BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN GALERI TERBUKA PADA TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII) JAKARTA TIMUR JIHAN

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

SILABUS PEMBELAJARAN

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. ingin disampaikan kepada masyarakat luas tentang sebuah gambaran, gagasan,

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

SILABUS PEMBELAJARAN

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Gedung Pameran Seni Rupa di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2 PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

56. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

PASAR SENI DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

SILABUS PEMBELAJARAN

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

GALLERY PHOTOGRAPHY IN YOGYAKARTA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

misalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan

2. Sejarah Desain Interior

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Perancangan sebagai proses pemberi bentuk adalah kegiatan mencipta tempat, ruang, atau benda-benda untuk menetapkan maksud (kegunaan) dari ciptaan bentuk tersebut (Simonds dan Starke 2006). Menurut Christensen (2005), Perancangan adalah suatu proses mengambil ide dan menghasilkan sebuah karya seni, sedangkan menurut Bell (1997), Perancangan merupakan tahap yang memiliki daya cipta dimana terdapat sasaran dan hasil yang dipengaruhi oleh tahap analisis. Proses perancangan memerlukan daya khayal, pemikiran kreatif untuk mencapai sebuah kesatuan, dan berhasil memecahkan persoalan. Aspek penting dari tahap perancangan adalah mengkomunikasikan perihal rancangan pembangunan kepada masyarakat setempat. Ketika lingkungan yang sudah terancang tidak sesuai dengan tingkah laku pengguna, maka perkiraan dalam perancangan telah gagal (Rutledge 1981). Menurut Ingels (2003), ada enam prinsip Perancangan yang digunakan dalam seni murni maupun seni aplikasi pada abad ini, keenam prinsip tersebut adalah: 1. Balance (keseimbangan) Keseimbangan adalah sesuatu yang baik untuk dilihat. Ada tiga tipe keseimbangan yaitu simetrik, asimetrik dan proksimal. Keseimbangan simetrik adalah keseimbangan yang ada pada taman formal, satu sisi merupakan pencerminan dari sisi lainnya. Keseimbangan asimetrik adalah keseimbangan yang informal, komposisi sisi satu dengan sisi lainnya sama, hanya saja berbeda dalam penggunaan materialnya. Keseimbangan proksimal memiliki kesamaan dengan keseimbangan asimetrik, hanya saja pendistribusiannya lebih jauh dan dalam. 2. Focal point (aksen) Focal point adalah prinsip perancangan yang memiliki posisi penglihatan yang kuat dalam satu komposisi lanskap. Focal point dapat dibentuk dari

5 tanaman, perkerasan, elemen arsitektural, warna, tekstur, atau kombinasi dari semuanya. 3. Simplicity (kesederhanaan) Sama halnya dengan prinsip keseimbangan, simplicity atau kesederhanaan akan membuat perasaan yang lebih nyaman dalam suatu lanskap. Kompleksitas tidak selalu menjadi lawan dari kesederhaan, tergantung bagaimana perancangan lanskap itu difokuskan. 4. Rhytm (ritme) Saat sesuatu mengalami pengulangan dengan standar interval yang berpola tertentu maka rhytm akan terbentuk. Pada perancangan lanskap, interval biasanya terukur dalam suatu ruang. 5. Proportion (proporsi) Proportion difokuskan dengan hubungan ukuran antara pola-pola dalam suatu lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horizontal yang ada dalam spasial. 6. Unity (kesatuan) Unity adalah penyatuan dari bagian-bagian yang terpisah yang berperan untuk mengkreasikan keseluruhan dari perancangan. Menurut Booth (1983), terdapat beberapa elemen dasar dalam perancangan arsitektur lanskap, diantaranya landform (bentukan lahan), plant material (material tanaman), building (bangunan), pavement (perkerasan), site structure (struktur tapak), dan water (elemen air). Elemen-elemen tersebut diaplikasikan pada perancangan galeri terbuka ini. 2.2 Galeri Menurut Dictionary of Architecture and Construction, galeri adalah sebuah ruang yang digunakan untuk menampilkan dan terkadang juga untuk menjual hasil karya seni, sebuah area memanjang untuk aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus. Galeri sebagai suatu ruang yang berfungsi sebagai wadah memamerkan suatu karya seni merupakan mediator antara seniman dan masyarakat umum.

