PENGARUH PENAMBAHAN ASAM KLORIDA PADA PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DARI YTRIUM KLORIDA

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN LOGAM TANAH JARANG DI INDONESIA. Isyatun Rodliyah

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE), atau rare

PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DENGAN PROSES METALOTERMIK

PENELITIAN PENGOLAHAN DAN KAJIAN PENGUSAHAAN LOGAM TANAH JARANG DARI MONASIT

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI PASIR SENOTIM DAN ANALISIS PRODUK DENGAN SPEKTROMETER PENDAR SINAR-X

PEMISAHAN UNSUR TANAH JARANG DARI SENOTIM DENGAN METODE PENGENDAPAN MELALUI DESTRUKSI MENGGUNAKAN AKUA REGIA

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

Eksplorium ISSN Volume 33 No. 2, November 2012:

PEMBUATAN OKSIDA LOGAM TANAH JARANG DARI UMPAN HASIL DIJESTI PASIR SENOTIM DENGAN CARA PENGENDAPAN DAN KALSINASI

OPTIMALISASI EKSTRAKSI LOGAM TANAH JARANG BERBASIS MINERAL MONASIT DAN PASIR ZIRKON

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

3 Metodologi Penelitian

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

PENGENDAPAN URANIUM DAN THORIUM HASIL PELARUTAN SLAG II URANIUM AND THORIUM PRECIPITATION FROM SOLUTION OF SLAG II

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

PENGARUH ph DAN TEGANGAN PADA PEMBUATAN SERBUK ITRIUM DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL PROSES PASIR SENOTIM DENGAN ELEKTROLISIS

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

Prarancangan Pabrik Lanthanum Oxide dari Tin Sand Kapasitas ton/tahun

ID PENGOLAHAN BIJIH URANIUM ASAL RIRANG PEMISAHAN LTJ DARI HASIL DIGESTI BASA

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Jurnal Kimia Indonesia

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

PEMBUATAN NATRIUM SULFAT ANHIDRAT (NA 2 SO 4 )

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VI IKATAN KIMIA

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

Eksplorium ISSN Volume 32 No. 2, November 2011:

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI, EFISIENSI EKSTRAKSI DAN FAKTOR PEMISAHAN PADA EKSTRAKSI GADOLINIUM DAN SAMARIUM DENGAN LIGAN DIBUTILDITIOFOSFAT

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN DISPROSIUM (Dy) OKSIDA DARI KONSENTRAT ITRIUM HASIL OLAH PASIR SENOTIM DENGAN METODE EKSTRAKSI TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSTRAKSI Y, Dy, Gd DARI KONSENTRAT ITRIUM DENGAN SOLVEN TBP DAN D2EHPA. EXTRACTION OF Y, Dy, Gd FROM YTTRIUM CONCENTRATE BY TBP AND D2EHPA SOLVENTS

Kimia Proyek Perintis I Tahun 1979

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

3 Metodologi Penelitian

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

PENENTUAN KONDISI PELARUTAN RESIDU DARI HASIL PELARUTAN PARSIAL MONASIT BANGKA

GOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

EKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

KEMURNIAN DAN NILAI FAKTOR PEMISAHAN TRANSPOR UNSUR La TERHADAP UNSUR Nd, Gd, Lu DENGAN TEKNIK MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 KIMIA

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Antiremed Kelas 10 KIMIA

Oksidasi dan Reduksi

4 Hasil dan Pembahasan

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Penentuan Kadar Klorida Menggunakan Metode Gravimetri

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

MEMPELAJARI PENGARUH LOGAM TANAH JARANG SERIUM (Ce) dan. LANTANUM (La) PADA ANALISIS TORIUM DENGAN METODA PENDAR SINAR-

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Pembentukan Senyawa Interkalasi CuCl 2 -Grafit dengan Metode Lelehan Garam

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

Soal 3 Diantara unsur unsur di bawah ini yang paling stabil adalah... A. 8 P B. 9 Q C. 10 R D. 12 S E. 20 T

