Curriculum Vitae Riwayat Akademis: Jabatan saat ini:

dokumen-dokumen yang mirip
Curriculum Vitae Riwayat Akademis: Jabatan saat ini:

MANAJEMEN. dengan KETERGANTUNGAN TOTAL

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

HEALTH RECORDS IN LONG TERM CARE AND REHABILITATION FACILITIES

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

LTC DAN REHABILATION C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

REHABILITASI STROKE FASE AKUT

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia industri kesehatan terdiri dari beberapa jenis yaitu pelayanan klinik, puskesmas, dan rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. 5% meninggal (Lamsudin, 1998) dan penyebab kematian yang ketiga setelah

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

BAB I PENDAHULUAN. fisik, mental dan sosial yang terlepas dari penyakit. Kualitas hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 2

LAMPIRAN KUESIONER. Alamat : Pengasuh / keluarga terdekat:

`MAKALAH MATA KULIAH HOME CARE SEJARAH DAN TREND SERTA ISU HOME CARE

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PARIPURNA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

Manajemen Home Care A. Pengertian

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Perbedaan jenis pelayanan pada:

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

PREVENSI & REHABILITASI KARDIOVASKULAR DI RSJPDHK

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

HOME HEALTH CARE. Perawatan Kesehatan Rumah Diterjemahkan dari handout materi keperawatan komunitas oleh Bapak Sigit Mulyono, MN

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kelahiran, penurunan kematian bayi dan peningkatan usia harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

Konsep dasar mengenai isu psikososial dalam perawatan paliatif. Rosiana Eva Rayanti

Oleh : Titik Anggraeni

CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN PERAWAT HOME CARE. Disampaikan oleh Djati Santosa.

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN HOSPITAL HOMECARE DI RSUD AL-IHSAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

FORMULIR KLAIM CACAT TETAP TOTAL ATAU SEMENTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain penyakit jantung, kanker, stroke dan gagal ginjal, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Penelitian Usia Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Divisi Geriatri Departemen Penyakit Dalam FKUI/RSCM

PROGRAM PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG 2013 DAFTAR ISI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENATAAN REKAM MEDIS. LILY WIDJAJA, Amd.PK., SKM., MM.

KONSTRIBUSI PERAWAT DALAM PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

FUNGSI RM DI RUMAH SAKIT MATERI MIK - 1 PRODI DIII RMIK F KES. UDINUS

ABSTRAK PASIEN USIA LANJUT DI RUANG RAWAT INTENSIF RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 AGUSTUS JANUARI 2010

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB I PENDAHULUAN. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilakukan secara. pendidikan dan pelatihan (Hartono, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

Transkripsi:

Curriculum Vitae Riwayat Akademis: Dokter Umum FKUI, 1986 Dokter Spesialis Penyakit Dalam FKUI, 1996 Post Graduate Education in Geriatric Medicine Dept. of Geriatric & Rehab Medicine Royal Adelaide Hosp., Australia, 1997 Konsultan (Subspesialis) Geriatri FKUI, 2000 Master Clinical Epidemiology Universitas Indonesia, 2003 Doctor of Philosophy (PhD) Universitas Indonesia, 2006 Professor - Universitas Indonesia, 2013 Jabatan saat ini: Ketua - Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia Ketua Unit Clinical Epidemiology and Evidence-Based Medicine (CEEBM) RS Cipto Mangunkusumo Wakil Pemimpin Redaksi Acta medica Indonesiana Staff Senior Geriatri Departemen Penyakit Dalam, FKUI

HOME CARE (untuk Orang Usia Lanjut) Siti Setiati

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. The Ageing World 700 600 1950 500 1990 400 2025 300 200 100 0 Oceania Nth america Sth america Africa Europe Asia

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Penduduk Usia Lanjut di Indonesia Tahun 2000 19 juta usia lanjut,dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Tahun 2010 diperkirakan 23,9 juta usia lanjut (9,77%) dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun Tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Sebagian besar orang usia lanjut memilih dirawat di rumah (home care) daripada di rumah sakit.

Definisi Home Care Home care adalah pelayanan yang ditujukan untuk seseorang dengan kebutuhan khusus di rumahnya, seperti: orang usia lanjut, menderita penyakit kronis, pasca operasi, atau dengan disabilitas. Pelayanan home care meliputi: Pelayanan kesehatan, seperti: tenaga medis dan paramedis yang datang ke rumah untuk pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Perawatan pribadi, seperti: mandi, keramas, makan minum, berpakaian. Aktivitas rumah tangga, seperti: membersihkan rumah dan mencuci. Memasak atau mengantar makanan. Medline Plus. Home Care Services. 2016.

