KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI POLEWALI MANDAR

G U B E R N U R L A M P U N G

KATA PENGANTAR. Pandeglang, 29 November 2013 KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG

G U B E R N U R L A M P U N G

Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2013 Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik, Darlis Darwis, SE,MM

Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si

HASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012

ANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012

GUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR

LAPORAN UMPAN BALIK FEBRUARI 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

SALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA (SIDUGA) BERBASIS TIK DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2013

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA. HARYONO SUYONO CENTER 4 Mei 2015

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

DASAR-DASAR PENDATAAN DAN PEMETAAN KELUARGA SERTA PEMANFAATANNYA DALAM RANGKA PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN POSDAYA

PENYIAPAN PENDATAAN TH Subbid Data & Informasi Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

TATA LAKSANA UPDATING DATA KELUARGA MISKIN KABUPATEN BANTUL DASAR :

LAPORAN UMPAN BALIK HASIL PELAKSANAAN SUBSISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu

ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

Pengertian keluarga sebagaimana yang didefinisikan oleh Sekretariat. Menteri Negara Kependudukan BKKBN Jakarta (1994:5) adalah unit terkecil dari

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Riau

LAPORAN UMPAN BALIK MARET 2016 PELAYANAN KONTRASEPSI DAN PENGENDALIAN LAPANGAN

Standard Operating Procedure Database Profil KKB Desa DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii SOP PENGAKSESAN APLIKASI DATABASE PROFIL KKB DESA...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi

Dr. Sugiri Syarief, MPA. ( Kepala BKKBN ) Disampaikan oleh Drs. Pranyoto, M.Sc. ( Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga )

DAFTAR ISI. Petunjuk Penggunaan Database Profil KKB Desa

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2012 SEBESAR 4,30 PERSEN

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelahiran dalam rangka mewujudkan hak-hak pasangan usia subur untuk menentukan

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA DAN KELUARGA MANDIRI. Ns. WIDYAWATI, S.Kep, M.Kes

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L


WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2013 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

VISI, MISI DAN GRAND STRATEGI BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN. Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. No. Variabel Penelitian Indikator Nomer Butir 1. Karakteristik tenaga kerja

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 77 TAHUN 2017 TENTANG PENGEMBANGAN KAMPUNGKELUARGABERENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH

Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

I. PENDAHULUAN. tahun 1970, Program Keluarga Berencana telah diterima oleh masyarakat luas dan

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Masyarakat dan

WALIKOTA MADIUN WALIKOTA MADIUN,

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI RIAU PADA AGUSTUS 2014 SEBESAR 6,56 PERSEN

Katalog BPS

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PEMANFAATAN DATA DAN INFORMASI HASIL PENDATAAN KELUARGA DALAM KAITANNYA DENGAN PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK 1

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

NO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Hasil Pengolahan Data Pendataan Keluarga Tahun 2013 telah dapat diselesaikan. Pendataan Keluarga Tahun 2013 merupakan kegiatan pendataan yang ke 21 (dua puluh satu) kali. Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2013 didasarkan pada Instruksi Kepala BKKBN nomor, 51/INS/G4/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang Pelaksanaan Kegiatan Pendataan Keluarga Dan Pemutakhiran Data Keluarga 2013. Proses pelaksanaan pengumpulan kegiatan Pendataan Keluarga tahun 2013 dilakukan melalui kunjungan rumah ke rumah oleh PLKB / PKB, para kader pendata dan tokoh masyarakat selama 3 bulan, dari 1 Juli sampai dengan 30 September 2013, sebagai bagian kegiatan dari Sistem Pencatatan Pelaporan Program KKB Nasional yang telah dibakukan. Buku Hasil Pengolahan Data Pendataan Keluarga Tahun 2013 merupakan pemutakhiran data keluarga hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013, berisi gambaran tentang ciri maupun keadaan umum keluarga, yang berkaitan dengan kondisi dan potensi keluarga, dalam himpunan data demografi, data keluarga berencana dan data keluarga sejahtera per wilayah yang sangat strategis bagi pengelolaan Program KKB Nasional khususnya dan umumnya diminati oleh pemerhati dan pengguna data hasil Pendataan Keluarga. Kami menyadari masih adanya keterbatasan dalam penyusunan Buku ini. Untuk itu kami mengharapkan saran perbaikan dan masukan untuk penyempurnaan yang akan datang. Akhirnya kepada semua pihak yang telah mengumpulkan data keluarga serta memberikan masukan dan saran perbaikan, kami sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya,

semoga karya ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pengelolaan Program KKB Nasional dan program pembangunan keluarga dan masyarakat di Provinsi Riau.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i iii BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Ruang Lingkup 4 D. Manfaat 8 BAB II. PELAKSANAAN PENDATAAN 10 A. Batasan dan Pengertian 10 B. Persiapan Pendataan Keluarga 14 C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga 15 BAB III. CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN 24 A. Cakupan Pendataan 24 1. Wilayah 24 2. Sasaran 25 B. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 25 1. Demografi 25 2. Keluarga Berencana 36 3. Keluarga Sejahtera 45 BAB IV. PENUTUP 48 LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, misi Program KB semakin luas. Pengertian Keluarga Berencana manjadi suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Sebagai konsekuensi dari perluasan misi tersebut, semua komponen dan perangkat yang terkandung di dalam Program KB Nasional menyesuaikan diri. Demikian juga pendataan dan peserta KB yang semula hanya mencakup informasi tentang KB diperluas dengan informasi tentang demografi dan keluarga sejahtera, sehingga namanya berubah menjadi Pendataan Keluarga. Pendataan Keluarga dilaksanakan sejak tahun 1994 dan sampai dengan tahun 2013 sudah dilaksanakan sebanyak 21 (dua puluh satu) kali. Dari dua puluh satu kali Pendataan Keluarga tersebut, tiga kali diantaranya (tahun 2002-2004) dilaksanakan melalui pemutakhiran data. Data dan informasi yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga mempunyai kekuatan antara lain merupakan milik masyarakat karena pengumpulannya dilakukan kader masyarakat sendiri, sangat rinci, merupakan bagian operasional, dapat dipertanggung jawabkan dan dapat melengkapi serta menyempurnakan data lain yang telah ada di tingkat RT / RW / Dusun atau wilayah lain yang setingkat. Oleh karena itu, data dan informasi hasil Pendataan Keluarga ini selain digunakan untuk keperluan operasional Program KB Nasional sendiri juga telah banyak dimanfaatkan oleh sektor pembangunan lainnya, khususnya untuk menentukan sasaran program dukungan pemberian bantuan kepada keluarga miskin dan tidak mampu. Pada perkembangan selanjutnya, data dan informasi hasil Pendataan Keluarga banyak mendapat perhatian pengamat dan pengguna data karena disamping mempunyai kekuatan, juga mempunyai kelemahan antara lain kemampuan kader yang sangat bervariasi, banyaknya jenis data yang dikumpulkan, dukungan biaya yang tidak memadai dan sering dipengaruhi oleh perilaku pengguna data yang kesemuanya dapat mempengaruhi akurasi dan kualitas data hasil Pendataan Keluarga.

