BAHASA INDONESIA RAGAM FILSAFAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN LEKSIKON. Oleh: Bambang Widiatmoko ABSTRAK
|
|
- Deddy Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAHASA INDONESIA RAGAM FILSAFAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN LEKSIKON Oleh: Bambang Widiatmoko ABSTRAK Indonesian language has been developing through various aspects of language, such as vocabulary developments. In this context, philosophy discourses in Indonesian language were useful to support the development of Indonesian vocabulary since its words and terms have a special characteristics. In this paper, the writer describes the characteristics of words and terms in philosophy discourse and its contribution to development of Indonesian language. Keywords: Indonesian language, philosophy discourse, vocabulary development PENDAHULUAN Pada umumnya, filsuf dari berbagai negeri menuliskan ide dan pemikirannya dalam bahasa ibu seperti Jerman, Perancis, Belanda, Inggris dan Amerika. Pemikiran para filsuf itu banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain, terutama Inggris. Namun, tidak semua istilah dalam bahasa aslinya ada padanannya dalam bahasa sasaran (bahasa target). Beberapa penyebab adalah: a. Bahasa tertentu memiliki karakteristik atau ciri tertentu yang membedakannya dari bahasa lain. b. Ide atau gagasan filsuf cukup canggih dan mengandung muatan yang tidak sederhana sehingga perlu istilah atau kata khas untuk mendukung penyampaian gagasan itu secara memadai bagi pembaca. Pada konteks penulisan buku filsafat dalam bahasa Indonesia juga ditemukan permasalahan yang sama, yaitu banyaknya istilah asli yang sulit ditemukan padanannya dalam bahasa Indonesia. Kesulitan ini mendorong para penulis buku filsafat dalam 1
2 bahasa Indonesia mengusahakan padanan yang paling mendekati pengertian istilah atau kata asli. Dengan pijakan ini maka dilahirkan berbagai jenis kata dan istilah dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan konsep atau pemikiran khas para filsuf. LANDASAN TEORI Ragam bahasa di tengah masyarakat bermacam-macam. Meksipun demikian, antar penutur ragam masih dapat saling memahami dalam berkomunikasi sebab intisari bersama atau terasnya (ciri dan kaidah tata bunyi, pembentukan kata, tata makna) umumnya sama. Keberagaman ini bisa dikenal melalui golongan penutur bahasa dan menurut jenis pemakaian bahasa. Sikap penutur turut menciptakan keragaman bahasa Indonesia. Sikap ini, yang sering juga disebut sebagai langgam atau gaya, ditentukan oleh umur, penutur, kedudukan pokok persoalan yang tengah dibicarakan, dan tujuan informasi itu disampaikan (Muslich, 1990:2). Bidang persoalan yang dibicarakan menuntut ragam tertentu. Ragam-ragam dalam agama, politik, ilmu, teknologi, pertukangan, perdagangan, seni rupa, seni sastra, olah raga, perundang-undangan, dan angkatan bersenjata, menunjukkan ragam yang berlainan. Peralihan ragam itu ditandai oleh pemilihan sejumlah kata atau ungkapan tertentu yang khusus digunakan untuk suatu bidang. Kata-kata partai dan pemilu ditemui ketika membicarakan bidang politik; sapta marga dan kapal selam muncul dalam bidang angkatam bersenjata, begitu seterusnya (Muslisch, 1990: 3). Menurut Kamus Linguistik, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, dan menurut medium pembicaraan (2001: 184) Salah satu ragam bahasa berdasarkan muatan atau materinya adalah bahasa ragam filsafat. Bahasa ragam filsafat adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pembahasan persoalan-persoalan filsafat. 2
