BAB VI FILTER DIGITAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI FILTER DIGITAL

ANALISIS PERFORMANSI FILTER DIGITAL IIR DARI PROTOTYPE BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV 1

PERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING

MODUL 5 FILTER FIR DAN WINDOW

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

MODUL 4 ANALOG DAN DIGITAL FILTER

Design FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

Di dalam perancangan filter-filter digital respons impuls tak terbatas diperlukan transformasi ke filter analog Diperlukan adanya pengetahuan filter

SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2012 sampai dengan November 2012

PRAKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Implementasi Filter Finite Impulse Response (FIR) Window Hamming dan Blackman menggunakan DSK TMS320C6713

BAB III PERANCANGAN SISTEM PENYAMA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

DTG2D3 ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI FILTER ANALOG. By : Dwi Andi Nurmantris

MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA

SIMULASI TAPIS FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) DENGAN DISCRETE COSINE TRANSFORM (DCT)

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

BAB II DASAR-DASAR PENAPIS

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

IMPLEMENTASI FILTER DIGITAL IIR BUTTERWORTH PADA DSP STARTER KIT TMS320C3x

Desain Filter Respon Impuls TakTerbatas (Infinite Impulse Response/IIR)

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang

DENGAN RESPON ELLIPTIC DAN BESSEL MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713 IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR)

Merancang dan Mensimulasi Infinite Impulse Response Chebyshev Low-Pass Digital Filter Menggunakan Perangkat FPGA. Mariza Wijayanti 1a

Modul VIII Filter Aktif

SKRIPSI FILTER DIGITAL FIR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA. ft- ~ Blicl NAMA: BUDI NRP :

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

ANALISIS UNJUK KERJA EKUALIZER PADA SISTEM KOMUNIKASI DENGAN ALGORITMA STOP AND GO

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s


BABI PENDAHULUAN. Pemakaian tiiter sebagai pembatas atau penyaring frekuensi sinyal

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SIMULASI RANCANGAN FILTER BUTTERWORTH MENGGUNAKAN XILINX-ISE 8.1i DAN MODELSIM 6.1b

Perancangan dan Implementasi Percobaan Pengolahan Sinyal Digital Secara Online

Implementasi Filter Digital Finite Impulse Response Metode Penjendelaan Blackman pada DSP TMS320C6711

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI

JOBSHEET 9 BAND PASS FILTER

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

IMPLEMENTASI FILTER INFINITE IMPULSE RESPONSE (IIR) DENGAN RESPON BUTTERWORTH DAN CHEBYSHEV MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

SIMULASI FILTER SALLEN KEY DENGAN SOFTWARE PSPICE

Simulasi Perancangan Filter Analog dengan Respon Chebyshev

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

Implementasi Filter Digital Finite Impulse Response Metode Penjendelaan Hamming pada DSP

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 5 (BAND STOP FILTER)

PERANCANGAN FILTER DIGITAL IIR/INFINITE IMPULSE RESPONSE

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

MODUL 2 DESAIN DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA FILTER DIJITAL IIR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

BAB II DASAR TEORI. satu simbol mengganggu simbol berikutnya. ISI biasanya disebabkan oleh propagasi

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

IMPLEMENTASI FILTER DIGITAL FIR (FINITE IMPULSE RESPONSE) PADA FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAYS (FPGA)

Pembuatan Pola Data Bahan Bakar Solar Yang Dicampur Minyak Tanah Menggunakan Sensor Gas Dengan Metode Fast Fourier Transform

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( )

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

MAKALAH LOW PASS FILTER DAN HIGH PASS FILTER

BABI PENDAHULUAN. Pada dunia elektronika dibutuhkan berbagai macam alat ukur dan analisa.

OPTIMASI RERATA DALAM PROSES KORELASI SILANG UNTUK MENENTUKAN LOKASI RADIO TRANSMITTER

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

Implementasi Real Time Digital Audio Equalizer 4 Band menggunakan DSK TMS320C6713

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS : SINYAL EEG

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Transformasi Citra ABDUL AZIS, M.KOM

PERANCANGAN DAN REALISASI FIR FILTER UNTUK INTER SATELLITE LINKS(ISL) PADA FREKUENSI MHZ DENGAN MENGGUNAKAN FPGA

BAB II TEORI PENUNJANG

PEWUJUDAN TAPIS DIGITAL BANDPASS IIR MENGGUNAKAN DSK TMS320C6713TM TM BERBASIS SIMULINK

Transkripsi:

BAB VI FILTER DIGITAL Filter atau tapis adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menyaring sinyal, sebagian sinyal akan dibiarkan lewat, sebagian yang lain akan akan ditahan. Filter yang sering digunakan adalah filter untuk menyaring sinyal berdasarkan frekuensi sinyal, artinya sinyal dengan frekuensi tertentu akan dibiarkan lewat, sinyal frekuensi yang lain akan ditahan. Berdasarkan sinyal yang diproses, filter dibagi menjadi dua, yaitu filter analog dan filter digital. Secara umum, filter digital adalah sama dengan filter analog, hanya saja sinyal input dan sinyal outputnya adalah sinyal digital. Oleh karena itu, komponen-komponen filter digital tidak terdiri dari R, L, C atau gabungannya, tetapi terdiri dari penjumlah (adder), pengali (multiplier), dan elemen tunda (delay element) atau gabungannya. y(n) x(n) z - a b Gambar 6.. Contoh filter analog (atas) dan filter digital (bawah) PSD Bab VI Filter Digital 77

Secara garis besar, ada dua macam filter digital, yaitu filter IIR (Infinite Impulse Response) dan filter FIR (Finite Impulse Response). Filter FIR adalah sistem yang murni umpan maju (feedforward), stabil, strukturnya sederhana dan fasenya linier. Sedangkan filter IIR dapat berupa sistem umpan maju atau umpan balik (feedback). Tidak seperti FIR, filter IIR mempunyai fase yang tidak linier dan mempunyai potensi untuk tidak stabil. Kelebihan IIR adalah pelemahan (attenuation) yang tinggi untuk orde yang lebih rendah, bila dibanding dengan FIR. y(n) x(n) z - b a x(n) z - y(n) b b Gambar 6.. Filter IIR (atas) filter FIR (bawah) Gambar 6.3. Contoh respon frekuensi filter IIR (atas) dan FIR (bawah) PSD Bab VI Filter Digital 78

A. Filter IIR (Infinite Impulse Response Filter) Suatu filter IIR adalah sistem yang mempunyai tanggapan terhadap impuls satuan (unit impulse) dengan panjang tak terhingga. Dengan kata lain, ketika filter tersebut diberi masukan berupa impuls (impulse), keluarannya terus ada sampai waktu mendekati tak hingga. Desain filter IIR ada dua cara, yaitu user defined dan filter klasik. Cara pertama dinyatakan dengan transfer function, distribusi pole dan zero atau dengan variabel state. Cara kedua didasarkan kepada model filter analog, kemudian dengan transformasi tertentu diubah menjadi filter digital. Cara pertama disebut cara langsung dan yang kedua disebut sebagai cara tak langsung. Dan karena cara pertama secara matematis terlalu rumit untuk buku ini, dan masih memiliki potensi tidak stabil, maka pada buku ini hanya akan dibahas cara kedua saja. Untuk merealisasikan suatu filter digital sederhana, suatu model filter waktu kontinyu H(s) harus diubah menjadi model waktu diskrit H(z). Metode untuk memetakan transfer function waktu kontinyu ke transfer function waktu diskrit menjadi penting. Salah satu metode untuk hal ini adalah transformasi Bilinear. Transformasi ini mengubah variabel s menjadi variabel z, dengan rumus: z z s f s (6.) T z z dengan T adalah periode pencuplikan dan f s adalah frekuensi pencuplikan. Transformasi Bilinear ini sifatnya tidak linier, sehingga dapat menghasilkan distorsi berupa pergeseran frekuensi cut-off dari frekuensi yang dikehendaki semula. Untuk menghindari hal ini, diperlukan suatu prewarping (pembengkokan awal) sebelum pelaksanaan transformasi Bilinear. Proses prewaping berarti mendesain frekuensi cut-off filter analog sedemikian rupa sehingga frekuensi cut-off filter digital, c, sama dengan frekuensi cut-off filter analog, c T : c tan f tan c p s (6.) T dimana p adalah frekuensi cut-off filter analog hasil prewarping, T adalah periode pencuplikan, dan f s adalah frekuensi pencuplikan PSD Bab VI Filter Digital 79