Definisi Untuk pasien dengan penyakit terminal, home care dapat meliputi hospice care. Untuk pasien pasca operasi dan yang baru sembuh dari penyakit, home care dapat meliputi terapi rehabilitasi. Sebagian besar pasien yang membutuhkan home care adalah pasien usila. Medline Plus. Home Care Services. 2016.

Pemberi Layanan Home Care Tenaga medis dan paramedis profesional yang memberikan pelayanan kesehatan dokter, perawat. Pelaku rawat (care giver) profesional yang melayani kebutuhan sehari-hari sehingga kebutuhan activity of daily living (ADL) terpenuhi. Fisioterapis Terapis okupasi Terapis wicara Ahli gizi Tenaga sosial dalam bidang medis Medline Plus. Home Care Services. 2016.

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri / Comprehensive Geriatric Assessment (P3G/CGA) Sebagai prosedur evaluasi multidimensi di mana berbagai masalah pada pasien geriatri/usila diungkap, diuraikan, semua aset pasien ditemukenali, jenis pelayanan yang dibutuhkan diidentifikasi, rencana asuhan dikembangkan secara terkoordinir, yang semua itu berorientasi kepada kepentingan pasien. P3G dapat dilakukan di: Rumah (asuhan rumah/home care) Puskesmas (layanan primer) Rumah sakit Panti Werdha

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Pemeriksaan CGA yang Perlu dilakukan Saat Home Care oleh Dokter - Riwayat Penyakit - Anamnesis umum + geriatrik - Aspek Biopsikososial - Aspek Nutrisi - Anamnesis sistem - Pemeriksaan jasmani umum - Neurologi dasar - Pemeriksaan status nutrisi - Pemeriksaan status fungsional - Pemeriksaan status mental - Pemeriksaan penunjang - Pengkajian iatrogenesis

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri / Comprehensive Geriatric Assessment (P3G/CGA) Penerapan P3G seyogianya dilakukan secara interdisiplin dan berkesinambungan: Menyelesaikan fase akut Discharge planning Perawatan rumah (Home Care) Hospital based Community based

Continuum of Care Rumah (Home care) Puskesmas Posyandu Lansia Pusaka Private clinic N/H I G D Poliklinik Ruang Rawat Akut Geriatri Discharge planning Day Hospital. pulang Yankes usila berbasis KOMUNITAS Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Yankes usila/ geriatri berbasis RS Ruang Rawat Kronik

Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012. Pemeriksaan yang Perlu dilakukan Saat Home Care Anamnesis dan PJ sistem FISIK, BIOLOGIK PSIKO- KOGNITIF Klinis, AMT, MMSE, GDS FUNGSIONAL SOSIAL NUTRISI ADL, IADL, MNA

Home Care di Amerika Serikat Didanai oleh Medicare, Medicaid, asuransi jangka panjang, atau sumber keuangan pribadi pasien. Informasi medis disimpan dalam software yang disebut Home health care. Pada beberapa negara bagian seperti California dan Florida, terdapat kualifikasi untuk pelaku rawat home care. Medline Plus. Home Care Services. 2016.

Jenis Pelayanan untuk Pasien Usila Ferrucci L, Studenski S. Clinical Problems of Aging. Harrison s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. USA; 2012.

