BAB IV SIKLUS AKUNTANSI SEDERHANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI AKUNTANSI BAHAN BAKU

BAB XI METODE HARGA POKOK PROSES BAGIAN II

BAB IX METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB V SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB X METODE HARGA POKOK PROSES BAGIAN I

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

BAB I PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XX AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

HARGA POKOK PRODUKSI

BAB XIX AKUNTANSI ASET TETAP TIDAK BERWUJUD

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

HARGA POKOK TAKSIRAN

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

BAB XIII REKONSILIASI KAS DAN BANK

SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. bandi.staff.fe.uns.ac.id 1

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan umumnya ditentukan oleh kemampuan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

langsung Biaya Tenaga kerja

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

Siklus Akuntansi Perusahaan Pemanufakturan

ACARA PRAKTEK AKUNTANSI BIAYA & PRAKTIKUM (AKN) KK / 4 SKS

MODUL I AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

Metode Harga Pokok Proses. Akuntansi Biaya TIP FTP UB Mas ud Effendi

PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA

BAB XIII REKONSILIASI KAS DAN BANK

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

VARIABEL COSTING SBG ALAT BANTU MANAJEMEN

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB II LANDASAN TEORI

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

Akuntansi Biaya. Job Order Costing. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: Process Costing. Biaya produksi dengan metode process costing. Fakultas FEB. Minanari, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisa Biaya Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk

Ada 2 metode yang umum digunakan dalam akumulasi biaya, yaitu : 1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan. 2. Metode Akumulasi Biaya Proses.

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN (JOB ORDER COSTING ATAU JOB COSTING)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

Fakultas: Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

AKUNTANSI BAB II SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

Clara Susilawati, MSi Ruang Dosen 3 Lt. 3 Gedung Yustinus. Jurusan Akuntansi Unika Soegijapranata

Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABLE COSTING

Laporan Keuangan Neraca, Rugi Laba dan Perubahan Modal Perusahaan Dagang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi, dewasa ini perusahaan harus berhatihati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya, sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimum bagi. pengendalian biaya yang merupakan faktor intern perusahaan.

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

MENGHITUNG HARGA POKOK PENJUALAN

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA MANUFAKTUR

TEMUTIGA. Dosen anto.kuddy. Phone

Modul ke: Akuntansi Manajemen 05FEB. Variable Costing. Fakultas. Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Program Studi Akuntansi

MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK

METODE HARGA POKOK PROSES

BAB I PENDAHULUAN. dalam artian agar biaya yang dikeluarkan tidak lebih tinggi dari manfaat yang. memproyeksikan laba yang ingin dicapai.

Akuntansi Biaya. Factory Overhead. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Perbedaan Metode Harga Pokok Pesanan dengan Harga Pokok Proses. Keterangan Harga Pokok Pesanan Harga Pokok Proses Pengumpulan Biaya Produksi

MODUL II TEKNIK ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI MAKE TO STOCK (MTS)

PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

SISTEM BIAYA TAKSIRAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu harga

AKUNTANSI BIAYA MAKALAH HARGA POKOK PROSES

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba.

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB IV SIKLUS AKUNTANSI SEDERHANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

Kompetensi Inti Guru (KI) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran praktikum pengantar akuntansi perusahaan manufaktur. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Menerapkan prinsip dan prosedur pencatatan transaksi keuangan perusahaan manufaktur. Indikator Menghitung harga pokok penjualan pada perusahaan manufaktur PENGANTAR Secara umum terdapat tiga jenis perusahaan yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur atau industri. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya memberikan jasa kepada pelanggannya dengan imbalan sejumlah uang sebagai kontraprestasi. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya adalah membeli barang dagangan, mengangkut, membungkus, menyortir, dan menjual kembali barang sudah dibeli tanpa harus merubah sifat dari barang tersebut. Perusahaan industri atau perusahaan manufaktur mempunyai kegiatan yang berbeda dengan perusahaan yang disebutkan sebelumnya. Perusahaan ini kegiatannya adalah membeli bahan baku dan bahan-bahan lainnya kemudian diolah dan dijual kembali ke pasaran. Karena kegiatan ketiga perusahaan tersebut berbeda-beda, maka dalam penyusunan laporan keuangan juga mempunyai prosedur yang berbeda. Perhitungan Laba atau Rugi pada perusahaan jasa dilakukakn dengan mengurangkan pendapatan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama satu periode yang sama. Pada perusahaan dagang, penentuan Laba atau Rugi dapat dicari dengan cara mengurangi penjualan dengan harga pokok penjualan (HPP) untuk menemukan laba kotor. Laba kotor ini kemudian dikurangi lagi dengan dengan biaya-biaya lain yang terjadi di periode yang sama sehingga dapat ditemukan laba bersih sebelum pajak. 1

