DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION. Apabila Kita pergi ke sebuah perpustakaan, kemudian kita mencari buku yang

dokumen-dokumen yang mirip
MENGGUNAKAN DDC. Oleh: Fiqru Mafar

BAB III LANDASAN TEORI. Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: kitab,bukubuku,

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIR Instruksi Kerja Pengelolaan Sumber Pustaka dan Referensi: Instruksi dan Kebijakan Pengolahan Koleksi Perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi negeri atau swasta. Menurut Fahmi (2009:1) Perpustakaan perguruan tinggi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perpustakaan (UU nomor 43 tahun 2007)

BAB III LANDASAN TEORI. yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

MANFAAT NOMOR PANGGIL DALAM KEGIATAN PERPUSTAKAAN

Disusun Oleh : Mulyati

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang Perpustakaan (UU nomor 43 tahun 2007) tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB III LANDASAN TEORI. kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang

KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN BAHAN PUSTAKA DI RAK PERPUSTAKAAN

Pengembangan Aplikasi Perpustakaan Sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

STRATEGI PENELUSURAN LITERATUR BAGI SIVITAS AKADEMIKA UNS Oleh : Bambang Hermanto ( Pustakawan Madya UNS ) 1

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan

BAB III LANDASAN TEORI

Morality Intellectuality Entrepreneurship

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

PENYIANGAN (WEEDING) KOLEKSI REFERENSI PADA UNIT LAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

SISTEM INFORMASI KLASIFIKASI BUKU MENGGUNAKAN METODE DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION (DDC) DI PERPUSTAKAAN SDN TUNGGULSARI 1 SURAKARTA

PROFIL PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 KEDIRI

Lampiran 1. Standar Kompetensi LI oleh AASL. Standar kompetensi LI di tingkat sekolah yang telah ditetapkan AASL adalah peserta didik mampu :

untuk keperluan studi atau bacaan, studi ataupun rujukan.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (BPAD)

IMPLEMENTASI ALGORITMA BRUTE FORCE DALAM PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

LAPORAN OBSERVASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

1. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN SUBJEK OTOMATIS BERBASIS DDC PADA DOKUMEN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN ALGORITME LIN SIMILARITY ANDRI SETYAWAN

Buku Manual JIBAS SIMTAKA JIBAS: Jaringan Informasi Bersama Antar Sekolah ROAD TO COMMUNITY. Versi Dokumen April 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen terletak di Jl. Raya

Katalog dan Minat Baca

BAB II LANDASAN TEORI. dan studi. Selanjutnya pasal 8 dari Peraturan Presiden No. 20, 1961

TERJEMAHAN DDC DALAM BAHASA INDONESIA: SUATU KAJIAN HISTORIS

144 Katalog Non-Pendas 2010

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan adalah suatu tempat yang berisi bermacam-macam koleksi dan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengguna perpustakaan itu sendiri. Sebelum koleksi perpustakaan

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TEKNIK PENELUSURAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI LEMBAGA

BAB II DESKRIPSI TEMPAT MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta yang berada di JL. Tanggal : 25 Januari 2016 s/d 20 Maret 2016

BAB III LANDASAN TEORI. Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO. di Perpustakaan Umum Kabupaten Wonogiri pada 1 Februari 2016 sampai 24

ORIENTASI PERPUSTAKAAAN BAGI MAHASISWA BARU TA 2017/2018 CREW PERPUSTAKAAN

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1. MANFAAT FITUR PivotTable DARI MICROSOFT OFFICE EXCEL UNTUK PENGOLAHAN DATA STATISTIK PERPUSTAKAAN

Sistem Informasi di Perpustakaan

Brawijaya University Library ; come. reach. feel

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

INFORMASI BIDANG EKONOMI DALAM ARTIKEL MAJALAH ILMIAH INDONESIA

Skil Sekilas Tentang PDII & Layanan nya.