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

PENGENDAPAN TORIUM DARI HASIL OLAH PASIR MONASIT

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

SOAL. Za-salsabiila Page 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM KLORIDA PADA PEMBUATAN LOGAM YTRIUM DARI YTRIUM KLORIDA (1) Senadi Budiman, (2) Isyatun Rodliyah, (3) Sri Wulandari (1,3) Fakultas MIPA UNJANI Cimahi (2) Puslitbang tekmira, Jalan Jenderal Sudirman Bandung Email: senadiunjani@yahoo.com ABSTRAK Logam tanah jarang merupakan logam yang sangat langka atau keterdapatannya sangat sedikit, di alam berupa senyawa kompleks, umumnya senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan material, logam tanah jarang semakin dibutuhkan, dan umumnya pada industri teknologi tinggi. Ytrium adalah salah satu unsur yang terdapat dalam mineral logam tanah jarang (LTJ) yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Unsur ini digunakan untuk superkonduktor seperti kristal kaca, keramik dan katalis. Penelitian ini bertujuan memperoleh logam ytrium dengan kemurnian tinggi yang dapat dipergunakan untuk membuat berbagai produk. Logam ytrium diperoleh melalui proses metalotermik. Sampel ytrium oksida yang digunakan diubah terlebih dahulu menjadi ytrium klorida untuk menurunkan suhu reduksi. Logam ytrium diperoleh dengan mereduksi ytrium klorida menggunakan reduktor Mg. Penambahan aditif NaCl dengan CaCl 2 pada suhu 1200 o C. Kata Kunci : ytrium oksida, ytrium klorida, logam tanah jarang (LTJ), logam ytrium, proses metalotermik. ABSTRACT Rare earth metal is a metal that is very rare or earn very lile, in nature as the form of complex compounds, are generally complex compounds phosphate and carbonate. Along with the development of materials processing technology, rare earth metals are increasingly required, and generally in the high-tech industry. Yrium is one of the elements contained in the rare earth metal (RE) minerals, which can be utilized in various industrial fields. This element is used for superconducting like crystal glass, ceramics and catalysts. This study aims to obtain high-purity yrium metal that can be used to make a variety of products. Metal yrium is obtained through the process metalotermik. Samples yrium oxide used is first converted into ytrium chloride to lower the temperature reduction. Obtained by reducing the metal yrium from yrium chloride using a reductant Mg, additive NaCl and CaCl 2 at a temperature of 1200 o C. Keywords: Yrium Oxide, Yrium Chloride, Rare Earth Metals (Rare Earth), Metal Yrium, Process Metalotermik C - 172

