UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

SIDANG TUGAS AKHIR RG

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

Bab IV Analisa dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai analisa dari materi penelitian secara menyeluruh.

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab III Pelaksanaan Penelitian

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III. Pelaksanaan Penelitian

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penentuan daerah penelitian dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

PEMANFAATAN PERANGKAT LUNAK PCI UNTUK MENINGKATKAN AKURASI ANALISIS SPASIAL

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

Peta Tunggal BPN Untuk Peningkatan Kualitas Sistem Pendaftaran Tanah (Permasalahan, Peluang dan Alternatif Solusinya)

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI GEOMETRIK CITRA

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

BAB IV PENGOLAHAN DATA

ACARA IV KOREKSI GEOMETRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN GCP PADA PROSES REKTIFIKASI CITRA WORLDVIEW II

KAJIAN TERHADAP PENYATUAN PETA-PETA BLOK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DALAM SATU SISTEM KOORDINAT KARTESIAN DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD

Analisa Kelayakan Penggunaan Citra Satelit WorldView-2 untuk Updating Peta Skala 1:1.000 (Studi Kasus :Surabaya Pusat)

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi

ISSN Jalan Udayana, Singaraja-Bali address: Jl. Prof Dr Soemantri Brodjonogoro 1-Bandar Lampung

Bab II Tinjauan Pustaka

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

Jurnal Geodesi Undip April 2013

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Subset citra QuickBird (uint16).

BAB III PENGOLAHAN DATA. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini.

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL INFRASTRUKTUR

Dosen Pembimbing : Ir. Chatarina Nurdjati Supadiningsih,MT Hepi Hapsari Handayani ST, MSc. Oleh : Pandu Sandy Utomo

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

13. Purwadhi Sri Hardiyanti ( 1994 ), Penelitian lingkungan geografis dalam inventarisasi penggunaan lahan dengan teknik penginderaan jauh di

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Gambar 7. Lokasi Penelitian

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G165

III. METODOLOGIPENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini telah dilakukan tepatnya pada Agustus 2008, namun penyusunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN I-1

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN LUASAN BIDANG TANAH ANTARA CITRA SATELIT ALOS PRISM DAN FORMOSAT-2 (Studi Kasus : Pucang, Surabaya)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah PENGINDERAAN JAUH Kode PROGRAM DIPLOMA IV PERTANAHAN SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN NASIONAL 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Banguntapan Tahun 2010 dan Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KEC.LOWOKWARU, KOTA MALANG) Fransiscus Hamonangan Hutabarat 1, Muhammad Taufik 1

DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z Abidin, H.Z., Ashbly N and JJ. Spilker. Jr., (1997), Badan Pertanahan Nasional, Badan Pertanahan Nasional,

REGISTRASI PETA TUTORIAL I. Subjek Matter: 1.1 GEOFERENSING 1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)

III. BAHAN DAN METODE

Jurnal Geodesi Undip Januari 2015

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

STUDI ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK HORIZONTAL CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI SEBAGAI PETA DASAR RDTR PESISIR (STUDI KASUS: KECAMATAN BULAK, SURABAYA)

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

Kajian Kualitas GCP Menggunakan Metode Pengukuran RTK dan Rapid Statik GPS

APLIKASI CITRA LANDSAT UNTUK PEMODELAN PREDIKSI SPASIAL PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN ( STUDI KASUS : KOTA MUNTILAN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA PERANCAK BALI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

Citra Satelit IKONOS

PENGGUNAAN HIGH TEMPORAL AND SPASIAL IMAGERY DALAM UPAYA PENCARIAN PESAWAT YANG HILANG

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

METODE. Waktu dan Tempat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

Updating Peta Dasar Skala 1:1.000 Menggunakan Citra WorldView-2 (Studi Kasus : Surabaya Pusat) QURRATA A YUN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi penggunaan lahan dinamis, sehingga perlu terus dipantau. dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan salah pemanfaatan.