Pengembangan variabel dan indikator serta mekanisme pelaksanaan Pendataan Keluarga bersifat dinamis mengikuti perkembangan kelembagaan Program KB Nasional yang didasari oleh Keppres Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah dengan Keppres Nomor 32 Tahun 2003 dan diperbaharui lagi dengan Keppres Nomor 9 Tahun 2004. Perkembangan kelembagaan dan lingkungan strategis seperti desentralisasi, demokratisasi, debirokratisasi, globalisasi, hak asasi manusia dan pengarus utamaan gender membawa perubahan visi dan misi Program KB Nasional. Visi program KB adalah Keluarga Berkualitas 2015, dengan Misi Membangun setiap Keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak - hak reproduksinya melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB. Perubahan kelembagaan dan lingkungan strategis tersebut juga menuntut perlu segera dilakukan penyesuaian / perubahan variabel dan indikator Pendataan Keluarga, sehingga diperlukan asesmen terhadap variabel dan indikator serta mekanisme Pendataan Keluarga. Untuk itu telah dilakukan asesmen di pusat dan di lima provinsi yaitu Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jambi dan Kalimantan Tengah. Di lain pihak, dengan adanya keinginan pemerintah untuk mempunyai satu indikator kemiskinan dari Badan Pusat Statistik melalui pelaksanaan Pendataan Sosial Ekonomi Pendududuk tahun 2005, maka BKKBN menetapkan variabel dan indikator yang dituangkan dalam instrumen serta mekanisme Pendataan Keluarga yang dilaksanakan mulai tahun 2006. B. T u j u a n 1) Umum Diperolehnya data basis keluarga dan individu anggota keluarga yang memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan di lapangan sampai ke tingkat keluarga tentang hasil - hasil pelaksanaan Program KKB Nasional untuk kepentingan operasional langsung di lapangan serta kepentingan penetapan kebijakan, perencanaan, pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksana di semua tingkatan.

2) Khusus Pendataan Keluarga bertujuan untuk menghasilkan data dan informasi tentang data demografi, keluarga berencana, tahapan keluarga sejahtera, anggota keluarga, yang dapat dirinci sebagai berikut: a. Tersedianya data demografi meliputi : 1) Jumlah kepala rumah tangga; 2) Jumlah kepala keluarga menurut jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan dan tingkat pendidikan; 3) Jumlah keluarga yang mendapatkan kredit mikro/bantuan modal; 4) Jumlah jiwa dalam keluarga, menurut jenis kelamin; 5) Jumlah wanita usia subur (umur 15-49 tahun ) dalam keluarga; 6) Jumlah jiwa dalam keluarga menurut jenis kelamin serta menurut kelompok umur tertentu (bayi <1 tahun, anak balita 1-< 5 tahun, 5 6 tahun, 7 15 tahun, 16 21 tahun, 22-59 tahun dan 60 tahun ke atas). b. Tersedianya data keluarga berencana meliputi : 1) Jumlah pasangan usia subur (), menurut kelompok umur (< 20 tahun, 20-29 tahun, 30-49 tahun); 2) Jumlah pasangan usia subur yang menjadi peserta KB menurut jalur pelayanan (pemerintah dan swasta); 3) Jumlah peserta KB yang Implantnya dicabut tahun depan; 4) Jumlah pasangan usia subur bukan peserta KB (hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, tidak ingin anak lagi). c. Tersedianya data tahapan keluarga sejahtera meliputi : 1) Jumlah Keluarga Pra Sejahtera; 2) Jumlah Keluarga Sejahtera I; 3) Jumlah Keluarga Sejahtera II; 4) Jumlah Keluarga Sejahtera III; 5) Jumlah Keluarga Sejahtera III Plus. d. Tersedianya data anggota keluarga meliputi : 1) Nomor Kode Keluarga Indonesia; 2) Nomor Kode Anggota Keluarga;

3) Nama; 4) Alamat; 5) Hubungan dengan kepala keluarga; 6) Jenis kelamin; 7) Tanggal, bulan dan tahun kelahiran; 8) Pendidikan terakhir; 9) Pekerjaan; 10) Perubahan (mutasi). C. Ruang Lingkup 1. Sasaran Sasaran Pendataan Keluarga adalah keluarga sebagaimana yang diatur dalam Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1992. Pendataan Keluarga mencakup empat aspek yaitu Demografi, Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Anggota Keluarga yang masing - masing dirinci sebagai berikut : a. Aspek Demografi terdiri dari variabel : 1) Kepala keluarga menurut jenis kelamin (laki-laki, perempuan); 2) Kepala keluarga menurut status pekerjaan (bekerja, tidak bekerja); 3) Kepala keluarga menurut status perkawinan (kawin, duda / janda, belum kawin); 4) Kepala keluarga menurut tingkat pendidikan (tidak tamat SD, tamat SD / SLTP, tamat SLTA, tamat AK / PT); 5) Keluarga mendapatkan kredit mikro / bantuan modal (ya / tidak); 6) Jumlah jiwa dalam keluarga menurut jenis kelamin (laki-laki, perempuan); 7) Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun); 8) Jumlah jiwa dalam keluarga yang dirinci menurut kelompok umur tertentu (bayi < 1 tahun, anak balita 1 - < 5 tahun, 5-6 tahun, 7-15 tahun, 16-21 tahun, 22-59 tahun dan 60 tahun ke atas). b. Aspek Keluarga Berencana terdiri dari variabel : 1) Nama isteri dari pasangan usia subur; 2) Umur isteri dari pasangan usia subur, menurut kelompok umur (< 20 tahun, 20-29 tahun, 30-49 tahun);

