DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

L A P O R A N K I N E R J A

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

L A P O R A N K I N E R J A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA (LKj)

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

MEMUTUSKAN : : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB I

B.IV TEKNIK PENYUSUNAN PERENCANAAN KINERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 2010 2014 DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

Kata Pengantar Rancangan Rencana Strategis (Renstra) Deputi bidang Perekonomian 2010-2014 ini disusun dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mewajibkan Kementerian dan lembaga termasuk unit organisasi dibawahnya menyusun rencana pembangunan jangka menengah di bidangnya masing-masing dengan mengacu dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, dan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Seekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014, maka dipandang perlu adanya perencanaan strategis Deputi Bidang Perekonomian. Renstra Setkab Tahun 2010-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Kabinet untuk 5 (lima) tahun ke depan, analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global maupun nasional, dan Rencana Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet. Selain itu, dalam penyusunan Renstra ini berpedoman pada RPJMN 2010-2014, dan sekaligus dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2010-2014. Renstra Deputi Bidang Perekonomian tahun 2010-2014 disusun sebagai pedoman dan arah dukungan kebijakan bidang perekonomian yang hendak dicapai dalam periode 2010--2014 dengan mempertimbangkan capaian kinerja hingga saat ini. Renstra Deputi Bidang Perekonomian disusun melalui berbagai tahapan, termasuk i

interaksi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) di lingkungan Sekretariat Kabinet maupun diluar Sekretariat Kabinet dan partisipasi seluruh pejabat di Deputi Bidang Perekonomian. Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014 merupakan dasar dan pedoman bagi Unit Eselon II dan seluruh staf di lingkungan Deputi Bidang Perekonomian, dan sebagai acuan dalam menyusun (1) Rencana Strategis (Renstra); (2) Rencana Anggaran dan Biaya (RAB); (5) Laporan Tahunan; dan (6) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); Renstra ini perlu dipahami dan dimanfaatkan oleh seluruh jajaran di Deputi Bidang Perekonomian serta para pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program dan kegiatan terkait dengan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Perekonomian secara sinergis dan berkesinambungan. Semoga kita semua mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. Jakarta, Juni 2012 Deputi Bidang Perekonomian Ir. Retno Pudji Budi Astuti, M.B.A ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Lampiran... i iii v vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Kondisi Umum... 4 1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Sekretariat Kabinet... 2 2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahun 2010 dan Tahun 2011... 11 3. Capaian Kinerja Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011... 20 4. Reformasi Birokrasi... 23 B. Potensi dan Permasalahan... 28 1. Kekuatan (Strength)... 28 2. Kelemahan (Weaknesses)... 29 3. Peluang Organisasi... 30 4. Ancaman Organisasi... 30 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN DEPUTI BIDANG PEREKONOMI- AN... 33 A. Visi Sekretariat Kabinet... 33 B. Misi Sekretariat Kabinet... 34 C. Tata Nilai Sekretariat Kabinet... 35 D. Tujuan Sekretariat Kabinet... 36 E. Sasaran Strategis Sekretariat Kabinet... 37 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI... 44 iii

A. Arah Kebijakan Sekretariat Kabinet... 44 B. Arah Kebijakan Deputi Bidang Perekonomian... 46 C. Program... 52 1. Program Tahun 2011... 53 2. Program Tahun 2012-2014... 60 BAB IV PENUTUP... 65 iv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Kategori Capaian Kinerja... 22 Tabel 1.2 Capaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010. 22 Tabel 3.1 Sasaran dan Indikator Sasaran Deputi Bidang Perekonomian... 37 Tabel 4.1 Alokasi Pagu Anggaran Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011... 59 Tabel 4.2 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2012-2014 Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011... 63 v