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

MODUL KEARSIPAN. Untuk. SMK / MAK Kelas X

PEDOMAN UMUM PENELUSURAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN. Disusun Oleh : Zulfa Kurniawan, SIP

Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu

ORIENTASI PERPUSTAKAAN

PENGGUNAAN SISTEM KLASIFIKASI ANTARA SISTEM KLASIFIKASI THE NATIONAL TECHNICAL INFORMATION SERVICE DAN DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION Ricki Hendriyana *

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATALOGISASI DAN KLASIFIKASI

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

PELATIHAN KLASIFIKASI BUKU DAN PEMBUATAN KARTU KATALOG BUKU BAGI PETUGAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) DI KOTA SINGARAJA.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Yudha Yudhanto, S.Kom

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KUNINGAN

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

SISTEM LAYANAN SIRKULASI DENGAN MENGGUNAKAN LASer VERSI 2.0.1( EDISI BARU )

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara (Ubinus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

OPTIMALISASI MUTU PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI ANTRIAN

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

PEMAHAMAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013 TERHADAP ORIENTASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rasman 1,*

TAJUK SUBYEK BAHAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Alvin Toffler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB III IMPLIKASI PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH DI MI WALISONGO LOGANDENG KARANGDADAP PEKALONGAN

Transkripsi:

DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION Apabila Kita pergi ke sebuah perpustakaan, kemudian kita mencari buku yang kita perlukan pada sebuah sistem catalog computer yang tersedia, setelah memasukkan judul buku dan pengarangnya, maka kita akan menemukan kode buku yang kita inginkan,dengan kode tersebut memudahkan kita mencari dan dapat menemukan buku yang kita butuhkan dengan cepat. Kode yang muncul setelah pencarian tersebut adalah nomor klasifikasi buku yang digunakan perpustakaan untuk menyusun koleksi buku yang ada agar buku-buku yang sejenis dapat berkumpul berdekatan, misalnya dari berdasarkan bidang ilmunya. Selain itu, sistem pengklasifikasian tersebut akan memudahkan dalam pencarian atau pun pengembalian buku. Ada beberapa macam sistem pengklasifikasian buku yang digunakan di berbagai perpustakaan. Namun, sistem yang paling banyak digunakan oleh perpustakaan-perpustakaan adalah sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC). DDC digunakan oleh perpustakaan di lebih dari 130 negara. Hingga saat ini, DDC telah digunakan lebih dari satu abad. Hal ini tentu tidak terlepas dari sistem/cara kerja DDC yang dipandang paling memadai dalam mengakomodasi perkembangan dunia perpustakaan dan perkembangan ilmu pengetahuan secara umum. Sistem pengklasifikasian buku DDC ditemukan oleh Melvil Dewey, seorang pustakawan berkebangsaan Amerika Serikat, yang hidup pada paruh kedua abad ke-19 hingga awal abad 20. Tulisan ini bermaksud memperkenalkan sosok Melvil Dewey, sang penemu sistem DDC, proses hingga ditemukannya sistem DDC, dan sekilas tentang cara kerja sistem DDC.

Klasifikasi Desimal Dewey (Dewey Decimal Classification (DDC), juga disebut Sistem Desimal Dewey) adalah sebuah sistem klasifikasi perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851 1931) pada tahun 1876, dan sejak saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam duapuluh dua kali revisi yang telah terjadi hingga tahun 2004. Melvil Dewey lahir pada 1851 di Adams Center, sebuah kota kecil yang masih menjadi bagian New York. Orang-tuanya memberi nama Melville Louis Kossuth Dewey. Nama Louis Kossuth diambil dari nama Lajos Kossuth, seorang pejuang revolusi Hungaria yang pada masa itu sangat terkenal setelah usahanya pada 1848. Sejak masih kanak-kanak, Melvil Dewey telah menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap buku. Ada anekdot yang menceritakan bahwa dia menyelamatkan banyak buku di perpustakaan pada saat sekolahnya terbakar pada 1868. Ketika itu, dia terlalu banyak menghirup asap sehingga dia menderita batuk kronis yang tidak kunjung sembuh. Oleh dokter yang merawatnya, dia diberitahu bahwa hidupnya mungkin tidak akan lama lagi. Sejak itu, dia menjadi sangat terobsesi untuk melakukan efisiensi, dilatarbelakangi oleh perasaan bahwa dia tidak memiliki cukup banyak waktu. Usia 22 tahun, Dewey bekerja di perpustakaan kampusnya, Amherst College. Setelah lulus pada 1874, ia tetap bekerja di perpustakaan tersebut sebagai pustakawan, hingga 1876. Pada periode tersebutlah Dewey menemukan sistem pengklasifikasian buku yang kemudian diberi nama Dewey Decimal Classification, atau yang kita kenal kemudian sebagai Klasifikasi Desimal Dewey. Selain sistem DDC, Dewey juga menciptakaan sistem ejaan yang disederhanakan, dan sistem stenografi. Temuan-temuannya tersebut mungkin tidak terlepas dari peristiwa kebakaran tersebut.

Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan. Klasifikasi dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau dicetakkan ke sebuah stiker yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan tersebut. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit; setelah digit ketiga akan ada sebuah tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya. Contoh kode: 330.94 = ekonomi Eropa, di mana 330 adalah kode untuk ekonomi dan 94 untuk Eropa Sebelum Dewey menemukan DDC, tidak ada sistem yang seragam yang dipergunakan oleh perpustakaan-perpustakaan untuk mengklasifikasikan koleksi bukubukunya. Masing-masing perpustakaan memiliki dan mengembangkan sistemnya sendirisendiri. Bahkan ada perpustakaan yang mengelompokkan bukubuku berdasarkan ukurannya, tidak peduli temanya. Penomoran buku pun dilakukan berdasarkan nomor rak di mana buku disimpan. Misalnya, buku-buku yang disimpan di rak nomor 100C akan diberi nomor 100C. Jadi, nomor buku mengacu pada nomor rak. Sistem penomoran semacam ini disebut sistem fixed location. Sistem ini menimbulkan kesulitan yang tidak kecil. Masalahnya adalah ketika ada penambahan koleksi buku perpustakaan yang sampai menyebabkan buku-buku yang sudah ada harus digeser ke rak yang lain, maka nomor buku-buku tersebut pun harus diubah, menyesuaikan dengan nomor raknya yang baru. Perubahan nomor buku pun akan berdampak pada harus diubahnya kartu katalog buku-buku tersebut, karena nomor buku yang tercantum dalam katalog pun harus diubah. Keadaan seperti itu mendorong Dewey untuk menemukan suatu sistem pengklasifikasian buku yang baru. Sesungguhnya Dewey tidak menemukan sistem yang

sama sekali baru. Sebelum Dewey menemukan sistemnya, sudah ada beberapa sistem pengklasifikasian buku. Misalnya, Charles A. Cutter membuat sistem klasifikasi berdasarkan topik, dan Nathaniel Shurtleff melakukan penomoran menggunakan sistem desimal. Inovasi yang dilakukan oleh Dewey adalah menggabungkan sistem pengklasifikasian berdasarkan topik dan penomoran dengan sistem desimal. Namun, nomor tidak mengacu pada rak, melainkan pada bidang ilmu. Inovasi penting dari DDC adalah penomoran DDC tidak secara langsung merujuk pada lokasi buku. Nomor DDC hanya memberitahu letak relatif suatu buku di antara buku-buku yang lain. Untuk menemukan sebuah buku, dibutuhkan informasi tambahan, misalnya denah rak yang menginformasikan di mana buku-buku dengan nomor-nomor tertentu ditaruh. Hal ini berbeda dengan sistem fixed location, di mana nomor buku sama dengan nomor rak tempat buku tersebut disimpan. Berkat inovasi dari DDC ini, kita tidak perlu lagi mengalami masalah yang dihadapi bila menggunakan sistem fixed location. Bila perpustakaan menambah buku yang menyebabkan beberapa buku harus dipindah ke rak yang lain, maka denah lokasi saja yang perlu diubah, tidak perlu keseluruhan katalog. Satu kelebihan lain dari sistem DDC adalah memudahkan untuk ditambahkannya subjek/tema-tema baru. Pada saat pertama kali diterbitkan pada 1876, manual DDC hanya terdiri dari 44 halaman. Sedangkan dalam Edisi 21 yang diterbitkan pada 1996, manual DDC mencapai tebal lebih dari 4000 halaman. DDC memungkinkan penambahan subjek baru karena DDC menggunakan sistem desimal. Dewey mulai dengan membagi jenis-jenis pengetahuan ke dalam kategori-kategori dasar yang kemudian diberi nomornomor utama (main class). Selanjutnya, mudah untuk membagi kategori-kategori dasar