3 Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa Latin yaitu philo dan sophia. Kata philo berarti cinta dan sophia kebijaksanaan, sehingga arti harfiahnya adalah cinta akan kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:317), filsafat adalah ilmu yang berusaha menemukan hakikat kebenaran sesuatu melalui pemikiran yang mendalam. Dalam tulisan ini buku filsafat yang penulis analisis dibatasi pada buku Filsafat Manusia karya Prof. N. Drijarkara edisi tahun Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Pilihan terhadap buku ini diambil berdasarkan dua pertimbangan utama. Pertama, Prof. N. Drijarkara adalah tokoh perintis dan pelopor pengembangan studi filsafat secara ilmiah di Indonesia yang banyak memberikan sumbangsih dalam pengembangan kosakara Indonesia melalui penyusunan karya tulis dalam bahasa Indonesia. Kedua, buku Filsafat Manusia karya Drijarkara banyak dijadikan bahan referensi kalangan mahasiswa berbagai perguruan tiggi di Indonesia, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Sebagai referensi pengacu istilah/kata, penulis menggunakan kamus sebagai berikut: 1. Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasional, edisi Kamus Linguistik karya Harimurti Kridalaksana (edisi 2002) PEMBAHASAN Dalam artikel ini analisis yang dilakukan terhadap buku Filsafat Manusia dibatasi pada aspek pembentukan kata. Dalam studi tentang bahasa, masalah bentukan kata dibahas dalam bidang morfologi. Menurut Kridalaksana (2001: 142) morfologi adalah 1. bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; 2. bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem. Bahasa Indonesia termasuk bahasa aglutinatif, yaitu bahasa yang kosakatanya dapat ditempeli bentuk lain berupa imbuhan atau afiks. Imbuhan atau afiks mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu. Oleh karena dimilikinya sifat 3
4 ini maka imbuhan atau afiks memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. (Nero, 2007: 19). Dalam bahasa Indonesia imbuhan terdiri atas awalan, sisipan, akhiran, dan gabungan awalan dan akhiran atau konfiks. Contoh awalan di dalam bahasa Indonesia adalah; me(n)-, be(r)-, di-, te(r), -pe(n)-, pe(r)-, dan ke-; contoh sisipan adalah -el-,dan -em; contoh akhiran adalah kan dan -i; contoh gabungan awalan dan akhiran adalah kean. (Nero, 2007: 19). Fungsi utama bahasa ialah untuk berkomunikasi; bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Dengan perkataan lain, komunikasi ada jika ada makna untuk disampaikan (Subyakto-Nababan, 1992: 124). Satuan bahasa terkecil yang dipakai untuk menyampaikan makna (berkomunikasi) adalah kalimat, yang mempunyai intonasi tertentu. Suatu kalimat terdiri atas satu atau lebih dari satu kata. Struktur (hubungan satu kata dengan kata lain) dan intonasi memberikan sumbangan kepada makna suatu kalimat. Makna kata-kata itu disebut makna leksikal, sedang makna struktur dan intonasinya disebut makna struktural. Pengkajian kedua macam makna ini disebut ilmu semantik (Subyakto-Nababan, 1992: 125). A. Pengembangan Kosakata Bahasa Indonesia Dalam rangka pengembangan kosakata bahasa Indonesia, perlu dilakukan pengaktifan kembali kosakata yang tidak dimanfaatkan penutur bahasa dalam kehidupan masa kini demi memperkaya pengungkapan berbagai konsep. Pemanfaatan kosakata itu akan memperluas cakrawala dan variasi bahasa. Dalam buku Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (Jumariam, Qodratillah, dan Ruddyanto, 1995:9), misalnya, terdapat kata Melayu yang belum termanfaatkan oleh pengguna bahasa dalam kegiatan kebahasaannya. Selain pemanfaatan kembali kosakata lama, pengembangan kosakata dapat dilakukan melalui program gramatikalisasi. Selain bahasa Indonesia, bahasa daerah atau bahasa serumpun dapat menjadi pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Kekayaan budaya yang tercermin pada sekitar 665 bahasa daerah dapat menjadi sumber pemerkaya kosakata bahasa Indonesia. Pengamatan 4