BAB I PENDAHULUAN D i dalam sistem presidensial, peranan Presiden dalam menjalankan roda pemerintahan sangatlah penting. Presiden sebagai kepala pemerintahan adalah orang yang memimpin jalannya roda pemerintahan. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang duduk dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif dengan melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, bahwa Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan Pasal ini maka menjadi jelas bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan dan pemerintahan berbentuk republik. Di dalam bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia berperan dalam memegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan. Peran ini didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Agar dalam menjalankan mandatnya berjalan dengan lancar maka Presiden memerlukan dukungan, baik yang bersifat teknis, administratif dan analisis. Dukungan tersebut terutama terkait dengan pengelolaan manajemen kabinet agar kinerja kabinet terselenggara dengan baik. Dalam hal ini dukungan staf, teknis, administrasi dan analisis diberikan oleh Sekretariat Kabinet. Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2010 Tentang Sekretariat Kabinet, Pasal 2 menyatakan Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberi dukungan staf, administrasi, teknis, dan 1 Deputi Bidang Perekonomian

pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Sekretariat Kabinet antara lain menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian manajemen. Berdasarkan Perpres tersebut tugas Sekretariat Kabinet adalah memberikan dukungan staf, administrasi, pemikiran kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh, setiap lembaga pemerintah dituntut untuk menerapkan manajemen strategis. Penerapan manajemen strategis ini dilaksanakan untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan yang muncul sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Aspek perencanaan strategis mempunyai peranan yang sangat penting dalam manajemen strategis. Sekretariat Kabinet sebagai salah satu lembaga pemerintahan, wajib menerapkan manajemen strategis dengan menetapkan perencanaan strategis yang disusun secara periodik dan berpedoman kepada peraturan perundangundangan yang ada. Perencanaan strategis tersebut sekaligus sebagai sarana pengendalian manajemen. Sebagai bagian dari Sekretariat Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian juga berkewajiban menyusun Rencana Strategis. Melaksanakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 2025, Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 2014, serta tata cara penyusunan renstra-k/l yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010 2014, Sekretariat Kabinet telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 2014 yang ditetapkan dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tentang 2 Deputi Bidang Perekonomian

Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010 2014 pada tanggal 4 Februari 2010. Penetapan Renstra Tahun 2010 2014 tersebut masih mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet. Setelah ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet serta Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagai pengganti Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005, dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014 tersebut. Selanjutnya, Sekretaris Kabinet menyempurnakan Renstra tersebut melalui Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2012. Untuk itu, menjadi kewajiban unitunit kerja Eselon I dan Eselon II di lingkungan Sekretariat untuk menyusun Renstra Tahun 2010-2014 yang mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014. Berdasarkan pertimbangan di atas, Deputi Bidang Perekonomian sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010, Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011, dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 menyusun Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014 dengan mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2012. 3 Deputi Bidang Perekonomian

A. Kondisi Umum Kondisi Umum Renstra Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2010-2014 akan menjabarkan kedudukan, tugas, fungsi, dan susunan organisasi Deputi Bidang Perekonomian, tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet di bidang perekonomian pada tahun 2010-2014, dan capaian kinerja Deputi Bidang Perekonomian pada tahun 2011. Tujuan dan sasaran strategis pada Sekretariat Kabinet di bidang perekonomian tahun 2010-2014 akan dijabarkan dalam 3 tahapan yaitu: a. Tahap Tahun 2010 saat Deputi Bidang Perekonomian belum terbentuk; b. Tahap Tahun 2011, penjabaran pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010; dan c. Tahap Tahun 2012-2012, penjabaran pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 16 Februari 2012. 1. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Susunan Organisasi. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sekretaris Kabinet mempunyai tugas memberikan memberi dukungan staf, administrasi, teknis, dan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan fungsi: a. penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian manajemen kabinet; 4 Deputi Bidang Perekonomian

b. perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat; c. penyiapan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta penyiapan pendapat atau pandangan hukum kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat; d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat; e. penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan dan pengelolaan sidang-sidang kabinet, maupun rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta penyampaian, publikasi dan pengoordinasian tindak lanjut hasil sidang, rapat atau pertemuan tersebut; f. penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan, kelembagaan, dan protokoler yang berkaitan dengan kegiatan kabinet; g. penyiapan, penyelenggaraan dan pengadministrasian dalam pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan negeri, jabatan pemerintahan dan jabatan lainnya, serta kepangkatan dan pensiun pejabat dan pegawai negeri sipil yang wewenang penetapannya berada di tangan Presiden, dan pengangkatan, pemindahan serta pemberhentian dalam dan dari jabatan atau pangkat pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Kabinet; h. penyelenggaraan pelayanan dan dukungan administrasi, perencanaan, keuangan, pendidikan, pelatihan dan pengelolaan barang milik negara/keuangan negara yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Kabinet serta penyediaan sarana dan prasarana dan administrasi umum lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet; 5 Deputi Bidang Perekonomian

