STUDI ANALITIK POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU DINDING ELEMEN BAKAR SILINDER DI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

SIMULASI KARAKTERISTIK ALIRAN DAN SUHU FLUIDA PENDINGIN (H 2 O) PADA TERAS REAKTOR NUKLIR SMR (SMALL MODULAR REACTOR)

RANCANG BANGUN MODEL ALAT UJI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR (SMR)

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

Rancang Bangun Model Alat Uji Teras Reaktor Nuklir Small Modular Reactor (SMR) Dengan Fluida Pendingin H2O Untuk Kondisi Konveksi Paksa

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN PKM-P

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA PADA NANOFLUIDA AIR-ZrO 2 DI DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIEMPAT. Ketut Kamajaya, Efrizon Umar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

PENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Kedatangan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

Studi Numerik Pengaruh Gap Ratio terhadap Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Susunan Setengah Tube Heat Exchanger dalam Enclosure

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE

ANALISIS TERMOHIDROLIK TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN BAKAR DI BULK SHIELDING MENGGUNAKAN CFD FLUENT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemodelan Sistem Sirkulasi Alami pada Reaktor nuklir dengan Variasi Ketinggian Alat yang Berbeda

PERPINDAHAN PANAS PIPA KALOR SUDUT KEMIRINGAN

ANALISIS WARM WATER LAYER SEBAGAI SISTEM PROTEKSI PADA REAKTOR SERBA GUNA G. A. SIWABESSY DENGAN MENGGUNAKAN KOMPUTASI DINAMIKA FLUIDA

Studi Numerik Distribusi Temperatur dan Kecepatan Udara pada Ruang Keberangkatan Terminal 2 Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KORELASI EMPIRIS LOKAL PERPINDAHAN PANAS PADA BAGIAN SILINDER KONSENTRIS MODEL SUNGKUP AP1000. Nanang Triagung Edi Hermawan *

ANALISA LAJU ALIRAN FLUIDA PADA MESIN PENGERING KONVEYOR PNEUMATIK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI CFD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-174

NASKAH PUBLIKASI ANALISA PERPINDAHAN PANAS TERHADAP RECTANGULAR DUCT DENGAN TEBAL m MENGGUNAKAN ANSYS 12 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

KARAKTERISTIK TERMOHIDROLIK REAKTOR TRIGA 2000 UNTUK KONDISI 110 PERSEN DAYA NORMAL

SIDANG TUGAS AKHIR FITRI SETYOWATI Dosen Pembimbing: NUR IKHWAN, ST., M.ENG.

STUDI TEORITIK KARAKTERISTIK ALIRAN PENDINGIN DI SEKITAR TERAS REAKTOR TRIGA 2000 MENGGUNAKAN CFD. Mahasiswa Pascasarjana Institut Teknologi Bandung 2

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH DENSITAS DAN VISKOSITAS TERHADAP PROFIL KECEPATAN PADA ALIRAN FLUIDA LAMINAR DI DALAM PIPA HORIZONTAL

METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-198

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

Gambar 2.1.(a) Geometri elektroda commit to Gambar user 2.1.(b) Model Elemen Hingga ( Sumber : Yeung dan Thornton, 1999 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Studi Numerik Pengaruh Sudut Bukaan Damper Pada Saluran Udara (Studi Kasus di PT. PJB UP Gresik)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-659

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN GENERIK BERBAGAI MODEL DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

ANALISA DISTRIBUSI PANAS PADA ALAT PENGERING RUMPUT LAUT (STUDI KASUS PADA ALAT PENGERING RUMPUT LAUT DI SITUBONDO)

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.2 Tahapan Analisis Persamaan Differensial untuk Transfer Energi

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 4, Oktober 2013

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan

Analisa Aliran Fluida Dalam Pipa Spiral Pada Variasi Pitch Dengan Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KARAKTERISTIKA FRAKSI VOID PADA KONDISI RE-FLOODING POST LOCA MENGGUNAKAN RELAP5

Diterima editor 22 September 2014 Disetujui untuk publikasi 14 Oktober 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung pada bulan Mei 2014 sampai September 2014.

