Ketidakhadiran individu-individu tertular MyTB/TB aktif dalam populasi prey menyebabkan populasi prey bertambah. Kehadiran individu-individu tertular MyTB/TB aktif dalam populasi prey akan menyebabkan populasi prey berkurang. Kehadiran sejumlah individu populasi prey dalam populasi predator akan menyebabkan bertambahnya populasi predator. Model Prey Predator : Interaksi Negatif MyTB Versus Positif TB

Titik Kesetimbangan : Analisis Kestabilan : Matriks Jacobian Sistem Analisis Data Hipotetik : Phase Plane Titik Data Hipotetik yang Memenuhi Kondisi

Phase Plane Titik Data Hipotetik yang Memenuhi Kondisi Phase Plane Titik Data Hipotetik yang Memenuhi Kondisi

Model SIRS Penularan : Interaksi Suspectible, Infectible, Recovery, Suspectible Model SIRS Penularan TB Titik Kesetimbangan : Analsis Kestabilan : Matriks Jacobian Sistem

Aplikasi Model Penularan TB pada Data MyTB/TB Kabupaten Belu Model Prey Predator Penularan TB Phase Plane Aplikasi sistem Model Prey Predator pada Kasus Penularan TB Kabupaten Belu. Solusi Konvergen ke titik kesetimbangan.

Model SIRS Penularan TB Implikasi Hasil Penelitian Sistem model prey-predator seperti yang telah diuraikan sebelumnya dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kondisi masalah penularan TB di daerah Kabupaten Belu selama 9 tahun terakhir. Dengan mengamati phase plane yang diberikan pada gambar 4, terlihat bahwa pada kasus penularan TB di Kabupaten Belu sebagai akibat interaksi antara populasi negatif atau suspek TB dengan populasi infektor TB mempunyai solusi yang konvergen menuju titik endemik.

Berbeda dengan model prey-predator yang hanya menjelaskan penularan TB sebagai interaksi antara populasi suspek dengan populasi infektor, model SIRS menjelaskan penularan TB dengan melibatkan satu populasi tambahan yaitu populasi recovered atau individu-individu yang sedang dirawat, telah sembuh, masih tersangka TB dan meninggal karena TB atau sebab-sebab lain. Tentu sistem model yang dibangun ini akan lebih kompleks dibandingkan dengan sistem model prey-predator yang telah dibangun sebelumnya. Nilai eigen yang diperoleh untuk titik kesetimbangan pada model SIRS berbeda tanda yang mengakibatkan sistem tidak stabil dan sistem model menjadi realistik pada titik kesetimbangan Hal ini disebabkan karena solusi sistem tidak akan konvergen ke titik kesetimbangan. Atau sistem model sangat realistik sebab akan terjadi eliminasi populasi x, y, dan z yang dengan kata lain ketiga populasi ini musnah. Sementara yang terjadi pada titik kesetimbangan kedua adalah eliminasi populasi y diikuti populasi z. Kondisi ini juga berarti terjadinya kepunahan pada populasi infected TB dan recovered TB.

Namun sistem model pada titik kesetimbangan ini sangat tidak realistik sebab nilai x pada titik kesetimbangan sangat besar dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten Belu yang pada 2008 hanya berjumlah 384182 jiwa. Demikian pun halnya dengan titik kesetimbangan endemik TB, sistem model kurang realistik sebab solusi sistem tidak konvergen ke titik kesetimbangan. Selain itu juga dipengaruhi oleh nilai negatif pada titik kesetimbangan yang sangat tidak mungkin terjadi untuk konteks pembicaraan mengenai jumlah penduduk.

Kesimpulan Sistem model prey-predator penularan TB sebagai interaksi antara populasi dengan individu-individu yang negatif MyTB dengan populasi dengan individu-individu yang positif tertular MyTB mempunyai karakteristik epidemiologi yang berbeda dibandingkan dengan model SIRS dalam menggambarkan kondisi penularan TB di daerah Kabupaten Belu. Di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, kasus TB dapat dihilangkan dalam waktu yang sangat lama. Sistem model SIRS penularan TB sebagai interaksi antara populasi dengan individu-individu negatif MyTB dengan populasi dengan individu-individu tertular MyTB tetapi belum TB dan dengan individu-individu yang sedang menderita TB memiliki karakteristik tersendiri di dalam menjelaskan kasus TB di Kabupaten Belu. Melalui aplikasi model pada kasus TB di Kabupaten Belu ini diketahui bahwa sistem model tidak stabil, yang artinya populasi suspected TB, infector TB, dan recovered TB akan ada selama kurun waktu tertentu.

Saran Melalui penelitian diharapkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam menanggulangi masalah penularan TB di NTT, khususnya di daerah Kabupaten Belu. Sebab TB telah menjadi bahaya laten yang bukan hanya membutuhkan perhatian dan partisipasi aktif dari pemerintah dunia dan Indonesia, melainkan menjadi tugas dan tanggung jawab serta kewajiban kita semua. Keberhasilan penanggulangan TB akan menjadi penopang dalam pembangunan serta dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi segenap warga masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bebas TB.

18