5 selama ini menunjukkan bahwa bahasa daerah yang berpenutur besar memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan kosakata bahasa Indonesia. B. Strategi Pengembangan Kosakata 1. Penggalian Salah satu strategi pengembangan kosakata bahasa Indonesia ialah penggalian kosakata bahasa Indonesia/Melayu. Penggalian ini merupakan upaya pemertahanan corak keindonesiaan dalam menyikapi berbagai pengaruh budaya dari luar. Pengaruh itu tampak pada kecenderungan sebagian masyarakat Indonesia yang memilih kosakata bahasa asing dalam pemberian nama badan usaha dan merek dagang. Pencegahan ke arah itu telah dilakukan sejak pencanangan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar yang berupa penertiban penggunaan bahasa di tempat umum. 2. Pemanfaatan Kosakata Bahasa Daerah Bahasa merupakan salah satu lambing jati diri bangsa. Maka, ciri ke-indonesiaan dalam pengembangan kosakata bahasa Indonesia perlu diperhatikan. Salah satu ciri itu ialah kebinekaan (keberagaman) budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, salah satu upaya pemertahanan kebinekaan itu ialah penerimaan kosakata bahasa-bahasa daerah yang akan memperkaya khazanah kosakata bahasa Indonesia, terutama berbagai konsep dari bahasa daerah yang tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. 3. Penyerapan Kosakata Bahasa Asing Selama ini penyerapan kosakata bahasa asing dilakukan melalui penerjemahan atau pemadanan ke dalam kosakata bahasa Indonesia atau bahasa daerah dan pemungutan kosakata asing, baik melalui penyesuaian ejaan dan/atau lafal maupun tanpa perubahan. Pemadanan kosakata asing dengan bahasa daerah kurang mendapat dukungan sebagian masyarakat karena kata-kata bahasa daerah tersebut belum dikenal oleh masyarakat, kecuali masyarakat asal bahasa daerah yang bersangkutan. Padahal, di dalam prosedur pembentukan istilah, bahasa daerah merupakan sumber kedua setelah bahasa Indonesia. Kelompok masyarakat tertentu lebih cenderung melakukan pemungutan kata asing daripada pemadanan ke dalam bahasa daerah. Di samping itu, kecenderungan 5
6 pemungutan kosakata asing tersebut juga didorong oleh ketidaktersediaan kosakata padanan bahasa Indonesia terutama kosakata/istilah bidang ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, untuk mempercepat proses penyerapan koasakata asing perlu dilakukan peninjauan kembali prosedur penyerapan kosakata asing, setidaknya perlu dilakukan penjabaran tata cara penyerapan tersebut. 4. Pengembangan Konsep Pengembangan konsep dapat dilakukan melalui pembentukan kata. Leksem sebagai unsur leksikon melalui proses morfologis dapat membentuk kata baru. Proses itu meliputi afiksasi, reduplikasi, komposisi (pemajernukan), abreviasi, derivasi balik, dan kombinasi proses (Kridalaksana, 2000:213). Bermacam afiks bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan dalam pembentukan kata baru sesuai dengan kebutuhan komunikasi dan ekspresi. Begitu juga reduplikasi dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kosakata sejalan dengan makna yang diperlukan oleh penutur bahasa. Dalam tulisan ini buku filsafat yang penulis analisis dibatasi pada buku Filsafat Manusia karya Prof. N. Drijarkara edisi tahun Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Pilihan terhadap buku ini diambil berdasarkan dua pertimbangan. Pertama, Prof. N. Drijarkara adalah tokoh perintis dan pelopor pengembangan studi filsafat secara ilmiah di Indonesia yang banyak memberikan sumbangsih dalam pengembangan kosakara Indonesia melalui penyusunan karya tulis dalam bahasa Indonesia. Kedua, buku Filsafat Manusia karya Drijarkara dijadikan bahan referensi kalangan mahasiswa berbagai perguruan tiggi di Indonesia baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. Sebagai referensi pengacu istilah/kata, penulis menggunakan dua kamus, yaitu: (a) Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan Nasional, edisi 2001, dan (b) Kamus Linguistik karya Harimurti Kridalaksana, edisi ketiga tahun Setelah dilakukan analisis terhadap buku Filsafat Manusia ditemukan beberapa kata berimbuhan yang bersifat khas untuk mendukung konsep makna tertentu. Pada umumnya, kata-kata bentukan tersebut tergolong dalam verba. 6