3) Peserta KB (pemerintah, swasta per metoda kontrasepsi dan peserta KB yang implantnya perlu dicabut tahun depan); 4) Bukan peserta KB (hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda, tidak ingin anak). c. Aspek Tahapan Keluarga Sejahtera terdiri dari variabel : 1) Agama; 2) Pangan; 3) Sandang; 4) Papan; 5) Kesehatan; 6) Pendidikan; 7) Keluarga Berencana; 8) Tabungan; 9) Interaksi dalam keluarga; 10) Interaksi dalam lingkungan; 11) Informasi; 12) Peranan dalam Masyarakat. Berdasarkan aspek - aspek tersebut di atas, keluarga dikelompokkan menjadi lima tahapan, yaitu Keluarga Pra Sejahtera, Keluarga Sejahtera I, Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III dan Keluarga Sejahtera III Plus; dengan penjelasan indikator masing - masing tahapan sebagai berikut : 1) Tahapan Pra Sejahtera; Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator tahapan Keluarga Sejahtera I. 2) Tahapan Keluarga Sejahtera I; Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator - indikator berikut : (1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih; (2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja / sekolah dan bepergian; (3) Rumah yang di tempati keluarga mempunyai atap, lantai, dan dinding yang baik;

(4) Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan; (5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi; (6) Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah. 3) Tahapan Keluarga Sejahtera II Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s.d 6) dan indikator berikut; (7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing - masing; (8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging / ikan / telur; (9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun; (10) Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah; (11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, sehingga dapat melaksanakan tugas / fungsi masing - masing; (12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan; (13) Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin; (14) Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat / obat kontrasepsi. 4) Tahapan Keluarga Sejahtera III ; Adalah keluarga yang sudah memenuhi indikator Tahapan keluarga Sejahtera I dan Indikator Keluarga Sejahtera II (Indikator 1 s.d 14) dan indikator berikut; (15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama; (16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang; (17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi; (18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal; (19) Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar / majalah / radio / tv.

5) Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus; Adalah keluarga yang memenuhi Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I, Indikator Keluarga Sejahtera II dan Indikator Keluarga Sejahtera III (Indikator 1 s.d 19) dan Indikator berikut; (20) Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial; (21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial / yayasan / institusi masyarakat. d. Aspek Anggota Keluarga terdiri dari : 1) Nomor Urut; 2) Nomor Kode Keluarga Indonesia (KKI); 3) Nomor Kode Anggota Keluarga (KAK); 4) Nama; 5) Hubungan dengan kepala keluarga (1. kepala keluarga; 2. isteri; 3. anak; 4. lainnya); 6) Jenis kelamin (1. laki - laki; 2. perempuan); 7) Tanggal, bulan dan tahun kelahiran; 8) Pekerjaan (1. pegawai pemerintah; 2. pegawai swasta; 3. petani; 4. nelayan; 5. pensiunan; 6. usaha sendiri; 7. tidak bekerja; 8. lain - lain); 9) Pendidikan terakhir (1. belum sekolah, karena belum masuk usia SD; 2. masih sekolah SD; 3. tidak tamat SD; 4. tamat SD; 5. masih sekolah SLTP; 6. tamat SLTP; 7. masih sekolah SLTA; 8. tamat SLTA; 9. masih sekolah AK / PT; 10. tamat AK / PT; 0 tidak pernah sekolah); 10) Status Perkawinan (1. belum kawin; 2. kawin; 3. duda / janda; 4. cerai); 11) Perubahan / mutasi (1. meninggal; 2. pindah; 3. menikah). 2. Jangkauan Jangkauan Pendataan Keluarga meliputi wilayah Rukun Tetangga (RT), Dusun / RW, Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota, sampai ke tingkat Provinsi.

D. Manfaat Data yang dikumpulkan melalui Pendataan Keluarga terutama bermanfaat untuk : 1. Penentuan sasaran Program KB dan Keluarga Sejahtera yang lebih tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing - masing keluarga yang ada di setiap tingkatan wilayah. 2. Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tingkat pencapaian tahapan Keluarga Sejahtera tiap keluarga di suatu wilayah tertentu. 3. Penentuan program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah tertentu di dalam Pembangunan Keluarga Sejahtera. 4. Sarana motivasi untuk mendorong setiap keluarga meningkatkan tahapan keluarga sejahteranya. 5. Kepentingan program pembangunan sektor - sektor lain, salah satu diantaranya yang sangat penting adalah untuk program - program pengentasan kemiskinan atau ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan. 6. Merencanakan, memantau maupun menilai program - program dukungan yang dilakukan terhadap suatu wilayah atau suatu kelompok masyarakat di suatu tingkat wilayah tertentu.

BAB II PELAKSANAAN PENDATAAN A. Batasan dan Pengertian Di dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga ini dipergunakan batasan / pengertian terhadap beberapa istilah sebagai berikut : 1. Pendataan Keluarga Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Demografi, data Keluarga Berencana, data Tahapan Keluarga Sejahtera dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan (bulan Juli sampai September setiap tahun) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah. 2. Rumah Tangga Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri. 3. Kepala Rumah Tangga Adalah : a. Orang Laki - laki atau orang perempuan dengan tanpa memandang status perkawinan; b. Orang laki - laki tanpa memandang status perkawinan, juga bertempat tinggal dengan orang perempuan dan atau dengan anak - anak; c. Orang perempuan dengan tidak memandang kedudukannya dalam keluarga, bertempat tinggal dengan anak di bawah umur atau dengan anak - anaknya sendiri yang sudah dewasa; d. Orang hidup yang bertempat tinggal seorang diri; e. Kepala kesatrian, asrama, dan lain - lain perumahan, dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama - sama; f. Orang yang menjadi atau dianggap menjadi kuasa wakil orang yang terganggu ingatannya; g. Kuasa dari orang yang kehilangan hak menguasai atau mengurus harta bendanya, menurut Keputusan Pengadilan.

4. Keluarga Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami - istri atau suami - istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (pasal 1 ayat 10 UU No. 10 tahun 1992). Secara implisit dalam batasan ini yang dimaksud dengan anak adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama suami / istri atau anakanaknya, maka yang bersangkutan menjadi keluarga tersendiri (keluarga lain atau keluarga baru). 5. Kepala Keluarga Adalah laki - laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda / duda yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari istri / suaminya dan atau anak - anaknya. 6. Keluarga Mendapatkan Kredit Mikro / Bantuan Modal Adalah keluarga yang pada saat pendataan sedang mendapatkan / menggunakan kredit mikro dari berbagai sumber dengan batas maksimal Rp. 5.000.000,-. 7. Jumlah Jiwa dalam Keluarga Adalah jumlah semua anggota keluarga yang terdiri dari kepala keluarga sendiri, istri / suaminya dan atau dengan anak (anak - anak) nya serta anak angkat yang ikut dalam keluarga tersebut yang belum berkeluarga, baik yang tinggal se rumah maupun yang tidak tinggal se rumah. 8. Wanita Usia Subur Adalah wanita yang berumur 15-49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda. 9. Bayi (umur < 1 th) yang mengikuti posyandu. Adalah bayi yang berumur kurang dari 1 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu. 10. Balita (umur 1 - < 5 th) mengikuti posyandu. Adalah bayi yang berumur 1 - < 5 tahun pada saat Pendataan Keluarga dilaksanakan mengikuti kegiatan posyandu.