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Logam Tanah Jarang Logam tanah jarang (LTJ) sesuai namanya merupakan logam yang sangat langka atau keterdapatannya sangat sedikit, di alam berupa senyawa kompleks, umumnya senyawa kompleks fosfat dan karbonat. Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan material, logam tanah jarang semakin dibutuhkan, dan umumnya pada industri teknologi tinggi. (Sabtanto, 2008). Yterium adalah salah satu unsur yang terdapat dalam mineral LTJ yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. (Handini, 2007). Yterium oksida diperoleh dari proses ekstraksi senotim yang diproses dari PSTA BATAN dengan kemurnian tinggi yang perlu dilakukan. Logam yterium dibuat dari penelitian ini dilakukan pembuatan logam yterium dari yterium klorida, dimana yterium oksida direaksikan dengan HCl. Sehingga didapat reaksi seperti di bawah ini : Y 2 O 3 + 3HCl YCl 3 + 3H 2 O Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian yang akan dilakukan ini terdapat beberapa masalah. Apakah yterium klorida bisa direduksi dengan suhu 1000 o C. Apakah reduktor Mg dapat mereduksi yterium klorida dengan logam yterium. 1.2 Sifat Umum LTJ Logam tanah jarang dikenal sebagai lantanida dalam susunan berkala unsur-unsur, memiliki nomor atom antara 57 sampai 71. Ada 15 unsur yang termasuk dalam kelompok ini, yaitu lantanium, cerium, praseodymium, neodymium, prometium, samarium, europium, gadolium, terbium, dysprosium, holmium, talium, terbium dan luterium. Walaupun yrium yang nomor atomnya 39 sebenarnya bukan lantanida, tapi karena di alam terdapat bersamasama lantanida dan memiliki sifat-sifat kimia dan fisika yang mirip, maka digolongkan sebagai logam tanah jarang. Untuk logam tanah jarang ditambah ytrium. Karena sifat-sifatnya yang mirip, maka di dalam pemisahan dari mineral induknya sangat sulit (Jolly, 1975). Berkumpulnya logam tanah jarang tersebut dalam suatu mineral dikarenakan adanya kemiripan sifat kimia dan fisika dari unsur-unsur tersebut. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi elektronnya yang mempengaruhi tingkat valensinya. Kenaikan jumlah elektron pada unsurunsur tanah jarang tidak disertai dengan bertambahnya kulit elektron. Hal ini menyebabkan unsur-unsur tanah jarang mempunyai elektron terluar yang sama yaitu 6s, dengan jumlah elektron 4f dan 5d yang bervariasi (Coon dkk., 2007). Mineral yang umum sebagai logam tanah jarang terdiri dari basnasit, monasit dan senotim. (Sabtanto,2008). 1. Bastnaesit (CeFCO 3 ) Merupakan fluoro-carbonat serium yang mengandung 60 70% oksida logam tanah jarang seperti Lanthanum dan Neodimium. Mineral bastnaesit merupakan sumber logam tanah jarang yang utama di dunia. Bastnaesit dtemukan dalam batuan kabonatit. 2. Monasit ((Ce,La,Y,Th)PO 3 ) Merupakan senyawa fosfat logam tanah jarang yang mengandung 50-70% Oksida LTJ. Monasit diambil dari mineral pasir berat yang merupakan hasil samping dari senyawa logam berat lain. Monasit dalam jumlah tertentu dikategorikan sebagai TENORM (Technologically Enhanced Naturally Occuring Radioactive Material) yaitu zat radioaktif alam yang dikarenakan kegiatan manusia atau proses teknologi terjadi peningkatan paparan potensial jika dibandingkan dengan keadaan awal, penanganan TENORM mesti mematuhi batasan paparan radiasi 3. Senotim (YPO 4 ) merupakan senyawa yrium phospat yang mengandung 54-65% LTJ termasuk erbium, cerium dan thorium. Senotip juga mineral yang ditemukan dalam mineral pasir berat seperti pegmatite dan batuan leleh. 4. Zirkon, merupakan senyawa zirkon-ium silikat yang didalamnya ditemukan thorium, yrium dan cerium. C - 173