Jurnal Geodesi Undip April 2013

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

Transkripsi:

UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran Arfian Setiadi*, Ir. Bambang Sudarsono, pankromatik MS**, L.M Sabri, dan multispektral ST, MT*** yang didesain untuk *Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas mendukung Diponegoro, aplikasi Semarang pemetaan sumberdaya alam **Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang ***Dosen Pembimbing II Teknik Geodesi Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK Uji ketelitian Hasil Rektifikasi Citra Quickbird dengan Perangkat Lunak Global Mapper dengan studi kasus daerah Semarang, Jawa tengah. Tugas akhir ini disusun untuk mengetahui nilai pergeseran titik ICP hasil pengukuran dengan GPS dari citra Quickbird yang sudah di rektifikasi menggunakan Global Mapper. Citra Quickbird yang digunakan dalam penelitian ini daerah Semarang, scene 005688952040_01 tanggal 19 November 2007. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, rektifikasi citra dapat dilakukan menggunakan salah satu software Geodesi yaitu Global Mapper. Keunggulan menggunakan software Global Mapper adalah ringan dan praktis karena tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu besar, software Global Mapper hanya berkapasitas 51 MB setelah terinstal pada komputer. Beberapa metode yang digunakan untuk rektifikasi dalam penelitian ini yaitu metode Helmert, Affine, Polinomial dan Triangulasi. Dari proses rektifikasi menggunakan titik-titik GCP dari pengukuran GPS statik singkat diperoleh hasil RMSE dari masing-masing metode sebagai berikut: Metode Helmert mempunyai nilai RMSE dengan rentang nilai 3,16 m sampai 43,04 m. Metode Affine mempunyai nilai RMSE dengan rentang nilai 0,75 m sampai 24,40 m. Metode Polinomial mempunyai nilai RMSE dengan rentang nilai 0,26 m sampai 15,32 m. Metode Triangulasi mempunyai nilai RMSE dengan rentang nilai 0,00 m sampai 11,52 m. Nilai pergeseran titik dari hasil rektifikasi dengan menggunakan masing-masing metode yang memenuhi syarat penelitian yaitu dibawah 2 piksel atau sekitar 1,20 meter yaitu metode Helmert sebesar 2.5 %, metode Affine sebesar 25 %, metode Polinomial sebesar 10 % dan metode Triangulasi sebesar 30 %. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa hasil dari rektifikasi citra yang telah dilakukan belum memenuhi syarat penelitian. Kata Kunci: Citra Quickbird, Rektifikasi, Global Mapper. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi penginderaan jauh kini sudah semakin pesat, seiring dengan bertambahnya waktu. Berbagai macam pekerjaan membutuhkan teknologi tersebut untuk diaplikasikan dan dimanfaatkan agar menunjang pekerjaan tersebut. Perkembangan teknologi penginderaan jauh dapat terlihat dari perkembangan kemampuan sensor satelit dalam membedakan informasi dari suatu objek dengan ketelitian tertentu. Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990). Sensor satelit dalam perkembangannya dapat membedakan informasi dari suatu objek berdasarkan pada ukuran tertentu atau resolusi spasial. Salah satu citra satelit yang memiliki resolusi tinggi yaitu Quickbird. Satelit Quickbird adalah wahana pertama dari Digital Globe yang menyediakan citra komersial dengan resolusi dan dengan resolusi spasial hingga 61 cm (Digital Globe, 2007). Data hasil perekaman dari satelit ini tidak bisa langsung digunakan, hal ini disebabkan citra tersebut masih memiliki kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi kualitas citra digital. Kesalahan yang dikoreksi oleh Space Imaging umumnya hanya merupakan kesalahan-kesalahan yang bersifat sistematik (kesalahan akibat pembelokan arah penyinaran, abrasi sub sistem optik karena kemiringan penyiam, sistem penyiaman yang tidak linier), sedangkan kesalahankesalahan non sistematik (kesalahan akibat perubahan ketinggian wahana, perubahan posisi wahana, kelengkungan permukaan bumi) masih terdapat dan belum dikoreksi. Salah satu cara untuk mengkoreksi sekaligus menghilangakan kesalahankesalahan yang bersifat non sistematik tersebut yaitu dengan menggunakan koreksi geometrik. Koreksi geometrik dilakukan dengan menggunakan titik kontrol tanah yang biasa disebut Ground Control Point (GCP). GCP tersebut pada umumnya didapatkan dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat GPS tipe geodetik. Salah satu pengukuran menggunakan GPS adalah metode 1