11. Pasangan Usia Subur Adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami - istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan). 12. Peserta Keluarga Berencana Adalah pasangan usia subur (suami ataupun istri) yang pada saat pendataan sedang memakai atau menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi modern. Dalam pengertian ini tidak termasuk cara - cara kontrasepsi tradisional, seperti pijat urut, jamu dan juga tidak termasuk cara - cara KB alamiah seperti pantang berkala, senggama terputus dan sebagainya. 13. Peserta KB Pemerintah Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat - tempat pelayanan pemerintah. Misalnya : Puskesmas, Klinik KB / Rumah Sakit Pemerintah. 14. Peserta KB Swasta Adalah peserta KB yang memperoleh pelayanan KB melalui tempat - tempat pelayanan Swasta. Misalnya: Rumah Sakit Swasta, Dokter / Bidan Praktek Swasta, Apotek, Toko Obat dan lain - lainnya. 15. Peserta KB Implant yang Implantnya perlu dicabut tahun depan. Adalah peserta KB Implant pada saat dilaksanakan pendataan keluarga Implantnya perlu atau sudah saatnya untuk dicabut tahun depan. 16. Pasangan Usia Subur "Hamil" Adalah Pasangan Usia Subur yang istrinya sedang hamil. 17. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Segera" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan masih menginginkan anak dengan batas waktu kurang dari dua tahun. 18. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Ingin Anak Ditunda" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan menginginkan kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.

19. Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB "Tidak Ingin Anak Lagi" Adalah pasangan usia subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat / cara kontrasepsi dan tidak ingin anak lagi. 20. Keluarga Pra Sejahtera Yaitu keluarga - keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar bagi anak usia sekolah. 21. Keluarga Sejahtera Tahap I Yaitu keluarga - keluarga yang baru dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan akan agama / ibadah, kualitas makanan, pakaian, papan, penghasilan, pendidikan, kesehatan dan keluarga berencana. 22. Keluarga Sejahtera Tahap II Yaitu keluarga - keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (developmental needs), seperti kebutuhan untuk peningkatan pengetahuan agama, interaksi dengan anggota keluarga dan lingkungannya, serta akses kebutuhan memperoleh informasi. 23. Keluarga Sejahtera Tahap III Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) secara teratur kepada masyarakat, dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperan serta secara aktif, seperti menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan - yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya. 24. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Yaitu keluarga - keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, yaitu kebutuhan dasar, sosial psikologis, pengembangan serta aktualisasi diri, terutama dalam memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Untuk kepentingan pemetaan Keluarga Sejahtera, maka bagi setiap tahapan keluarga sejahtera diberikan tanda dengan warna - warna khusus yaitu : a. Keluarga Pra Sejahtera dengan warna Merah. b. Keluarga Sejahtera Tahap I dengan warna Kuning. c. Keluarga Sejahtera Tahap II dengan warna Coklat. d. Keluarga Sejahtera Tahap III dengan warna Hijau. e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus dengan warna Biru. B. Persiapan Pendataan Keluarga Persiapan Pendataan keluarga dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Juni 2013 dengan kegiatan : 1. Melakukan perhitungan kebutuhan jumlah tenaga pendata dibandingkan dengan jumlah penduduk, jumlah keluarga, cakupan wilayah dan kondisi geografis serta memperhatikan waktu yang disediakan untuk pelaksanaan pendataan selama 3 bulan 2. Melakukan kegiatan pembekalan, orientasi dan pelatihan bagi PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang dan Kader Pendata; menyediakan / mendistribusikan formulir / sarana pendataan; menyusun jadwal pelaksanaan, menyiapkan biaya operasional untuk pelaksanaan pendataan di tingkat Kabupaten / Kota, Kecamatan dan Desa / Kelurahan 3. Melakukan koordinasi dan kerjasama yang erat dengan seluruh instansi / organisasi yang terkait 4. Menyusun dan menetapkan pola operasional pendataan keluarga menurut metoda yang telah mempertimbangkan jumlah dan kemampuan tenaga yang tersedia serta kondisi wilayah, dengan tetap mengacu pada prinsip dan mekanisme pelaksanaan pendataan 5. Melakukan penyuluhan dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) massa melalui media cetak dan elektronik di setiap tingkatan Wilayah 6. Formulir Pendataan Keluarga (R/I/KS/07) dan Pemutakhiran Data Keluarga (F/I/MDK) difasilitasi dari Perwakilan BKKBN Provinsi, dan melalui Kantor SKPD KB Kabupaten / Kota akan disampaikan kepada Sub PPKBD / PPKBD yang ditunjuk oleh Pejabat yang berwenang

C. Pelaksanaan Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga 1. Pengumpulan / Updating Data Keluarga a) Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga dilaksanakan pada bulan Juli - September tahun 2013 dengan cara menggunakan Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/07) dan pemutakhiran Data Keluarga (F/I/MDK/11) di setiap wilayah pendataan keluarga, melalui kunjungan keluarga dari rumah ke rumah b) Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga dilaksanakan oleh kader pendata bersama PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk. Hasil pendataan keluarga dicatat oleh kader pendata dan PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk dalam Register Pendataan Keluarga (R /I/KS/07) c) Pada waktu pendataan keluarga hendaknya sekaligus dibuat sket peta keluarga yang berisi kotak - kotak tanda lokasi rumah keluarga sebagai bahan pembuatan peta keluarga setelah kegiatan pendataan keluarga selesai dan dilaksanakan pada bulan awal Agustus - September 2013. Sket harus lengkap dengan arah utara di bagian sebelah atas dilengkapi rambu - rambu geografis yang penting, seperti jalan, rel kereta api, sungai, pasar, kantor Desa / Kelurahan / Kecamatan, kantor pos, tempat ibadah, sekolah dan sebagainya. Tiap lembar sket peta keluarga paling banyak hanya memuat 150 kotak tanda lokasi rumah tempat tinggal keluarga d) Kunjungan kepada keluarga yang dilakukan oleh kader pendata dilaksanakan secara berurutan tidak meloncat - loncat dari satu tempat ke tempat / lokasi yang lain. Jika pada waktu kunjungan ditemukan rumah kosong (penghuni sedang pergi) maka perlu dilakukan kunjungan ulang ke rumah tersebut sesegera mungkin e) Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Bagi wilayah yang melaksanakan Pendataan Keluarga menggunakan formulir R/I/KS/07 2) Bagi wilayah yang melaksanakan Pendataan Keluarga melalui mekanisme Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) menggunakan formulir F/I/MDK/11 f) Pendataan keluarga hendaknya dilakukan menurut satuan wilayah administrasi terendah (RT, RW / Dusun / Kampung / Banjar) secara

