mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas merupakan usaha sadar dan terencana untuk

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

RUMAH SUSUN HEMAT ENERGI DI YOGYAKARTA

DESAIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat


BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. Bagan 28.Konsep Alur Kegiatan m2 Penunjang m2 Rawat Jalan m2 Rawat Inap m2 Service. 780.

1.1.3 Kenyamanan Termal Pasifsebagai faktor penentu perancangan

Pengembangan RS Harum

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAKARTA SELATAN Arsitektur Tropis

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

Bab IV. Konsep Perancangan

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Batasan pengertian judul 1

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan. Konsep desain untuk fungsi M al dan Apartemen ini mencoba menampung kegiatankegiatan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ELABORASI TEMA

RUMAH SUSUN SEWA ANGGOTA TNI KOPASSUS DI KAWASAN CIJANTUNG JAKARTA TIMUR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Grafik Daftar Tabel

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

Tahap Identifikasi Data Tahap Analisa 13

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

PUSAT PERBELANJAAN DAN APARTEMEN DI JAKARTA BARAT KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Disusun Oleh: Nama : Selvi Febriane NIM :

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah

BAB III METODE PERANCANGAN. menguraikan, menjabarkan, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan bangunan

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisa konsep hemat energi pada bangunan tinggi rumah sakit kanker di Surabaya dalam usaha untuk menghemat energi, yang diperoleh melalui kajian literatur, preseden, analisa terhadap studi kasus, dan penerapan dalam sebuah rancangan, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan tersebut terdiri atas mekanisme dari konsep hemat energi dan juga mengenai karakteristik banguan tinggi rumah sakit kanker di Surabaya. Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh sehubungan dalam perancangan rumah sakit kanker di Surabaya, antara lain: 1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi psikologis pasien rumah sakit kanker dapat digunakan sebagai acuan membuat kriteria untuk mengembangkan konsep sebuah rumah sakit kanker yang memacu semangat dan memberikan motivasi kepada penghuninya (pasien, keluarga pasien, staff rumah sakit) di Surabaya. Faktor-faktor itu antara lain: a. Bentukan bangunan dan penataan ruang dalam Dapat menambah semangat dan memberikan psikologis positif bagi pasien, keluarga pasien dan staf rumah sakit kanker yang diterapkan pada perancangan façade bangunan yang memberikan pencahayaan tak langsung dari bukaan jendela dan perancangan façade bangunan yang berintegrasi dengan penghijauan b. Penempatan elemen penghijauan dalam bangunan Diterapkan pada integrasi elemen tersebut dengan elemen arsitektur untuk memberikan semangat dan memotivasi keadaan psikologis pasien, keluarga pasien dan staf rumah sakit kanker. c. Penataan koridor dan zoning yang terorganisasi pada bangunan rumah sakit kanker Untuk dapat membantu memperbaiki psikologis pasien kanker, keluarga dan staf rumah sakit kanker sehingga bangunan tidak 154

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit fasilitas tertentu. 2. Kriteria-kriteria kebutuhan fasilitas suatu rumah sakit kanker dapat digunakan sebagai konsep desain suatu perancangan rumah sakit kanker hemat energi yang berada di iklim tropis lembab di Surabaya dan berkarakter khas Surabaya. Penerapan konsep perancangan yang menjawab kriteria-kriteria tersebut antara lain: a. Kriteria kebutuhan fasilitas pasien: Ruang pasin harus mempunyai pandangan visual untuk rekreasi. Desain interior harus dapat meningkatkan semangat dan suasana positif. Rumah sakit harus membuat ketenangan pasien sehingga berdampak pada staff kesehatan, keluarga, administrator dan dokter. Optimalisasi penghijauan. b. Kriteria kebutuhan fasilitas keluarga pasien: Harus ada ruang untuk konsultasi keadaan pasien. Harus ada ruang tunggu keluarga dekat dengan pasien. Lobby rumah sakit harus didesain untuk menambah semangat. c. Kriteria fasilitas staff medik dan non medik: Adanya ruang staff untuk istirahat. Ruang staff yang dapat mengurangi stress. Koridor harus sesingkat mungkin dan tidak berliku. Pengaturan ruang staff yang terorganisasi. d. Kriteria rumah sakit yang hemat energi: Harus menggunakan sistem yang dapat mengurangi pemakaian energi listrik. Harus menggunakan sistem utilitas bangunan yang membantu effisiensi pemakaian energi listrik. Menggunakan pemanfaatan sumber daya alam. 155

Menggunakan material yang mendukung penghematan energi. 3. Kota Surabaya dengan data iklim mikro-nya dapat menjadi batasan dalam menerapkan desain suatu perancangan rumah sakit kanker yang hemat energi di Surabaya. Perhatian utama dari iklim mikro ini didasarkan pada penyinaran matahari, pergerakan udara, dan air hujan yang merujuk pada kenyamanan termal dianalisa sehingga hasil rancangan dapat mengurangi pemakaian energi dari penghawaan buatan dan pencahayaan buatan. a. Perancangan façade dan masa bangunan Dihitung berdasarkan solar chart kota Surabaya dan integrasi dengan penghijauan di dalam dapat memberikan bentuk tersendiri dalam suatu pra rencana bangunan rumah sakit kanker yang dapat menghemat pemakaian energi dari penghematan penggunaan pencahayaan dan penghawaan buatan yang mempunyai tampak visual bangunan ciri khas Surabaya. Dengan komposisi berbentuk kapal yang berundak membesar di lantai diatasnya, daun semanggi dan pelindung radiasi matahari vertikal maupun horizontal yang dikomposisikan pada façade bangunan rumah sakit dengan metode teknik analogi dan teselasi menjadi suatu bentuk tertentu yang khas Surabaya pada bangunan rumah sakit kanker yang hemat energi. Penerapan sekuen dilakukan dengan integreasi komposisi pohonpohon di lahan rumah sakit dengan façade bangunan rumah sakit kanker. Yang membentuk cerita motivasi dan pemberian naungan/perlindungan fisik dan mental kepada pasien dan keluarga pada waktu berada di depan bangunan. Penerapan void pada bangunan utama dan pembukaan jendela pada seluruh façade banguann menyebabkan sinar matahari tak langsung dapat masuk kedalam bangunan dan membantu mengurangi penghematan energi untuk penerangan buatan. b.penempatan ruang-ruang khusus 156

Penempatan ruang-ruang khusus dalam suatu penataan zona dalam rumah sakit kanker yang terorganisasi dapat memperbaiki kualitas psikologis pasien kanker, keluarga dan staf rumah sakit, dan juga menghemat pemakaian energi dari pemakaian penghawaan buatan berbeda dengan bangunan rumah sakit umum lainnya. Ruang kemoterapi, diposisikan berdekatan dan ada kontak visual dengan ruang tunggu. Ruang-ruang poliklinik dan ruang-ruang laboratorium yang mempunyai bukaan visual yang menghadap langsung dengan penghijauan diluar bangunan yang memberikan psikologis positif dan membantu mengurangi pamakaian energi pencahayaan dan penghawaan buatan. Ruang-ruang perawatan medik, ruang rawat inap mempunyai pandangan visual kearah penghijauan di void utama maupun di luar bangunan untuk memberikan psikologis positif dan membantu mengurangi pamakaian energi pencahayaan dan penghawaan buatan. 157

158