AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif

PROSES MORFOLOGIS DALAM BAHASA INDONESIA. (Analisis Bahasa Karya Samsuri) Oleh: Tatang Suparman

ANALISIS KONTRASTIF PROSES MORFOLOGIS BAHASA KANGEAN DAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI. Oleh: Ummu Atika

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

PERBANDINGAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA DENGAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU SUBDIALEK KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BUKU AJAR. Bahasa Indonesia. Azwardi, S.Pd., M.Hum

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

KESALAHAN AFIKS DALAM CERPEN DI TABLOID GAUL

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian dan tinjauan pustaka.

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

PROSES MORFOLOGIS KATA MAJU BESERTA TURUNANNYA INTISARI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PROSES MORFOLOGIS BAHASA MELAYU PALEMBANG SKRIPSI

SATUAN GRAMATIK. Oleh Rika Widawati, S.S., M.Pd. Disampaikan dalam mata kuliah Morfologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

2/27/2017. Kemunculan AK; Kuliah 1 Sejarah Perkembangan, Konsep dan Teori Analisis Bezaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR

VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB II LANDASAN TEORI. Proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

sebagai kecenderungan baru dalam telaah bahasa secara alami. Dikatakan demikian karena analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAHASA INDONESIA RAGAM FILSAFAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN LEKSIKON. Oleh: Bambang Widiatmoko ABSTRAK

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

ANALISIS MORFEM BAHASA MELAYU SUB-DIALEK SEKANAK DESA TINJUL KECAMATAN SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,

PENGGUNAAN BAHASA DALAM TEKS DESKRIPSI KARYA SISWA KELAS VII.6 SMP NEGERI 25 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

Fonologi Dan Morfologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2 Abstrak. Penelitian ini mengupas afiksasi pada bahasa Jawa- Banten yang dianalisis berdasarkan perbandingan dengan bahasa Indonesia. Penelitan ini mengambarkan bentuk analisis berdasarkan data yang diperoleh. Metode penelitian ini memakai desktiptif-kualitatif. Adapun sumber data yang menjadi objek penelitian, yaitu lagu dengan menggunakan bahasa daerah, yaitu Jawa-Banten. Lagu tersebut diciptakan dan dinyanyikan oleh masyarakat Banten. Lagu ini berjudul: Jereh Bu Guru, Yu Ragem Belajar, dan Ibu. Lagu ini menjadi identitas lokal yang dimiliki oleh masyarakat Banten. Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan beberapa afiksasi di antaranya, yaitu prefiks dan sufiks. Sedangkan afiks tidak ditemukan dalam data penelitian ini. Selanjutnya, data yang ditemukan terdapat persamaan pada prefiks se-, pe- dan sufik i, -an. Lalu, terdapat perbedaan pada prefiks nge-, ng, dan men- dan sufiks e, -ne, -nya, -aken, - kaken, dan -kan Kata Kunci: Bahasa Jawa-Banten, Lagu, Afiksasi, dan Identitas Manusia merupakan pengguna bahasa yang dijadikan ciri identitas. Bahasa pun menjadi budaya yang memesona karena keberagaman bahasa menjadikan penuturnya menjadi bilingual. Fenomena bahasa pun terjadi dalam suatu daerah, semisal Banten. Daerah Banten memiliki lagu khas dengan menggunakan bahasa daerah, yaitu Jawa-Banten. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengupas afiksasi pada bahasa Jawa-Banten yang dianalisis berdasarkan perbandingan dengan bahasa Indonesia. Adapun payung dari afiksasi adalah morfologi. Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata baik fungsi gramatik maupun fungsi semantiknya (Ramlan, 2009:21). 1 Sundawati Tisnasari, S.S.,M.Pd. adalah Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten. Surat elektronik: riesunda@yahoo.co.id 2 Agustia Afriyani, S.Pd. dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Surat elektronik: agustiaafriyani29@gmail.com

