BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Bali khususnya perhotelan selalu mendapat prioritas yang lebih,

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan Ilmu Kesehatan Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Sumber : Sugiyono, : nilai pretest (sebelum diberi perlakuan) : nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental quasi dan. menggunakan metode Pretest posttest with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Fisiologi.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi khususnya fisiologi otot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu : Untuk mengetahui pengaruh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

PENGGUNAAN DINNER PLATE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, yakni metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dihadapi. Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lapangan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan randomized pre and post test control group design. Bagan rancangan ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 R Ra O1 K O2 P S O3 P O4 Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian Keterangan : P S R Ra K : Populasi : Sampel : Random sederhana : Random alokasi : Kelompok Kontrol (kegiatan praktek American service dimana penyajian makanan utama dengan menggunakan chop plate. P : Kelompok Perlakuan (kegiatan praktek American service dimana penyajian makanan utama dengan menggunakan dinner plate. O1, O3 : Pendataan yang dilakukan sebelum praktek (pre-test), terhadap : 1. Denyut nadi istirahat dari subjek penelitian 2. Keluhan muskuloskeletal

3. Kelelahan O2, O4 : Pendataan yang dilakukan setelah praktek (post-test), terhadap : 1. Denyut nadi kerja dan sesaat setelah kerja. 2. Keluhan muskuloskeletal 3. Kelelahan 4. Jumlah Waktu penyajian 5. Skor kualitas penyajian 6. Mikroklimat ruangan 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. Praktek (restoran) Sekolah Tinggi Pariwisata, Nusa Dua Bali. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2015. 4.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ergonomi fisiologi kerja terutama pada pengaturan beban angkat peralatan makan di restoran. 4.4 Penentuan Sumber Data 4.4.1 Populasi Target dan Terjangkau. Populasi target dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang menggunakan laboratorium praktek (restoran) sebagai tempat praktek. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester empat program studi Manajemen Tata Hidangan Diploma III (tiga) Sekolah Tinggi Pariwisata, Nusa Dua Bali. Jumlah populasi sebanyak 60 mahasiswa.

4.4.2 Kriteria Subjek 4.4.2.1 Kriteria inklusi subjek Untuk menghindari bias terhadap hasil penelitian, maka diperlukan sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tidak cacat fisik dan tidak sedang sakit. 2. Umur antara 18-21 tahun. 3. Jenis kelamin laki-laki. 4. Berat badan dengan Indeks Masa Tubuh normal 5. Pernah melakukan praktek di restoran minimal satu tahun (dua semester). 6. Pernah mengikuti kuliah Operasional Restoran Dasar (semester satu) dan Operasional Restoran Lanjutan (semester dua) sehingga dianggap sudah memilik pengetahuan tata hidangan. 7. Bersedia menjadi orang coba dan mengikuti prosedur penelitian sampai penelitian berakhir yang dibuktikan dengan mengisi Surat Persetujuan (terlampir). 4.4.2.2 Kriteria drop out Kriteria drop out (dikeluarkan sebagai sampel) yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah apabila subjek tidak dapat mengikuti penelitian secara penuh oleh karena subjek sakit, kecelakaan kerja, atau alasan tertentu sehingga tidak dapat meneruskan kegiatan dalam penelitian ini.

4.4.3 Besar Sampel Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Pocock (2008): n = ( 1 2 2 2 ) 2 f (, ) Keterangan : n = jumlah sampel σ = standar deviasi/simpang baku µ 1 = rerata variabel penelitian sebelum perlakuan (P0) µ 2 = rerata variabel penelitian setelah perlakuan (Estimasi peningkatan/penurunan 15%) f(α,β) = faktor kesalahan (α = 0,05, β = 0,10), f(α,β) = 10,5 (sesuai tabel Pocock) Rumusan di atas akan digunakan untuk menghitung jumlah sampel yang diperoleh dari masing-masing pengukuran. Berikut hasil perhitungan sampel yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Sampel dari Rumus Pocock No. Pengukuran Rata-Rata SD Rata-Rata Jumlah sampel µ 1 ( σ ) μ 2 ( n ) 1. Keluhan muskl. 81,50 10,22 69,27 15 2. Kelelahan 74,75 7,69 63,54 10 3. Lama Wkt. Penyaj.(dtk) 32,67 4,06 27,77 14 4. Kualitas Penyajian 2,70 1,06 4,05 13 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka besar sampel yang diperoleh adalah 15 mahasiswa. Untuk menghindari apabila terjadi subjek drop out dari penelitian, maka besarnya sampel ditambah 20 % sehingga menjadi 18. Sehingga