i. pengumpulan, pengolahan, dan penyelenggaraan pelayanan dukungan data dan informasi, penyediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi informasi bagi kelancaran pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet; j. pengoordinasian pelaksanaan tugas Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden; k. koordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara dalam rangka pemberian dukungan staf, teknis dan administrasi untuk pelaksanaan tugas-tugas Presiden dan Wakil Presiden; l. penyelenggaraan dukungan bagi kelancaran pelaksanaan tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan arahan Presiden dan Wakil Presiden; dan m. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet. Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tersebut, telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tersebut, susunan organisasi Sekretariat Kabinet terdiri atas: 1) Wakil Sekretaris Kabinet; 2) Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 3) Deputi Bidang Perekonomian; 4) Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat; 5) Deputi Bidang Persidangan Kabinet; 6) Deputi Bidang Administrasi; 7) Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Internasional; 8) Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Wilayah Perbatasan; 9) Staf Ahli Bidang Riset, Teknologi, Komunikasi dan Informasi; dan 6 Deputi Bidang Perekonomian

10) Pusat Data dan Informasi. Dari beberapa jabatan eselon I tersebut, Deputi Bidang Perekonomian mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian. Dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang Perekonomian menyelenggarakan fungsi: 1) perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian; 2) penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang perekonomian; 3) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang perekonomian, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 4) pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian; 5) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang perekonomian, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut 7 Deputi Bidang Perekonomian

penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan 6) pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Deputi Bidang Perekonomian didukung oleh 4 (empat) Asisten Deputi dengan tugas dan fungsi masing-masing sebagai berikut: 1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan, dan Ketahanan Pangan Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal. Fungsi: a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal; b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan 8 Deputi Bidang Perekonomian

Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal; c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal. e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang perencanaan pembangunan, moneter, fiskal, jasa keuangan, pengelolaan Badan Usaha Milik Negara, ketahanan pangan dan pembangunan daerah tertinggal, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian. 2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan 9 Deputi Bidang Perekonomian

Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, serta ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi. Fungsi: a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi; b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi; c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi. e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang industri, usaha kecil, menengah dan koperasi, perdagangan dan 10 Deputi Bidang Perekonomian

kelancaran arus barang, ketenagakerjaan, transmigrasi dan investasi, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian. 3. Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam Tugas: melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam. Fungsi: a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam; b. penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam; c. pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, 11 Deputi Bidang Perekonomian

transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya. d. pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam; e. pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang tata ruang, prasarana jalan, sumber daya air, transportasi, riset dan teknologi, dan sumber daya alam, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian. 4. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian Tugas: Melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Fungsi: a. penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan di bidang perekonomian; 12 Deputi Bidang Perekonomian

b. penyiapan dan penyampaian analisis terhadap persetujuan prakarsa penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; c. penyusunan pendapat hukum sebagai hasil analisis terhadap substansi permasalahan dalam Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang bidang perekonomian; d. penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. e. pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian; dan f. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Perekonomian. Masing-masing Asisten Deputi di atas memiliki susunan organisasi sebagai berikut: 1. Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan Pangan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu: a. Bidang Perencanaan Pembangunan, Moneter dan Fiskal, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1) Subbidang Perencanaan Pembangunan dan Moneter, dan; 2) Subbidang Fiskal; b. Bidang Jasa Keuangan dan Badan Usaha Milik Negara, didukung oleh 3 (tiga) sub bidang, yaitu: 1) Subbidang Jasa Keuangan; 2) Subbidang Pengelolaan Badan Usaha Milik Negara; dan 3) Subbidang Fasilitasi Operasional Bidang Perekonomian; dan 13 Deputi Bidang Perekonomian

c. Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1) Subbidang Ketahanan Pangan; dan 2) Subbidang Pembangunan Daerah Tertinggal. 2. Asisten Deputi Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Ketenagakerjaan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu: a. Bidang Industri dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu; 1)Subbidang Industri; dan 2)Subbidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; b. Bidang Perdagangan dan Kelancaran Arus Barang, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Ekspor, Impor, Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Pengawasan Barang Beredar; dan 2)Subbidang Distribusi dan Perlindungan Konsumen; dan c. Bidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi; dan 2)Subbidang Investasi. 3. Asisten Deputi Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu: a. Bidang Tata Ruang, Prasarana Jalan dan Sumber Daya Air, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Tata Ruang dan Prasarana Jalan; dan 2)Subbidang Sumber Daya Air; 14 Deputi Bidang Perekonomian

b. Bidang Transportasi, Riset dan Teknologi, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Transportasi; dan 2)Subbidang Riset dan Teknologi c. Bidang Sumber Daya Alam, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Pertanian, Kelautan dan Kehutanan; dan 2)Subbidang Energi dan Sumber Daya Mineral. 4. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu: a. Bidang Ekonomi Makro, Keuangan dan Ketahanan Pangan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Moneter, Fiskal, dan Badan Usaha; dan 2)Subbidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah Tertinggal; b. Bidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Ketenagakerjaan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1) Subbidang Industri, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual; dan 2) Subbidang Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Investasi; dan c. Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Alam, didukung oleh 2 (dua) sub bidang, yaitu: 1)Subbidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya Air; dan 2)Subbidang Sumber Daya Alam. 15 Deputi Bidang Perekonomian

Berdasarkan uraian di atas, susunan organisasi Deputi Bidang Perekonomian terdiri atas 4 (empat) Asisten Deputi dan 12 (dua belas) bidang, digambarkan sebagaimana bagan berikut ini: 16 Deputi Bidang Perekonomian

Bagan 1 STRUKTUR ORGANISASI DEPUTI BIDANG PEREKONOMIAN 17 Deputi Bidang Perekonomian

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2010 dan Tahap Tahun 2011 a. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2010 Pada Tahun 2010, struktur organisasi Deputi Bidang Perekonomian belum terbentuk. Tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet Tahun 2010 khususnya di bidang perekonomian dilaksanakan oleh 2 unit kerja Eselon II di lingkungan Sekretariat Kabinet yaitu Biro Perekonomian dan Industri dibawah Deputi Sekretariat Kabinet Bidang Hukum dan Biro Perdagangan, Industri, dan Sumber Daya Alam di bawah dibawah Deputi Sekretariat Kabinet Bidang Pemerintahan. b. Tujuan dan Sasaran Strategis Tahap Tahun 2011 Pada Mei 2011, Deputi Bidang Perekonomian ditetapkan sebagai salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010, Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011, dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012. Selanjutnya, Deputi Bidang Perekonomian menjabarkan pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam Rencana Kerja Tahunan Deputi Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2011 dengan mengacu pada Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010; dan Adapun penjabaran tujuan dan sasaran strategis dalam Rencana Kerja Tahunan Deputi Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2011 sebagai berikut: 1) Tujuan Strategis Keberhasilan Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat diukur dari keberhasilan pencapaian tujuan strategis. Tujuan Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi dalam mewujudkan visi dan misi Sekretariat Kabinet. Tujuan tersebut merupakan kondisi yang ingin dicapai pada periode jangka 18 Deputi Bidang Perekonomian