tadi menjadi bidang-bidang yang lebih mendetail, yang ditandai oleh nomor-nomor di sisi kanan titik desimal. Dengan sistem seperti ini, DDC dapat mengakomodasi perkembangan pengetahuan sejak masa Dewey hingga saat ini. CARA KERJA SISTEM DDC Dewey membagi berbagai disiplin pengetahuan yang ada ke dalam sepuluh kelas utama (main class), dengan satu Generalities. Selanjutnya, kelas-kelas utama tersebut dibagi lagi ke dalam sepuluh divisi, dan setiap divisi dibagi lagi ke dalam sepuluh section. Kesepuluh kelas utama tersebut adalah: 000 Generalities 100 Philosophy, psychology 200 Religion 300 Social Science (incl. economics). 400 Language 500 Natural Science. 600 Technology (incl. medicine, management). 700 Art (incl. architecture, paintings, photography). 800 Literature 900 History, geography, biography. Kelas utama 000 digunakan untuk karya-karya yang tidak terbatas pada satu disiplin ilmu saja, misalnya ensiklopedia. Kelas ini juga digunakan untuk bidang yang berhubungan dengan pengetahuan dan informasi, misalnya ilmu komputer, ilmu perpustakaan. Angka pertama pada nomor-nomor tersebut menunjukkan main class.

Masing-masing main class terdiri dari 10 divisi, juga menggunakan nomor 0 9. Angka yang menunjukkan divisi adalah angka kedua. Misalnya, 600 digunakan untuk buku-buku yang membahas tentang teknologi/ilmu terapan secara umum, 610 untuk ilmu kedokteran, 620 untuk ilmu teknik, 630 untuk pertanian. Masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 section, juga menggunakan nomor 0 9. Angka ketiga dalam nomor DDC menunjukkan section. Misal, 610-6 - digunakan untuk karya umum di bidang kedokteran, 611 untuk anatomi manusia, 612 untuk fisiologi manusia, 613 untuk bidang promosi kesehatan. Selanjutnya, setelah tiga nomor utama tersebut, angka desimal dapat digunakan sejauh diperlukan. Misalnya, 611.1 untuk buku yang membahas tentang organ-organ kardiovaskular, 611.2 untuk buku yang membahas tentang organ-organ pernafasan. Sistem pengklasifikasian ini berbeda dengan sistem yang sebelumnya pernah dibuat Charles A. Cutter yang hanya melakukan klasifikasi berdasarkan topik atau yang pernah dibuat oleh Nathaniel Shurtleff, yang melakukan penomoran dengan hanya menggunakan sistem desimal. Selain menemukan sistem DDC, Dewey juga memprakarsai terbitnya jurnal mengenai perpustakaan, Library Journal, yang memberikan pengaruh besar dalam perkembangan keperpustakaan di Amerika Serikat. Karena sumbangsihnya terhadap dunia perpustakaan, Melvil Dewey dipandang sebagai Bapak Perpustakaan Modern. Dewey meninggal akibat serangan stroke pada 26 Desember 1931, dalam usia 80 tahun. Sistem pengklasifikasian buku DDC ditemukan oleh Melvil Dewey, seorang pustakawan berkebangsaan Amerika Serikat, yang hidup pada paruh kedua abad ke-19 hingga awal abad 20.

Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian. Sepuluh kelas utama tersebut adalah: 000 Komputer, informasi dan referensi umum 100 Filsafat dan psikologi 200 Agama 300 Ilmu sosial 400 Bahasa 500 Sains dan matematika 600 Teknologi 700 Kesenian dan rekreasi 800 Sastra 900 Sejarah dan geografi Selain menemukan sistem DDC, Dewey juga memprakarsai terbitnya jurnal mengenai perpustakaan, Library Journal, yang memberikan pengaruh besar dalam perkembangan keperpustakaan di Amerika Serikat. Karena sumbangsihnya terhadap dunia perpustakaan, Melvil Dewey dipandang sebagai Bapak Perpustakaan Modern. Dewey meninggal akibat serangan stroke pada 26 Desember 1931, dalam usia 80 tahun.