serempak atau dengan memperhatikan jumlah keluarga sasaran yang akan didata g) Pada waktu kegiatan pendataan berlangsung sampai pembuatan laporan / rekap, hendaknya para pembina dari BKKBN Provinsi, SKPD KB Kabupaten / Kota dan Pemerintah Daerah serta Instansi dari Mitra Kerja terkait lain (tingkat Desa, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten / Kota) dapat memberikan bimbingan dan pembinaan kepada kader pendata dan PLKB / PKB dilakukan pada bulan Juli - Oktober tahun 2013 h) Melakukan penyuluhan dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) massa melalui media cetak dan elektronik di setiap tingkatan Wilayah (Kabupaten / Kota) di Provinsi 2. POSKO (Pos Koordinasi) a) Posko diadakan secara berjenjang mulai dari tingkat Desa / Kelurahan sampai dengan tingkat Pusat dengan tugas memantau, mengendalikan dan melaporkan pelaksanaan pendataan keluarga secara berkala mulai dari tahap persiapan dan pelaksanaan, pelaporan, analisa, saresehan dan pemanfaatan data hasil pendataan keluarga b) Posko berfungsi sebagai unit bantu atau semacam sekretariat, yang dioperasionalkan oleh unsur pengelola program KB dan instansi yang terkait dengan kegiatan pendataan keluarga c) Posko merupakan pusat rujukan yang diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pendataan keluarga, baik yang menyangkut administrasi, sarana / prasarana, kesiapan petugas pendata, serta pemecahan masalah yang terjadi di lapangan d) Untuk memantau pelaksanaan pendataan keluarga di setiap tingkatan Wilayah, Posko membuat laporan dan umpan balik secara berjenjang dan berkala setiap minggu yang dituangkan dalam formulir sebagaimana terlampir. e) Untuk melengkapi laporan Posko di atas, secara berjenjang PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang, PPLKB atau KB Kecamatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang, Kepala SKPD KB di Kabupaten / Kota dan BKKBN Provinsi membuat laporan Rekapitulasi Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/07)

dan Rekapitulasi Hasil Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) secara berjenjang pada akhir pendataan di laksanakan f) Kegiatan Posko dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga pada tanggal 1 Juli sampai dengan akhir September 2013 3. Pelaporan Pelaporan hasil pendataan keluarga dilaksanakan segera setelah kegiatan pendataan di setiap wilayah dinyatakan selesai dilaksanakan. Adapun mekanisme pelaporannya dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan pendataan yaitu : a. Bagi Kabupaten / Kota yang sudah terbangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) atau sudah pernah melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11, maka laporan hasil pemutakhiran data keluarga dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut : 1) Kader melaporkan hasil pengumpulan data melalui penyerahan Bendel hasil isian F/I/MDK/11" setiap RT / RW Dusun kepada PLKB / PKB 2) PLKB / PKB melaporkan Bendel hasil isian F/1/MDK/11 Desa / Kelurahan", kepada Pengawas - PLKB (P - PLKB) atau Kepala Unit Pengelola Teknis (Ka - UPT) KB Kecamatan 3) PPLKB / Ka. UPT - KB Kecamatan melaporkan "Bendel hasil isian F/I/MDK/11 Kecamatan" kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana (SKPD - KB) Kabupaten / Kota 4) SKPD KB Kabupaten / Kota melaporkan hasil updating (pemutakhiran) data keluarga kepada Perwakilan BKKBN Provinsi dan BKKBN Pusat melalui aplikasi pemutakhiran data keluarga (MDK) yang dapat dilakukan secara offline atau online b. Bagi Kabupaten / Kota yang melakukan Pendataan Keluarga dengan menggunakan formulir R/I/KS/07 dan bagi Kabupaten / Kota yang baru melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11 dan belum terbangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK), maka laporan hasil pendataan keluarga dibuat dengan mekanisme

1) Sub PPKBD / PPKBD membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga menurut wilayah pendataan keluarga tingkat RT dan RW / Dusun, dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Dusun / RW (Rek.Dus.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Dus.R/I/Kel.Pra.S- KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 14 Oktober 2013 diterima di Desa / Kelurahan 2) PPKBD bersama PLKB / PKB atau Pengelola KB Desa / Kelurahan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Desa / Kelurahan dibuat laporan dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Desa / Kelurahan (Rek.Des.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Des.R/I/Kel.Pra.S- KS.I/07) selambat - lambat nya tanggal 21 Oktober 2013 diterima di Kecamatan 3) PPLKB atau Pengelola KB Kecamatan yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Kecamatan dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan (Rek.Kec.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Kec.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 28 Oktober 2013 diterima di Kabupaten / Kota 4) SKPD KB Kabupaten / Kota membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Kabupaten dalam format Laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Kabupaten / Kota (Rek.Kab.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (Rek.Kab.R/I/Kel.Pra.S-KS.I/07) selambat - lambatnya tanggal 5 November 2013 diterima di Provinsi 5) Perwakilan BKKBN Provinsi membuat rekapitulasi hasil pendataan keluarga tingkat Provinsi dalam format laporan Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tingkat Provinsi (Rek.Prov.R/I/KS/07) dan Rekapitulasi Pemutakhiran Data Keluarga Pra S dan KS I (REK.PROV.R/I/KEL.PRA.S-KS.I/07), selambat - lambatnya tanggal 12 November 2013 diterima di BKKBN Pusat