menengah sesuai kemampuan organisasi. Tujuan tersebut juga dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, arah kebijakan dan strategi, serta program dan kegiatan organisasi dalam mewujudkan misi Sekretariat Kabinet. Tujuan Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan, sebagai berikut: Tujuan Deputi Bidang Perekonomian 1. Meningkatnya kualitas dukungan saran kebijakan dalam pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah serta permasalahan hukum di bidang perekonomian. 2. Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. 2) Sasaran Strategis Berdasarkan tujuan tersebut, dijabarkan sasaran yang ingin dicapai Deputi Bidang Perekonomian. Sasaran Deputi Bidang Perekonomian menggambarkan keadaan yang ingin dihasilkan dalam periode setiap tahun selama lima tahun. Keberhasilan tersebut direncanakan serta dirumuskan secara terukur dan spesifik untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Deputi Bidang Perekonomian dalam kegiatan tiap tahun. Dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai di atas, sasaran Deputi Bidang Perekonomian dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk tujuan Meningkatnya kualitas dukungan saran kebijakan dalam pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan 19 Deputi Bidang Perekonomian

program pemerintah di bidang perekonomian serta permasalahan hukum di bidang perekonomian, maka sasaran yang ingin dicapai adalah: Sasaran Strategis Deputi Bidang Perekonomian 1. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian. 2. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian. 2. Untuk tujuan Meningkatnya kualitas penyelesaian rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian, maka sasaran yang ingin dicapai adalah: Sasaran Strategis Deputi Bidang Perekonomian 3. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres, dan RInpres di bidang perekonomian 3. Capaian Kinerja Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 Sebagai penjabaran dari Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari 2010, Deputi Bidang Perekonomian telah menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2011 yang berisi penetapan tujuan strategis dan sasaran strategis Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011. 20 Deputi Bidang Perekonomian

Guna mengetahui apakah tujuan strategis dan sasaran strategis Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 telah dicapai dengan maksimal, terdapat tolok ukur yang dapat digunakan antara lain penetapan indikator-indikator sasaran yang mendukung pengukuran pencapaian sasaran tersebut. Disamping itu, Deputi Bidang Perekonomian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selalu mengacu kepada Indikator Program Utama (IKU) yang merupakan ukuran keberhasilan tujuan strategis dan sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU Deputi Bidang Perekonomian telah diarahkan kepada kinerja yang lebih terukur dan berada dalam rentang kendali Deputi Bidang Perekonomian. IKU Deputi Bidang Perekonomian ditetapkan pertama kali pada tahun 2011, dan selanjutnya sebagai wujud komitmen Deputi Bidang Perekonomian dalam menyukseskan reformasi birokrasi di lingkungan Sekretariat Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian selalu berupaya mencapai IKU yang telah ditetapkan tersebut. Selanjutnya, keberhasilan capaian sasaran Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 dapat diketahui melalui suatu pengukuran kinerja berupa output dan outcome yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan, serta proses penilaian kemajuan pencapaian tujuan strategis dan sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Deputi Bidang Perekonomian. Berdasarkan uraian di atas, capaian kinerja merupakan gambaran dari pencapaian tujuan strategis dan sasaran strategis yang dijabarkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan. Pengukuran capaian pelaksanaan program dan kegiatan juga didukung melalui penetapan indikator-indikator kegiatan. Penetapan kategori capaian kinerja Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 tersebut, dilakukan dengan menggunakan kategori pencapaian kinerja sebagai berikut: 21 Deputi Bidang Perekonomian

Tabel 1.1 Kategori Capaian Kinerja No 1 2 3 4 Rentang Capaian Kinerja 85 % - 100 % 70 % - < 85 % 55 % - < 70 % < 55 % Kategori Capaian Kinerja Sangat Baik Baik Sedang Kurang Baik Sumber: Modul 4 Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Lembaga Administrasi Negara, 2004. Pencapaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.2 Capaian IKU Deputi Bidang Perekonomian Tahun 2011 No Indikator Kinerja Utama Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian 1. a. Tingkat kecepatan b. Tingkat ketepatan Penyelesaian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian 1.Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian 1. Kecepatan penyelesaian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan pro-gram pemerin-tah di bidang perekonomian 2. Ketepatan penyelesaian saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bi- 11 hari 7,82 hari 128,91% 93% 100% 107,53% 22 Deputi Bidang Perekonomian