Sundawati & Agustia, Afiksasi Bahasa Jawa-Banten Pada --- 15 Selanjutnya, menurut Kridalaksana (2001:111), morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya. Adapun morfologi kontrastif adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari perbedaan atau ketidaksamaan morfem serta penyusunannya dalam pembentukan kata pada dua bahasa atau lebih (Tarigan, 1989:199). Dalam proses morfologis terdapat aspek afiksasi, reduplikasi, perbuhan intern, suplisi, modifikasi kosong, komposisi, dan lain-lain. Pada penelitian ini proses pengkajiannya dengan aspek afiksasi. Telaah afiksasi memunyai makna, yaitu penggabungan akar atau pokok dengan afiks. Afiks terdiri atas tiga macam, di antaranya awalan, sisipan, akhiran. Afiksasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa-Banten yang akan dikaji dalam penelitian ini. Afiksasi dalam bahasa Indonesia terdiri atas prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Dalam bahasa jawa pun ternyata sama memiliki prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Namun, macamnya yang berbeda, prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks dalam bahasa Indonesia prefiks, yaitu, men-, ber-, di-, ter-, pen-, pe-, se-, per-, pra-, ke-, a-, maha-, para-. Infiks terdiri atas: -el-, -er-, dan -em-. Sufiks terdiri atas: -kan, -an, -i. Konfiks terdiri atas: ke-an, pen-an, per-an, ber-an, dan se-nya (Ramlan, 2009:58). Menurut Iskandarwassid (1985:28-35), afiksasi dalam Bahasa Jawa pada prefiks, yaitu nge-, ng,-, N-, di-, ke-, se-, pe-, tak-, pang-, pating-, pading-. Infiks terdiri atas: -el-, -em-, dan -er-. Sufiks terdiri atas: -e, -ne, -aken, -kaken. Konfiks terdiri atas: ke-an dan pe-an. Bahasa Jawa-Banten berbeda dengan bahasa Jawa di Daerah Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya. Hal ini yang menarik untuk dikaji karena Bahasa Jawa- Banten menjadi identitas lokal masyarakat Banten. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1) Apakah terdapat persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi pada lagu daerah bahasa Jawa-Banten dengan bahasa Indonesia? 2) Bagaimana persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi lagu daerah bahasa Jawa-Banten dengan bahasa Indonesia? Tujuan Masalah Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1) Mengetahui persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi pada lagu daerah bahasa Jawa-Banten dengan bahasa Indonesia. 2) Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi pada lagu daerah bahasa Jawa-Banten dengan Bahasa Indonesia. Metode Penelitian Penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif-dektiptif. Penelitan ini mengambarkan data dalam bentuk analisis. Objek penelitian ini, yaitu lagu daerah berbahasa Jawa-Banten. Judul lagunya Jereh Bu Gur, Yu Ragem Belajar, dan Ibu. Lagu tersebut sudah diterjemahkan 1

16 Tahuri, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2014 dalam bahasa Indonesia. Adapun teknik pengumpulan data dengan: 1) menginventaris data, 2) mengklasifikasika data, 3) menganalisis data dengan mencari persamaan dan perbedaan afiksasi, 4) menyimpulkan. Pembahasan Penelitian ini difokuskan pada proses morfologis berupa afiksasi yang terdapat pada lagi Jawa-Banten dengan Bahasa Indonesia. Secara teori afiksasi yang muncul mencakup prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Berdasarkan data yang diperoleh ditemukan adanya persamaan dan perbedaan antra afiksasi bahasa Jawa-Banten dengan bahasa Indonesia. Bentuk analisisnya sebagai berikut. 1) Data 1 Data 1 ini berjudul Jereh Bu Guru terdiri atas dua belas baris. Dari data ini ditemukan afiksasi pada tataran prefiks dan sufiks. Pada prefiks terdapat nge- dan sufiks ne-. Sing akeh ilmune Sing akeh gunane Dadi bucah kudu ngebantu wong tue. Pada data di atas menunjukkan adanya bahasa Jawa-Banten yang berafiks nge-. Afiks tersebut termasuk pada tataran prefiks yang membentuk kata kerja aktif. Prefiks nge- pada kata ngebantu artinya membantu (dalam bahasa Indonesia). Kategori afiks nge- memiliki kedudukan sama dengan afiks men-, yaitu membentuk kata kerja aktif. Selain afiks nge- terdapat juga afiks -ne yang menduduki sufiks pada kata ilmune dan gunane. Sufiks -ne setara dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia. Apabila dikelompokkan dalam tabel, maka proses morfologis afiksasi sebagai berikut Tabel 1 No Prefiks Sufiks BJB BI Afiks BJB BI Afiks 1 Ngebantu Membantu nge- dan men- ilmune ilmunya -ne dan -nya 2 - - - gunane gunanya - Keterangan: BJB : Bahasa Jawa-Banten BI : Bahasa Indonesia Tabel di atas menujukkan bahwa dalam lagu Jereh Bu Guru dalam bahasa Jawa- Banten dan bahasa Indonesia terdapat perbedaan bentuk, tetapi mempunyai persamaan makna. Di samping itu, Judul lagu Jereh Bu Guru maknanya Kata Bu Guru dalam bahasa Indonesia. Lagu tersebut berisi tentang pesan guru yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan selalu rajin belajar. Nilai lokalitas lagu tersebut mengajarkan kepribadian diri dalam pembentukan karakter yang positif. Pesona ini menjadi nilai kearifan lokal dan ciri identitas daerah Banten. 2) Data 2