SIMULASI NUMERIK PENINGKATAN PERPINDAHAN PANAS PADA PENUKAR KALOR DENGAN RECTANGULAR- CUT TWISTED TAPE INSERT

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH DIAMETER SHOULDER DAN BENTUK PIN TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA FRICTION STIR WELDING DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN CFD TIGA DIMENSI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) G-184

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUDUT ATAP CEROBONG TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA RUANG PENGERING BERTINGKAT DAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS

Analisis Termohidrolik Fasilitas Eksperimen SAMOP (Reaktor Subkritik Produksi Isotop 99 Mo)

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

ANALISIS KEHILANGAN ALIRAN PENDINGIN PRIMER RSG-GAS MODA SATU JALUR

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

KARAKTERISTIKA PERPINDAHAN PANAS TABUNG COOLER PADA FASILITAS SIMULASI SISTEM PASIF MENGGUNAKAN ANSYS

Transkripsi:

STUDI ANALITIK POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU DINDING ELEMEN BAKAR SILINDER DI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR (SMR) Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Ery Diniardi 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta, 10510 * Email: airamadhan@yahoo.com Abstrak Perkembangan dan penggunaan energi nuklir saat ini berkembang sangat pesat, untuk mencapai teknologi yang semakin maju, baik dari segi desain, faktor ekonomi dan juga faktor keselamatannya. Dari aspek termofluida reaktor nuklir harus dilakukan dengan perhitungan dan kondisi yang mendekati sempurna. Termasuk saat ini adalah pengembangan fluida pendingin yang berasal dari nanofluida. Secara teoritis nanofluida memiliki konduktivitas termal yang tinggi dibandingkan fluida air ringan yang biasa digunakan diteras reaktor nuklir diseluruh dunia. Dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan analitik untuk mengetahui pola aliran dan distribus suhu di dinding elemen bakar dari perpindahan panas konveksi pada teras reaktor nuklir dengan susunan sub buluh segi enam ketika menggunakan nanofluida Al 2O 3 sebagai fluida pendingin. Selanjutnya untuk pemodelan analitik ini akan dilakukan dengan menggunakan CFD code yaitu FLUENT. Kata kunci: nanofluida, pola aliran, distribusi suhu, konveksi, CFD 1. PENDAHULUAN Keselamatan merupakan masalah yang sangat diperhatikan dalam proses perancangan, pengoperasian dan pengembangan suatu reaktor nuklir. Oleh sebab itu, metode analisis yang digunakan dalam semua kegiatan tersebut harus teliti dan handal sehingga mampu memprediksi berbagai kondisi pengoperasian reaktor, baik pada kondisi operasi normal maupun pada saat terjadi kecelakaan. (Umar, 2007). Selain aspek neutronik, aspek termohidrolika merupakan aspek yang penting untuk keselamatan desain dan pengoperasian suatu reaktor nuklir. Besaran termohidrolika seperti tekanan, laju aliran pendingin dan temperatur bahan bakar perlu diketahui melalui prediksi perhitungan (Nazar, 1997). Menurut Ramadhan, A. I., (2012) bahwa nanofluida Al2O3 dapat dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan sebagai fluida pendingin di teras reaktor nuklir yang berbasis fluida pendinginnya adalah fluida air ringan maupun fluida yang lainnya. Sehingga kelak nanofluida dapat menggantikan fluida pendingin yang sudah ada. Dimana nanofluida memiliki konduktivitas termal yang tinggi dibandingkan fluida air ringan. Salah satu penelitian yang saat ini menjadi prioritas dalam penelitian sistem pendinginan adalah penggunaan nano-partikel yang dicampur dengan air (nanofluida) untuk meningkatkan performa pengambilan kalornya. Secara teoritis nanofluida termasuk didalamnya nanopartikel memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi dibandingkan fluida air ringan biasa, sehingga mampu menyerap dan memindahkan kalor dengan lebih baik. Buongiorno dan timnya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika telah melakukan penelitian yang berkaitan dengan nanofluida, telah dibuktikan bahwa nilai Critical Heat Flux (CHF) nanofluida lebih besar dibandingkan fluida air ringan biasa. (Buongiorno, dkk., 2008) Penelitian ini akan menggunakan nanofluida sebagai fluida pendingin di teras reaktor nuklir berbahan bakar silinder dengan susunan sub buluh segi enam. Kegiatan penelitian difokuskan pada pengkajian lebih dalam mengenai aspek termofluida atau pengambilan panas hasil reaksi fisi nuklir secara konveksi yang terjadi di teras reaktor nuklir berbahan bakar silinder dengan susunan sub buluh segi enam dengan menggunakan nanofluida Al 2O 3 sebagai fluida pendingin. M-20

2. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi atau pendekatan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode numerik dengan terlebih dahulu melakukan analisis awal berdasarkan literatur-literatur yang digunakan. Langkah-langkah metodologinya, sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur dan melakukan analisis berdasarkan data-data awal dari penelitian perpindahan kalor nanofluida yang pernah dilakukan. b. Membuat pemodelan untuk teras reaktor nuklir berbahan bakar silinder susunan sub buluh segi enam dengan menggunakan CFD Code, yaitu FLUENT untuk memperoleh data-data distribusi suhu bahan bakar dan juga pola vektor kecepatan aliran di teras reaktor nuklir. c. Melakukan analisis data dan perhitungan akhir, sehingga diperoleh perhitungan numerik dan juga perhitungan analitik untuk aspek termal yang terjadi di teras reaktor nuklir menggunakan nanofluida Al 2O 3 sebagai fluida pendingin. Alur penelitian untuk proses simulasi numerik pada teras reaktor nuklir berbahan bakar silinder dengan susunan sub buluh segi enam dengan fluida pendingin nanofluida, seperti pada Gambar 1. dibawah ini: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Alur penelitian Pembuatan Model Teras Reaktor Nuklir Small Modular Reactor (SMR) Hal yang perlu dilakukan pertama kali sebelum melakukan proses simulasi adalah membuat model yang terjadi pada subbuluh susunan segi enam. Dalam hal ini model yang dibuat adalah berupa model volume. Asumsi penyederhanaan model yang dilakukan adalah menganggap model subbuluh susunan segi enam sama dengan teras reaktor SMR (Small Reactor Modular) tipe Heksagonal dan fluks panas yang dihasilkan seragam. Dalam pembuatan model ini menggunakan program GAMBIT sebagai pembuatan model. Model yang akan disimulasikan pada riset ini adalah seperti dibawah ini: M-21

Meshing Gambar 2. Pemodelan pada reaktor SMR sub buluh susunan segi enam Meshing adalah proses dimana geometri secara keseluruhan dibagi-bagi dalam elemenelemen kecil ini nantinya berperan sebagai control surface atau volume dalam proses perhitungan yang kemudian tiap-tiap elemen ini akan menjadi inputan untuk elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi berulang-ulang hingga domain terpenuh. Dalam meshing elemen-elemen yang akan dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk geometri. Dalam skripsi ini aplikasi meshing yang dipakai adalah GAMBIT. Dalam penelitian ini semua konfigurasi tipe elemen disimulasikan menggunakan elemen hybrid atau tetrahedron. Dibawah ini gambar hasil meshing dengan konfigurasi meshing volum dan interval size sebesar 5. Pemodelan Numerik dengan FLUENT Gambar 3. Hasil meshing dari GAMBIT FLUENT adalah salah satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume hingga. FLUENT menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif mudah. Jenis mesh yang didukung FLUENT adalah tipe 2D triangular-quadrilateral, 3D tetrahedral-hexahedralpyramid-wedge, dan mesh campuran (hybrid). FLUENT juga menyediakan fasilitas untuk memperhalus atau memperbesar mesh yang sudah ada. Secara umum langkah-langkah dalam melakukan analisis CFD dengan menggunakan FLUENT. Input Nilai Parameter-Parameter pada FLUENT Pemodelan numerik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perangkat FLUENT versi 6.2.16. Simulasi numerik terhadap volume atur yang telah dibuat dengan program GAMBIT dilakukan untuk kondisi steady. Dalam pemodelan numerik tersebut, diperlukan beberapa asumsi, antara lain: - Perpindahan panas secara konduksi pada dinding dalam maupun luar pada model sub buluh heksagonal diabaikan. - Perpindahan panas radiasi dari dinding dalam maupun luar pada model sub buluh heksagonal diabaikan. M-22

