JURNAL. Oleh DEWI A. RAUF. Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014

Jufri Lanasir, Anthonius Palimbong, dan Hasdin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PAKEM PADA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

Oleh SIKRIPON AMU NIM

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN PKn MATERI KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SDN 2 TAPA KEC. TAPA KAB. BONE BOLANGO.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan secara bersama dengan teman sekelas lainnya. Menurut Hamruni 2009: 290, Model pembelajaran Make A Match adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk

BAB II Kajian Pustaka

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TUGAS PADA SISWA KELAS V SDN 5 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Heru Purnomo PENDAHULUAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Sriwahyuni Djafar, Elmia Umar, Nurhayati Tine 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. agar peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup ( life skills ) yang

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD NEGERI 2 DANGURAN KLATEN SELATAN TAHUN 2013/2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PERAN GURU PKN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS. Ambiro Puji Asmaroini, M.Pd Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NO. 2 DALUNG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB II KAJIAN PUSTAKA

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

1. Fitriah Khoirunnisa 2. Maasje C.W 3. Nurlaili

MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 18 BUNGO PASANG PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar dalam melakukan penelitian ini. Penulis menjelaskan kajian sumber-sumber

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

Yessi Malisa 1), Ngadino Y 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan sesuatu hal yang beku dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peran. Kemampuan seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

Transkripsi:

1 JURNAL MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TENTANG GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN 24 PULUBALA KABUPATEN GORONTALO Oleh DEWI A. RAUF Jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd.I, M.HI Abstrak Meningkatkan Minat Belajar Siswa Tentang Globalisasi Melalui Model Pembelajara Kooperatif Tipe Snowball Throwing Di Kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Pembimbing 1: Dra. Elmia Umar, M.Pd, Pembimbing 2: Nurhayati Tine, S.Pd, M.HI. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo akan meningkat? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan prosedur penelitian melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan/observasi dan evaluasi, serta tahap analisis dan refleksi. Penetapan indikator kinerja pada penelitian adalah 75% siswa yang dikenai tindakan mendapat nilai 70. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, dari 22 siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9

2 orang dengan persentase 41%. Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. Kata Kunci: Minat Belajar, Globalisasi, Model Snowball Throwing Pendahuluan Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan intelektual yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat di capai. Salah satu kemampuan yang harus di miliki seorang guru dalam meningkatkan kompotensi profesinya adalah kemampuan mengembangkan model pembelajaran (dalam Widyarti dan Suranto, 2009:36) Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang di pilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar harus proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan Warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil dan berkarakter yang di amanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn juga merupakan pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultur, bahasa, usia, suku bangsa (Ruminiati, 2007: 1-25). Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini pembelajaran kurang efektif karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn.

3 Adanya faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal siswa itu diantaranya: a) minat belajar; b) motivasi belajar; c) intelegensi; d) kebiasaan; e) rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat dari guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tepat seperti pembelajaran kooperatif, saran dan prasarana, kurikulum dan lingkungan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Sesuai dengan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo pada mata pelajaran Pkn dari 22 orang siswa tedapat 8 orang (36%) yang mendapatkan nilai belajar baik, namun masih ada 14 orang (64%) yang belum tuntas. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa menguasai materi mata pelajaran secara mendalam melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Dari uraian-uraian diatas, maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengangkat judul: Meningkatkan minat belajar siswa tentang Globalisasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing di kelas 1V SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo. Kajian Teori defenisi tentang minat yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain; (a) Tidjan (dalam Hariyanto, 2010:1. Online) mengatakan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian terhadap suatu objek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu objek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap objek. (b) Drs.