Sundawati & Agustia, Afiksasi Bahasa Jawa-Banten Pada --- 17 Data 2 ini berjudul Yu Ragem Belajar bila dibahasa-indonesiakan artinya ayo kita belajar. Jika dianalisis secara afiksasi, data 2 ini sama seperti data sebelumnya. Afiksasi yang ditemukan hanya prefiks dan sufiks. Prefiks yang ada, yaitu di- sedangkan -e, -ne, dan -i terdapat pada sufiks. Tabel perbandingan afiksasinya sebagai berikut. Tabel 2 No Prefiks Sufiks BJB BI Afiks BJB BI Afiks 1. Meminteri - men bakale Nantinya -ne dan nya 2. dibedodo Dibohongi di- mangkane Makanya -e dan nya 3. - - meminteri - -i Keterangan: BJB : Bahasa Jawa-Banten BI : Bahasa Indonesia Data korpus di atas menunjukkan adanya prefiks di pada bahasa Jawa-Banten sama dengan prefiks di- dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya, dalam sufiks pun memunyai kesamaan pada i. Kesamaan yang lain, yaitu pada bentuk e, -ne, dan nya. Lagu Yu Ragem Belajar memberikan pesan untuk senantiasa rajin belajar agar tidak menjadi bodoh dan dibodohi orang lain. Lalu, lagu ini menyatakan bahwa kalau sudah pintar tidak boleh membodohi orang lain. Pesan yang tersirat ini memberikan kesan agar setiap orang harus saling membantu. Hal ini memberikan identitas masyarakat yang harus saling menghargai. Lagu ini pun mencoba membangun karakter jati diri masyarakat terutama anak sekolah. 3) Data 3 Data 3 ini berjudul ibu yang isinya menceritakan mengenai perjuangan seorang ibu untuk membesarkan anaknya. Dalam lagu tersebut secara tersirat memberikan nasihat agar selalu bersikap baik kepada ibu dan tidak menjadi anak durhaka. Di samping itu, lagu ini mendidik agar membentuk karakter agar hormat terhadap orang lebih tua. Lagu ini memiliki nilai-nilai karakter masyarakat Banten. Selanjutnya, lagu ini memiliki afiksasi. Afiksasi yang ada, yaitu prefiks dan sufiks. Prefiks ditemukan beberapa penggulangan berupa se-, nge-, ng-, N-, dan pe-. Sufiks yang ditemukkan berupa ne, -aken, -kaken, -an, -e, dan i. data perbandingannya sebagai berikut. Tabel 3 No Prefiks Sufiks BJB BI Afiks BJB BI Afiks 1 Sekabeh Semua se- Kudune seharusnya -ne dan nya 2 ngelahiraken Melahirkan nge- dan men- Ngelahiraken Melahirkan -aken dan -kan 1