dang perekonomian 2. a. Tingkat kecepatan b. Tingkat ketepatan Pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian 2. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan pemberian saran penyelesaian permasalahan hukum di bidang perekonomian 1. Kecepatan pemberian penyelesaian saran permasalahan hukum di bidang perekonomian 2. Ketepatan pemberian penyelesaian saran permasalahan hukum di bidang perekonomian 11 hari 7,61 hari 127,90% 93% 00% 107,53% No Indikator Kinerja Utama Sasaran Indikator Sasaran Target Realisasi % Capaian 3. a. Tingkat kecepatan b. Tingkat ketepatan Penyiapan penyelesaian RPerpres, RKeppres dan Rinpres di bidang perekonomian 3. Terwujudnya peningkatan kecepatan dan ketepatan penyelesaian rancangan Perpres, Keppres dan Inpres di bidang perekonomian 1. Kecepatan penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres dan Rinpres di bidang perekonomian 2. Ketepatan penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres dan Rinpres di bidang perekonomian 11 hari 9,75 hari 118,18% 93% 100% 107,53% 4. Reformasi Birokrasi Reformasi birokrasi sangat penting dilakukan di lingkungan Sekretariat Kabinet, mengingat Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan staf, administrasi, teknis, dan pemikiran kepada 23 Deputi Bidang Perekonomian

Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Reformasi birokrasi menuntut Sekretariat Kabinet untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, handal, cepat, dan tepat. Sebagai salah satu unit eselon I di struktur organisasi Sekretariat Kabinet, Deputi Bidang Perekonomian melakukan pula reformasi birokrasi yang ditetapkan oleh Sekretariat Kabinet. Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi terdapat faktor-faktor kunci keberhasilan, yaitu komitmen nasional, penggerak reformasi birokrasi, muatan reformasi birokrasi, serta proses reformasi birokrasi itu sendiri. Penggerak reformasi birokrasi adalah pimpinan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Penggerak reformasi birokrasi harus berdaya tahan tinggi terhadap tantangan dan hambatan, serta memiliki daya dobrak dan kreativitas untuk melaksanakan program-program terobosan baik secara horisontal maupun vertikal. Sebagai penggerak reformasi birokrasi, Sekretariat Kabinet telah mulai melaksanakan reformasi birokrasi sejak ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet yang dilakukan bersama Sekretariat Negara secara komprehensif, sistemik dan berkelanjutan. Reformasi birokrasi yang telah, sedang dan akan dilakukan di lingkungan Sekretariat Kabinet, termasuk di Deputi Bidang Perekonomian adalah sebagai berikut: a. Bidang Kelembagaan Seiring berjalannya reformasi birokrasi, terjadi penajaman tugas dan fungsi yang harus diemban Sekretariat Kabinet dan memiliki peran dalam penyelenggaraan pengelolaan dan pengendalian manajemen kabinet, sehingga perlu dilakukan upaya penyempurnaan organisasi secara bertahap dan berkelanjutan. Penyempurnaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet yang dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Peraturan Sekretaris Kabinet dimaksud guna mengarahkan 24 Deputi Bidang Perekonomian

organisasi untuk meningkatkan efektivitas kinerja di lingkungan Sekretariat Kabinet. Deputi Bidang Perekonomian merupakan salah satu unit organisasi baru di Sekretariat Kabinet yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tersebut. b. Bidang Ketatalaksanaan Pelaksanaan reformasi birokrasi di bidang ketatalaksanaan diwujudkan dengan melakukan penyusunan standar pelayanan yang jelas, terukur dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Sejak tahun 2009, Sekretariat Kabinet telah menyusun 27 Standar Pelayanan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, saat ini Deputi Bidang Perekonomian masih menggunakan standar pelayanan unit kerja eselon I Sekretariat Kabinet berdasarkan struktur organisasi yang lama, yaitu Deputi Bidang Hukum dan Deputi Bidang Pemerintahan, khususnya terkait dengan bidang ekonomi. Adapun standar pelayanan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Keputusan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Unit Kerja. 2) Peraturan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Hukum Nomor: 01/SP/Setkab/Dep-Hukum/X/2009 tentang Standar Pelayan-an Unit Kerja di Lingkungan Deputi Bidang Hukum. 3) Keputusan Deputi Pemerintahan No. 1 Th 2009 Tentang Standar Pelayanan Unit Kerja di Lingkungan Deputi Sekretaris Kabinet Bidang Pemerintahan Sekretariat Kabinet. Selanjutnya, menjadi kewajiban Deputi Bidang Perekonomian berkoordinasi dengan Deputi Bidang Administrasi yang bertanggung jawab di bidang ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Kabinet untuk menyempurnakan standar pelayanan tersebut, sesuai dengan 25 Deputi Bidang Perekonomian