PENGHITUNGAN LABA RUGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Penghitungan Laba atau Rugi pada perusahaan industri secara garis besar sama dengan perhitungan Laba atau Rugi pada perusahaan dagang. Proses yang membedakan adalah penentuan harga pokok penjualannya (HPP). Bila perusahaan dagang menggunakan metode fisik dalam menghitung persediannya, penentuan harga pokok penjualannya secara garis besar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Persedaiaan awal barang dagangan Rp. 20.000.000,00 Pembelian barang dagangan (netto) Rp. 45.000.000,00 (+) Barang siap untuk dijual.. Rp. 65.000.000,00 Persediaan akhir barang dagangan. Rp. 10.000.000,00 (-) ---------------------- --- Harga pokok penjualan. Rp. 55.000.000,00 ================= Kegiatan perusahaan manufaktur lebih kompleks bila dibandingkan dengan perusahaan dagang, karena pada perusahaan industri terdapat kegiatan pengolahan bahan-bahan yang telah dibeli. Perusahaan manufaktur membeli bahan baku, membayar gaji karyawan untuk mengolah bahan baku tersebut, dan sekaligus mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Secara umum, perusahaan manufaktur mengelompokkan biaya produksi ke dalam tiga kelompok utama yaitu Bahan Baku (BB), Biaya Tenaga Kerja (BTK), dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). Secara garis besar, alur dari perhitungan HPP pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut: 2

Pemakaian Bahan Baku Pemakaian Tenaga Kerja Pemakaian Overhead Pabrik Barang Dalam Proses Persediaan Barang Bila perusahaan menggunakan metode fisik dalam mengelola persediaannya, penghitungan pemakaian bahan baku dapat ditempuh dengan cara sebegai berikut: persediaan bahan baku awal ditambah dengan pembelian bahan baku netto lalu dikurangi dengan persediaaan akhir bahan baku. Seandainya saja di awal periode akuntansi terdapat bahan baku di gudang seharga Rp. 12.000.000,00. Pada periode tersebut perusahaan membeli bahan baku (netto) sebesar 18.000.000,00. Pada akhir periode akuntansi, terdapat persediaan bahan baku akhir sebesar Rp. 5.000.000,00. Secara sederhana penghitungan pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut: Persedaiaan awal Bahan Baku.. Rp. 12.000.000,00 Pembelian bahan baku (netto). Rp. 18.000.000,00 (+) Bahan Baku siap dipakai.. Rp. 30.000.000,00 Persediaan akhir Bahan baku. Rp. 5.000.000,00 (-) Pemakaian bahan Baku. Rp. 25.000.000,00 ================= 3

Pemakaian Biaya Tenaga Kerja (BTK) dapat dilihat dari daftar gaji dan upah para karyawan yang secara langsung mengerjakan barang yang diproduksi. Sebagai contoh, apabila gaji dan upah para karyawan pabrik selama satu periode akuntansi adalah Rp. 35.000.000,00 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 50.000.000,00, maka jumlah biaya yang masuk dalam proses produksi (Barang Dalam Proses) adalah sebesar Rp. 110.000.000,00 yang berasal dari BB sebesar Rp. 25.000.000,00; BTK Rp. 35.000.000,00; dan BOP sebesar Rp. 50.000.000,00. Setelah semua biaya dimasukkan ke dalam akun Barang Dalam Proses, langkah berikutnya adalah mencari harga barang yang telah selesai diproduksi selama periode tersebut. Bagi perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari satu periode, biasanya mempunyai persediaan barang dalam proses yaitu harga barang yang belum diselesai diproduksi pada akhir periode akuntansi sebelumnya. Persediaan awal barang dalam proses ini harus diselesaikan pada periode ini. Demikian juga dengan barang yang belum selesai diproduksi pada periode ini harus dimasukkan ke dalam persediaan barang dalam proses akhir. Barang yang belum seelesai diproduksi ini akan diolah kembali pada periode akuntansi yang berikutnya. Seandainya saja Persediaan Barang Dalam Proses awal sebesar Rp. 15.000.000,00 dan Persediaan Barang Dalam Proses akhir sebesar Rp. 10.000.000,00, maka barang yang selesai diproduksi pada periode sekarang adalah sebagai berikut: Pemakaian Bahan Baku.... Rp. 25.000.000,00 Biaya Tenaga Kerja... Rp. 35.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp. 50.000.000,00 (+) Total Biaya Produksi.. Rp.110.000.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses (Awal).. Rp. 15.000.000,00 (+) Jumlah Barang yang diolah... Rp.125.000.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses (Akhir). Rp. 10.000.000,00 (-) Barang yang selesai diproduksi (Barang Jadi).. Rp. 115.000.000,00 ================= 4