RTK (Real Time Kinematic). Keunggulan dari metode RTK yaitu waktu yang diperlukan untuk pengukuran lebih cepat dibanding dengan metode pengukuran yang lain. Setelah citra dikoreksi geometrik dan telah diketahui seberapa besar ketelitian geometrik citra terektifikasi, maka citra tersebut di cek menggunakan Independent Check Point (ICP) untuk mengetahui kualitas akurasi citra, sehingga bisa digunakan untuk berbagai macam aplikasi yang membutuhkan peta-peta tematik dan Peta detil. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, rektifikasi citra dapat dilakukan menggunakan salah satu software Geodesi yaitu Global Mapper. Keunggulan menggunakan software Global Mapper adalah ringan dan praktis karena tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang terlalu besar, software Global Mapper hanya berkapasitas 51 MB setelah terinstal pada komputer. Selain itu harga software Global Mapper sangat murah jika dibandingkan dengan softwaresoftware Geodesi yang lain. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang perlu dikaji adalah berapa besar akurasi citra Quickbird yang telah direktifikasi dengan software Global Mapper? Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Rektifikasi citra menggunakan titik-titik GCP hasil pengukuran GPS dengan metode statik singkat. 2. Pengecekan hasil rektifikasi dengan titik ICP. Ruang Lingkup Dalam Tugas Akhir ini, pembahasan hasil penelitian dilakukan berdasarkan batasan masalah sebagai berikut : 1. Proses rektifikasi citra Quickbird dilakukan dengan menggunakan software Global Mapper 11. 2. Data titik kontrol yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah hasil dari pengukuran GPS statik singkat post processing di Wilayah Semarang. 3. Sistem proyeksi yang digunakan dalam pengukuran adalah sistem proyeksi UTM. 4. Citra Quickbird yang digunakan dalam penelitian ini yaitu merupakan citra wilayah Semarang tahun 2007. 5. Nilai RMSE GCP sebagai standar rektifikasi maksimal adalah 2 piksel. 6. Koreksi geometrik yang dilakukan hanya pada koreksi geometrik dua dimensi yaitu X, Y. 7. Jenis rektifikasi yang digunakan ada empat yaitu Helmert, Affine, Polynomial dan Triangulation. 8. Akurasi dikaji berdasarkan selisih antara citra hasil rektifikasi dengan titik ICP. Metodologi Penelitian Kerangka penelitian ini berupa serangkaian kegiatan yang mendukung proses pelaksanaan penelitian, dan kegiatan lainnya yang sangat mendukung proses penelitian yaitu studi literatur. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam penelititan ini, diiantaranya ialah: 1. Tahap persiapan penelitian Tahapan ini adalah tahap paling awal yang dilakukan sebelum melakukan proses penelitian. Hal yang dilakukan dalam tahapan persiapan ini adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini, diantaranya pengumpulan data citra Quickbird Semarang, penginstalan software Global Mapper dll. Tahapan ini menjadi sangat penting, dikarenakan kualitasnya akan menentukan tahap-tahap berikutnya. Oleh karena itu, tahapan persiapan ini perlu dilakukan dengan baik, sistematis, dan menyeluruh. 2. Tahap proses penelitian Setelah tahap persiapan data-data yang dibutuhkan selesai dilakukan, langkah selanjutnya ialah memulai proses pengumpulan data. Pada tahap pengumpulan data dilakukan pengukuran titik GCP dan ICP menggunakan GPS dengan metode statik singkat dan diolah secara Post Processing. Pada tahapan proses penelitian ini, hal yang perlu dilakukan diantaranya ialah melakukan rektifikasi pada Citra Quickbird dengan GCP dan melakukan pengecekan kualitas rektifikasi menggunakan titik ICP. 3. Tahap analisa hasil penelitian Tahap berikutnya yang dilakukan setelah tahap proses penelitian selesai, hal yang dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisa data-data hasil penelitian yang telah dilakukan, serta memberi kesimpulan mengenai hasil dari proses penelitian yang telah dilakukan. 2