18 Tahuri, Volume 11, Nomor 2, Agustus 2014 3 ngajari Mendidik ng- dan men- Ngegedekaken Membesarkan -kaken dan - kan 4 Nyenangken Membahagiakan N dan men- Lirenan - -an 5 pengorbanane Pengorbanannya Pe- Susahe Susahnya -e dan nya 6 ngajari - -i Keterangan: BJB : Bahasa Jawa-Banten BI : Bahasa Indonesia Dari tabel di atas terdapat korpus beberapa persamaan dan perbedaan dalam bentuk afiksasi. Bentuk afiksasi yang ada, yaitu prefiks dan sufiks. Prefiks se- pada kata sekabeh (Bahasa Jawa-Banten) dengan setiap (Bahasa Indonesia) maknanya sama, yaitu seluruh. Lalu, pada prefiks nge-, ng-, N- (Bahasa Jawa-Banten) memiliki persamaan dengan prefiks men- (Bahasa Indonesia), memiliki makna yang sama dan membentuk kata kerja aktif. Selanjutnya, prefiks pe- dalam bahasa Jawa- Banten dan bahasa Indonesia memiliki bentuk, fungsi, dan makna yang sama. Pada Sufiks -e dan -ne (Bahasa Jawa Banten) dan -nya (Bahasa Indonesia) berfungsi sebagai kata ganti -nya dalam bahasa Indonesia. Sufiks -e dipakai untuk kata-kata yang berakhiran konsonan, sedangkan ne- berakhiran vokal. Dapat dikatakan bahwa afiks -e dan -ne memiliki bentuk yang berbeda dengan -nya, walaupun fungsi dan maknanya sama. Sufiks -aken dan -kaken ditambahkan pada kata kerja atau kata bilangan akan membentuk kata perintah. Sufiks -aken dipakai untuk kata-kata berakhiran konsonan, sedangkan -kaken berakhiran vokal. Sufiks -aken, - kaken, dengan -kan memiliki perbedaan dalam hal bentuk, fungsi, maupun makna. Sufiks -an dimiliki oleh bahasa Jawa-Banten dan bahasa Indonesia. Selain bentuknya yang sama, fungsi dan makna sufiks ini sama. Sufiks ini membentuk kata benda (nomina) dengan makna alat, beberapa, dan lainlain. Selanjutnya, sufiks i- dalam bahasa jawa Banten memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia berdasarkan bentuk, fungsi, dan makna. Jadi, prefiks dan sufiks dalam bahasa Jawa Banten dan bahasa Indonesia memiliki bentuk, fungsi, dan makna yang sama. 3. Penutup Berdasarkan analisis data, temuan yang didapat mengenai perbandingan afiksasi bahasa Jawa-Banten dengan Bahasa Indonesia, yaitu: 1) Terdapat persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi dari perbandingan bahasa Jawa- Banten dengan bahasa Indonesia. 2) Persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi terdapat pada bentuk prefiks dan sufiks, sedangkan pada afiks tidak ditemuai. 3) Persamaan pada bentuk prefiks, yaitu: se-, pe- sedangkan sufiks: i, -an. Lalu, terdapat perbedaan pada bentuk prefiks: nge-, ng, dan men- dan sufiks: e, -ne, -nya, -aken, -kaken, dan -kan

Sundawati & Agustia, Afiksasi Bahasa Jawa-Banten Pada --- 19 4) Hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada identitas lokal terhadap bahasa yang dikaitkan dengan bahasa Indonesia. Bahasa Jawa-Banten pada lagu daerah memberikan ciri dan nilai kekayaan bahasa ibu dan bisa membentuk kepribadian dari karakter identitas yang bernilai positif. Daftar Rujukan Iskandarwassid, dkk. 1985. Struktur Bahasa Jawa Dialek Banten. Jakarta:: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia. Mansur, Khatib dan Roihatul Mahmuddah. 2006. Kamus Bahasa Jawa Banten. Banten: Yayasan SengPho Banten. Ramlan, M. 2009. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi:Suatu Tinjauan Deskriptif. CV Karyono. Samsuri. 1987. Analisis Bahasa. Jakarta:Penerbit Erlangga. Tarigan, Henry Guntur. 1989. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Kemendikbud Dikti. Biodata Penulis Nama : Sundawati Tisnasari Afiliasi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Jalan Jakarta Km. 4, Banten-Banten Nomor Telepon : 08122450249 Pos-el : riesunda@yahoo.co.id Nama Afiliasi : Agustia Afriyani : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Jalan Jakarta Km. 4, Banten-Banten Nomor Telepon: 089651086849 Pos-el : agustiaafriyani29@gmail.com 1