besar sampel yang ditetapkan dalam masing-masing kelompok penelitian ini menjadi 18 mahasiswa. 4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel Teknik penentuan sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampel random sederhana (simple random), dimana populasi diberi nomor sesuai jumlah populasi kemudian sampel dipilih secara acak (random) baik dengan menggunakan random tabel bilangan ataupun dengan undian biasa (Nazir, 2009). Jumlah populasi mahasiswa yang melakukan praktek pelayanan tata hidangan yang masuk kriteria inklusi sejumlah 60 mahasiswa. Dari 60 mahasiswa ini diundi sehingga terpilih 36 mahasiswa sebagai sampel penelitian. 4.5 Variabel Penelitian 1.5.1 Identifikasi dan Klasifikasi Variabel Berdasarkan fungsinya variabel penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas, kontrol, rambang dan tergantung (Suryabrata, 2002). Variabel variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Variabel bebas : Perlakuan (kegiatan praktek mahasiswa dalam menghidangkan makanan utama dengan dinner plate). 2. Variabel tergantung : Kinerja dengan indikator tingkat keluhan muskuloskletal, kelelahan, jumlah waktu penyajian dan kualitas penyajian. 3. Variabel pengganggu yang akan dikontrol adalah : a. Kondisi subjek : umur, tinggi dan berat badan, status kesehatan, pengalaman kerja b. Kondisi lingkungan : suhu udara, kelembaban relatif, intensitas cahaya, kecepatan udara.

4.2 berikut. Hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Variabel Bebas Praktek mahasiswa dalam kegiatan American service : Penggunaan piring dinner plate (perlakuan) Variabel Kontrol 1. Kondisi subjek 2. Kondisi lingkungan Variabel Tergantung Kinerja dengan indikator : 1. Keluhan muskuloskletal 2. Kelelahan 3. Jumlah Waktu penyajian 4. Kualitas penyajian Gambar 4.2 Bagan Hubungan Antar Variabel 1.5.2 Defenisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas a. Kegiatan praktek mahasiswa dalam menghidangkan makanan utama dengan dinner plate adalah praktek mahasiswa dalam kegiatan American service dimana saat menghidangkan makanan utama membawa piring dengan dimensi yang lebih kecil (dinner plate) ke meja tamu.

b. Dinner plate yang antropometris adalah piring yang digunakan untuk menyajikan makanan utama (main coursei) dan memiliki ukuran yang lebih sesuai dengan antropometri tangan subjek sehingga dapat membawa piring dengan lebih nyaman. 2. Variabel Tergantung a. Keluhan muskuloskeletal adalah suatu bentuk gangguan system muskuloskeletal yang terdiri dari,tulang, otot-otot, tendon, ligamen, jaringan, tulang rawan, syaraf, dan pembuluh darah. Keluhan Muskuloskeletal yang dirasakan subjek pada otot diukur dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map dengan menggunakan skala likert. b. Kelelahan secara umum adalah keluhan kelelahan yang diukur dengan menggunakan kuesioner 30 item kelelahan dengan empat skala Likert dari IFRC (Industrial fatigue Research Committee) Jepang. c. Lama waktu penyajian yang diukur adalah banyaknya waktu yang diperlukan pada saat menata empat piring di tangan lalu membawanya ke meja tamu (tamu pertama). d. Kualitas penyajian adalah kriteria tehnik penyajian makanan American service yang benar di buat dalam bentuk form check list. 3. Variabel Kontrol a. Umur adalah usia subjek yang ditentukan berdasarkan kartu tanda penduduk (KTP). b. Jenis kelamin adalah ciri fenotif subjek yang ditunjukan oleh ciri ciri kelamin sekunder dan didukung oleh keterangan yang ada pada kartu tanda penduduk (KTP).