4 Dyimyati Mahmud (2005) minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktivitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu objek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktivitas. (c) Hilfard (dalam belajarpisikologi. Online) memberi rumusan tentang minat yaitu interes is persisting tendency to pay attention to and enjoy same activity or content. Minat adalah kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan. (d) Witherington (2005 :100) minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Menurut Slameto ( 2010:180 ) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat juga pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat di ekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Sumadi Suryabrata (2007:109) berpendapat minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Menurut Crow and Crow minat juga merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu individu itu sendiri yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian belajar tersebut. Menurut Crow and Crow juga ada 3 faktor yang menimbulkan minat yaitu: Faktor yang timbul dari dalam diri individu, faktor motif social, faktor emosional. Dari beberapa definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu yang terdiri dari perasaan senang, memperhatikan, kesungguhan, adanya motif dan tujuan dalam mencapai satu tujuan. Maka dapat di pahami pula bahwa dalam minat terdapat unsur perasaan senang, perhatian, kesungguhan dan adanya motif dan tujuan.dan minat sangat mempengaruhi perasaan tingkah laku individu dalam menentukan tujuan,

5 sehingga pengaruh minat sangat besar dalam kehidupan, dan sebuah kecenderungan siswa merupakan pengaruh dari minat individu. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Menurut Purwodarminto (dalam Murniasih, Shopian 2010:4) belajar adalah berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dan sebagainya) Good dan Brophy (dalam Purwanto 2007:85) mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu Learning is the develovment of new Associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu proses yang benar-benar bersifat internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurutnya bukan tingkah laku yang Nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal didalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new associations). Menurut Loekmono (dalam Sarjanaku, 2012:1. Online) minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Selanjutnya Loekmono juga mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yaitu: 1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman 5. Gambaran diri di masa depan mendorong untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus tertentu.

6 Minat belajar dapat diingatkan melalui konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar disekolah. Slameto (2005) http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertianminat-belajar.html mengatakan factor-faktor yang mempengaruhi minat belajar disekolah bisa diatasi guru dengan cara: 1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berseri 2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan 3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur 4. Meningkatkan kondisi fisik siswa 5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa 6. Menyediakan sarana penunjang yang mandiri Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu metode kooperatif learning. Menurut Saminanto (2010:37) Model Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik. Akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya. Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah merupakan suatu tipe model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang dipadukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari, 2010).

7 Menurut (Farhan, 2012) Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman lainnya disatu kelompok serta menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain. Kemudian siswa yang mendapat kertas menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Diyan Tunggal Safitri (2011) kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah: a) Melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan. b) Siswa lebih memahami dan mengerti tentang materi pelajaran yang dipelajari. c) Membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. d) Melatih siswa menjawab pertanyaan. e) Merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. f) Mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya. g) Siswa akan lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah. h) Siswa akan memahami makna tanggung jawab. i) Siswa akan terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. Sedangkan kekurangannya adalah: a) Tercipta suasana kelas yang kurang kondusif. b) Adanya siswa yang bergantung pada siswa lain. c) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan siswa. Hipotesis tindakan pada penelitian adalah Jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, maka minat belajar siswa pada materi Globalisasi akan meningkat. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dikelas 1V SDN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo. Alasan tempat penelitian ini dipilih karena peneliti sebagai tenaga pendidik di sekolah tersebut di atas. Sehingga mempermudah peneliti menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini sesuai dengan kurikulum yang ada dan dapat dilaksanakan secara efektif. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2013. Jumlah murid yang terdaftar di kelas 1V DSN 24 Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo adalah 22 orang siswa. Terdiri dari 8 orang lakilaki dan 14 orang perempuan dengan usia rata-rata 9-10 Tahun.

8 Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, siswa dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah pembelarajan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I NO Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus I NAMA SISWA Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan Relevansi Percaya diri 1 Adrianto Mahmud 2 Ibrahim Madiko 3 Ismail Kuasina 4 Kadir Puhi 5 Kadir Suleman 6 Rahman Umar 7 Wandri Umar 8 Yunus Puhi 9 Adinda Suleman 10 Amina Malapo 11 Ehan Hanio 12 Fatma Pendi 13 Indriani Harun 14 Isnawati P. Rais 15 Maimuna Suleman 16 Rina Setiadewi Tahir 17 Rini Setiawati Tahir 18 Sintiawati Hasan 19 Sri Selvila Riska 20 Salma Puhi 21 Winda Suleman 22 Yusni Abdulah Jumlah 14 9 14 11 Persentase 64% 40% 64% 50% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus I yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dimana pada 22 orang siswa terbagi dalam 4 aspek yaitu aspek perhatian ada 14 orang atau 64%, aspek kepuasan ada 9 orang atau 40 %, aspek relevansi ada 14