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pemodelan numerik adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan model. - Solver Pada penelitian ini digunakan pressured based karena aliran yang dianalisis bersifat inkrompresibel dengan kecepatan rendah. - Energi Persamaan energi harus diaktifkan agar dapat memodelkan proses perpindahan panas yang terjadi dalam sistem. b. Menentukan properties material yang digunakan. Jenis fluida yang digunakan adalah nanofluida. Sifat sifat fisik nanofluida seperti densitas, viskositas, konduktivitas termal, dan panas jenis dimodelkan sebagai fungsi temperatur. Tabel 1. Propertis material nanofluida Al 2O 3-Water c. Menentukan kondisi operasi Pengaruh percepatan gravitasi juga diikutsertakan dalam sistem dengan nilai 9.8 m/s. Gauge Pressure = 0 Pa. d. Menentukan kondisi batas (boundary condition). Pada pemodelan numerik, setting kondisi batas pada volume atur dilakukan dengan memasukkan nilai kuantitatif dari parameter-parameter yang terkait tipe boundary, diantaranya besar fluks panas pada permukaan silinder pemanas. Konfigurasi panas pada permukaan didekati dengan fluks panas konstan. Nilai-nilai parameter sebagai kondisi batas volume atur ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Input nilai parameter-parameter kondisi batas Karakteristik Kecepatan Aliran pada Sub Buluh di Teras Reaktor Small Modular Reactor (SMR) Karakteristik pola aliran pergerakan dari nanofluida sebagai fluida pendingin secara konveksi alamiah yang terjadi di teras reaktor nuklir tipe Small Modular Reactor (SMR) dengan sub buluh segi enam, dapat dilihat pada Gambar 4. hingga Gambar 6. berikut ini: Gambar 4. Kontur kecepatan aliran nanofluida Al 2O 3 (1%) dengan fluks panas 1000 W/m 2 M-23

Gambar 5. Kontur kecepatan aliran nanofluida Al 2O 3 (3%) dengan fluks panas 1000 W/m 2 Gambar 6. Kontur kecepatan aliran fluida Air %) dengan fluks panas 1000 W/m 2 Pada Gambar 4. menunjukkan kondisi perlakuan nanofluida Al 2O 3 untuk kondisi diberikan fluks panas 100 dan 1000 W/m 2 dengan fraksi volumenya sebesar 1%, dan untuk Gambar 5. merupakan nanofluida Al 2O 3 dengan fraksi volume sebesar 3%, dan untuk Gambar 6. menunjukkan pembanding fluida pendingin yang biasanya digunakan pada pendingin reaktor nuklir yaitu fluida air H 2O. Gambar 4. hingga Gambar 6. merupakan kontur kecepatan aliran dari nanofluida Al 2O 3 dan fluida air ringan H 2O pada posisi tengah dari sub buluh pada segi enam di teras reaktor nuklir tipe Small Modular Reactor (SMR). Pada Gambar tersebut memperlihatkan pola kecepatan aliran searah sumbu z (dari bawah ke atas) menunjukkan terjadinya penurunan kecepatan dimulai pada awal pergerakan aliran sebesar 1 m/s menurun pada akhir sub buluh menjadi sebesar 0.95 m/s. Hal ini membuktikan bahwa yang terjadi adalah konveksi paksa, yaitu terjadinya pergerakan fluida yang disebabkan oleh perbedaan kerapatan fluida dan juga karena faktor gradien temperatur fluidanya. Dan, juga menunjukkan bahwa profil kecepatan aliran dari masing-masing nanofluida dan juga fluida air terjadinya peningkatan kecepatan aliran diawal ditandai dengan warna kuning sebagai awal kecepatan yang diberikan, kemudian menurun dengan ditandai pada hasil simulasi adalah warna biru muda. Distribusi Suhu Dinding Silinder pada Sub Buluh di Teras Reaktor Small Modular Reactor (SMR) Selanjutnya, setelah mengetahui pola aliran yang terjadi pada teras reaktor nuklir tipe Small Modular Reactor (SMR) dengan susunan sub buluh segi enam, dapat dianalisis distribusi suhu pada dinding silinder bahan bakar ketika diberikan fluida pendinginnya yaitu nanofluida Al 2O 3 dan fluida air ringan H 2O, dapat dilihat pada Gambar 7. hingga Gambar 9. berikut ini: M-24