Secara umum, perancangan filter IIR dengan metode ini terdiri dari enam tahap:. Penetapan spesifikasi filter digital yang dikehendaki. Prewarp frekuensi digital ke frekuensi analog (hal ini khusus bila menggunakan transformasi bilinear). 3. Perancangan filter prototype analog, dalam hal ini adalah penetapan ordenya 4. Perancangan filter analog menggunakan transformasi frekuensi ke frekuensi 5. Perancangan filter digital dengan mentransformasikan dari domain-s ke domain-z, dalam hal ini menggunakan tranformasi bilinear 6. Implementasi filter digital pada perangkat keras atau perangkat lunak Berikut akan dijelaskan tentang masing-masing tahap secara lebih terperinci. Tahap pertama adalah tahap penetapan spesifikasi filter digital. Penetapan yang dimaksud meliputi penetapan tipe filter (lowpass, highpass dan sebagainya), penetapan frekuensi cut-off, penetapan frekuensi cuplik, penetapan kemiringan transition band, toleransi passband dan toleransi stopband. Tahap kedua adalah tahap penghitungan frekuensi hasil prewarping. Akan tetapi, hal ini khusus bila menggunakan transformasi bilinear dalam mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Bila menggunakan transformasi lain, tahap ini tidak perlu dilaksanakan. Tahap ketiga adalah perancangan prototype filter analog. Pada tahap ini dipilih pendekatan filter analog yang akan dipakai, misalnya Butterworth, Chebyshev, Elliptic atau Bessel. Dengan beberapa pertimbangan, yang akan dibahas di buku ini hanya pendekatan Butterworth saja. Kemudian dihitung orde filter yang diperlukan untuk pendekatan yang dipilih. Rumus untuk menghitung orde filter prototype dengan pendekatan Butterworth adalah sebagai berikut: log A / N (6.3) log / k dengan N = orde filter prototype yang dicari, A = pelemahan minimum stopband dan = pelemahan maksimum passband. PSD Bab VI Filter Digital 80

Adapun untuk k, berbeda-beda tergantung jenis filternya. Untuk filter lowpass, k = c / s,0 /(- ) passband transition band /A stopband c s Gambar 6.4. Respon frekuensi filter lowpass tipe Butterworth Untuk filter highpass, k = s / c.,0 /(- ) passband transition band /A stopband s c Gambar 6.5. Respon frekuensi filter highpass tipe Butterworth PSD Bab VI Filter Digital 8

Untuk filter bandpass, s c c cc s cc k s c cc s cc c jika jika s s s s c c c c,0 /(- ) passband transition band /A stopband stopband s c c s Gambar 6.6. Respon frekuensi filter bandpass tipe Butterworth Untuk filter bandstop : s cc s c c cc k s cc s c cc c jika jika s s s s c c c c PSD Bab VI Filter Digital 8

,0 /(- ) passband passband transition band /A stopband c s s c Gambar 6.7. Respon frekuensi filter bandstop tipe Butterworth Setelah orde filter prototype diketahui, akan didapatkan transfer function untuk filter tersebut sesuai pendekatan yang dipilih. Adapun transfer function untuk filter prototype tipe Butterworth pada beberapa orde dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.. Transfer Function filter prototype tipe Butterworth Orde Transfer function filter prototype 3 4 s s s s 3 4,44s s s,63s 3 3,44s,63s Tahap keempat adalah tahap transformasi frekuensi, dari filter prototype ke filter yang dikehendaki. Filter prototype adalah filter lowpass dengan frekuensi cut-off radian/detik. Rumus transformasi frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut: PSD Bab VI Filter Digital 83

Tabel 6. Transformasi Frekuensi pada filter analog Prototype orde n Transformasi frekuensi Orde Lowpass ke lowpass s s n 0 Lowpass ke highpass Lowpass ke bandpass Lowpass ke bandstop 0 s n s s s s n s s n s Tahap kelima yaitu tahap transformasi domain s ke domain z, dalam hal ini penerapan transformasi Bilinear. Sebenarnya ada metode lain yang dapat dipakai pada tahap ini, seperti Impulse Invariance dan Matched-Z Transformation, tetapi pada buku ini hanya akan dibatasi pada penggunaan transformasi Bilinear. Tahap keenam adalah tahap implementasi. Pembahasan tentang ini, khususnya yang mendasari penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras, akan dilakukan secara lebih rinci pada sub bab C, tentang implementasi filter. Contoh 6.: Rancanglah suatu filter digital IIR, berbasis filter analog tipe Butterworth yang memiliki spesifikasi: Pelemahan maksimum passband : 3 db (= penguatan 0,707 kali) Jangkauan frekuensi passband : 0 khz Jangkauan frekuensi stopband : 5 khz Pelemahan stopband minimum : 9 db (= pelemahan,88 kali) Frekuensi pencuplikan : 0 khz Jawab: (ditambahkan gambar sketsa desain filter) PSD Bab VI Filter Digital 84