6) Untuk kepentingan operasional program Jampersal, dibuat laporan dalam format rekapitulasi Data Ibu Hamil dan Nifas dari hasil pendataan keluarga dan pemutakhiran data keluarga di tingkat RT, RW / Dusun / Kampung / Banjar, Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Provinsi 4. Pengolahan, Umpan Balik dan Pemanfaatan Data a. Dengan bantuan unit pengolah data keluarga, Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang KB Kabupaten / Kota, BKKBN Provinsi dan BKKBN Pusat mengolah dan mengumpanbalikkan data hasil pendataan keluarga b. Bagi Kabupaten / Kota yang sudah membangun database Pemutakhiran Data Keluarga (MDK) atau sudah pernah melakukan Pemutakhiran Data Keluarga dengan menggunakan Formulir F/I/MDK/11, maka unit pengolah data di SKPD KB Kabupaten / Kota mengolah hasil updating (pemutakhiran) data keluarga kemudian hasil pengolahannya dicetak dan diumpanbalikkan ke setiap tingkatan wilayah, untuk tingkat RT dalam bentuk R/I/KS; untuk tingkat wilayah RW / Dusun / Kampung / Banjar dalam bentuk Rek.Dus.R/I/KS; untuk tingkat Desa / Kelurahan dalam bentuk Rek.Des/R/I/KS; untuk tingkat Kecamatan dalam bentuk Rek.Kec.R/I/KS; untuk kepentingan operasional dan digunakan sebagai data basis pemutakhiran data keluarga berikutnya c. Hasil pengolahan dan umpan balik data hasil pendataan keluarga dan pemutakhiran data keluarga disampaikan dan dimanfaatkan oleh berbagai instansi Pemerintah, Swasta dan institusi masyarakat d. Semua pihak yang terlibat dalam proses pengumpulan, pengolahan dan pembinaan pelaksanaan Pendataan Keluarga diharapkan dapat mempergunakan hasil pendataan keluarga untuk kegiatan perencanaan dan intervensi operasional di lapangan 5. Pemetaan Hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga a. Peta Keluarga di buat pada tingkat Sub PPKBD, datanya berdasarkan Register Keluarga (R/I/KS/07) b. Peta Keluarga dibuat oleh Sub PPKBD / PPKBD dengan bantuan para kader, dan PLKB / PKB bertanggung jawab atas pelaksanaannya

c. Peta Keluarga dibuat dari bahan kertas manila berukuran (80 x 65 cm), berwarna dasar putih d. Peta Keluarga ditempel atau digantung pada dinding rumah Sub PPKBD atau di tempat - tempat lain yang dirasa lebih tepat. Data yang menyangkut KB diperbaharui setiap saat sesuai dengan perkembangan jumlah maupun kesertaan dalam ber KB, sedangkan untuk data demografi dan tahapan keluarga sejahtera baru diperbaharui setelah ada hasil Pendataan Keluarga berikutnya e. Peta Keluarga dibuat setiap tahun, yaitu setelah selesainya kegiatan pendataan dan pemetaan keluarga, atau selambat - lambatnya pada bulan Januari. Pada petak rumah dalam peta ditempelkan kupon yang sesuai dengan tahapan keluarga sejahtera dan status serta cara kontrasepsi yang digunakannya. f. Kupon yang dimaksud disini adalah berupa potongan kertas berukuran 2 x 1 cm, dengan warna - warna tertentu. Masing - masing warna menunjukkan status tahapan keluarga sejahtera atau cara kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB. Dibagian belakang kupon - kupon tersebut terdapat bahan perekat sedemikian rupa sehingga mudah dicabut dari lembaran "kertas alasnya" serta mudah pula untuk ditempelkan pada kertas atau benda lain g. Kupon dibedakan menjadi 2 bagian dan dipisahkan garis tengah lurus (samabesar) yang sebelah kiri untuk Tahapan Keluarga Sejahtera dan yang sebelah kanan untuk status dan kesertaan KB (pemakaian alat / cara kontrasepsi) h. Untuk kupon peserta status dan kesertaan KB (sebelah kanan) berbentuk segi empat, sedangkan untuk tahapan keluarga sejahtera (sebelah kiri) dalam bentuk lingkaran polos untuk tahapan Keluarga Sejahtera diwarnai tersendiri oleh pembuat peta dengan pensil warna 6. Penyebarluasan Informasi Hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga (Sarasehan dan Seminar) a. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat desa. Dalam sarasehan ditingkat desa ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) untuk dicarikan

solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Desa / Kelurahan dan memerlukan dukungan Tingkat Kecamatan, maka permasalahan dan solusinya, dilaporkan ke tingkat kecamatan untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya. b. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat kecamatan. Dalam sarasehan ditingkat kecamatan ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) di tingkat kecamatan (kompilasi seluruh desa / kelurahan) untuk dicarikan solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Kecamatan dan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di tingkat Kecamatan dan memerlukan dukungan Tingkat Kabupaten / Kota, maka permasalahan dan solusinya dilaporkan ke tingkat SKPD - KB Kabupaten / Kota untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya c. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan sarasehan di tingkat kabupaten / kota. Dalam sarasehan ditingkat kabupaten / kota ini membahas dan mendiskusikan permasalahan Keluarga (khususnya Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (KS I) di tingkat Kabupaten / Kota (kompilasi seluruh Kecamatan) untuk dicarikan solusinya. Apabila terdapat permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dan memerlukan dukungan Tingkat provinsi, maka permasalahan dan solusinya dilaporkan ke BKKBN Provinsi untuk mendapatkan dukungan bantuan penyelesaiannya. d. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan seminar Pendataan Keluarga / Pemutakhiran data keluarga di tingkat provinsi dengan sektor terkait e. Rekapitulasi hasil pemutakhiran data keluarga digunakan untuk melaksanakan seminar Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga di tingkat pusat dengan sektor terkait f. Penyebarluasan data dan informasi hasil Pendataan Keluarga / Pemutakhiran Data Keluarga melalui Website BKKBN

BAB III CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN A. Cakupan Pendataan Cakupan Pendataan ini adalah kemampuan kader KB dan PLKB / PKB mendata jumlah keluarga dan individu yang ada pada saat Pendataan Keluarga. Cakupan pendataan terdiri dari cakupan laporan dari berbagai tingkatan wilayah yaitu tingkat Rukun Tetangga (RT), Dusun / Rukun Warga (RW), Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Provinsi serta cakupan sasaran Rumah Tangga, dan Keluarga pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 1. Wilayah a. Rukun Tetangga Cakupan laporan dari tingkat Rukun Tetangga (RT) pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 26.157 RT dari 26.625 RT yang ada atau sebesar 98,24 b. Dusun / Rukun Warga Cakupan laporan dari tingkat Dusun / Rukun Warga (RW) pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 7.983 Dusun / RW dari 8.144 Dusun / RW yang ada atau sebesar 98,02 c. Desa / Kelurahan Cakupan laporan dari tingkat Desa / Kelurahan pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 1.551 Desa / Kelurahan dari 1.838 Desa / Kelurahan yang ada atau sebesar 84,39. Kabupaten / Kota yang cakupan laporan Desa / Kelurahan mencapai 100 adalah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kepulauan Meranti d. Kecamatan Cakupan laporan dari tingkat Kecamatan pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 150 kecamatan dari 163 kecamatan yang ada atau sebesar 92,02. Informasi secara rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1