Gambar 7. Kontur distribusi suhu untuk nanofluida Al 2O 3 (1%) dengan fluks panas 1000 W/m 2 Gambar 8. Kontur distribusi suhu untuk nanofluida Al 2O 3 (3%) dengan fluks panas 1000 W/m 2 Gambar 9. Kontur distribusi suhu untuk fluida Air H 2O dengan fluks panas 1000 W/m 2 Pada Gambar 7 hingga 8, merupakan kontur distribusi suhu dari masing-masing fluida pendingin, yaitu nanofluida Al 2O 3 dan fluida air ringan H 2O pada kondisi fluks panas 1000 W/m2 untuk 7 elemen bakar pada susunan sub buluh segi enam pada teras reaktor nuklir Small Modular Reactor (SMR). Dari Gambar diatas terlihat bahwa pola distribusi suhu pada masing-masing fluida pendingin memiliki kemiripan distribusi suhu pada silinder elemen bahan bakarnya, yaitu penyebaran suhu pada silinder awal searah sumbu z (pada 0 m hingga 0.5 m) akan mengalami kenaikan secara signifikan dan mendekati pola linear. Sehingga apabila dibuatkan grafik hubungan antara distribusi suhu dinding silinder terhadap posisi (m) untuk masing-masing fluida pendingin dengan kondisi fluks panas 100 W/m 2 dan 1000 W/m 2, dapat dilihat pada Gambar 10. dan Gambar 11. dibawah ini: M-25

Gambar 10. Hubungan besaran distribusi suhu dinding silinder terhadap posisi (m) pada sub buluh segi enam di teras reaktor nuklir SMR untuk nanofluida Al 2O 3 dan Air H 2O dengan fluks panas 100 W/m 2 Gambar 11. Hubungan besar distribusi suhu dinding silinder terhadap posisi (m) pada sub buluh segi enam di teras reaktor nuklir SMR untuk nanofluida Al 2O 3 dan Air H 2O dengan fluks panas 1000 W/m 2 Dari Gambar 10. dan Gambar 11. memperlihatkan untuk masing-masing fluida pendingin yaitu nanofluida Al 2O 3 dan fluida air ringan H 2O dengan masing-masing kondisi fluks panas di silinder elemen bahan bakar menunjukkan pola kecenderungan kenaikan seiring dengan posisi silinder tersebut, dimulai pada posisi 0 m hingga posisi 0.5 m (ujung silinder elemen bahan bakar). Hal ini disebabkan faktor sifat-sifat fluida (kerapatan fluida, viskositas dan konduktivitas termal serta kapasitas panas) dari fraksi volume Alumina yang digunakan sebagai fluida pendingin. Dan untuk nilai besarnya temperatur dinding yang besar untuk fluida adalah karena nilai konduktivitas termal yang kecil dibandingkan konduktivitas termal yang dimiliki oleh nanofluida Alumina 1%, 2% dan 3%. Dimana nilai konduktivitas termal berbanding terbalik dengan temperatur dinding silinder elemen bahan bakar. Dan, menunjukkan juga bahwa nanofluida memiliki temperatur dinding yang lebih kecil dibandingkan fluida air ringan (H 2O). Hal ini membuktikan bahwa kecepatan yang diberikan sebesar 1 m/s tidak terlalu mempengaruhi temperatur dinding dari silinder elemen bahan bakar. Hasil penelitian ini membuktikan riset yang diperoleh oleh Pandey, dkk, seperti Gambar 12. berikut ini: M-26