6 Galeri merupakan manifestasi fisik citra dan esensi seni yang harus menampung aspirasi fungsi dan gejolak estetis (Suryani, 2011). Kini galeri tidak hanya menjadi tempat menjual atau memamerkan lukisan, tapi menjadi tempat berkegiatan untuk masyarakat secara umum dan komunitas seni secara khusus (Meiliana, 2010). Karena itu dibutuhkan fasilitas ataupun ruang khusus yang mengakomodasi kenyamanan berinteraksi antar pengguna. Menurut Meiliana (2010), karya-karya seni dalam galeri umumnya memiliki kepekaan tertentu terhadap cahaya. Maka pencahayaan dalam galeri perlu diatur sedemikian rupa agar dapat menciptakan wujud visual yang baik untuk manusia yang melihat, tanpa merusak karya seni tersebut. 2.3 Galeri Terbuka Galeri terbuka adalah galeri seni yang berada di area terbuka. Fungsi dari galeri terbuka sama seperti galeri pada umumnya, yaitu sebagai ruang pamer atau tempat yang menghubungkan para seniman dengan para penikmat seni melalui karya-karyanya, namun galeri terbuka dikhususkan untuk karya-karya yang kurang dapat dinikmati pada galeri indoor. Misalnya karya-karya seni instalasi, sculpture, ataupun karya-karya seni lukis yang dibuat pada material tertentu. Hal yang berbeda dari galeri terbuka adalah lokasinya yang berada di ruang luar menyatu dengan alam. Menurut Bell (1997), manusia akan merasa bebas berada di ruang luar karena tidak ada ruang tertutup yang membatasi. Indonesia belum memiliki tempat yang dirancang secara khusus sebagai galeri terbuka, namun ada beberapa galeri semi-terbuka yang dibangun oleh seniman dan komunitas seni. Hal ini dapat terlihat dari profil-profil galeri atau tempat pameran di Indonesia yang belum sepenuhnya terbuka. 2.4 Seni Seni adalah aktivitas yang selalu membicarakan kehidupan manusia (Iskandar, 2007). Oleh karena itu, seni begitu dekat dengan kehidupan manusia sehingga dapat menjadi media komunikasi yang baik untuk manusia. Menurut Ismail (2010), seberapa pun gelap seni, atau bahasa verbal yang dibawa oleh karya seni itu tidak dipahami oleh publik tempat seni itu dipertunjukkan, karya itu

7 tetap bisa dinikmati. Oleh karena itu seni dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Seni menghilangkan batasan geografis dan historis serta hambatan bahasa untuk berbicara dengan cara yang umum kepada semua orang karena bentuk visual yang bersifat universal (Schinneller, 1961). Seni adalah suatu kegiatan yang bervariasi, tidak mungkin untuk menjabarkannya dalam beberapa kata. Seni adalah tentang bagaimana dan mengapa seniman bekerja. Secara umum dapat dinyatakan bahwa dibalik setiap karya seni terdapat pengalaman dan imajinasi seniman yang dikerjakan dengan kombinasi perencanaan dan improvisasi (Barry, 1965). Menurut Encyclopedia of World Art (1959), pameran seni muncul dari transformasi bertahap hubungan antara seniman dan pendukungnya (pecinta seni/komunitas seni). Oleh karena itu dalam sebuah ruang pamer atau galeri sebaiknya terdapat juga ruang-ruang yang mengakomodasi kegiatan komunitas seni tersebut baik ruang untuk menikmati karya ataupun sekedar ruang untuk berkumpul. Seni dapat pindah ke luar ruangan dan mendatangkan solusi yang efektif untuk bermain, untuk kenyamanan, untuk ibadah (penyembahan). Seni juga dapat menstimulasi indra, mengaktifkan pikiran, dan menghangatkan hati. Melalui seni manusia menciptakan ide-ide yang menghasilkan mulai dari sampul buku kecil hingga membuat perubahan luar biasa pada pola tanah atau bentukan lahan (Schinneller, 1961) Terdapat berbagai jenis seni yang dapat ditampilkan pada ruang pamer, namun pada galeri terbuka, karya seni yang ditampilkan disesuaikan dengan ruang terbuka. Karya seni tersebut dibagi menjadi dua, yaitu karya seni tangible yang dapat ditampilkan (dipamerkan) terpisah dengan senimannya, dan karya seni intangible yang ditampilkan bersama dengan senimannya yang juga berlaku sebagai obyek karya. Karya seni yang dapat ditampilkan terpisah dengan senimannya yaitu karyakarya seni rupa. Proses pembuatan karya ini biasanya berlangsung sebelum karya ini dipamerkan, seperti karya seni lukis, seni kriya, seni instalasi, seni patung (sculpture). Pada galeri terbuka, kaya seni yang dapat ditampilkan adalah karya-