Studi Literatur Citra Quickbird Data Lapangan Persiapan Koordinat GCP Koordinat ICP Pengumpulan Data Metode Rektifikasi Helmert Affine Polynomial Triangulation Citra Hasil Rektifikasi Analisis Koreksi Geometri Pengolahan Data Analisis Gambar 2. Alat ukur GPS Hiper II 2. Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperangkat komputer lipat/laptop dengann spesifikasi: Processor Intel(R) Pentium(R) CPU P6100 @ 2.00 GHz, 3072 MB of RAM, ATI Mobility Radeon HD 5470 1743 MB. Kesimpulan Gambar 1. Diagram Alir Penelitian PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Tahap awal yang harus dilakukan di dalam pelaksanaan penelitian adalah persiapan. Persiapan di sini yakni meliputi segala aktifitas yang bersangkutan dengan pelaksanaan penelitian, seperti studi literatur, penentuan lokasi penelitian dan persiapan peralatan penelitian. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini adalah ketersediaan citra Quickbird Semarang, scene 005688952040_01 tanggal 19 November 2007 dengan luas wilayah penelitian 16km x 16km. Peralatan Penelitian Peralatan-peralatan yang penelitian ini adalah: digunakan untuk 1. Dalam penelitian ini digunakan alat GPS Topcon Hiper II Dual Frekuensi. 3. Perangkat Lunak Perangkat lunak/software yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Perangkat lunak utama yang digunakan untuk rektifikasi dalam penelitian ini adalah Global Mapper v11.01. b. Topcon Tools v.7.5.1 yang digunakan untuk pengolahan raw data GPS. c. AutoCAD 2007 yang digunakan untuk perencanaan pengukuran GCP dan ICP. d. PCI Geomatica v.10 dan ER Mapper v.7 yang digunakan sebagai proses fusi citra. e. Microsoft Office 2007 digunakan untuk penulisan laporan penelitian, kalkulasi data dan presentasi. f. Dan juga perangkat lunak geodesi lainnya sebagai pendukung dalam penulisan laporan. Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Citra Quickbird wilayah Semarang tahun 2007. Waktu akuisisi, jenis dan level produk dari citra Quickbird diketahui dari kode scene yaitu : a. Jenis : - 07JU26032430-M2AS (Multispektral) - 07JU26032430-P2AS (Pankromatik) b. Level Produk : Standard (2A= Standard) c. Format Citra : Tiff (Tagged-Image File Format) d. Luas Citra : ± 16 x 16 km 2. Data titik GCP dan ICP dari pengukuran GPS statik singkat. 3