Langkah pertama adalah prewarping frekuensi analog yang ditentukan oleh: pp T 000 tan c 0000 tan T 0000 = 6498,4 radian/detik = 034,5 Hz T.000 tan c ps 0000 tan T 0000 = 453 radian/detik = 3 Hz dimana pp = frekuensi passband hasil prewarping ps = frekuensi stopband hasil prewarping Dari sini, orde dari prototype filter analog tipe Butterworth dapat dihitung dengan:,88 log log A / 0,707 N,63574 log/ k log 034,5/ 3 Perlu diketahui bahwa orde filter adalah bilangan bulat, sehingga meskipun hasil perhitungan berupa pecahan, akan selalu dibulatkan ke atas. Pembulatan semacam ini bisa jadi membuat filter hasil desain tidak sesuai spesifikasi yang diinginkan, tetapi secara umum lebih baik dari spesifikasi tersebut. Model prototipe Butterworth orde dua dapat dilihat pada Tabel 6., yaitu diberikan oleh persamaan: H(s) s,44s Penerapan transformasi frekuensi lowpass ke lowpass (lihat Tabel 6.) yaitu dengan mengubah setiap variabel s menjadi s/6498,4 sehingga menghasilkan model analog orde dua: H (s) s 6498,4,44 s 6498,4 PSD Bab VI Filter Digital 85

H(s) s H(s) s s 6498,4 6498,4,44 6498,4 4,3.0 3 9,.0 s 4,3.0 7 Akhirnya, penerapan transformasi Bilinear menghasilkan filter digital: H(z) 4 z.0 z (z) 4.0 4,3.0 7 7 3 4 z 7 9,.0.0 4,3.0 z 7 4,3.0 z z 7 7 z z 8,4.0 z 4,3.0 z z H 8 H(z) 4,3.0 7 z 7 7 7 408,4 4,3.0 z 80 8,46.0 z 408,4 4,3.0 H (z) 0,0676 z z z,4z 0,4 z PSD Bab VI Filter Digital 86

H(z).4. 0 db 0.8 3 db 0.6 0.4 9 db 0. 0 0 500 000 500 000 500 3000 3500 4000 4500 5000 frekuensi (Hz) Gambar 6.8. Tampilan magnitude filter analog Dari gambar di atas, terlihat bahwa hasil rancangan memiliki spesifikasi yang lebih baik dari yang diminta, yaitu pada bagian stopband. Untuk frekuensi khz pelemahan minimal yang diminta adalah 9 db, ternyata pada hasil rancangan telah mencapai 0, (4 db), sementara pelemahan 9 db telah terjadi pada frekuensi sekitar 500 Hz. Perbaikan ini disebabkan oleh adanya faktor pembulatan orde filter. Contoh 6.: Dengan menggunakan Matlab, rancanglah suatu filter IIR tipe lowpass orde 3 dengan pendekatan Butterworth. Frekuensi cut-off 5 Hz, dengan frekuensi sampling 50 Hz. Jawab: % program untuk contoh 6. [z,p,k] = buttap(3); % filter orde 3 [num,den] = zptf(z,p,k); fc = 5; % frek cut-off dalam Hz wc = *pi*fc; % frek cut-off dalam rad/detik PSD Bab VI Filter Digital 87

[n,d] = lplp(num,den,wc); fs = 50; % frekuensi sampling (Hz) points = 5; [nd,dd] = bilinear(n,d,fs); [h,w] = freqz(nd,dd,points,fs); [h3,w] = freqz(0.707,,points,fs); subplot(); plot(w,h3,'k',w,abs(h),'k'), grid; xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel('magnitude'); title('diagram Bode Filter'); % *** tampilan dalam semilog *** mag = 0*log0(abs(h)); m3 = 0*log0(abs(h3)); subplot(); semilogx(w,m3,'k',w,mag,'k'), grid; xlabel('frekuensi (Hz)'); ylabel('magnitude (db)'); title('diagram Bode Filter'); Gambar 6.9. Respon frekuensi Contoh 6. B. Filter FIR (Finite Impulse Response Filter) Filter FIR adalah suatu sistem yang mempunyai tanggapan terhadap impuls (impulse) dengan panjang terhingga. Dengan kata PSD Bab VI Filter Digital 88