8 karya seni rupa dengan material yang dapat disesuaikan dengan kondisi ruang luar seperti cuaca yang dapat berubah-ubah. Seni Instalasi Seni instalasi merupakan suatu cara berbahasa dalam pengolahan media untuk meghasilkan suatu karya, yaitu dengan berkolaborasi terhadap bentuk, ruang, warna, tekstur, cahaya, terang-bayang, bau, bunyi dan gerak. Pemilihan materi apapun dapat berfungsi sebagai seni instalasi, tidak harus luwes dan berharga, asalkan dapat mengkonsepsikannya sebagai bentuk yang artistik. Pengolahan materi yang kedudukannya dalam ruang bersifat temporer, menyebar dalam ruang yang spesifik, tidak monolit, sehingga hasilnya berupa tontonan ruang atau ilusi ruang (Agusnani, 1999). Gambar 2 Seni Instalasi (Sumber: www.indonesiakreatif.net, www.antarafoto.com,www.kotakitaku.blogspot.com ) Menurut Agusnani (1999), seni instalasi dinyatakan sebagai karya yang tidak dapat dikategorikan dalam bentuk bahasa seni yang konvensional. Bahasa seni dalam penyampaian ekspresi yang digunakan dalam seni instalasi adalah memasang, mengatur, dan menata elemen-elemen secara spesifik terhadap ruang yang sifatnya temporer, sehingga hasil dari seni instalasi adalah setting (Gambar 2). Hakekat seni instalasi terletak pada landasan konseptualnya dan biasanya terwujud nyata pada saat perupanya berusaha untuk mendefinisikan ulang ruangan

9 pameran yang ditempatinya, sehingga setiap perupa instalasi adalah kurator dari karya seni mereka sendiri dan setiap ruangan pameran menjadi subjek dari persyaratan yang dibutuhkan instalasi tersebut. Jadi karya seni instalasi tidak hanya dilihat dari hasil akhirnya saja melainkan gagasan yang dikandungnya. Seni Patung (Sculpture) Patung dan arsitektur memiliki kesamaan, keduanya berbentuk tiga dimensi. Pada kenyataannya, selama ribuan tahun patung sering diukir dari batu yang membentuk permukaan bangunan (Barry, 1965). Patung diciptakan memiliki berbagai tujuan diantaranya menyampaikan cerita atau pesan tertentu, elemen dekorasi arsitektural, ataupun pemujaan. Patung tidak selalu berbentuk makhluk hidup seperti patung tubuh manusia ataupun patung hewan tetapi juga dapat berbentuk relief pada bidang datar, simbol-simbol geometris atau ilustrasi pergerakan (Gambar 3). Gambar 3 Seni Patung (Sculpture) (Sumber: www.wirednewyork.com, nyclovesnyc.blogspot.com) Grafiti dan Mural (Street art) Pada umumnya grafiti dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak bersifat terang-terangan. Sekalipun menunjukkan identitas kelompok, tetapi individu pembuat grafiti tidak ingin diketahui identitasnya. Melihat dari keberadaannya yang tidak pernah surut, grafiti kemudian berkembang menjadi suatu community art atau seni yang dimiliki serta dinikmati oleh masyarakat yang dilakukan secara terang-terangan dan bersifat legal dengan adanya penyediaan media seperti

10 dinding untuk digambari. Grafiti disebut sebagai community art, karena memang memiliki tujuan yang lebih bersifat dekoratif, diakui keberadaannya dan pembuatannya diprakarsai oleh komunitas atau masyarakat setempat (Anggraeni, 1999). Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot maka mural tidak demikian. Mural lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar (Gambar 4). Gambar 4 Street Art: Mural dan Grafiti (Sumber: www.graffart.eu, www.fuerzamundo.org, www.viewfromaloft.org) Sinematografi Pembuatan gambar bergerak telah berkembang menjadi sebuah industri yang besar. Pada mulanya, hanya dengan cara pengambilan gambar menarik yang bergerak di jalan dengan menggunakan kamera. Sekarang ini, pembuatan film membutuhkan proses yang cukup panjang dan teknik yang tinggi serta melibatkan dana yang cukup besar. Kini hampir seluruh negara di dunia memiliki pusat perfilman dan jumlah film yang terus berkembang setiap tahun. Film merupakan bentuk paling luas dari hiburan massa dunia yang pernah dikenal. Terlebih lagi, sekarang ada teknik bioskop terutama dalam cara mereka mampu memanipulasi faktor ruang dan waktu, telah sangat mempengaruhi teknik seni lainnya. Salah