Fusi Citra Menggabungkan atau mengkombinasikan (fusi) data (dengan cakupan wilayah yang sama) yang berasal dari berbagai (rekaman) sensor satelit (dan dengan resolusi-resolusi spasial yang berbeda) merupakan cara yang sangat efektif dan efisien dalam memberdayakan sumber-sumber basisdata spasial secara optimal. Salah satu bentuk dari aktifitas ini adalah pan-sharpen, yakni mengkombinasikan citra digital pankromatik (band tunggal yang beresolusi spasial lebih tinggi) dengan citra digital multi-spektral (beberapa band berwarna tetapi memiliki resolusi spasial lebih rendah). Hasil yang diharapkan dari proses pan-sharpen ini adalah citra digital multi-spektral dengan resolusi yang sama dengan pankromatik. Data citra yang akan digunakan dalam penelitian ini masih dalam keadaan terpisah antara cita multispektral dan citra pankromatiknya. Data citra terbagi menjadi 2 folder (multi dan pankro) yang masing-masing folder terdiri dari 4 tile data citra. Oleh karena itu agar data citra dapat digunakan maka diperlukan proses fusi citra yang bertujuan agar didapatkan citra gabungan dengan spesifikasi citra yang sudah dijelaskan diatas. Proses fusi citra dalam penelitian ini menggunakan software PCI Geomatica v.10 dan ER Mapper v.7. Rektifikasi Citra Rektifikasi citra adalah suatu proses untuk memproyeksikan citra ke bidang bdatar dan menjadikannya bentuk konform (sebangun) dengan sistem proyeksi yang digunakan, juga memproyeksikan citra yang ada sehingga mempunyai arah yang benar. Rektifikasi disini adalah proses utama yang akan dilakukan didalam penelitian ini. Proses rektifikasi ini dilakukan dengan perangkat lunak/software Global Mapper 11. Perangkat lunak Global Mapper mempunyai kekurangan didalam proses rektifikasi yaitu tidak dapat membuka fie citra yang kapasitas atau ukurannya melebihi 2GB. Oleh karena itu sebelum dilakukan pengolahan citra menggunakan Global Mapper, citra hasil fusi harus di save as terlebih dahulu ke dalam format.ecw dengan tujuan agar citra mempunyai ukuran yang lebih kecil. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 titik. Titik-titik ICP dalam penelitian ini diukur pada suatu tanah lapang yang mempunyai 4 sisi, misal: lapangan sepak bola, lapangan tenis, lapangan parker dst. Dengan tujuan didapatkan suatu luasan yang bisa digunakan sebagai koreksi atau perbandingan antara luas titik ICP yang diukur dengan luas citra hasil rektifikasinya. Hasil dari pengukuran GCP dan ICP yang telah diukur di lapangan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel 1. Data koordinat hasil pengukuran GCP NO Name Grid Easting (m) Grid Northing (m) 1 GCP 01 427333.719 9227717.504 2 GCP 02 430952.338 9227704.177 3 GCP 03 433489.651 9227630.757 4 GCP 04 437207.936 9227816.100 5 GCP 05 439761.103 9227805.882 6 GCP 06 442293.107 9227793.263 7 GCP 07 426916.520 9224576.715 8 GCP 08 430577.725 9224749.806 9 GCP 09 433476.271 9224850.541 10 GCP 10 436890.394 9224397.974 11 GCP 11 439743.784 9224426.246 12 GCP 12 442766.526 9224634.846 13 GCP 13 426849.394 9221655.661 14 GCP 14 429637.042 9221973.831 15 GCP 15 432779.731 9221421.862 16 GCP 16 436598.322 9221104.769 17 GCP 17 440463.758 9221643.396 18 GCP 18 442525.306 9221560.527 19 GCP 19 426850.015 9218007.944 20 GCP 20 430256.456 9218505.640 21 GCP 21 434840.589 9218118.820 22 GCP 22 436333.049 9218329.430 23 GCP 23 440287.870 9218772.994 24 GCP 24 442801.806 9218884.450 25 GCP 25 427833.210 9215639.414 26 GCP 26 430456.531 9214896.254 27 GCP 27 433969.433 9214837.604 28 GCP 28 435727.028 9216150.464 29 GCP 29 439102.609 9215617.181 30 GCP 30 441538.039 9214018.025 31 GCP 31 427115.889 9211719.284 32 GCP 32 430679.947 9212182.061 33 GCP 33 434221.384 9211902.748 34 GCP 34 435896.277 9211621.178 35 GCP 35 439024.032 9211478.970 36 GCP 36 441128.744 9211712.966 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran GCP dan ICP GCP dan ICP diukur di lapangan menggunakan alat GPS Hiper II dengan metode statik singkat dengan pengamatan selama 5 menit. Berikut adalah hasil koordinat yang diperoleh dari pengukuran di lapangan. Dalam penelitian ini GCP yang digunakan berjumlah 36 titik yang tersebar merata dengan pola penyebaran yaitu 6x6 pada citra. Sedangkan ICP 4

