METODE HARGA POKOK PROSES PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Harga Pokok Proses. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

langsung Biaya Tenaga kerja

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

METODE HARGA POKOK PROSES

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

AKUNTANSI BIAYA MAKALAH HARGA POKOK PROSES

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

METODE HARGA POKOK PROSES

Metode Harga Pokok Proses Lanjutan. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABLE COSTING

27/11/2014. Ciri-ciri Harga Pokok Proses

AKUNTANSI BIAYA VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COSTING) DAN METODE HARGA POKOK PROSES ( PROCESS COSTING)

Sistem Penentuan Biaya Pokok Proses

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

HARGA POKOK TAKSIRAN

PROCESS COSTING LANJUTAN

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

PRODUK HILANG & PRODUK RUSAK (For E- Learning Akuntansi Biaya)

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

HARGA POKOK PROSES. Kasus:

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB XI METODE HARGA POKOK PROSES BAGIAN II

BAB II BAHAN RUJUKAN

MAKALAH PRODUK HILANG PADA AKHIR PROSES

Metode Harga Pokok. oleh: Ani Hidayati

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Proses

DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

03/12/2014. Metode Rata-Rata Tertimbang ( AC) METODE HARGA POKOK PROSES (MEMPERHITUNGKAN ADANYA PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL)

Pert 4. Team Teaching

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

HARGA POKOK PROSES (PROCESS COSTING)

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK Anggaran,Aktual Dan Pembebanan

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIAYA OVERHEAD PABRIK

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

METODE HARGA POKOK PROSES - LANJUTAN

KARAKTERISTIK HARGA POKOK PESANAN

Akuntansi Biaya PROCESS COSTING. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

BAB II BAHAN RUJUKAN

METODE HARGA POKOK PESANAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA IGLOO ICE CREAM

Analisis Perhitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Menentukan Harga Jual Dengan Metode Full Costing Pada PD. Karya Jaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB II KERANGKA TEORI

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI BIAYA KA2083. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

Clara Susilawati, MSi

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

Clara Susilawati,MSi

Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

Fakultas: Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang

Biaya Overhead Pabrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23/12/2014 PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

PROCESS COSTING (Biaya Berdasarkan Proses)

Standar Costing PENDAHULUAN

MET ME ODE P ODE ENOU EN MP OU ULAN U LAN HAROA POKOK

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

MODUL II TEKNIK ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI MAKE TO STOCK (MTS)

BAB IX METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

TERMINOLOGI, KONSEP & KLASIFIKASI BIAYA

Transkripsi:

METODE HARGA POKOK PROSES PENGANTAR KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES Karakter produksinya sbb: 1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN 1. pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi 2. perhitungan harga pokok produksi per satuan metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan) 3. penggolongan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. 4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik. Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu. Metode Harga Pokok Proses - page 1

Manfaat informasi harga pokok produksi 1. Menentukan harga jual produk 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodic 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup: a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya melalui satu departemen produksi b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi c. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan: produk hilang pada awal proses proiduk hilang pada akhir proses METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh 1. PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1 Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Rp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 Total biaya produksi Rp 39.875.000 Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi 2.000 kg Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %. 500 kg Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 20X1 Masuk ke dalam proses: 2.500 kg Produk jadi : 2000 kg Produk dalam proses akhir 500 kg Metode Harga Pokok Proses - page 2

Perhitungan harga pokok produksi per satuan Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan (1) (2) (3) (2):(3) Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhead pabrik Rp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 ------------------------- + Rp 39.875.000 2.500 2.500 2.250 2.150 Rp 2.000 3.000 5.000 7.500 ------------------------ + Rp 17.500 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses : Biaya bahan baku (100 % x 500 x Rp 2.000) Biaya bahan penolong (100 % x 500 x Rp 3.000) Biaya tenaga kerja (50 % x 500 x Rp 5.000) Biaya overhead pabrik (30 % x 500 x rp 7.500) Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.250.000 Rp 1.125.000 -------------------- + Rp 4.875.000 --------------------- + Jumlah biaya produksi bulan januari 20X1 Rp 39.875.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000 Persediaan bahan baku Rp 5.000.000 Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000 Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000 Gaji dan upah Rp 11.250.000 JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000 Metode Harga Pokok Proses - page 3

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan produk jadi Rp 35.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000 Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000 Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000 Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000 Barang dalam proses biaya bahan baku Rp 1.000.000 Barang dalam proses biaya bahan penolong Rp 1.500.000 Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000 Barang dalam proses biaya overhead pabrik Rp 1.125.000 METODE HARGA POKOK PROSES PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama Contoh2: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Departemen B Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20X1 : Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0 Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Rp 155.000 Rp 248.000 Rp 270.000 Rp 405.000 Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir : Biaya bahan baku Biaya konversi 100% 20% 50% Metode Harga Pokok Proses - page 4

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg Bahan baku Tenaga kerja Overbead pabrik Rp 70.000 155.000 248.000 35.000 31.000 31.000 Total Rp 173.000 Rp 15 Rp 2 5 8 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A Harga pokok produk jadi (30.000 x Rp 15) Rp 450.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku (100 % x 5.000 x Rp 2) Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 8.000 ---------------- + Rp 23.000 ---------------- + Jumlah biaya produksi bulan januari 20X1 Rp 473.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku : BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 70.000 Persediaan bahan baku Rp 70.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000 Gaji dan upah Rp 155.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B: BDP biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000 Metode Harga Pokok Proses - page 5