c. Tinggi badan adalah tinggi badan karyawan pada posisi berdiri yang diukur dari lantai sampai vertex. d. Berat badan adalah bobot tubuh subjek yang diukur dengan menggunakan Weight scale, merek Kris. e. Data antropometri adalah ukuran dan proporsi tubuh yang diukur dengan anthropometer pada persentil 5 th, 50 th dan 95 th f. Status kesehatan adalah keadaan kesehatan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian yang ditetapkan oleh dokter umum. g. Pengalaman kerja adalah pengalaman subjek dalam hal melakukan praktek di restoran Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali dan juga pengalaman kerja di industri, dinyatakan dengan pengakuan subjek dan catatan kartu rencana studi mahasiswa yang bersangkutan. Dalam hal ini mahasiswa yang digunakan sebagai subjek berada pada semester empat yang mana sudah mendapat pelatihan dan arahan pada semester sebelumnya dan sudah dua semester (satu tahun) melakukan praktek di restoran serta sudah pernah mengecap pengalaman kerja di industri sebagai daily worker dan trainee (minimal selama enam bulan). h. Suhu basah adalah suhu basah lingkungan praktek (di restoran) dalam derajat celcius yang diukur dengan sling psychrometer merek Hisamatsu buatan Jepang. i. Suhu kering adalah suhu kering lingkungan praktek (di restoran) yang diukur dengan sling psychrometer merek Hisamatsu buatan Jepang dengan skala celcius. j. Kelembaban relatif adalah kelembaban yang ditentukan berdasarkan nilai suhu basah dan suhu kering dalam satuan derajat Celcius yang

dikonversi ke satuan derajat Fahrenheit dan dipetakan ke dalam Psychrometric Chart. Pengukuran ini dilakukan hanya pada satu titik saja yaitu pada titik sentral dari rertoran. k. Intensitas cahaya adalah intensitas pencahayaan alami atau buatan dalam satuan lux yang diukur dengan luxmeter merek Panlux buatan Jerman. Intensitas pencahayaan ini diukur pada lima titik (di bagian depan kanan dan kiri, tengah, dan bagian belakang kanan dan kiri) dalam restoran. l. Kecepatan udara dengan mengukur kecepatan angin yaitu gerakan udara atau aliran udara untuk areal di tempat kerja (areal restoran) yang pengukurannya dilakukan dengan alat ukur anemometer hasilnya dalam satuan m/dt. Diukur setiap satu jam. 1.6 Instrumen Penelitian Alat alat ukur yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Alat pengukur tinggi badan merek Fazzini buatan Jepang, digunakan untuk mengukur tinggi badan subjek yang dilakukan pada tahap persiapan. b. Alat pengukur berat badan Weight scale merek Kris, buatan China digunakan untuk menimbang berat badan subjek yang dilakukan pada tahap persiapan. c. Kuesioner Nordic Body Map (lampiran 3) untuk mendata keluhan muskuloskletal pada karyawan. d. Kuesioner 30 daftar pertanyaan dengan empat skala Likert dari IFRC Jepang digunakan untuk identifikasi kelelahan secara umum (lampiran 4).