lain, ketika filter tersebut diberi masukan berupa impuls (impulse), keluarannya hanya ada sampai waktu tertentu. Hal ini terjadi karena keluaran filter tersebut sengaja dibatasi sampai waktu tertentu saja. Suatu filter FIR dapat didesain dengan memotong tanggapan impuls dari suatu filter IIR. Bila h(n) adalah tanggapan impuls dari karakteristik filter IIR H(), maka tanggapan impuls dari filter FIR : h(n), 0 n N - h d n (6.4) 0, n lainnya dengan N adalah panjang filter atau orde filter. Fungsi alih z dan tanggapan frekuensi dari filter FIR diberikan oleh: N n H d z h d nz (6.5) n0 N jn H d h d ne (6.6) n0 Idealnya, H d () harus mendekati hasil Transformasi Fourier Waktu Diskrit dari h(n), atau H d () H(). Pemotongan h(n) menyebabkan terjadinya perubahan pada tanggapan frekuensinya. Salah satu perubahan tersebut adalah timbulnya riak (ripple) pada gambar magnitude-nya. Untuk menghindari timbulnya riak tersebut, dapat dilakukan dengan memperbesar nilai N. Akan tetapi dari sisi praktis, filter yang seperti itu sulit diwujudkan karena waktu tundanya menjadi sangat besar. H() H d ( - - c c (a) - - c 0 c (b) Gambar 6.0. (a) Tanggapan frekuensi filter lowpass ideal (b) Tanggapan frekuensi filter lowpass riil PSD Bab VI Filter Digital 89

Masalah yang penting pada desain filter FIR adalah fase yang linier. Seperti telah disinggung sebelumnya, fase yang linier terkait dengan waktu tunda pada keluaran filter, sementara fase tak linier menyebabkan distorsi pada sinyal. Suatu filter H d () akan mempunyai fase linier jika mempunyai tanggapan impuls yang simetri genap, atau : h d (n) = h d (m n) dimana m adalah bilangan genap, atau dengan kata lain panjang filter adalah : N = m + dengan m adalah bilangan genap. Perancangan filter FIR untuk mendapatkan fase linier ada beberapa metode, antara lain metode Windowing, metode Frekuensi Cuplik (Frequency-Sampling Method), dan metode pendekatan Chebyshev. Pada pembahasan ini hanya akan diuraikan metode Windowing. Metode ini termasuk metode yang sederhana, meskipun kurang presisi. Metode Windowing dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut:. Penetapan filter ideal dengan spesifikasi filter yang dikehendaki. Mencari tanggapan impuls dari filter tersebut dengan memakai IDTFT (Invers Discrete Time Fourier Transform) : h n H e j n d (6.7) Pada prakteknya, untuk filter lowpass langsung menggunakan rumus: sin Cn, n 0 hn n (6.8) c, n 0 sedangkan untuk jenis lain (highpass, bandpass dan bandstop) dengan melakukan manipulasi terhadap rumus di atas. 3. Memotong tanggapan impuls dari filter, sesuai orde filter yang dikehendaki, misal orde = N 4. Menggeser tanggapan impuls dari filter, sebesar (N )/, untuk mendapatkan filter yang kausal PSD Bab VI Filter Digital 90

5. Pemilihan dan penerapan windowing, sesuai tipe window yang dikehendaki 6. Implementasi filter FIR Contoh 6.3: Rancanglah suatu filter low-pass FIR dengan frekuensi cut-off pada c = 0,4 dan orde filter =. Gunakan windows jenis rectangular. Jawab: Respon frekuensi dari filter ideal tersebut adalah seperti Gambar 6.4. Respon impuls dari filter di atas dapat dicari dengan rumus: h n sin n c, C n,n 0 n 0 (6.9) PSD Bab VI Filter Digital 9

h(n) H() G - -0,4 0 0,4 Gambar 6. Respon frekuensi filter ideal 0.4 0. 0. 0.08 0.06 0.04 0.0 0-0.0-0.04-50 -40-30 -0-0 0 0 0 30 40 50 n Gambar 6.. Respon impuls filter ideal (ditampilkan sebagian) Respon impuls dari filter ideal menunjukkan bahwa filter tersebut panjangnya dua kali tak terhingga, juga adalah filter non kausal, sehingga tidak dapat direalisasikan dalam sistem waktu nyata. Oleh karena itu filter tersebut perlu dibuat menjadi filter yang panjangnya terhingga dan kausal, dengan cara dipotong, misal sepanjang cuplikan, kemudian digeser 0 cuplikan ke kanan, atau dapat dihitung dengan rumus: PSD Bab VI Filter Digital 9