tugas dan fungsi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010. c. Bidang Sumber Daya Manusia Reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia pada Deputi Bidang Perekonomian dilaksanakan dengan cara melakukan peningkatan kualitas manajemen sumber daya manusia melalui: 1) Program Penataan Sumber Daya Manusia yang dijabarkan melalui kegiatan: a) Penyelenggaraan analisis jabatan, yang menghasilkan peta jabatan, uraian jabatan, dan spesifikasi jabatan. b) Pengusulan pengadaan CPNS secara lebih obyektif, transparan, akuntabel, memanfaatkan teknologi dan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan konsultan manajemen sumber daya manusia yang independen. c) Pengusulan penempatan/pengangkatan pegawai dalam jabatan fungsional umum. 2) Program Pembinaan Karier dan Peningkatan Profesionalisme Sumber Daya Manusia yang dijabarkan melalui kegiatan: a) Pengusulan Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural dan Fungsional. b) Pengusulan Penerapan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. c) Pengusulan Penerapan uji kompetensi calon pejabat struktural. 3) Program Penegakan Disiplin dan Pengembangan Budaya Kerja yang dijabarkan melalui kegiatan: a) Pemberian reward and punishment yang seimbang. b) Penerapan pembinaan rohani yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Administrasi Sekretariat Kabinet. c) Pengembangan pola pikir, sikap, dan perilaku produktif. d. Bidang Sistem Informasi Manajemen Reformasi di bidang Sistem Informasi Manajemen dilakukan dengan mengembangkan sistem informasi yang mendukung 26 Deputi Bidang Perekonomian

kebutuhan data dan informasi yang dapat disajikan secara cepat dan tepat kepada stakeholders.. Sistem Informasi yang telah dibangun di Sekretariat Kabinet, antara lain Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan, yang menyediakan data produk hukum mencakup : Undang-Undang, Undang-Undang Darurat, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden. Sistem informasi ini dapat diakses melalui situs Sekretaris Kabinet dan/atau LAN internal Sekretariat Kabinet Terkait pengembangan Sistem Informasi Peraturan Perundangundangan tersebut, Deputi Bidang Perekonomian berkontribusi melalui penyampaian bahan informasi berupa softcopy dan abstraksi Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian. Berdasarkan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Perekonomian berkewajiban melakukan penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang perekonomian guna ditetapkan Presiden, termasuk sosialisasi peraturan perundang-undangan tersebut melalui Sistem Informasi Peraturan Perundang-undangan Sekretariat Kabinet. Deputi Bidang Perekonomian juga berkontribusi menyampaikan bahan informasi berupa artikel terkait program dan kebijakan Pemerintah di bidang perekonomian yang selanjutnya dimuat dalam Website Sekretariat Kabinet. Selanjutnya, sebagai pedoman dalam melaksanakan reformasi birokrasi lebih lanjut telah ditetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1/RB/2011 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet Tahun 2010 2014. Program-program Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet, berorientasi pada hasil (outcomes oriented programs) yang meliputi: a. Bidang manajemen perubahan; b. Bidang penataan peraturan perundang-undangan; c. Bidang penataan dan penguatan organisasi; 27 Deputi Bidang Perekonomian

