BAB I PENDAHULUAN. sehingga kontak terhadap bahaya menjadi lebih dekat. kegagalan dalam transportasi dan penyimpanan diantaranya kecelakaan truk yang

dokumen-dokumen yang mirip
(Skenario Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKENARIO KONSEKUENSI ANALISIS PENGANGKUTAN LNG SEMARANG-YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ALOHA

Analisis Risiko Pemuatan LNG Pada FSRU Dan Jalur Pipa Gas Menuju ORF

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Bab 10. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Mallard dan Chatelier tercatat sebagai orang pertama yang menyelidiki

Pesawat Polonia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

GAS ALAM. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Kimia Dalam Kehidupan Sehari_Hari Yang dibina oleh Bapak Muntholib S.Pd., M.Si.

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

SKENARIO KONSEKUENSI ANALISIS PENGANGKUTAN LNG SEMARANG-YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ALOHA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci Desain dasar, risiko, terminal penerima LNG, Fuzzy

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERISIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tugas Akhir (ME )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2007

POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA

ANALISIS PROFIL RISIKO KAPAL TANKER PADA DAERAH PELAYARAN TERBATAS

RINCIAN KONSUMEN PENGGUNA DAN TITIK SERAH JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai

VII. TATA LETAK PABRIK

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

Pemanfaatan LNG Sebagai Bahan Bakar Kendaraan Umum di Yogyakarta: Tinjauan Aspek Keselamatan Dalam Pengangkutan dan Penyimpanan

BAB I Pendahuluan I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

Copyright BPH Migas 2014, All Rights Reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

GREEN TRANSPORTATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Achmad Sebastian Ristianto

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

ANALISIS PENILAIAN RISIKO PADA FLOWLINE JALUR PIPA GAS DARI WELLHEAD MENUJU CENTRAL PROCESSING PLANT. (Studi Kasus : Industri Pengolahan Gas Alam)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

> A BC <10-5

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

BAB III LANDASAN TEORI

Risk Assessment Tanker LNG dalam Studi Kasus Suplai LNG dari Ladang Tangguh ke Teluk Benoa Bali

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak Februari 2008

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi akan semakin meningkat bersamaan dengan. perkembangan teknologi dan pertumbuhan penduduk. Saat ini sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat semakin banyaknya kendaraan di Indonesia mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

POTENSI PEMANFAATAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) SEBAGAI BAHAN BAKAR BAGI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

Studi Pengembangan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB VIII PENUTUP

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DIREKTORAT PEMBINAAN USAHA HILIR MIGAS

BAB III LANDASAN TEORI. Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem operasi

Risk Based Design Receiving Terminal LNG di Teluk Benoa Bali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas maka penggunaan moda kereta api masih dapat menduduki peringkat

I-1 BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan pengiriman barang seperti barang komiditi, bahan kimia dan bahan berbahaya merupakan salah satu faktor pendukung perekonomian suatu negara. Transportasi barang dilakukan dengan berbagai jenis jalur transportasi diantaranya darat, laut, udara, kereta api dan sistem perpipaan. Persentase pengiriman barang menggunakan jalur darat, udara & laut serta jalur kereta api adalah 91 % 8,3 % dan 0,7 % (Simatupang, 2015). Setelah proses distribusi selesai, proses berikutnya adalah proses penyimpanan yang selanjutnya digunakan sesuai kebutuhan. Pada transportasi dan penyimpanan terutama bahan kimia serta bahan berbahaya memiliki potensi risiko yang besar terhadap manusia dan lingkungan apabila terjadi kebocoran. Tingginya resiko yang dihasilkan dari kebocoran tersebut terutama terhadap manusia disebabkan adanya kenaikan jumlah penduduk dan jumlah pemukiman yang tidak terkontrol sehingga kontak terhadap bahaya menjadi lebih dekat. Beberapa contoh kasus kegagalan dalam transportasi dan penyimpanan diantaranya kecelakaan truk yang mengangkut 15 m 3 propana pada 9 Maret 1972 di Lynchburg, Virginia. Truk tersebut terbalik sehingga propana keluar ke lingkungan dan terbakar yang menewaskan supir yang berada pada jarak 80 m dari truk. Pada 29 Juni 2009 di Stasiun Viareggio, Italia, terjadi pelepasan LPG yang disebabkan kereta api yang mengangkut LPG keluar dari jalur rel, LPG tersebut akhirnya terbakar dan menghanguskan 5 rumah, beberapa 1