9 orang atau 64%, dan aspek percaya diri ada 11 orang atau 50%. Sesuai capaian hasil peneliti dalam meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa model snowball throwing dapat meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan observasi awal. Akan tetapi hasil ini belum mencapai indikator kinerja sehingga perlu dilanjutkan tindakan pada siklus II. Siklus II Pengamatan Penilaian Minat Belajar Siswa pada Siklus II NO NAMA SISWA Aspek Yang dinilai Perhatian Kepuasan Relevansi Percaya diri 1 Adrianto Mahmud 2 Ibrahim Madiko 3 Ismail Kuasina 4 Kadir Puhi 5 Kadir Suleman 6 Rahman Umar 7 Wandri Umar 8 Yunus Puhi 9 Adinda Suleman 10 Amina Malapo 11 Ehan Hanio 12 Fatma Pendi 13 Indriani Harun 14 Isnawati P. Rais 15 Maimuna Suleman 16 Rina Setiadewi Tahir 17 Rini Setiawati Tahir 18 Sintiawati Hasan 19 Sri Selvila Riska 20 Salma Puhi 21 Winda Suleman 22 Yusni Abdulah Jumlah 22 22 19 18 Persentase 100% 100% 86% 82% Berdasarkan pengamatan penilaian minat belajar siswa pada siklus II yang terdapat pada 4 aspek penilaian, yaitu: perhatian, kepuasan, relevansi, dan percaya diri. Dari 22 orang siswa sudah mencapai 100% pada aspek perhatian, 100% pada

10 aspek kepuasan, dan pada aspek relevansi sudah mencapai 86 % atau 19 orang, serta pada aspek percaya diri mencapai 82 % atau 18 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keempat aspek yang telah digunakan sudah mencapai keberhasilan melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing di kelas IV peneliti laksanakan yakni Berdasarkan data yang diperoleh mengenai minat belajar siswa tentang globalisasi pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah13 orang dengan persentase 59% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah berjumlah 9 orang atau 41% dan Pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yaitu siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas berjumlah 19 orang atau 86% dan yang memperoleh nilai 70 ke bawah 3 orang atau 14 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing minat belajar siswa tentang globalisasi di kelas IV SDN 24 Pulubala Kabupaten Gorontalo meningkat. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada guru kelas yang mengajarkan materi globalisasi menggunakan model snowball throwing sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa yang diajarkan. 43

11 2. Diharapkan guru untuk mengajar model pembelajaran ini sebagai variasi dalam proses belajar mengajar untuk menghindarkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kualitas pelajaran dapat meningkat. 3. Sebelum menggunakan model pembelajaran snowball ini, guru harus mampu menguasai langkah-langkah model pembelajaran, sehingga dengan mudah guru menyampaikan serta siswa pun cepat tanggap menggunakan model pembelajaran ini, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. 4. Diharapkan kepada pihak-pihak terkait dapat memberikan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh setiap guru dalam meningkatkan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli dkk.2007. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Departemen Pendidikan Nasional. Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Departemen Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Murniasih, Eri dan Shopian, Irpan. 2010. 101 Tips Belajar Efektif dan Menyenangkan. Semarang: PT Sindur Press. Purwanto.2007.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Qodratilah, Meity Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraaan SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

12 Uno, Hamzah B. dan Masri Kudrat Umar. Belajar Cepat Menjadi Peneliti. Badan Penjamin Mutu Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Gorontalo. Wardhani, Igak dan Wihardit, Kuswaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Widyarti dan Suranto, 2009. Konsep Mutu Dalam Manajemen Pendidikan Vokasi. Semarang: PT Sindur Press. Sumber dari Online : Hariyanto. 2010. Pengertian Minat Belajar. Http://belajarpsikologi.com/penger tian- minat/, diakses 09 April 2013 Loekmono.2005. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-belajarsiswa-menurut.html. (online). diakses 09 April 2013. Slameto.2005. http://www.referensimakalah.com//2012/09/pengertian-minatbela jar.html (Online). diakses 09 April 2013. Suryabrata, Sumadi. http://pinarac.wordpress.com/2012/04/06/pengertian-minatbelajar. (online). Diakses 09 April 2013. Witherington. 2005. Diakses 09 April 2013. Http://belajarpsikologi.com/pengertian-minat/ (Online).