Gambar 12. Hubungan besar distribusi suhu dinding terhadap posisi (m) pada microchannel [Pandey, 2011] Dengan membandingkan grafik yang diperoleh antara Gambar 10 dan 11 terhadap Gambar 12 [Pandey, 2011] menunjukkan pola yang sama, yaitu fluida air ringan memiliki nilai suhu dinding yang lebih besar dibandingkan suhu dinding untuk nanofluida Al 2O 3, hal ini dipengaruhi oleh pergerakan kecepatan aliran pada sub buluh sehingga terlihat penaikkan pola penyebaran distribusi suhu pada dinding silinder. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola penyebaran kecepatan aliran pada masing-masing fluida pendingin (fluida air ringan (H 2O) dan nanofluida Al 2O 3 (1% dan 3%) memiliki pola yang hampir sama, yaitu diawal mengalami kecepatan yang besar, seiring dengan ketinggian secara paksa kemudian menjadi alamiah dimana terjadi penurunan kecepatan aliran diujung silinder. 2. Distribusi suhu pada dinding pada analisis perpindahan panas yang terjadi di sub buluh segi enam pada Small Modular Reactor (SMR) memperlihatkan kecenderungan kenaikan secara signifikan dan mendekati kenaikan secara linear pada posisi searah sumbu z, dan membuktikan pula bahwa fluida air memiliki nilai distribusi suhu dinding yang lebih besar daripada nanofluida Al 2O 3 (1% dan 3%) UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan dana hibah penelitian Institusi untuk mengembangkan penelitian mengenai nanofluida dan reaktor nuklir CAREM-25 pada tahun 2014. DAFTAR PUSTAKA Bang, I. C., and Jeong, J. H., 2011, Nanotechnology for Advanced Nuclear Thermal-Hydraulic and Safety: Boiling and Condensation, Nuclear Engineering and Technology, Volume 43 No 3 Buongiorno, et. al, 2008, Alumina Nanoparticles Enhance the Flow Boiling Critical Heat Flux of Water at Low Pressure, Jurnal of Heat Transfer, Volume 130 Das, S.K., et al, 2007, Nanofluids Science and Technology, Jhon Wiley and Sons, Inc., United State of America Fuzaetun, 2007, Penentuan Distribusi Daya Reaktor PLTN dengan Bahan Bakar Dimuati Thorium, Skripsi Program Sarjana, Universitas Negeri Semarang, Semarang Gimenez., M.O., 2011, CAREM Technical Aspects, Project and Licensing Status, Interregional Workhsop on Advanced Nuclear Reactor Technology, Vienna Li, C. H., Peterson, G.P., 2010, Experimental Studies of Natural Convection Heat Transfer Al 2O 3/DI Water Nanoparticle Suspensions (Nanofluids), Advances in Mechanical Engineering, Volume 2010, Hindawi Publishing Corporation M-27

Nazar, R., 1997, Kaji Teoritik Aspek Termohidrolik Reaktor Riset Pada Daya 2 MW, Tesis Program Magister, Institut Teknologi Bandung, Bandung Pandey, A.K., 2011, A Computational Fluid Dynamics Study of Fluid Flow and Heat Transfer in a Micro Channel, Tesis Program Magister, National Institute of Technology Rourkela, India Ramadhan, A.I, 2012, Analisis Perpindahan Panas Fluida Pendingin Nanofluida Di Teras Reaktor (Pressurized Water Reactor) Dengan Computational Fluid Dynamics, Tesis Program Magister, Universitas Pancasila, Jakarta Umar, E., 2007, Studi Termohidrolik Pada Reaktor Nuklir-Penelitian Berbahan bakar Silinder, Disertasi Program Doktor, Institut Teknologi Bandung, Bandung Wang, X. Q., and Mujumdar, S. A., 2008, A Review On Nanofluids-Part II: Experiments and Applications, Brazilian Journal of Chemical Engineering, Volume 2008, Brazil Wong, K. V., and Leon, O.D., 2010, Applications of Nanofluids : Current and Future, Advances in Mechanical Engineering, Volume 2010, Hindawi Publishing Corporation Yuliasyari, F., 2007, Perpindahan Kalor Nanofluida Pada Sistem Pendingin Komponen Elektronik, Tesis Program Magister, Universitas Indonesia, Jakarta M-28