Layanan Kesehatan di Indonesia Layanan kesehatan di Indonesia terbagi menjadi: Layanan berbasis rumah sakit (Hospital-based service): Tingkat pertama: Puskesmas, klinik dokter umum Tingkat kedua: RS kabupaten (tipe B/C) atau klinik dokter spesialis Tingkat ketiga: RS rujukan (tipe A) Layanan berbasis komunitas (Community-based service): Home Care Panti Werdha Posyandu Lansia Institusi: nursing home WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Layanan Kesehatan di Indonesia Home care termasuk dalam salah satu layanan berbasis komunitas (Communitybased service). Beberapa RS besar di Indonesia telah membuat pelayanan khusus untuk usila seperti yang tertuang dalam Permenkes no. 79 tahun 2014. Home care lebih banyak dijalankan oleh pelaku rawat informal, umumnya anggota keluarga. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Home Care di Indonesia Untuk pasien usila tanpa kondisi/penyakit akut, mereka dapat diobati di layanan berbasis komunitas. Untuk pasien dengan kondisi/penyakit akut (infeksi, stroke, infark miokard akut, dll.), mereka harus dirawat di layanan berbasis rumah sakit. Setelah kondisi akutnya terselesaikan, pasien harus segera dibawa ke layanan berbasis komunitas lagi, terutama home care untuk mendapatkan tatalaksana dari tenaga medis dan/atau paramedis WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Home Care di Indonesia Pasien usila sebisa mungkin dirawat di rumah (home care) dengan kualitas terbaik yang distandardisasi. Walaupun begitu, ada beberapa tantangan: Tidak ada cakupan dana untuk home care dan layanan berbasis komunitas lain dari asuransi kesehatan nasional BPJS kesehatan. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan tenaga medis dan non-medis dalam merawat pasien usila di layanan berbasis komunitas. Tidak adanya sistem rujukan dari layanan berbasis komunitas ke layanan berbasis rumah sakit, untuk pasien dengan penyakit kompleks. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Saran Layanan home care seyogianya dibiayai oleh asuransi kesehatan nasional. Sistem kesehatan dan asuransi nasional seyogianya meliputi layanan home care yang disediakan tenaga medis dan paramedis di layanan kesehatan berbasis rumah sakit. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Saran Melakukan latihan, seminar, workshop untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tenaga medis dan non-medis dalam penatalaksanaan pasien usila di home care (dokter, perawat, fisioterapis, dan pelaku rawat keluarga dan profesional). Materi edukasi yang diberikan harus mengikuti standar internasional yang berlaku. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Saran Sistem rujukan juga harus dibuat untuk pasien dengan penyakit/kondisi kompleks yang tidak bisa ditatalaksana di layanan berbasis komunitas. Pasien dengan kriteria ini harus dirujuk ke layanan berbasis rumah sakit, dan harus segera dibawa kembali setelah kondisi akutnya teratasi. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016.

Kesimpulan Home care adalah sistem pelayanan yang ditujukan untuk orang dengan kebutuhan khusus, seperti: usila, sakit kronis, pulih dari operasi, atau disabilitas untuk tetap tinggal di rumahnya. Penyedia jasa layanan home care terbagi menjadi tenaga medis dan nonmedis. Home care termasuk dalam layanan berbasis komunitas (community based health care service).

Kesimpulan Pasien usila harus dirawat di home care sebisa mungkin dengan kualitas terbaik yang harus terstandardisasi. Beberapa tantangan untuk mengaplikasikan home care di Indonesia meliputi: tidak adanya cakupan dana dari BPJS kesehatan, kurangnya kemampuan dan pengetahuan penyedia layanan home care, tidak adanya sistem rujukan antar layanan kesehatan komunitas dengan rumah sakit. Solusi untuk masalah ini: menyarankan BPJS kesehatan untuk menyediakan dana untuk pelayanan home care, memberi materi edukasi untuk penyedia layanan home care, membuat sistem rujukan yang baik untuk pasien yang tidak bisa ditangani di layanan kesehatan komunitas.

Referensi Ferrucci L, Studenski S. Clinical Problems of Aging. Harrison s Principle of Internal Medicine. 18th Edition. USA; 2012. Medline Plus. Home Care Services. 2016. WHO SEARO. A Review of Long Term Care and Palliative Care for Older Persons. 2016. PERGEMI. Usulan Konsep Sistem Pelayanan Rujukan Pasien Geriatri. Rochmawati E, Wiechula R, Cameron K. Current status of palliative care services in Indonesia: a literature review. International Nursing Review. 2015. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388. Setiati S. Asesmen Paripurna pada Pasien Geriatri. 2012.

Studi kohort prospektif yang dilakukan oleh Wu, et al. di Taiwan, bertujuan menilai kebutuhan home care dan kesulitan bekerja pada pasien usila di komunitas dengan fraktur panggul dan hubungan pemulihan fungsional dengan perawatan yang didapat. Pasien usila 65 tahun ke atas yang menjalani operasi untuk fraktur panggul dilakukan perekrutan total 116 pasien yang mengikuti penelitian. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