7 Verba berbeda dari yang lain; terutama ajektiva, karena memiliki sifat berikut: (a) berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat walaupun dapat juga befungsi lain, (b) bermakna dasar perbuatan, proses atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas (Muslich, 1990: 34) Ada dua macam dasar yang dapat dipakai sebagai dasar pembentukan verba: (1) dasar yang tanpa afiks (dasar bebas) yang berdiri sendiri; misalnya darat, pergi, marah; dan (2) dasar yang bisa ditentukan jika sudah berafiks (dasar terikat); dasar demikian bersifat prakategorial; misalnya temu, juang, dan selenggara. Kata-kata terakhir ini bisa disebut verba jika sudah ditambah afiks sehingga menjadi bertemu, berjuang dan menyelenggarakan. Berikut ini dipaparkan kata kata-kata berimbuhan yang bersifat khas untuk mendukung konsep makna tertentu yang terdapat dalam buku Filsafat Manusia. a. Kata merumah Kata bentukan merumah terdapat pada halaman 50 buku Filsafat Manusia. Kata ini memiliki kata dasar rumah, dengan huruf awal /r/. Jika mendapatkan imbuhan me(n)-, huruf awal /r/ pada kata dasar jenis ini tidak luluh sehingga bentuk imbuhannya menjadi: merumah. Contoh lain: me(n)- + ramu > meramu me(n)- + rampok > merampok. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada lema rumah tidak tercantum bentuk turunan merumah. Yang ada bentuk berumah, berumahkan, merumahkan, rumahrumahan, perumahan, memperumahkan, serumah, dan menyerumahkan (2001:967). b. Kata menjasmani Kata bentukan menjasmani terdapat pada halaman 50. Kata ini terjadi sesuai dengan aturan pengimbuhan kata dalam bahasa Indonesia. Kata dasarnya adalah jasmani, dengan huruf awal /j/. Jika mendapatkan imbuhan me(n)- huruf awal /j/ pada kata dasar jenis ini berubah menjadi men- sehingga bentuk imbuhannya menjadi menjasmani. 7
8 Contoh lain: me(n)- + jemput > menjemput me(n)- + jilat > menjilat. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada lema jasmani tidak tercantum bentuk turunan. menjasmani Yang ada adalah kejasmanian (2001:461) c. Kata memanusia Kata berimbuhan memanusia terdapat pada halaman 16. Kata ini terbentuk dari kata dasar manusia. Jika mendapatkan imbuhan me(n)- kata dasar ini tidak berubah sehingga bentuk imbuhannya menjadi memanusia. Contoh lain: me(n)- + makan > memakan me(n)- + minum > meminum. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada lema manusia tidak tercantum bentuk turunan memanusia. Yang ada adalah bentuk memanusiakan, pemanusiaan, dan kemanusiaan (2001:714) d. Kata membadan Kata berimbuhan membadan terdapat pada halaman 16. Kata ini terbentuk dari kata dasar badan. Jika mendapatkan imbuhan me(n)- kata dasar jenis ini berubah menjadi mem- sehingga bentuk imbuhannya menjadi membadan. Contoh lain: me(n)- + bumi > membumi me(n)- + batu > membatu. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada lema badan tidak tercantum kata turunan.membadan. Yang ada adalah bentuk berbadan, sebadan, bersebadan, dan menyebadani (2001: 84-85). 8
9 e. Kata dirohanikan Kata bentukan dirohanikan terdapat pada halaman 18. Kata ini berasal dari kata dasar rohani. Jika mendapatkan gabungan imbuhan di-kan bentuknya menjadi dirohanikan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada lema rohani tidak tercantum kata turunan dirohanikan. Yang ada adalah bentuk kerohanian (2001:960). SIMPULAN Makna bahasa, khususnya makna kata dipengaruhi oleh berbagai konteks. Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa. Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda-benda atau objek-objek di alam semesta. Makna kata juga dapat dibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi di luar bahasa. Analisis struktural terhadap buku Filsafat Manusia karya Drijarkara menghasilkan temuan berupa adanya beberapa kata turunan (kata berimbuhan) yang tidak tercantum dalam kamus Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata-kata itu dibentuk oleh penulis untuk mendukung konsep makna yang bersifat khas. Ditinjau dari teknik pengayaan kosa kataka, langkah penulis tersebut tergolong dalam pengembangan kosakata melalui pengembangan konsep. Dalam hal ini. pengembangan konsep dilakukan oleh penulis buku melalui pembentukan kata dengan memanfaatkan afiks atau imbuhan bahasa Indonesia. Sehubungan dengan itu, perlu digalakkan penulisan dan penerbitan wacana ragam filsafat untuk mendukung proses pengayaan kosa kata Indonesia melalui penciptaan bentuk-bentuk baru melalui langkah-langkah yang sistematis dan taat asas. *Penulis dosen UNISMA Bekasi DAFTAR PUSTAKA 9