e. Ceklis Kualitas Penyajian (lampiran 5) digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan subjek dalam menyajikan makanan menggunakan empat piring dengan benar dan sekaligus menunjukkan kualitas penyajian. Makin tinggi skor penilaian maka kemampuan dan kualitas penyajian dianggap makin meningkat. f. Kamera Canon digital IXUS 65 buatan Jepang untuk dokumentasi. g. Stopwatch digital merek CASIO HS-3 buatan Jepang digunakan untuk menghitung waktu. h. Anthropometer merek Super 686 buatan Jepang dengan ketelitian 0,1 cm digunakan untuk mengukur antropometri mahasiswa. i. Sling thermometer merek Hisamatsu dalam satuan o C buatan Jepang untuk mengukur suhu kering dan suhu basah. j. Psichrometric chart (lampiran 6) digunakan pada pemetaan suhu basah dan suhu kering untuk mengetahui kelembaban relatif. k. Anemometer merek Lutron untuk mengukur kecepatan angin dalam restoran. l. Luxmeter merek Panlux buatan Jerman untuk mengukur intensitas cahaya dalam restoran. m. Alat tulis menulis untuk mencatat hasil penelitian. 1.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Tahap Persiapan Penelitian Untuk menghindari adanya kesalahan dalam pengumpulan data, dibuat prosedur sebagai berikut. a. Mempersiapkan petugas pengumpulan data dan alat penelitian.

b. Menyiapkan kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk mendukung jalannya penelitian, berupa : Surat Persetujuan, Formulir Biodata, Kuesioner Kelelahan 30 item dengan skala Likert, dan Kuesioner Nordic Body Map, Ceklis Kualitas Penyajian. c. Pendataan subjek yang akan menjadi populasi penelitian. d. Menghubungi subjek untuk diminta kesediannya mengikuti penelitian. e. Menentukan 36 subjek terpilih sebagai sampel secara acak berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. f. Mengadakan diskusi dengan subjek untuk menjelaskan penelitian yang akan dilakukan. g. Setelah subjek mengerti, kemudian diminta persetujuannya dengan mengisi blangko Surat Persetujuan (Lampiran 1). h. Subjek mengisi biodata yang telah disediakan peneliti. i. Melakukan pengukuran terhadap antropometri tubuh subjek. j. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam penelitian. k. Mempersiapkan jadwal pemberian perlakuan. l. Pemeriksaan kesehatan, pengukuran tinggi badan dan berat badan subjek penelitian. m. Mempersiapkan prosedur praktikum dan pengambilan data. 4.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, pelaksanaan akan dilakukan melalui dua periode. Pelaksanaan praktek mahasiswa di restoran dilakukan selama tiga hari setiap minggunya dari hari Selasa hingga hari Kamis. Karena banyaknya jumlah sampel yang digunakan setiap kelompoknya, maka tiap kelompok diambil datanya selama dua minggu (tiap minggu sebanyak 18 orang). Pengambilan data

dilakukan selama tiga hari agar mendapatkan data yang lebih bervariasi. Setiap pengambilan data melalui tiga tahapan, yaitu sebelum kerja, saat kerja, dan selesai kerja. Tahapan pelaksanaan diuraikan sebagai berikut : 1. Kelompok Kontrol a. Sebelum mulai kerja 1) Pengukuran denyut nadi istirahat secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan. 2) Subjek mengisi kuesioner kelelahan 30 item dan kuesioner Nordic Body Map. 3) Pencatatan suhu basah, suhu kering (dalam 0 C), kelembaban relative, intensitas cahaya dan kecepatan udara. 4) Dokumentasi pengukuran. b. Pada waktu kerja 1) Pengukuran denyut nadi kerja secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan setiap selesai mengangkat dua piring (chop plate) sebanyak lima kali pengkuran. 2) Pencatatan waktu setiap membawa empat piring dari penataan di tangan (di side stand) sampai membawa ke meja tamu (tamu pertama) sebanyak lima kali pengukuran 3) Pengamatan dilakukan terhadap subyek setiap saat membawa piring yang tentunya berisi makanan ke meja tamu, untuk mengisi ceklis kualitas penyajian. 4) Pencatatan suhu basah, suhu kering (dalam 0 C), kelembaban relative, dan kecepatan udara setiap satu jam kerja sedangkan intensitas cahaya diukur di lima titik dalam ruangan.