Pengukuran pemulihan fungsional dilakukan menggunakan: Skala status fungsi fisik oleh Williams, et. al. yang meliputi makan, berpakaian, kebersihan diri, dll. setiap poin diberikan skor 0-2 untuk total skor 0-18 skor makin tinggi menunjukkan ketergantungan makin tinggi. Kuesioner kebutuhan perawatan oleh Chiu (1998) yang meliputi empat pertanyaan yang berhubungan dengan fraktur panggul: bantuan dalam memiringkan tubuh, naik atau turun tempat tidur, duduk, dan menggunakan toilet setiap pertanyaan dijawab dalam dua bagian: kebutuhan rawat (skor 0 = tidak, 1 = ya), dan tingkat kesulitan eksekusi (skor 1-5, makin tinggi skor menunjukkan makin sulit perawatan yang harus diberikan). Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

* Rata-rata usia pasien adalah 79.4 ± 8.5 tahun, dan 60 pasien (51.7%) adalah laki-laki. * Sebagian besar sudah menikah (82, 70.7%) atau bercerai (29, 25.0%). * Rata-rata usia pelaku rawat adalah 53.4±14.2 tahun, dan hubungan dengan pasien paling umum yaitu anak (54.3%), pasangan hidup (34.5%), dan pekerja asing (11.0%). * Di antara pelaku rawat, 78 orang (67.2%) dilaporkan merawat pasien sendiri tanpa bergantian. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

* Tabel di atas menunjukkan status fungsi fisik sebelum, satu minggu, dan satu bulan setelah pulang. * Gangguan fungsi fisik yang paling umum dijumpai sebelum pulang adalah berdiri/duduk (99.1%), berpakaian (93.1%), membersihkan diri (91.3%), dan naik atau turun tangga (91.4%). Satu bulan setelah pulang, gangguan fungsi fisik meliputi berdiri/duduk (69.0%) dan berpakaian (59.5%). * Skor status fungsi fisik total adalah 5.8 ± 6.7 sebelum pulang, 8.8 ± 7.1 pada satu minggu setelah pulang, dan 11.3 ± 5.9 pada satu bulan setelah pulang. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

*Tabel di slide sebelunya menunjukkan kebutuhan rawat paling sering adalah perawatan luka (95.7%), kunjungan medis (94.8%), penjagaan keamanan pasien (92.2%), serta membersihkan tempat tinggal (87.1%). *Kebutuhan rawat yang paling sulit untuk pelaku rawat sebelum pulang adalah bantuan berjalan (2.3 ± 1.3), bantuan rehabilitasi (2.1 ± 1.2), bantuan naik/turun tempat tidur (2.0 ± 1.1), dan bantuan menaiki tangga (2.0 ± 1.7). *Tingkat kesulitan tugas untuk pelaku rawat adalah 44.1 ± 28.4 sebelum pulang, 28.9 ± 26.9 pada satu minggu seetelah pulang, dan 16.4 ± 23.7 pada satu bulan setelah pulang. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

* Tabel di atas menunjukkan kebutuhan rawat untuk pasien usila berkorelasi negative secara signifikan dengan fungsi fisik sebelum pulang, satu minggu dan satu bulan setelah pulang (masing-masing r= 0.530, p<0.001; r=0.432, p<0.001; dan r=0.475, p<0.001). * Tingkat kesulitan untuk pelaku rawat juga berkorelasi signifikan dengan fungsi fisik sebelum pulang, satu minggu dan satu bulan setelah pulang (masing-masing r=0.326, p<0.001; r=0.684, p<0.001; dan r=0.647, p<0.001). Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

*Tabel di atas menunjukkan setelah menyesuaikan dengan usia, jenis kelamin, lama masa rawat, dan level edukasi tingkat kebutuhan rawat dan kesulitan tugas juga berkorelasi signifikan dengan fungsi fisik sebelum pulang, satu minggu dan satu bulan setelah pulang. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.

*Hasil dari studi tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasien usila bergantung pada perawatan anggota keluarga setelah pulang rawat, dan status fungsi fisik meningkat signifikan pada satu minggu dan satu bulan setelah pulang. *Pasien usila paling banyak membutuhkan bantuan untuk kunjungan medis ulang, kewaspadaan terhadap keamanan pasien, membersihkan lingkungan rumah, tatalaksana masalah gawat darurat medis, berbelanja dan melakukan tugas. *Kebutuhan rawat untuk usila dan kesulitan tugas untuk pelaku rawat berhubungan secara negatif dengan status fungsi fisik usila. Wu LC, et al. Association of home care needs and functional recovery among community-dwelling elderly hip fracture patients. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2013; 383-388.