Tabel 2. Data koordinat hasil pengukuran ICP NO Name Grid Easting (m) Grid Northing (m) 1 ICP 01 437943.014 9220721.341 2 ICP 02 438020.037 9220767.554 3 ICP 03 438037.735 9220738.148 4 ICP 04 437960.277 9220692.851 5 ICP 05 438392.313 9220780.068 6 ICP 06 438406.259 9220775.489 7 ICP 07 438397.013 9220749.046 8 ICP 08 438382.928 9220753.801 9 ICP 09 438860.197 9220219.766 10 ICP 10 438928.384 9220216.790 11 ICP 11 438923.907 9220111.565 12 ICP 12 438856.074 9220114.536 13 ICP 13 440295.470 9218715.187 14 ICP 14 440306.316 9218714.458 15 ICP 15 440304.620 9218690.871 16 ICP 16 440293.818 9218691.596 17 ICP 17 437048.512 9227410.052 18 ICP 18 437119.641 9227411.700 19 ICP 19 437121.418 9227301.305 20 ICP 20 437051.153 9227299.851 21 ICP 21 436582.508 9222932.572 22 ICP 22 436679.632 9222956.571 23 ICP 23 436694.792 9222890.428 24 ICP 24 436597.010 9222866.353 25 ICP 25 434443.981 9216788.903 26 ICP 26 434496.689 9216773.071 27 ICP 27 434483.721 9216730.050 28 ICP 28 434430.918 9216745.674 29 ICP 29 434616.692 9216802.705 30 ICP 30 434697.442 9216778.647 31 ICP 31 434650.361 9216619.394 32 ICP 32 434569.309 9216642.797 33 ICP 33 434721.028 9217221.483 34 ICP 34 434798.065 9217205.418 35 ICP 35 434752.277 9216957.895 36 ICP 36 434676.570 9216971.032 37 ICP 37 434774.649 9217345.339 38 ICP 38 434796.912 9217341.092 39 ICP 39 434787.651 9217290.335 40 ICP 40 434765.290 9217294.489 Data hasil pengukuran pada Tabel 1 dan Tabel 2 diukur dengan menggunakan metode statik singkat yang kemudian diproses secara post processing dengan menggunakan perangkat lunak Topcon Tools v.7.5.1. Hasil Rektifikasi Citra Untuk mengetahui berapa besar nilai kesalahan GCP, maka harus dilakukan proses rektifikasi citra. Proses rektifikasi citra dilakukan dengan perangkat lunak Global Mapper v.11 dengan menggunakan jumlah GCP maksimum yang diperoleh dari pengukuran yaitu sebanyak 36 GCP. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan rektifikasi adalah pada saat penentuan titik-titik GCP pada citra. Usahakan titik-titik yang akan ditentukan pada citra sesuai dengan titik-titik yang diukur di lapangan sehingga akan didapatkan nilai kesalahan GCP minimum. Perangkat lunak Global Mapper v.11 memiliki beberapa metode rektifikasi citra yang juga digunakan dalam penelitian ini, diantaranya adalah metode Helmert, Affine, Polynomial dan Triangulation. Besar nilai Nilai RMSE (m) kesalahan/error GCP dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah. Analisis Nilai RMSE Setiap Metode Dari hasil nilai RMSE pada masing-masing metode yang sudah di jelaskan diatas, maka dapat diketahui bahwa untuk nilai RMSE dengan metode Helmert mempunyai rentang nilai RMSE antara 3,16 m sampai 43,04 m, metode Affine mempunyai rentang nilai RMSE antara 0,75 m sampai 24,40 m, metode Polynomial mempunyai rentang nilai RMSE antara 0,26 m sampai 15,32 m, dan metode Triangulation mempunyai rentang nilai RMSE antara 0,00 m sampai 11,52 m. Grafik berikut ini menunjukkan hasil nilai RMSE dari proses rektifikasi citra dengan masingmasing metode. 50.00 45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 GCP 01 GCP 02 GCP 03 GCP 04 GCP 05 GCP 06 GCP 07 GCP 08 GCP 09 GCP 10 GCP 11 GCP 12 Nilai RMSE Hasil Rektifikasi Citra GCP 13 GCP 14 GCP 15 GCP 16 GCP 17 GCP 18 GCP 19 Titik GCP HELMERT AFFINE POLYNOMIAL TRIANGULATION Gambar 3 Grafik Nilai RMSE Hasil Rektifikasi Citra Analisis Pergeseran Koordinat Titik pada Citra Hasil Rektifikasi Untuk mengetahui seberapa besar pergeseran koordinat titik dari hasil rektifikasi citra, langkah yang dilakukan yakni melakukan pengecekan dengan menggunakan titik-titik ICP pada citra yang telah direktifikasi. Adapun titik-titik ICP yang digunakan sebagai titik uji sebanyak 40 ICP. Besar nilai pergeseran koordinat titik pada citra hasil rektifikasi dengan menggunakan masing-masing metode yang telah disebutkan diatas dapat diketahui dengan pengecekan manual, yakni dengan melakukan identifikasi titik pada citra sehingga didapatkan koordinat pada citra hasil rektifikasi kemudian dibandingkan dengan koordinat ICP di lapangan. Setelah didapatkan koordinat citra hasil rektifikasi dengan masing-masing metode, maka untuk mengetahui seberapa besar pergeseran koordinat titik pada citra tersebut, dilakukan perhitungan dengan rumus selisih jarak atau rumus RMSE sebagai berikut: GCP 20 GCP 21 GCP 22 GCP 23 GCP 24 GCP 25 GCP 26 GCP 27 GCP 28 GCP 29 GCP 30 5 GCP 31 GCP 32 GCP 33 GCP 34 GCP 35 GCP 36