Gambar 1.1 Ytrium Oksida Secara keseluruhan ada lebih dari 200 mineral logam tanah jarang di alam yang dapat dikelompokan sebanyak empat kelompok. 1.3 Logam Yterium Ytrium (Y) merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam mineral LTJ yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Ytrium dalam bentuk logam murni atau oksidanya banyak digunakan sebagai bahan pendukung industri elektronika, bahan katalisator dan bahan super konduktor, disamping itu isotop ytrium dapat dimanfaatkan dalam kedokteran nuklir. Unsur ini banyak terkandung dalam pasir senotim. Ytrium adalah logam yang sangat berguna untuk pengembangan material baru, karena mempunyai sifat yang unik yang sangat menguntungkan. (Handini,dkk 2007). 1.4 Pemisahan Ytrium Logam-logam tanah jarang dapat dipisahkan dengan mereduksi oksidanya menjadi logam dengan kemurnian hampir 95% tergantung pada pengotornya. Metode untuk mereduksi oksida-ltj dapat dilakukan melalui: (Isyatun,2002). 1. proses elektrolisis; 2. proses metalotermik 1.4.1 Proses elektrolisis Proses ini dibagi menjadi dua : 1. Dekomposisi dari LTJ-Cl 3 dengan melarutkannya dalam lelehan garam alkali atau alkali tanah; 2. Dekomposisi LTJ-oksida dengan melarutkannya dalam garam klorida. Metode elektrolisis ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu: penggunaan elektroda yang mahal dan cukup konsumtif, penggunaan garam klorida atau fluorida untuk mencegah pembentukan garam LTJ- OCl yang tidak diinginkan, membutuhkan suhu tinggi (>1000 o C), perolehan logam rendah (<40%) serta proses reduksi LTJ-Cl 3 akan menghasilkan gas klorin yang sangat korosif. Kelebihannya adalah proses ini dapat dilakukan secara kontinu. 1.4.2 Proses Metalotermik Proses ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Reduksi LTJ-F 3 dengan logam Ca/Mg 2. Reduksi LTJ-O 2 dengan logam Ca/Mg Proses metalotermik ini memiliki kerugian yaitu: suasana proses non-oksidasi dan membutuhkan energi yang tinggi. Kelebihannya perolehan logam yang dihasilkan >90%. Logam klorida (RCl 3 ) direduksi dengan Mg menghasil-kan LTJ dan terak MgCl 2. RCl 3 dihasilkan dengan mereaksikan tanah jarang oksida (R 2 O 3 ) dengan HCl sesuai dengan reaksi : R 2 O 3 + 6HCl 2 RCl 3 + 3H 2 O II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian C - 174

2.2 Prosedur dan Pengumpulan Data 1. Yterium oksida dilarutkan dalam HCl dengan konsentrasi (0,1N; 0,2N; 0,3N; 0,4N; 0,5N; 1N; 1,5N; 2N; dan 3N). 2. Diaduk dengan variasi waktu (15, 30,45 75 dan 90 menit). 3. Larutan di saring. 4. Filtrat ditambah NH 4 Cl hingga larut. 5. Larutan dipanaskan pada 130 o C. 6. Larutan menjadi kristal YCl 3, dan ditimbang beratnya. 7. Dianalis menggunakan XRD dan XRF. 8. Yterium kloida di reduksi pada 1000 o C, menggunakan Mg hingga menjadi logam yterium. 9. Logam yterium dianalisis dengan XRD, XRF, dan ICP. 10. Pengolahan Data. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3.1. Komposisi Kimia Yterium Oksida NO LTJ- OKSIDA KADAR LTJ- OKSIDA (%) 1 Y 2 O 3 73,53 2 La 2 O 3 0,86 3 CeO 2 1,00 4 Pr 6 O 11 0,19 5 Nd 2 O 3 0,71 6 Sm 2 O 3 0,22 7 Gd 2 O 3 4,63 8 Dy 2 O 3 5,24 9 Er 2 O 3 4,62 10 Tm 2 O 3 0,31 11 Al 2 O 3 0,12 12 CaO 0,15 13 K 2 O 0,023 14 TiO 2 0,028 15 PbO 0,007 16 LOI 7,00 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Tabel 3.2 Variasi Konsentrasi MASSA (gram) No KONSENTRASI HCl Filtrat Residu (M) 1 0,1 3,43 8,54 2 0,2 3,46 8,25 3 0,3 3,40 9,09 4 0,4 3,76 9,07 5 0,5 0,52 11,5 6 1 20,99 47,67 7 1,5-11,5 8 2-9,89 9 3-7,96 Tabel 3.3 Variasi Waktu Pengadukan Asam Klorida Dan Ytrium Oksida Terhadap Hasil Ytrium Klorida Berat Residu Dan Filtrat Waktu Pengadukan Hasil Ytrium No (min) Klorida (gram) Filtrat Residu 1 15 2,44 13,52 2 30 2,31 16,67 3 45 2,52 13,93 4 60 3,76 9,09 5 75 2,38 13,00 6 90 2,56 13,51 Proses perubahan ytrium klorida dari ytrium oksida adalah dengan melarutkan ytrium oksida menggunakan asam klorida. Filtrat dari hasil pelarutan kemudian ditambahkan ammonium klorida untuk mempercepat pembentukan ytrium klorida (Gupta & Krishna murthy, 2005). Parameter yang digunakan dalam percobaan ini adalah variasi konsentrasi dan waktu pelarutan. Parameter konsentrasi pada pelarut asam klorida adalah 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 ; 1 ; 1,5 ; 2 ; 3 N. Sedangkan dengan variasi waktu adalah 15, 30, 45, 60, 75, dan 90 menit. Setelah dilakukan pelarutan dengan HCl tahapan selanjutnya adalah penyaringan menggunakan kertas saring memisahkan filtrate dan residunya. Filtrat yang digunakan ditambahkan larutan NH 4 Cl 1M. Persamaan reaksinya : C - 175