h(n) h d n sin 0,4 n 0 n 0, untuk n = 0,,,... 0, dan h n 0, 4 d, khusus untuk n = 0 sehingga didapat h d (n) = { -0.04-0.057-0.003 0.05 0.0358 0.0579 0.0795 0.0989 0.4 0.40 0.73 0.40 0.4 0.0989 0.0795 0.0579 0.0358 0.05-0.003-0.057-0.04} Transformasi-z dari filter diatas didapat dari rumus berikut: H d z 0 n0 h d n didapat H d (z) = { 0.04 0.057z - 0.003z - + 0.05z -3 + 0.0358z 4 + 0.0579z -5 + 0.0795z -6 + 0.0989z -7 + 0.4z -8 + 0.40z -9 + 0.73z -0 + 0.40z - + 0.4z - + 0.0989z -3 + 0.0795z -4 + 0.0579z -5 + 0.0358z -6 + 0.05z -7 0.003z -8 0.057z -9 0.04z -0 }. z n 0.4 0. 0. 0.08 0.06 0.04 0.0 0-0.0-0.04 0 4 6 8 0 4 6 8 0 n Gambar 6.3. Respon impuls filter, untuk N = dan digeser 0 sampel ke kanan PSD Bab VI Filter Digital 93

H Sedangkan respon frekuensi filter di atas didapat dari rumus: 0 jn H d hdne (6.0) n0 Tampilan respon frekuensi untuk filter kausal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini..4. 0.8 0.6 0.4 0. 0-4 -3 - - 0 3 4 frekuensi Gambar 6.4. Respon frekuensi filter untuk N = Dari gambar di atas, terlihat bahwa respon frekuensi pada bagian stopband terdapat semacam riak (ripple). Hal ini tentu berbeda jauh dengan respon frekuensi filter ideal (lihat Gambar 6.4). Untuk menekan semacam riak tersebut, digunakan teknik windowing, yang akan dibahas pada sub sub bab 4. Masalah desain filter FIR yang belum dibahas adalah tentang desain filter selain jenis lowpass. Berikut ini akan dibahas satu per satu, yaitu highpass, bandpass dan bandstop. Pembahasan berikut berdasarkan manipulasi terhadap desain filter lowpass. PSD Bab VI Filter Digital 94

. Desain Filter Highpass Desain filter highpass dilakukan dengan memanfaatkan apa yang disebut filter allpass. Respon frekuensi filter allpass adalah seperti gambar di bawah ini: -π π Gambar 6.5. Respon frekuensi filter allpass Dengan memperhatikan gambar di atas, desain filter highpass dilakukan dengan filter allpass dikurangi filter lowpass, seperti gambar berikut: -π π filter allpass -Ω c Ω c filter lowpass -Ω c Ω c filter highpass Gambar 6.6. Ilustrasi desain filter FIR jenis highpass Persamaan untuk mendapatkan tanggapan impuls untuk filter highpass adalah: n m sin C n m n m sin untuk n m h d n (6.) C untuk n m PSD Bab VI Filter Digital 95

. Desain Filter Bandpass Desain filter bandpass dilakukan dengan mendesain filter lowpass dikurangi filter lowpass lainnya -π -Ω ch Ω ch π filter lowpass filter lowpass -Ω cl Ω cl -π -Ω ch -Ω cl Ω cl Ω ch π filter bandpass Gambar 6.7. Ilustrasi desain filter FIR jenis bandpass Persamaan untuk mendapatkan tanggapan impuls untuk filter bandpass adalah: CHn m sin CLn m n m sin, untuk n m h d n (6.) CH CL, untuk n m 3. Desain Filter Bandstop Desain filter bandstop dilakukan dengan mendesain filter allpass dikurangi filter lowpass ditambah filter lowpass lain. n m sin CHn m sin CLn m n m sin h d n (6.3) CH CL PSD Bab VI Filter Digital 96

-π π filter allpass filter lowpass -π -Ω ch Ω ch π filter highpass -π π filter lowpass -Ω cl Ω cl -π -Ω ch -Ω cl Ω cl Ω ch π filter bandstop Gambar 6.8. Ilustrasi desain filter FIR jenis bandstop Contoh 6.4: Dengan Matlab, desain suatu filter FIR tipe lowpass dengan frekuensi cut-off 0,5. Tampilkan bagian magnitude dan sudut fase dalam dua gambar terpisah. Jawab: % *** filter FIR *** N = 3; % orde filter omegac = 0.5; % frekuensi cutoff digital m = (N-)/; % penggeseran fase n = 0:*m+0; % penetapan titik untuk plot h = omegac/pi * sinc(omegac*(n-m)/pi); w = [ones(,n) zeros(, length(n)-n)]; % window hd = h.* w; [Hd, omega] = freqz(hd, ); phase = 80/pi * unwrap(angle(hd)); PSD Bab VI Filter Digital 97