11 satu bentuk pertunjukkan sinematografi yang dapat dilakukan di ruang luar adalh video mapping (Gambar 5). Gambar 5 Sinematografi: Video Mapping (Sumber: www.publicdomainpictures.net, www.thecoolist.com ) Karya seni yang ditampilkan bersamaan dengan senimannya sebagai objek diantaranya karya-karya seni musik, seni tari dan seni drama. Hampir seluruh karya seni ini dapat ditampilkan di ruang luar. Pada sebuah auditorium terbuka ataupun sekedar ruang yang memiliki level sedikit lebih tinggi di sisi tertentu untuk tempat penampilan karya. Seni Musik Seni musik merupakan karya seni berbentuk bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. Wujud karya dalam bentuk nada dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya. Musik membentuk iringan alami untuk tarian ritual dan aktivitas kerja. Suara nyanyian dan injakan berirama atau tepuk tangan mungkin merupakan instrumen musik yang pertama. Namun secara bertahap manusia menemukan cara untuk mendapatkan suara dari labu berongga atau tongkat, baik dengan memukul atau meniupnya. Manusia juga menemukan bahwa tali atau senar yang tegang dapat dipetik atau tergores untuk memberikan suara yang menarik (Barry et al., 1965).

12 Menurut Barry et al. (1965), selama hampir dua ribu tahun, musisi telah menyempurnakan unsur musik, mengembangkan dan mengorganisirnya ke dalam struktur suara yang kompleks dengan kekuatan untuk mendramatisir dan komentar dengan cara yang halus membantah kata-kata emosi yang saling bertentangan dan kerumitan hidup. Ilustrasi mengenai pertunjukkan musik yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Seni Musik dan Area Pertunjukan Ruang Luar (Sumber: www.skyscraperpage.com, www.waapa.ecu.edu.au, www.discovertuscany.com) Seni Tari Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis (Widyaningsih, 2011). Menurut Widyaningsih (2011), ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga (fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan tempo), dan iringan. Tarian muncul dari naluri alami dalam bentuk yang paling dasar. Sejak manusia muncul di bumi, mereka telah menari untuk melepaskan emosi mereka dan untuk berkomunikasi kepada orang lain. Tarian dapat dikatakan telah menjadi "seni" ketika dorongan alami masyarakat awal secara bertahap

13 dimanfaatkan untuk ritme, pertama kali diberikan oleh injakan kaki dan kemudian oleh drum dan alat musik lainnya. Tarian berkembang menjadi tiga jenis yang berbeda: religius, sosial, dan teater. Ketiganya diperoleh melalui ketrampilan tingkat tinggi dan kesenian yang mereka miliki saat ini (Barry et al., 1965). Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni tari yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 7. Seni Drama Gambar 7 Seni Tari (Sumber: www.jacobspillow.org, www.24carrotpromotions.co.uk) Drama adalah kisah hidup dan kehidupan yang diceritakan di atas pentas melalui gerak dan percakapan, disaksikan banyak orang dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Menurut Barry et al.(1965), pada seni drama, seniman tidak hanya pemain tapi juga penari dan musisi, seorang jenderal, ahli keuangan, dan seorang diplomat. Pemain drama adalah manusia dengan sisi yang banyak. Drama mungkin menjadi puisi atau prosa yang indah yang berdiri sendiri, tetapi hal tersebut insidental. Drama sering melibatkan banyak keterampilan. Seperti arsitek, penari, pemain akrobat, tukang kayu, masinis, dan penata panggung serta penulis, aktor, produser, dan sutradara yang mengatur setiap keterampilan tersebut. Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni drama yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 8.

14 Gambar 8 Seni Drama ( Sumber: www.telegraph.co.uk, www.fireemsfoundation.org) 2.5 Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta. Proyek miniatur Indonesia ini dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita dan mulai dibangun tahun 1972 hingga akhirnya diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar. Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui anjungan daerah yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di setiap Provinsi di Indonesia. Selain itu masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang, menuntut sifat TMII yang dapat terus tumbuh dan sesuai dengan dinamika perkembangan bangsa Indonesia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, sejak awal pembangunan TMII direncanakan sebagai sebuah proyek tumbuh