RMSE= ( ) +( ) Hasil yang didapat dari perhitungan rumus diatas kemudian dapat digunakan untuk melakukan analisis spasial dari citra yang telah di rektifikasi dengan masing-masing metode rektifikasi yang sudah dibahas diawal. Hasil lengkap dari perhitunagn dengan rumus diatas dapat dilihat pada halaman lampiran. Analisis spasial dilakukan dengan cara membandingkan hasil citra terrektifikasi dari masing-masing metode dengan memberikan circle pada tiap-tiap titik yang akan dicek untuk mengetahui seberapa besar pergeserannya dengan titik ICP hasil pengukuran di lapangan. Besar kecilnya circle ditentukan dari hasil perhitungan dengan rumus diatas dengan skala yang tertentu. Sebagai contoh, berikut akan disampaikan analisis pergeseran koordinat titik ICP 01-04. Analisis Pergeseran Koordinat Titik ICP 01 04 (a) (b) Gambar 5 Foto Pengukuran: (a) ICP 03, (b) ICP 04 Ataupun bisa juga disebabkan karena besarnya RMSE dari GCP yang terdekat, sehingga berpengaruh juga terhadap besar nilai pergeseran titik ICP nya. Titik GCP yang berdekatan dengan titik ICP 01-04 adalah titik GCP 16 seperti pada gambar berikut. Gambar 6 Titik GCP terdekat dengan ICP 01-04 Gambar 4 Nilai pergeseran titik ICP 01-04 dari masing-masing metode Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai pergeseran titik/displacement terkecil dari semua titik ICP terdapat pada metode triangulation sedangkan nilai pergesaran titik terbesar terdapat pada metode polynomial. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa dari keempat metode yang mempunyai nilai pergeseran titik secara konsisten yaitu terdapat pada titik ICP 03 dan ICP 04. Hal ini mungkin dikarenakan adanya obstruksi pada saat dilakukan pengambilan data pada titik tersebut. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya foto pada saat pengambilan seperti berikut. Nilai Pergeseran Titik ICP (m) Analisis Pergeseran Koordinat Titik ICP pada Citra Hasil Rektifikasi dari Masing-masing Metode. Hasil dari nilai pergeseran titik-titik ICP pada citra hasil rektifikasi dengan menggunakan masingmasing metode seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat pada grafik berikut. 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0.000 Nilai Pergeseran Titik ICP Pada Citra Hasil Rektifikasi ICP 01 ICP 02 ICP 03 ICP 04 ICP 05 ICP 06 ICP 07 ICP 08 ICP 09 ICP 10 ICP 11 ICP 12 ICP 13 ICP 14 ICP 15 ICP 16 ICP 17 ICP 18 ICP 19 ICP 20 ICP 21 ICP 22 ICP 23 ICP 24 ICP 25 ICP 26 ICP 27 ICP 28 ICP 29 ICP 30 ICP 31 ICP 32 ICP 33 ICP 34 ICP 35 ICP 36 ICP 37 ICP 38 ICP 39 ICP 40 Titik ICP HELMERT AFFINE POLYNOMIAL TRIANGULATION 6