5) Dokumentasi pengukuran. c. Setelah waktu kerja 1) Pengukuran denyut nadi isrirahat secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan 15 menit setelah kerja. 2) Pencatatan suhu basah, suhu kering (dalam 0 C), kelembaban relative, intensitas cahaya dan kecepatan udara. 3) Subjek mengisi kuesioner kelelahan 30 item dan kuesioner Nordic Body Map. 4) Dokumentasi pengukuran. 2. Kelompok Perlakuan a. Sebelum mulai kerja 1) Pengukuran denyut nadi istirahat secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan. 2) Subjek mengisi kuesioner kelelahan 30 item dan kuesioner Nordic Body Map. 3) Pencatatan suhu basah, suhu kering (dalam 0 C), kelembaban relative, intensitas cahaya dan kecepatan udara. 4) Dokumentasi pengukuran. b. Pada waktu kerja 1) Pengukuran denyut nadi kerja secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan setiap selesai mengangkat empat piring (dinner plate) selama lima kali pengukuran. 2) Pencatatan waktu setiap membawa empat piring dari penataan di tangan (di side stand) sampai membawa ke meja tamu (tamu pertama) sebanyak lima kali pengukuran

3) Pengamatan dilakukan terhadap subyek setiap saat membawa piring yang tentunya berisi makanan ke meja tamu, untuk mengisi ceklis kualitas penyajian. 4) Pencatatan suhu basah, suhu kering (dalam 0 C), kelembaban relative, dan kecepatan udara setiap satu jam kerja sedangkan intensitas cahaya diukur di lima titik dalam ruangan. 5) Dokumentasi pengukuran. c. Setelah waktu kerja 1) Pengukuran denyut nadi istirahat secara palpasi pada arteri radialis tangan kanan 15 menit setelah kerja. 2) Pencatatan suhu lingkungan (dalam 0 C), kelembaban relative, intensitas cahaya dan kecepatan udara. 3) Subjek mengisi kuesioner kelelahan 30 item dan kuesioner Nordic Body Map. 4) Dokumentasi pengukuran. 4.8 Protokol Pelaksanaan Penelitian 1. Pada setiap hari praktek selama pelaksanaan penelitian subjek harus sudah tiba pada tempat penelitian setengah jam sebelum praktek dimulai atau pada pukul 09.00 pagi. 2. Pukul 09.00 WITA subjek mendapatkan penjelasan tentang cara pengisian kuesioner Nordic Body Map, kuesioner 30 item kelelahan dan penjelasan tentang tata cara penelitian yang akan dilakukan.sejalan dengan kegiatan tersebut petugas lain sudah mulai mengukur kondisi lingkungan.

3. Pada pukul 09.15 WITA subjek melakukan pengisian kuesioner Nordic Body Map, kuesioner 30 item kelelahan sebelum mulai bekerja dengan dipandu oleh surveyor. 4. Pukul 09.30 WITA subjek dibagi tugas untuk mempersiapkan segala peralatan dan penataan meja yang dibutuhkan untuk kegiatan praktek sesuai arahan surveyor. 5. Pukul 10.15 WITA subjek diistirahatkan selama satu jam untuk makan siang sebelum mulai praktek menyajikan makanan (bekerja). Saat itu kembali dilakukan pengukuran kondisi lingkungan. 6. Pukul 11.15 WITA subjek dikumpulkan untuk dilakukan pengukuran denyut nadi istirahat dan pengecekan kesiapan mahasiswa apabila ada yang ingin mengundurkan diri. Dilain pihak pengukuran kondisi lingkungan dilakukan kembali. 7. Pukul 11. 30 WITA subjek mulai mengangkat empat chop plate (Kelompok Kontrol) dan mengangkat empat dinner plate (Kelompok Perlakuan) pertama ke meja satu dari side stand terdekat dan saat meletakkan piring pertama diukur denyut nadinya. Kecepatan dihitung dari menata empat piring di atas tangan kiri dan kanan sampai membawanya ke meja tamu (tamu pertama), selain itu pula petugas pengambil data melakukan pengamatan kualitas penyajian dengan mengisi form ceklis yang telah disiapkan. Setelah itu subjek kembali mengangkat empat piring ke dua dari side stand untuk dibawa ke meja dua, begitu juga diukur denyut nadinya, kecepatan dan kualitas penyajian saat selesai meletakkan piring pertama. Kembali subjek ke side stand untuk mengangkat empat piring ketiga untuk dibawa ke meja tiga dan