kendaraan bermotor dan 31 korban jiwa meninggal (Busini, dkk., 2011). Pada 18 September 2008 di Iowa, ledakan terjadi pada tangki penyimpanan etil asetat dan menghancurkan area penyimpanan tersebut. Kasus terbaru adalah meledaknya pipa gas alam milik PT. Geothermal Star Energy di Desa Margamukti, Jawa Barat yang diakibatkan oleh tanah longsor dan menewaskan 2 orang. Liquefied natural gas (LNG) memiliki potensi sebagai salah satu bahan bakar alternatif untuk kendaraan umum di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki cadangan gas alam yang besar yaitu 103,3 triliun standar feet kubik (TSCF) (BP Statistical Review of World Energy, 2013), cadangan potensial sebesar 48,18 TSCF dengan kapasitas produksi 3,26 TSCF (Indonesia Energy Outlook 2013). Apabila diasumsikan tidak ada penemuan cadangan gas alam baru dan kapasitas produksi tetap maka LNG dapat digunakan selama 32 tahun. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar diharapkan mampu menurunkan konsumsi bensin dan solar yang meningkat sebesar 12,34 % dan 1,7 % pertahun. Penggunaan LNG sebagai bahar bakar berfungsi sebagai bentuk diversifikasi energi. Selain itu, LNG memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan bakar konvensional yaitu emisi yang dihasilkan lebih rendah sehingga ramah lingkungan dan terciptanya eco-city pada bidang transportasi jika diaplikasikan di Indonesia seperti di Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y). Beberapa faktor yang menyebabkan D.I.Y sebagai provinsi yang dapat menggunakan LNG sebagai salah satu bahan bakar alternatif diantaranya terletak dekat dengan Provinsi Jawa Tengah yang memiliki pelabuhan laut Tanjung Mas sehingga suplai LNG dapat terpenuhi, waktu 2

tempuh Semarang D.I.Y yang relatif singkat, infrastruktur jalan yang memadai dan adanya armada angkutan trans jogja. Selain memiliki kelebihan, LNG juga mengandung bahaya diantaranya suhu penyimpanan yang rendah yaitu di bawah suhu lingkungan dan sangat mudah terbakar. Apabila mengalami kebocoran, LNG memiliki potensi risiko yang besar bagi manusia dan lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis perlu melakukan pengkajian risiko ketika terjadi pelepasan LNG selama proses transportasi dari terminal penerima di Semarang dan penyimpanan di D.I.Y. I.2. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini dapat ditinjau dari berbagai studi yang telah dilakukan mengenai pengkajian risiko (risk assessment) pada LNG. Sejauh studi literatur yang telah dilakukan oleh penulis, penelitian tentang pengkajian risiko hanya dilakukan pada area offshore atau onshore, terminal penerima (receiving terminal), kapal pengangkut LNG dan investigasi kecelakaan yang berkaitan dengan LNG. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengkajian risiko yang pernah dilakukan tersaji pada Tabel 1.1. 3

Tabel 1.1. Penelitian-penelitian terdahulu Peneliti Topik Metode Hasil Aneziris, dkk., (2014) Vanem, dkk., (2008) Cleaver, dkk., (2007) Planas-Cuchi, dkk., (2004) Pengkajian risiko pada LNG terminal untuk onshore dan offshore Pengkajian risiko pada pengangkutan LNG di laut. Pengumpulan data eksperimen yang berkaitan dengan keamanan LNG. Investigasi ledakan yang terjadi pada truk pengangkut LNG di Tivissa, Spanyol - Identifikasi bahaya. - Pembuatan skenario kecelakaan dengan event tree analysis (ETA) dan fault tree analysis (FTA). - Perhitungan frekuensi dan probabilitas. - Perhitungan konsekuensi. - Penilaian risiko. - Membuat skenario terjadinya collision, grounding, contact, fire & explosion dan loading/unloading dengan even tree analysis (ETA). - Menghitung frekuensi untuk setiap skenario. - Menghitung risk acceptance. - Pengumpulan data eksperimen LNG diantaranya keluaran LNG, liquid spread, boil off, pressurized LNG, pool fire, VCE, rollover, RPT - Investigasi ledakan yang terjadi meliputi kelebihan tekanan, dispersi projectile, efek fluks panas radiasi. Dihasilkan skenario keluarnya LNG pada LNG terminal, frekuensi terjadinya untuk setiap skenario, individual risk baik onshore dan offshore. Dihasilkan skenario kecelakaan untuk setiap initiating event, serta frekuensi dan kriteria risk acceptance. Dihasilkan rangkuman dari hasil ekperimen yang telah ada. Dihasilkan tekanan dari ledakan, distribusi area serpihan, efek panas yang dihasilkan dari ledakan dan kesimpulan bahwa terjadi BLEVE Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian risiko pengiriman LNG dengan truk dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang menuju D.I.Y dan peyimpanan di stasiun pengisi di 4

D.I.Y. Pengkajian risiko meliputi identifikasi bahaya yang ada selama pengangkutan dan penyimpanan, pembuatan skenario pelepasan LNG selama pengiriman dan penyimpanan, penentukan frekuensi kecelakaan untuk setiap skenario yang dibuat, konsekuensi analisis dari keluarnya LNG dan penilaian terhadap risiko pengangkutan serta penyimpanan. I.3. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi akademis Hasil penelitian ini akan memberi sumbangan bagi perkembangan penelitian terkait pengkajian risiko, terutama pada proses pengirimanan dan penyimpanan LNG. 2. Manfaat bagi Pemerintah Republik Indonesia dan D.I.Y Menentukan kelayakan penggunaan LNG di Indonesia khususnya D.I.Y ditinjau dari aspek keamanan. I.4. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk pengkajian risiko pengangkutan dan penyimpanan LNG sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut: 1. Menentukan layak atau tidaknya pengangkutan LNG dari Semarang menuju Yogyakarta dan penyimpanan di Yogyakarta. 2. Menentukan rute yang lebih aman pada pengangkutan LNG dari Semarang menuju Yogyakarta. 5

3. Mempelajari skenario pelepasan LNG selama pengangkutan dari terminal penerima di Semarang menuju Yogyakarta dan penyimpanan di Yogyakarta. 6