subplot(); plot(omega,0.707,omega,abs(hd)),grid; title('respon frekuensi filter FIR'); xlabel('frekuensi (rad/sampel)'); ylabel('magnitude'); subplot(); plot(omega,phase), grid; xlabel('frekuensi (rad/sampel)'); ylabel('sudut fase (der)'); Gambar 6.9. Respon frekuensi filter FIR pada Contoh 6.4. 4. Windowing dan pengaruhnya Pada filter FIR, tanggapan impuls h(n) yang panjangnya tak terhingga dipotong sampai panjang tertentu, menjadi h d (n). Hal ini sama dengan mengalikan h(n) dengan suatu window (jendela) tertentu, w(n), atau ditulis : h d (n) = h(n) w(n) (6.4) Hanya saja, penggunaan window rectangular (persegipanjang), menghasilkan pemotongan yang mendadak pada h(n). Akibatnya muncul adanya riak (ripple) pada tanggapan frekuensinya. Untuk mengurangi ripple ini, perlu suatu pemotongan yang lebih baik, yaitu perubahan nilai h d (n) yang lebih gradual, dengan cara mengubah window yang dipakai. Berikut beberapa jenis window: PSD Bab VI Filter Digital 98

hd(n) H hd(n) H Tabel 6.3. Jenis-jenis window Nama window w(n), 0 n N- Bartlett (segitiga) Blackman Hamming Hanning N n N 4n 0,4 0,5cos 0.08cos N N n 0,54 0,46cos N n cos N Perbedaan window yang dipakai, menyebabkan sifat yang berubah, baik pada tanggapan impuls maupun tanggapan frekuensi, seperti pada gambar berikut: 0.5 0. 0.05 0-0.05 0 5 0 5 0 n 0.5 0. 0.05 0.5 0.5 0-4 - 0 4 frekuensi 0.8 0.6 0.4 0. -0.05 0 5 0 5 0 n 0-4 - 0 4 frekuensi Gambar 6.0. Tanggapan impuls dan tanggapan frekuensi untuk window rectangular (atas) Tanggapan impuls dan tanggapan frekuensi untuk window Hamming (bawah) PSD Bab VI Filter Digital 99

C. Implementasi Filter Digital Implementasi filter digital dapat menggunakan beberapa cara, yaitu dengan perangkat lunak atau perangkat keras. Implementasi dengan perangkat lunak berarti membuat suatu program komputer untuk diterapkan pada komputer digital. Adapun implementasi dengan perangkat keras adalah mendesain suatu prosesor khusus, yang didalamnya terdiri dari kumpulan penjumlah, pengali dan unit penunda (delay unit). Implementasi dengan perangkat lunak mempunyai kelebihan pada kemudahan melakukan desain ulang. Juga memungkinkan untuk menerapkan algoritma yang cukup rumit. Sebaliknya, implementasi dengan perangkat keras akan mengalami kesulitan pada dua hal di atas, tetapi mempunyai kelebihan pada kecepatan prosesnya. Pembahasan berikut hanya menyangkut dasar-dasar implementasi, yang dapat diterapkan pada perangkat keras maupun perangkat lunak Hasil desain filter digital (sebelum diimplemetasikan) adalah berupa transfer function dalam variabel z. Bila input adalah X(z) dan output adalah Y(z), transfer function suatu filter digital biasanya dinyakan dalam bentuk: Y z X z b0 bz a z b a z z b a m mz n nz, n m (6.5) dimana a dan b adalah koefisien riil, sedangkan z - adalah simbol dari unit penunda. Dari transfer function seperti inilah implemetasi filter digital dilaksanakan. Berikut akan dibahas dua jenis implementasi, yaitu Pemrograman Langsung dan Pemrograman Standar.. Pemrograman Langsung (Direct Programming) Implementasi jenis ini dilakukan dengan mengubah transfer function filter digital G(z) di atas, menjadi bentuk berikut: Y(z) + a z - Y(z) +... + a n z -n Y(z) = b 0 X(z) +... + b m z -m X(z) Y(z) = a z - Y(z)... a n z -n Y(z) + b 0 X(z) +... + b m z -m X(z) Implementasi jenis ini sangat mudah dilakukan, yaitu dengan mengubah persamaan diatas ke dalam diagram blok (lihat Gambar 6.9). Kelemahan implementasi jenis ini adalah memerlukan unit penunda yang cukup banyak, yaitu sebanyak (m + n) buah, oleh PSD Bab VI Filter Digital 00