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg Tenaga kerja Overbead pabrik 270.000 405.000 27.000 27.000 Total Rp 675.000 Rp 25 10 15 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang Harga pokok dari departemen A (24.000 x Rp 15) Biaya yang ditambahkan oleh departemen B (24.000x Rp 25) Rp 360.000 600.000 ---------------- + Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang (24.000 x Rp 40) Rp 960.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir : Harga pokok dari departemen A (6.000 x Rp 15) Rp 90.000 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : Biaya tenaga kerja (50 % x 6.000 x Rp 10) Rp 30.000 Biaya overhead pabrik (50 % x 6.000 x Rp 15) Rp 45.000 ------------------- + Rp 75.000 ----------------- + Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B Rp 165.000 ----------------- + Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: : BDP biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000 Metode Harga Pokok Proses - page 6

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000 Gaji dan upah Rp 270.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang Persediaan produk jadi Rp 960.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 360.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 90.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000 PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN Produk yang hilang pada awal proses Contoh 3 : PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Data produksi Bulan Januari 20X1 Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % 1.000 kg 700 kg 200 kg Departemen B 400 kg 100 kg Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg Metode Harga Pokok Proses - page 7

Biaya produksi Bulan Januari 20X1 Departemen B Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp - Biaya bahan penolong 26.100 16.100 Biaya tenaga kerja 35.100 22.500 Biaya overhead pabrik 45.800 24.750 Jenis biaya Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20X1 Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi) Biaya produksi Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25 Biaya bahan penolong 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 26.100 29 Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45 Biaya overhead pabrik 700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60 Rp 130.500 Rp 159 Perhitungan biaya produksi bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159 Rp 111.300 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 % x Rp 45 = 3.600 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 % x Rp 60 = 4.800 Rp 19.200 Jumlah biaya produksi Rp 130.500 Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 111.300 : 700 Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp 159,00 Rp 222.60 Rp 63.60 Metode Harga Pokok Proses - page 8

Jenis biaya Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20X1 Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi) 400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B Rp 16.100 Rp 35 Rp 22.500 Rp 50 Rp 24.750 Rp 55 Rp 63.350 Rp 140 Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60 Rp 145.040 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg): Harga pokok dari departemen A 100 kg x Rp 222.6 = Rp 22.260 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 35 = Rp 2.100 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 % x Rp 50 = Rp 2.500 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 55 = Rp 2.750 Rp 29.610 Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650 Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Contoh: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Data produksi Bulan Januari 20X1 Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % 1.000 kg 700 kg 200 kg Departemen B 400 kg 100 kg Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg Metode Harga Pokok Proses - page 9

Biaya produksi Bulan Januari 20X1 Departemen B Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp - Biaya bahan penolong 26.100 16.100 Biaya tenaga kerja 35.100 22.500 Biaya overhead pabrik 45.800 24.750 Jenis biaya Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20X1 Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi) 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg = 1000 kg 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg Biaya produksi Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A Rp 22.500 Rp 22.5 26.100 26.10 Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89 Biaya overhead pabrik 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18 Rp 130.500 Rp141.67 Perhitungan biaya produksi bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67 Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xrp 141,67 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91 Rp 99.169 14.167,00 113.334,40 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = Rp 4.500 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = Rp 5.220 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 % x Rp 39.89 = Rp 3.191,2 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 % x Rp 53.18 = Rp 4.254,4 Rp 17.165.60 Jumlah biaya produksi Rp 130.500,00 Metode Harga Pokok Proses - page 10

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama Jenis biaya Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20X1 Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B (unit ekuivalensi) 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B Rp 16.100 Rp 24.39 Rp 22.500 Rp 34.62 Rp 24.750 Rp 38.08 Rp 63.350 Rp 97.09 Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B (400 x Rp 161.91) Rp 64.764,00 Biaya yang ditambahkan departemen B : 400 x Rp 97.09 38.836,00 Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : (200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09)) 51.800,00 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5 155.400,00 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg) Harga pokok dari departemen A 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463,3 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 % x Rp 34.62 = 1.731 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 % x Rp 38.08 = 1.904 Rp 21.289.40 Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40 Metode Harga Pokok Proses - page 11

LATIHAN PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1 dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi tersebut disajikan berikut ini : Data produksi Dept 1 Dept 2 Dimasukkan dalam proses bulan ini 31.000 kg Unit yang ditransfer ke dept 2 Unit yang diterima dari departemen 1 Produk yang ditranfer ke gudang Produk dalam proses akhir Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 % Biaya tenaga kerja 40 %; BOP 70 % Produk hilang akhir proses Produk hilang akhir proses 27.000 kg 2.000 kg 2.000kg 27.000 kg 23.000 kg 3.000 kg 1.000 kg Biaya produksi Biaya bahan baku 20.000.000 Biaya tenaga kerja 31.000.000 33.000.000 Biaya overhead pabrik 29.000.000 27.000.000 1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN! 2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN! 3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN! Metode Harga Pokok Proses - page 12