Gambar 7 Grafik Nilai Pergeseran Titik ICP Pada Citra Hasil Rektifikasi Analisis Perbandingan Luas ICP dengan Citra Hasil Rektifikasi Selain didapatkan nilai RMSE ICP dari citra terektifikasi dapat juga dihasilkan data luasan atau area dari bidang yang dibatasi oleh koordinatkoordinat tersebut. Untuk hasil luasan dari koordinat ICP dihitung dengan software AutoCAD, sedangkan untuk luasan citra hasil rektifikasi dihitung dengan identifikasi titik-titik pada citra menggunakan software Global Mapper v 11. Luas hasil perhitungan dengan menggunakan ICP memilki selisih yang cukup signifikan dengan luas hasil dari citra terektifikasi. Hasil selisih luas dari perhitungan dengan menggunakan ICP dan masingmasing metode rektifikasi dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Metode Helmert Hasil selisih luas antara koordinat ICP dengan citra hasil rektifikasi dengan metode ini berkisar antara range 0.82 % sampai 15.02 %. 2. Metode Affine Hasil selisih luas antara koordinat ICP dengan citra hasil rektifikasi dengan metode ini berkisar antara range 0.09 % sampai 16.01 %. 3. Metode Polynomial Hasil selisih luas antara koordinat ICP dengan citra hasil rektifikasi dengan metode ini berkisar antara range 0.02 % sampai 14.71 %. 4. Metode Triangulation Hasil selisih luas antara koordinat ICP dengan citra hasil rektifikasi dengan metode ini berkisar antara range 1.16 % sampai 14.24 %. KESIMPULAN Berdasarkan analisis hasil penelitian dan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari proses rektifikasi menggunakan titik-titik GCP dari pengukuran GPS statik singkat diperoleh hasil RMSE rata-rata terendah dengan menggunakan metode Triangulation yaitu sebesar 2,15 m apabila dibandingkan dengan metode Polynomial (RMSE rata-rata: 3,22 m), metode Affine (RMSE rata-rata: 6,13 m) dan metode Helmert dengan RMSE ratarata tertinggi 16,25 m. 2. Nilai pergeseran titik dari hasil rektifikasi dengan menggunakan masing-masing metode yang memenuhi syarat penelitian yaitu dibawah 2 piksel atau sekitar 1,20 meter yaitu metode Helmert sebesar 2.5 %, metode Affine sebesar 25 %, metode Polynomial sebesar 10 % dan metode Triangulation sebesar 30 %. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa hasil dari rektifikasi citra yang telah dilakukan belum memenuhi syarat penelitian. SARAN Saran yang dapat penulis berikan pada penelitian ini yaitu: Dari hasil ketelitian rektifiksi citra yang diperoleh yakni ± antara 2.15 m 16.25 m apabila akan dibuatkan peta untuk keperluan pengukuran, maka skala maksimal yang disarankan yaitu 1 : 10.000 DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z, 2001, Pemetaan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, Pradnya Paramita, Jakarta., Survey dengan GPS, Pradnya Paramita, Jakarta. Digitalglobe, 2009, Quickbird Imagery Products, Product Guide, Revision 5.0, Http://www.digitalglobe.com. Lillesand, T.W dan Kiefer, R.W, 1993, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra, Penerjemah Dulbahri, P.Suharsono, Hartono dan Suharyadi, Penyunting Sutanto, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Prahasta, Eddy, 2008, Model Permukaan Dijital, Informatika, Bandung., Remote Sensing Praktis Penginderaan Jauh & Penglahan Citra Dijital dengan Perangkat Lunak ER Mapper, Informatika, Bandung. Prasetya, Rangga Bayu, 2011, Analisis Ketelitian Koreksi Geometrik Citra Quickbird Menggunakan Titik Cors. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro. Ramdhan, Lucky Wahyu, 2009, Studi Terhadap Ketelitian Penggunaan Citra Ikonos untuk Pembuatan Peta Skala Besar Ditinjau Dari Aspek Geometrik, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro. 7

Soedomo, Agoes S., 2004, Sistem & Transformasi Koordinat, Depertemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, ITB, Bandung Soenarmo, Sri Hartati, Penginderaan Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis Untuk Bidang Ilmu Kebumian, ITB, Bandung., PCI Geomatica V 9.1.5 Praktis, Jurusan Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro. Umarjono, 2001, Diktat Kuliah Sistem Transformasi Koordinat, Penerbit ITB, Institut Teknologi Bandung. 8