Setelah jumlah barang yang diproduksi pada periode tersebut dapat diketahui, langkah berikutny adalah mencari Harga Pokok Penjualan (HPP). Perhitungan HPP dapat dilakukan dengan menjumlahkan persediaan barang jadi awal dengan jumlah barang yang selesai diproduksi dikurangi dengan persediaan barang dalam proses akhir. Misalkan saja persediaan awal barang jadi sebesar Rp. 1.500.000,00 dan persediaan barang jadi akhir sebesar Rp. 350.000,00, maka perhitungan HPP pada perusahaan ini nampak sebagai berikut: Persedaiaan Barang Jadi (Awal).. Rp. 1.500.000,00 Barang selesai diproduksi ). Rp.115.000.000,00 (+) Barang Siap untuk Dijual... Rp.116.500.000,00 Persediaan Barang Jadi (Akhir). Rp. 350.000,00 (-) Harga Pokok Penjualan. Rp.116.150.000,00 ===================== Perhitungan laba kotor pada perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah penjualan dengan harga pokok penjualan. Laba kotor dikurangi dengan biaya lain-lain sama dengan laba bersih sebelum pajak. Seandainya saja jumlah biaya penjualan perusahaan ini sebesar Rp. 165.000.000,00; biaya umum dan administrasi sebesar Rp. 12.300.000,00; dan biaya pemasaran sebesar Rp. 10.670.000. Dengan demikian laporan Laba Rugi perusahaan ini nampak sebagai berikut: 5

PT HATVINNA LAPRORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 Penjualan Bersih.. Rp. 165.000.000,00 Harga Pokok Penjualan.. Rp. 116.150.000,00 (-) Laba Kotor. Rp. 48.850.000,00 Biaya Lain-lain Biaya Umum dan Administrasi Rp. 12.300.000,00 Biaya Pemasaran. Rp. 10.670.000,00 (+) Jumlah Biaya lain-lain Rp. 22.970.000,00 (-) Laba Bersih sebelum Pajak Rp. 25.880.000,00 ================= Laporan Laba Rugi sederhana yang disajikan di atas mempunyai Harga Pokok Penjualan (HPP). Beberapa laporan Laba Rugi perusahaan industri menggunakan akun Beban Pokok Pendapatan. Dalam literatur internasional disebut dengan Cost of Goods Sold (COGS). Kalau laporan biaya produksi dijadikan satu maka akan nampak sebagai berikut: Persediaan Bahan Baku (Awal). Rp. 12.000.000,00 Pembelian Bahan Baku (Netto) Rp. 18.000.000,00 (+) -- Bahan Baku tersedia untuk dipakai.. Rp. 30.000.000,00 Persediaan Bahan Baku (Akhir). Rp. 5.000.000,00 (-) - Pemakaian Bahan Baku.. Rp. 25.000.000,00 Biaya Tenaga Kerja Rp. 35.000.000,00 Biaya Overhead Pabrik. Rp. 50.000.000,00 (+) - Total Biaya Produksi. Rp. 110.000.000,00 Persediaan Barang dalam Proses (Awal). Rp. 15.000.000,00 (+) - Total Barang yang diolah. Rp. 125.000.000,00 6