saat meletakkan piring pertama diukur deyut nadinya hingga meja kelima. Berarti denyut nadi kerja diambil selama lima kali. 8. Setelah subjek selesai bekerja diminta untuk mengisi kuesioner keluhan muskoluskeletal (NBM) dan kelelahan. 9. Setelah subjek diistirahatkan selama 15 menit kembali diukur denyut nadi istirahat. 10. Pengukuran kondisi lingkungan kembali dilakukan setelah selang satu jam pengukuran terakhir. 4.8.1 Prosedur Pengukuran Prosedur pengukuran dilakukan dengan tahapan yang sama baik periode sebelum perlakukan maupun setelah perlakuan. 1. Penilaian keluhan muskuloskletal a. Sebelum mulai bekerja subjek diminta untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map. b. Setelah selesai bekerja subjek diminta lagi untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map. c. Nilai atau skor keluhan muskuloskletal dihitung berdasarkan selisih keluhan muskuloskletal sesudah bekerja dan sebelum bekerja. Karena ada tiga hari kerja dalam satu periode maka skor keluhan muskuloskletal untuk tiap perlakuan diperoleh dari rerata tiga nilai tersebut. 2. Frekuensi denyut nadi a. Denyut nadi istirahat 1) Subjek diukur denyut nadi istirahat sebelum bekerja secara palpasi pada pergelangan tangan kiri di atas pembuluh darah arteri radialis dengan cara

perabaan ketiga ujung jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis). Pengukuran dilakukan dengan menghitung denyut nadi selama 15 detik dan akan dikalikan empat untuk mendapatkan jumlah denyut nadi selama satu menit. Pengukuran dilakukan dua kali berturut-turut dan hasilnya dirata-ratakan. b. Denyut nadi kerja 1) Pengukuran dilakukan pada pergelangan tangan di atas pembuluh darah arteri radialis dengan cara perabaan ketiga ujung jari (telunjuk, jari tengah dan jari manis) dengan metode sepuluh denyut. Jumlah waktu (t) yang dibutuhkan untuk sepuluh denyut nadi subjek kemudian dihitung dengan rumus (10/t) x 60 akan menghasilkan jumlah denyut per menit. 2) Subjek diukur denyut nadi kerjanya setiap setelah meletakkan piring pertama di meja tamu sebanyak lima kali dengan jarak yang sama dan waktu yang sama antara membawa empat chop plate dengan membawa empat dinner plate. Hasil dari pengukuran kelima kali berturut-turut akan dicari rata-ratanya. c. Nadi kerja Nadi kerja diperoleh dengan menghitung selisih denyut nadi kerja dengan denyut nadi istirahat dari masing-masing subjek. 3. Penilaian kelelahan a. Subjek sebelum melakukan kerja mengangkat piring sebanyak lima kali diminta untuk mengisi kusioner kelelahan. b. Setelah menyelesaikan kelima kali putaran mengangkat piring subjek diminta untuk mengisi kembali kuesioner kelelahan.