Y2O3 + 6 NH 4 Cl 2YCl3 + 3H2O (Gupta & Krishna Murthy, 2005) Setelah penambahan NH 4 Cl lalu dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 130 0 C dan didapatkan padatan YCl 3. Proses pembuatan logam ytrium Setelah diperoleh produk ytrium klorida selanjutnya dilakukan percobaan pembuatan logam ytrium dengan mereduksi ytrium klorida menggunakan furnace pada suhu 1200 0 C, selama 3 jam dan menggunakan reduktor Mg. Setelah dilakukan proses reduksi hasil terak yang dihasilkan : Tabel 3.4 Hasil Berat Terak dan Logam Ytrium Proses Reduksi Komposisi Reduksi Berat Terak (gram) Y 2 O 3 + Ca Y 2 O 3 +Ca(1)+NaCl(1) Y 2 O 3 +Ca(1)+NaCl(2) Y 2 O 3 +Mg(1)+NaCl(1) Y 2 O 3 +Mg(1)+NaCl(2) Y 2 O 3 +Mg(1)+NaCl(1)+CaCl 2 Y 2 O 3 +Mg(1)+NaCl(2)+CaCl 2 YCl 3 +Mg(1)+NaCl(1)+CaCl 2 5,40 YCl 3 +Mg(1)+NaCl(2)+CaCl 2 Dari hasil reaksi reduksi dengan reduktor Mg didapatkan hasil reaksi antara YCl 3 dengan perbandingan konsentrasi antara Mg dan NaCl sebanding dengan 1:1 yaitu dengan hasil terak dan logamnya seberat 5,40 gram BAB IV KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: C - 176 1. Ytrium klorida dapat dihasilkan dari ytrium oksida dengan menggunakan HCl dengan perolehan tertinggi 8,62% pada kondisi konsentrasi HCl 0,4M selama 45 menit. 2. Ytrium klorida dapat direduksi menjadi logam ytrium pada suhu 1200 0 C. 3. Reduktor Mg dapat mereduksi ytrium klorida menjadi logam ytrium. DAFTAR PUSTAKA 1. Sabtanto Djoko Suprapto, 2008, Tinjauan Logam Tanah Jarang, Bidang Program Dan Kerjasama, Pusat Sumber Daya Geologi, 2. Coon F. A., & G. Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar, diterjemahkan oleh S. Suharto. Penerbit UI. Jakarta. 3. Gupta, C.K. and Krishnamurthy, N., 2005, Extractive metallurgy of rare earth, CRC press, Boca Raton London New York Washington, D.C. 4. Handini, Tri. Purwoto. Mulyono, 2007, Pemisahan Itrium Dari Konsentrasi LTJ dengan Pengendapan Fraksional Hidroksida. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN. ISSN 0216-3128. 273. 5. Rodliyah, Isyatun. 2012. Pengolahan Mineral Monasit. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.1-2 UCAPAN TERIMAKASIH Kami mengucapkan terimakasih kepada LPPM UNJANI yang telah membiayai penelitian ini.

C - 177

C - 178