Total Barang yang diolah. Rp. 125.000.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses (Akhir) Rp. 10.000.000,00 (-) - Barang yang selesai diproduksi Rp. 115.000.000,00 Persediaan Barang Jadi (Awal).. Rp. 1.500.000,00 (+) - Barang Jadi yang siap untuk dijual. Rp. 116.500.000,00 Persediaan Barang Jadi (Akhir). Rp. 350.000,00 (-) - Harga Pokok Penjualan Rp. 116.150.000,00 ================== Soal Review PT DANAU TOBA INDAH adalah adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi minyak terpentin. Pada akhir tahun 2015 perusahaan ini mempunyai data sebagai berikut: 1/1/2015 31/12/2015 -------------- ---------------- Persediaan Bahan baku Rp. 30.000,00 Rp. 60.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses Rp. 45.000,00 Rp. 50.000,00 Persediaan Barang Jadi Rp. 35.000,00 Rp. 25.000,00 Data lain-lain selama periode tersebut adalah sebagai berikut: Pembelian Bahan Baku. Rp. 670.000,00 Biaya Tenaga kerja langsung. Rp. 800.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp. 920.000,00 Penjualan selama tahun2015. Rp. 5.200.000,00 Biaya Umum dan Administrasi Rp. 900.000,00 Biaya Pemasaran.. Rp. 625.000,00 Diminta: 1. Perhitungan harga pokok penjualan 2. Laporan Laba Rugi 7

Jawab 1. Perhitungan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Baku (Awal) Rp. 30.000,00 Pembelian Bahan baku Rp. 670.000,00 (+) ----------------------- Bahan Baku tersedia untuk dipakai Rp. 700.000,00 Persediaan Bahan Baku (Akhir) Rp. 60.000,00 (-) ----------------------- Pemakaian Bahan Baku Rp. 640.000.00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 800.000.00 Biaya Overhead Pabrik Rp. 920.000.00 (+) ----------------------- Total Biaya Produksi Rp.2.360.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses (Awal) Rp. 45.000,00 (+) ------------------------- Jumlah Barang yang diproses Rp.2.405.000,00 Persediaan Barang Dalam Proses (Akhir) Rp. 50.000,00 (-) ------------------------ Jumlah barang yang selesai diproduksi Rp.2.355.000,00 Persediaan Barang Jadai (Awal) Rp. 35.000,00 (+) ------------------------- Barang Jadi siap untuk dijual Rp. 2.390.000,00 Persediaan Barang Jadi (Akhir) Rp. 25.000,00 (-) ------------------------- Harga Pokok Penjualan Rp. 2.365.000,00 ================ 8

2. Laporan Laba Rugi PT DANAU TOBA INDAH LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2015 Penjualan Rp. 5.200.000,00 Harga Pokok Penjualan Rp. 2.365.000,00 (-) Laba Kotor Rp. 2.835.000,00 Biaya Lain-lain Biaya Adm. dan Umum Rp.900.000,00 Biaya Pemasaran Rp.625.000,00 (+) ---------------------- Jumlah Biaya lain-lain Rp. 1.525.000,00 (-) ------------------------- Laba Bersih sebelum Pajak Rp. 1.310.000,00 =============== Soal Latihan PT KUALA MERISI INDAH adalah perusahaa manufaktur yang memproduksi kopi gayo berkualitas tinggi. Pada tahun 2015 perusahaan ini mempunyai data produksi sebagai berikut: Awal Akhir Persediaan Bahan Baku Rp. 920.000,00 Rp. 160.000,00 Persediaan barang Dalam proses Rp. 145.000,00 Rp. 150.000,00 Persediaan Barang Jadi Rp. 235.000,00 Rp. 325.000,00 Data lain-lain adalah sebagai berikut: Pembelian bahan Baku Rp. 1.670.000,00 Pembayaran Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.800.000,00 Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.920.000,00 9

Penjualan selama tahun 2015 Rp.10.200.000,00 Biaya Umum dan Administrasi Rp. 1.200.000,00 Biaya Pemasaran Rp. 700.000,00 Diminta: 1. Perhitungan harga pokok penjualan 2. Laporan Laba Rugi 3. Gross Profit Margin (Laba kotor dibagi dengan penjualan kali 100%) (Matz & Usry, 1984; Yanto, Pramonosari, & Arief, 2008) Referensi Matz, A., & Usry, M. F. (1984). Cost Accounting:Planning and Control. New Jersey: Thomson South- Western. Yanto, H., Pramonosari, M., & Arief, S. (2008). Pengantar Akuntansi Biaya Semarang: UNNES Press. 10