c. Skor yang diperoleh dari ke dua pengisian tersebut baik pada saat sebelum perlakukan dan sesudah perlakuan akan diambil rata-ratanya. 4. Pengukuran lama waktu penyajian. a. Lama waktu penyajian diukur dengan stopwatch dari mulai menata piring di atas tangan kiri dan kanan sampai membawanya ke meja tamu (tamu pertama). b. Pengukuran dilakukan sebanyak lima kali kemudian diambil rata-ratanya. 5. Penilaian Kualitas Penyajian a. Penilaian dilakukan pada saat subyek menyajikan/ membawa piring yang tentunya sudah berisi makanan ke meja tamu dengan memberi tanda rumput (chek) pada form yang telah disiapkan. b. Penilaian dilakukan sebanyak lima kali kemudian diambil rata-ratanya. 6. Pengukuran kondisi lingkungan dilakukan lima kali selama praktek setiap selang satu jam dan kemudian diambil rata-ratanya. 4.8.2 Alur Penelitian Alur penelitian akan menjelaskan jalannya prosedur penelitian yang akan dilakukan dan semua pengukurannya. Seperti dijelaskan sebelumnya subjek dalam penelitian ini akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan. Pada ke dua kelompok akan dilakukan pengukuran. Semua pengukuran di atas dapat dijelaskan pada Gambar 4.3.

Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan Kelompok Kontrol Pengukuran Sebelum Kerja : Keluhan Muskuloskeletal. Kelelahan Bekerja menggunakan Piring Lama (Chop Plate) Pengukuran Waktu Penyajian Penilaian Kualitas Penyajian Pengukuran Setelah Kerja : Keluhan Muskuloskeletal. Kelelahan Tahap Pelaksanaan Kelompok Perlakuan Pengukuran Sebelum Kerja : Keluhan Muskuloskeletal. Kelelahan Bekerja menggunakan Piring Baru (Dinner Plate) Pengukuran Waktu Penyajian Penilaian Kualitas Penyajian Pengukuran Setelah Kerja : Keluhan Muskuloskeletal. Kelelahan Pengolahan & Analisis Data HASIL Gambar 4.3 Bagan Alur Penelitian 4.9 Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 21 for windows untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pada semua data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan analisis deskripsi untuk mencari rerata, simpang baku dan rentangan.

2. Data antropometri diperoleh simpang baku dan persentil. 3. Uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk pada tingkat kemaknaan (α = 0,05) untuk data kondisi lingkungan, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, waktu penyajian dan kualitas penyajian pada tiap kelompok untuk melihat distribusi data sampel sebelum dan sesudah perlakuan. Dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4. Uji beda efek antara Kelompok Kontrol dengan Perlakuan terhadap variabel keluhan muskuloskeletal, kelelahan, waktu penyajian dan kualitas penyajian dengan menggunakan uji t - Independent Sample. Kriteria pengujian menggunakan taraf signifikansi 5 % (α = 0,05). 5. Hipotesis untuk uji statistik tersebut adalah sebagai berikut : a. Untuk keluhan muskuloskeletal Ho : µ k = µ p : rerata skor keluhan muskuloskeletal kelompok kontrol sama dengan rerata skor keluhan kelompok perlakuan. Ha : µ p < µ k : rerata skor keluhan muskuloskeletal kelompok perlakuan lebih kecil dengan rerata skor keluhan Kelompok Kontrol. b. Untuk kelelahan Ho : µ k = µ p : rerata skor kelelahan kelompok kontrol sama dengan rerata skor kelelahan Kelompok Perlakuan. Ha : µ p < µ k : rerata skor kelelahan kelompok perlakuan lebih kecil dari rerata skor kelelahan

c. Untuk waktu penyajian Kelompok Kontrol. Ho : µ k = µ p : rerata waktu penyajian kelompok kontrol sama dengan rerata waktu penyajian Kelompok Perlakuan. Ha : µ p < µ k : rerata waktu penyajian kelompok d. Untuk kualitas penyajian perlakuan lebih kecil dari rerata waktu penyajian Kelompok Kontrol. Ho : µ k = µ p : rerata skor kualitas penyajian kelompok kontrol sama dengan rerata skor kualitas penyajian Kelompok Perlakuan. Ha : µ p > µ k : rerata skor kualitas penyajian kelompok perlakuan lebih besar dari rerata skor kualitas penyajian Kelompok Kontrol.