2. Sasaran a. Rumah Tangga Jumlah rumah tangga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 1.142.904 rumah tangga (98,88) dari 1.155.890 rumah tangga yang ada. b. Keluarga Jumlah keluarga yang berhasil didata pada Pendataan Keluarga Tahun 2013 secara provinsi sebanyak 1.255.084 keluarga (98,57) dari 1.273.255 keluarga yang ada. Persentase cakupan keluarga yang didata pada tahun 2013 naik 0,67 point persen bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 97,90. Secara absolut jumlah keluarga didata bertambah dari 1.152.556 keluarga pada tahun 2012 menjadi 1.255.084 keluarga pada tahun 2013. Data yang lebih lengkap dan rinci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2. Perkembangan cakupan wilayah dan keluarga yang didata selama tiga tahun terakhir (2011, 2012, dan 2013) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Cakupan Wilayah dan Keluarga Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012, dan 2013 TAHUN PERSENTASE CAKUPAN WILAYAH RUMAH TANGGA RT RW DESA / KEL KEC KAB / KOTA 2011 97.48 98.50 99.45 99.48 98.99 100.00 100.00 2012 97.01 97.90 98.39 99.17 90.71 94.30 100.00 2013 98.88 98.57 98.24 98.02 84.39 92.02 91.67 B. Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 1. Demografi Data demografi yang disajikan dalam laporan ini mencakup keterangan yang berkaitan dengan keluarga, mencakup jumlah keluarga, kepala keluarga, jumlah jiwa dalam keluarga baik dalam bentuk agregat maupun kelompok umur, dan jumlah pasangan usia subur (). a. Kepala Keluarga (KK) Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang dikumpulkan dalam Pendataan Keluarga Tahun 2013 tercatat sebanyak 1.255.084 KK atau 98,57 dari jumlah keluarga yang

ada sebanyak 1.273.255 KK. Dari seluruh Kepala Keluarga yang didata itu dapat dirinci menurut karakteristiknya, seperti status jenis kelamin, status pekerjaan (bekerja dan tidak bekerja), status perkawinan (kawin dan janda / duda / belum kawin), dan tingkat pendidikan (tidak tamat SD, tamat SD - SLTP, tamat SLTA, dan tamat AK / PT). Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 yang secara provinsi, Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin tercatat sebanyak 1.135.121 KK (99,32) adalah KK laki - laki dan sebanyak 119.963 (10,50) adalah KK perempuan. Kabupaten / Kota yang persentase KK dengan jenis kelamin perempuan di atas persentase Provinsi sebesar 10,50 adalah Kabupaten Kuantan Singingi (12,26), Kepulauan Meranti (13,51), dan Rokan Hilir (36,48). Menurut status kawin para Kepala Keluarga yang didata sebanyak 1.129.212 KK (89,97) berstatus kawin, dan 125.872 KK (10,03) berstatus janda / duda. Kabupaten / Kota yang persentase KK berstatus janda / duda di atas persentase Provinsi sebesar 10,03 adalah Kabupaten Kuantan Singingi (12,25), Dumai (13,07), Kepulauan Meranti (15,67), dan Rokan Hilir (17,54). Sedangkan Kabupaten / Kota yang persentase status kawin di atas persentase Provinsi sebesar 89,97 adalah Kabupaten Indragiri Hulu (90,07), Rokan Hulu (91,39), Pelalawan (91,66), Kampar (91,99), Siak (92,01), Indragiri Hilir (92,74), Pekanbaru (93,01). Menurut status pendidikan dari Kepala Keluarga pada umumnya masih berpendidikan rendah yaitu sebanyak 41,14 dari seluruh Kepala Keluarga itu berpendidikan Tamatan SLTP ke bawah bahkan 12,52 diantaranya tidak tamat SD. Kabupaten / Kota yang persentase KK berpendidikan Tidak Tamat SD di atas persentase Provinsi sebesar 12,52 adalah Kabupaten Siak (13,70), Pelalawan (14,24), Kuantan Singingi (16,61), Indragiri Hulu (16,80), Rokan Hulu (17,51), Kep. Meranti (19,03), dan Indragiri Hilir (20,57). Sebaliknya Kabupaten / Kota yang persentase KK berpendidikan Tamat Akademi / Universitas di atas persentase Provinsi sebesar 9,25 adalah Kabupaten Siak (9,57), Dumai (10,46), dan Pekanbaru (16,30). Menurut status pekerjaan dapat diungkapkan bahwa sebanyak 1.170.153 KK (93,23) berstatus bekerja, dan sebanyak 84.931 KK (6,77) berstatus tidak bekerja. Kabupaten / Kota dengan persentase KK tidak bekerja di atas persentase Provinsi

sebesar 6,77 adalah Kota Dumai (6,89), Kep. Meranti (12,19), dan Rokan Hilir (12,80). Sebaliknya Kabupaten / Kota dengan persentase KK dengan status bekerja di atas persentase Provinsi sebesar 93,23 adalah Kabupaten Kampar (93,59), Indragiri Hilir (94,30), Siak (94,33), Rokan Hulu (94,47), Kuantan Singingi (94,53), Pekanbaru (94,60), Indragiri Hulu (95,55), dan Pelalawan (96,04). PERSENTASE KEPALA TIDAK BEKERJA Rohil Kep. Meranti Dumai Kampar Inhil Siak Rohul Kuansing Pekanbaru Inhu Pelalawan Bengkalis 0 6.89 6.41 5.7 5.67 5.53 5.47 5.4 4.45 3.96 12.19 12.8 Riau 6.77 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 menunjukkan bahwa secara provinsi sebanyak 85.843 KK atau 7,10 dari 1.209.572 keluarga yang didata berstatus mendapat bantuan modal. Angka persentase KK yang mendapat bantuan modal terendah dibawah 7,10 ada di Kabupaten Bengkalis (0,00), Rokan Hilir (0,00), Kampar (4,24), Indragiri Hilir (4,48), Indragiri Hulu (4,84), Siak (5,55), Dumai (6,31), dan Pekanbaru (6,71). Sementara itu angka persentase tertinggi di atas 7,10 terdapat di Kabupaten Pelalawan (13,29), Rokan Hulu (13,77), Kep. Meranti (16,43), dan Kuantan Singingi (19,81). Secara rinci karakteristik Kepala Keluarga menurut status jenis kelamin, status pekerjaan, status kawin dan status pendidikan serta status bantuan modal masing - masing Kabupaten / Kota dapat dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5. Perkembangan karakteristik kepala keluarga selama tiga tahun terakhir tidak banyak perubahan besar seperti terlihat pada tabel 2. Angka persentase kepala keluarga yang berstatus kawin menurun dari 91,11 di tahun 2012 menjadi 89,97 di tahun 2013. Sedangkan untuk