karena itu, implementasi jenis ini jarang dipakai. Dan untuk keperluan praktis, biasanya diupayakan agar pemakaian unit penunda adalah minimum. b 0 b Y(z) X(z) z - z - b m z - z - a a n Gambar 6.. Diagram blok implementasi filter dengan Pemrograman Langsung. Pemrograman Standar (Standard Programming) Implementasi jenis ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah susunan transfer function filter digital menjadi : Yz m b 0 bz bmz n Xz a z a z Y z Y z X z H z dimana z Y H z H z X z H z X z m 0 bz bz bmz b a n z a z a nz Dari dua transfer function diatas, bentuknya diubah menjadi: Y(z) = b 0 H(z) + b z - H(z) +... + b m z -m H(z) H(z) = X(z) a z - H(z) a z - H(z)... a n z -n H(z) Masing-masing transfer function dibentuk menjadi diagram blok terpisah, dan kemudian digabung menjadi satu. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat Gambar 6.5. Implementasi jenis ini memang sedikit lebih rumit dibanding Pemrograman Langsung, karena harus melakukan n PSD Bab VI Filter Digital 0

dekomposisi, kemudian menggabungkannya lagi. Akan tetapi implementasi jenis ini memerlukan unit penunda yang lebih sedikit, yaitu n buah. Implementasi jenis ini lebih banyak dipakai, daripada jenis Pemrograman Langsung. b 0 b H(z) z - z - b z - b m Y(z) X(z) H(z) z - z - z - a a b 0 b a n X(z) z - z - b z - b m Y(z) a a a n a n Gambar 6.. Diagram blok implementasi filter dengan Pemrograman Standar Contoh 6.5: Implementasikan filter berikut dengan Pemrograman Langsung dan Pemrograman Standar: G z Y z X z 0,6z 0,5z PSD Bab VI Filter Digital 0

Jawab: a. Dengan Pemrograman Langsung Transfer function filter di atas diubah menjadi: Y(z) = - 0,5z - Y(z) + X(z) 0,6z - X(z) b. Dengan Pemrograman Standar Transfer function filter di atas diubah menjadi: Yz Hz 0,3z Hz Xz 0,5z Diagram blok untuk masing-masing implementasi adalah: x(n) X(z) z - -0,3 + + + -0,5 z - y(n) Y(z) (a) h(n) H(z) z - 0,3 + - y(n) Y(z) x(n) X(z) + - z - 0,5 h(n ) z - H(z) x(n) X(z) + - z - 0,3 - + 0,5 y(n) Y(z) (b) Gambar 6.3. Diagram Blok implementasi filter dengan (a) Pemrograman Langsung dan (b) Pemrograman Standar PSD Bab VI Filter Digital 03

D. Soal-soal. Rancang suatu filter digital IIR, berbasis filter analog tipe Butterwowth yang memiliki spesifikasi: Pelemahan maksimum passband : 3 db Jangkauan frekuensi stopband : 0 - khz Jangkauan frekuensi passband : 3-5 khz Pelemahan stopband minimum : 0 db Frekuensi pencuplikan : 0 khz. Rancang filter lowpass FIR orde 7 dengan frekuensi cut-off 600 Hz, untuk frekuensi pencuplikan 8 khz. Gunakan window tipe rectangular. 3. Implementasikan filter berikut dengan Pemrograman Standar: 3,8z Y z X z 0,5z E. Soal-soal yang Dikerjakan Dengan Matlab. Desain dan implementasikan suatu filter FIR untuk menampilkan hanya sinyal frekuensi rendah dari suatu campuran sinyal : x (n) = sin(0nt) dan x (n) = (60nT), dengan frekuensi sampling 00 Hz. Buatlah tampilan dalam dua gambar, gambar atas untuk menampilkan campuran sinyal dan gambar bawah untuk menampilkan sinyal hasil pentapisan (penyaringan).. Desain dan implementasikan suatu filter jenis IIR untuk menampilkan hanya sinyal frekuensi 00 Hz dari suatu campuran sinyal : x (n) = cos(50nt) x (n) = cos(00nt), dan x 3 (n) = cos(600nt) dengan frekuensi sampling khz. Buatlah tampilan dalam empat gambar, gambar kiri atas untuk menampilkan magnitude respon frekuensi filter, kanan atas untuk sudut fase, kiri bawah untuk campuran sinyal dan gambar kanan bawah untuk menampilkan sinyal hasil pentapisan (penyaringan). PSD Bab VI Filter Digital 04