10 Fromkin, Victoria and Robert Rodman An Introduction to Language.. Holt, Ribehart and Winston. Kridalaksana, Harimurti. et. al Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit Gramedia. Kridalaksana, Harimurti Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Muslich, Mansur Garis-garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh. Pendidikan dan Kebudayaan Tata Bahasa Balai Pustaka.Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Departemen Samsuri Analisis Bahasa. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sofyan, Agus Nero dkk Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Bagian Perkuliahan Dasar Umum Universitas Widyatama Bandung. Uhlenbeck, EM Ilmu Bahasa Pengantar Dasar. Penerbit Djambatan. 10
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, menulis. Keempat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang diterapkan dalam melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah suatu bahasa. Sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, ketika pengetahuan pengguna bahasa meningkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga perkembangan bahasa Indonesia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang
109 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini. A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan, baik melalui
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Latar Belakang Pemikiran
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Pemikiran Keberadaan buku teks di perguruan tinggi (PT) di Indonesia perlu terus dimutakhirkan sehingga tidak dirasakan tertinggal dari perkembangan ilmu dewasa ini.
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA
Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA Wahyu Dwi Putra Krisanjaya Lilianan Muliastuti Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia sudah tidak bisa ditahan lagi. Arus komunikasi kian global seiring berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Yeri & Handayani (2013:79), menyatakan bahwa media cetak merupakan media komunikasi yang bersifat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam BAB III, akan dipaparkan metode, definisi operasional, uraian data dan korpus, instrumen, teknik pengumpulan, dan teknik pengolahan. Adapun pemaparan hal-hal tersebut
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antar sesama. Melalui bahasa manusia dapat mengekspresikan ide dan gagasan yang ada di dalam pikiran. Di dunia ini terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa akan selalu berhubungan dengan masyarakat penutur begitu pula sebaliknya, masyarakat
Lebih terperinciARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
PENGGUNAAN AFIKSASI PADA SKRIPSI PERIODE WISUDA KE-52 MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT ARTIKEL JURNAL Diajukan Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang struktur kata dan cara pembentukan kata (Harimurti Kridalaksana, 2007:59). Pembentukan kata
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu
Lebih terperinciBAB 5 TATARAN LINGUISTIK
Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak
Lebih terperinciEJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA
EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA Pengertian EJAAN Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana
Lebih terperinciSiti Zumrotul Maulida: Merubah, Mengobah atau...,
MERUBAH, MEROBAH ATAU MENGUBAH? Analisa terhadap Variasi Bentuk Awalan dalam Proses Morfologis Pembentukan Kata Bahasa Indonesia Siti Zumrotul Maulida IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Soejadi No. 46 Tulungagung
Lebih terperinciBAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).
BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (
Lebih terperinciMenurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd
KOMPOSISI BERUNSUR ANGGOTA TUBUH DALAM NOVEL-NOVEL KARYA ANDREA HIRATA Sarah Sahidah Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan hubungan maknamakna gramatikal leksem anggota tubuh yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan pada pembelajar BIPA. Faktor pertama adalah ciri khas bahasa sasaran. Walaupun bahasabahasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK Mardianti, Tuti. 2014. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Karangan Siswa Kelas X AK 3
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010
ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retno Eko Wulandari, 2013
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I akan dipaparkan latar belakang, masalah penelitian yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah media atau alat komunikasi yang digunakan oleh semua masyarakat yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Keraf (1984: 17) menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diberikan anugerah yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa ilmu tauhid dalam dirinya. Hal ini dapat diurai melalui proses pendalaman dan penjabaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan
191 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Proses
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui berbagai tahap penelitian, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Istilah-Istilah dalam Register Fotografi pada Majalah Digital Camera ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk individu sekaligus makhluk sosial. Untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan alat berupa bahasa. Bahasa merupakan alat
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai bahasa. Bahasa dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinciPEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR
PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Email: sutabinde1@yahoo.com Abstrak Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran sebagai
Lebih terperinciABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS
ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS Nuraeni, Shinta Yunita Tri. 2017. Abreviasi dalam Menu Makanan dan Minuman di Kota Semarang: Suatu Kajian Morfologis.
Lebih terperinciAFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2
AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2 Abstrak. Penelitian ini mengupas afiksasi pada bahasa Jawa- Banten yang dianalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk mengungkapkan pesan kepada orang lain. Dengan bahasa itu, kita dapat menyampaikan dan menerima informasi
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,
Lebih terperinciURUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA
URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA. PENDAHULUAN bahasa adalah salah satu cara manusia untuk dapat menguasai dan menggunakan suatu
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak
9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kosakata bahasa Indonesia tidak terlepas dari proses pembentukan kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari di masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra
Lebih terperinci2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia
VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Kajian tentang penggunaan bahasa Suwawa khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango belum pernah dilakukan. Akan tetapi
Lebih terperinciStruktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran
Struktur Kata Bahasa Indonesia Dalam Pembelajaran Oleh: Andri Pitoyo Universitas Nusantara PGRI Kediri Email: andri.pitoyo@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan dalam kajian ini menekankan pada proses pertemuan
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA
TINJAUAN MATA KULIAH MORFOLOGI BAHASA INDONESIA A. Deskripsi Mata Kuliah Dalam perkuliahan dibahas pengertian morfologi dan hubungannya dengan cabang ilmu bahasa lain, istilah-istilah teknis dalam morfologi,
Lebih terperinciVERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK
VERBA YANG BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS MULUT: KAJIAN MORFOSEMANTIK Cut Poetri Keumala Sari Abstrak Skripsi ini berjudul Verba yang Berkaitan dengan Aktivitas Mulut: Kajian Morfosemantik. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan untuk para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal
Lebih terperinciBENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN
BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN 2010-2011 Vania Maherani Universitas Negeri Malang E-mail: maldemoi@yahoo.com Pembimbing:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat terbuka. Bahasa ini mampu menerima unsur-unsur asing maupun daerah sehingga semakin memperkaya kosakata yang dimiliki
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciBASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)
BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya
Lebih terperinciIin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK
1 2 Hubungan Penguasaan Struktur dan Ciri Kebahasaan Teks dengan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 23 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga
320 BAB VII KESIMPULAN Kosakata bahasa Prancis yang masuk dan diserap ke dalam bahasa Indonesia secara difusi dikenal dan digunakan dari masa kolonial Eropa di Indonesia hingga saat ini. Kosakata bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasalah manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Di dalam komunikasi manusia
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Setiap bahasa di dunia memiliki sistem kebahasaan yang berbeda. Perbedaan sistem bahasa itulah yang menyebabkan setiap bahasa memiliki ciri khas dan keunikan, baik
Lebih terperinciANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG
ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh SURYA NIM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,
Lebih terperinciMemahami Lafal Baku/Tidak Baku
Memahami Lafal Baku/Tidak Baku Bahasa Indonesia TKJ Trunojoyo Semester 3 Kegunaan Ada 2 bentuk pelafalan dalam bahasa, yang digunakan dalam situasi yang berbeda : 1. Lafal baku lebih tepat digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia
Lebih terperinciJurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO
PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com
Lebih terperinci: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul
Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)
Lebih terperinci