tingkat pendidikan meningkat lebih baik, yaitu angka persentase kepala keluarga yang tidak tamat SD turun, dan yang berpendidikan Tamatan SLTA dan Tamat AK/PT meningkat di tahun 2013. Sementara itu angka persentase Kepala Keluarga yang bekerja mengalami penurunan. Tabel 2. Persentase KK Menurut Status Kawin, Pendidikan, Pekerjaan dan Bantuan Modal Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012 dan 2013 Tahun Jumlah Kepala Keluarga KK Kawin Tidak Tamat SD Tingkat Pendidikan () Tamat SD - SLTP Tamat SLTA Tamat AK / PT KK Berstatus Bekerja KK Dapat Bantuan Modal 2011 1,230,044 90.58 15.20 45.36 31.58 7.86 92.25 6.61 2012 1,152,556 91.11 14.16 45.17 32.25 8.42 93.63 6.37 2013 1,255,084 89.97 12.52 41.14 37.09 9.25 93.23 7.10 PERSENTASE KEPALA TIDAK TAMAT SD Inhil Kep. Meranti Rohul Inhu Kuansing 20.57 19.03 17.51 16.8 16.61 Pelalawan Siak 14.24 13.7 Kampar Dumai 9.93 10.64 Rohil 8.03 Pekanbaru 4.21 Bengkalis 0 Riau 12.52 0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00

b. Jumlah dan Rata - rata Jiwa per Keluarga Jumlah jiwa dalam keluarga yang terekam dalam pendataan keluarga tahun 2013 tercatat sebanyak 4.809.450 jiwa. Terdiri dari jumlah jiwa dengan jenis kelamin lakilaki sebanyak 2.418.952 jiwa dan sebanyak 2.390.498 jiwa perempuan atau sex ratio 101. JIWA DALAM Pekanbaru 938,645 Rohil Inhil 641,282 697,876 Kampar Rohul Siak Inhu Kuansing Dumai Pelalawan Kep. Meranti 474,428 413,145 358,717 347,692 291,626 271,174 205,787 169,078 Bengkalis 0 0 300,000 600,000 900,000 Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.255.084 KK, dapat diperoleh rata - rata jumlah jiwa per keluarga sebesar 3,83 jiwa, artinya setiap keluarga mempunyai anggota keluarga sekitar 3-4 jiwa. Rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga lebih cenderung menggambarkan beban yang harus ditanggung oleh keluarga, dari pada menggambarkan kondisi tingkat fertilitas. Hal ini dikarenakan anak yang sudah berkeluarga (berstatus kawin) tidak lagi dihitung sebagai anggota keluarga. Semakin besar rata - rata jumlah jiwa dalam keluarga berarti semakin berat beban yang harus ditanggung keluarga.

JIWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PER KABUPATEN / KOTA Bengkalis Kep. Meranti 86,905 0 82,173 Perempuan Laki-laki Pelalawan 105,529 100,258 Dumai 140,783 130,391 Kuansing 148,042 143,584 Inhu 176,502 171,190 Siak 184,978 173,739 Rohul 212,918 200,227 Kampar 240,033 234,395 Inhil 326,298 314,984 Rohil Pekanbaru 464,700 332,264 365,612 473,945 800,000 600,000 400,000 200,000 0 200,000 400,000 600,000 800,000 Tiga kabupaten / kota di provinsi riau yang angka rata - rata jiwa per keluarga masih tinggi di atas rata - rata provinsi antara lain Kabupaten Indragiri Hulu (3,84), Rokan Hulu (3,89), Kepulauan Meranti (3,94), Indragiri Hilir (3,96), Siak (3,99), Dumai (4,03), Rokan Hilir (4,09) dan Pekanbaru (4,21). Gambaran angka rata - rata jumlah jiwa per keluarga di setiap kabupaten / kota dalam tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel Lampiran 6. Perkembangan rata - rata jumlah jiwa per keluarga secara provinsi selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3. Angka rata - rata jumlah jiwa per keluarga secara provinsi pada tahun 2012 dan 2013 menunjukkan penurunan menjadi 3,83 jiwa per keluarga. Tabel 3. Jumlah dan Rata - Rata Jiwa per Keluarga Hasil Pendataan Keluarga 2011, 2012 dan 2013 TAHUN PENDATAAN JIWA RATA-RATA JIWA PER 2011 1,230,044 5,071,590 4.12 2012 1,152,556 5,136,320 4.46 2013 1,255,084 4,809,450 3.83

c. Komposisi Jiwa dalam Keluarga menurut Kelompok Umur Jumlah jiwa dalam keluarga menurut komposisi kelompok umur adalah sebagai berikut: 1) Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 0 - < 1 tahun (bayi) tercatat sebanyak 139.213 jiwa atau 3,00 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase jumlah bayi dibawah satu tahun ini yang tertinggi ada di Kabupaten Kepulauan Meranti (5,17), sedangkan yang terendah ada di Kabupaten Indragiri Hulu (2,04). 2) Jumlah jiwa anggota yang berusia 1 - < 5 tahun tercatat sebanyak 294.379 jiwa atau 6,34 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini bervariasi dari terendah di Kabupaten Rokan Hilir (4,30) dan tertinggi di Kabupaten Rokan Hulu (9,92). 3) Jumlah jiwa anggota keluarga umur 5-6 tahun tercatat sebanyak 215.722 jiwa atau 4,65 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini bervariasi dari terendah di Kabupaten Kampar (3,93) dan tertinggi di Kabupaten Indragiri Hilir (5,33). 4) Jumlah jiwa anggota keluarga yang berusia 7-15 tahun (usia wajib belajar) secara provinsi tercatat sebanyak 998.281 jiwa atau 21,52 dari seluruh jiwa dalam keluarga. Angka persentase anak usia sekolah (7-15 th) tertinggi di Kabupaten Rokan Hilir (35,27), dan terendah di Kota Pekanbaru (16,57). 5) Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur 16-21 tahun secara provinsi tercatat sebanyak 778.895 jiwa atau sebesar 16,79 dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini tertinggi di Kabupaten Kepulauan Meranti (23,52) dan terendah di Kabupaten Pelalawan (11,65). 6) Jumlah jiwa anggota keluarga kelompok umur 22-59 tahun secara provinsi tercatat sebanyak 1.966.949 jiwa atau sebesar 42,39 dari seluruh anggota keluarga yang didata. Dilihat per kabupaten / kota angka persentase ini tertinggi di Kabupaten Kuantan Singingi (48.98) dan terendah di Kabupaten Rokan Hilir (23,61). 7) Jumlah jiwa anggota keluarga umur 60 tahun ke atas, secara provinsi tercatat sebanyak 246.319 jiwa atau 5,31 dari seluruh jiwa dalam