d. Bidang penataan tata laksana; e. Bidang penataan sistem manajemen SDM aparatur; f. Bidang penguatan pengawasan; h. Bidang penataan akuntabilitas kinerja;dan i. Bidang kualitas pelayanan publik. Program Reformasi Birokrasi tersebut, yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Perekonomian terutama adalah Bidang penataan peraturan perundang-undangan. B. Potensi dan Permasalahan Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun eksternal, sehingga organisasi perlu berupaya untuk meng-gunakan kemampuan, memperhatikan kelemahan, memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis organisasi mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan. Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar organisasi dapat terus berkembang. Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strengths) Deputi Bidang Perekonomian mempunyai kekuatan untuk dapat berkembang menjadi organisasi yang profesional dan handal, yaitu: a. Visi dan misi organisasi yang jelas; b. Tugas dan fungsi yang jelas; c. Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk mewujudkan visi dan misi organisasi; 28 Deputi Bidang Perekonomian

d. Tersedianya jumlah SDM yang dapat ditingkatkan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional; e. Tersedianya dokumen hukum, keikutsertaan Deputi Bidang Perekonomian dalam rapat dan atau pertemuan yang dipimpin oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden yang mendukung penelaahan dalam rangka memberikan analisis kebijakan kepada Presiden; f. Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh pihak/lembaga pemerintah yang lain untuk kepentingan pengembangan SDM Sekretariat Kabinet; g. Terbentuknya struktur organisasi baru di Sekretariat Kabinet yang lebih efektif dan dinamis dengan pendekatan pembagian fungsi Kementerian Koordinator dalam rangka mendukung tugas Presiden, termasuk terbentuknya Deputi Bidang Perekonomian. 2. Kelemahan (Weaknesses) Di samping potensi-potensi yang dimiliki Deputi Bidang Perekonomian yang dapat mendukung menjadi organisasi yang profesional dan handal tersebut, Deputi Bidang Perekonomian perlu mewaspadai kelemahan-kelemahan yang sampai saat ini masih ada dalam organisasi untuk segera melakukan pembenahan. Kelemahankelemahan tersebut adalah sebagai berikut: a. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program pemerintah di bidang perekonomian belum dimanfaatkan secara optimal; b. Peningkatan kemampuan dan penempatan SDM belum sesuai kebutuhan organisasi; c. Standar Pelayanan belum memadai dalam menunjang tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian; d. Sarana dan prasarana belum terpenuhi sesuai kebutuhan; e. Sistem Informasi Manajemen untuk mendukung efektifitas dan efisiensi kegiatan organisasi (antara lain, Bill Tracking dan Mail Tracking), belum sepenuhnya dikembangkan dan diimplementasikan, dan belum tersosialisasikannya dengan baik penyediaan informasi 29 Deputi Bidang Perekonomian

mengenai Sekretariat Kabinet termasuk Deputi Bidang Perekonomian melalui website Sekretariat Kabinet agar pemanfaatannya optimal; f. Pengendalian internal belum berjalan secara efektif. 3. Peluang Organisasi (Opportunities) Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang masih memberikan peluang-peluang yang memungkinkan organisasi berkembang untuk menjadi yang terbaik. Peluang-peluang tersebut adalah sebagai berikut: a. Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; b. Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN); c. Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e-government di setiap instansi pemerintah; d. Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan; e. Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan pelayanan publik; f. Dukungan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam hal ini instansi pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha. g. Tuntutan Kementerian/Lembaga yang semakin tinggi terhadap Kinerja Sekretariat Kabinet, termasuk Kinerja Deputi Bidang Perekonomian. 4. Ancaman Organisasi (Threats) Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan lingkungan eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi, terutama apabila 30 Deputi Bidang Perekonomian

organisasi tidak segera memperbaiki diri. Ancaman organisasi tersebut adalah: a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang masih rendah terhadap birokrasi Pemerintah; b. Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat dan negara; c. Praktek KKN di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif masih berlangsung; d. Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah; Berdasarkan potensi, kelemahan, peluang, dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih akan dihadapi organisasi selama lima tahun ke depan, meliputi: a. Aspek Kelembagaan 1) Pelaksanaan tugas dan fungsi di beberapa unit kerja Deputi Bidang Perekonomian khususnya yang terkait dengan pengelolaan manajemen kabinet masih belum optimal; 2) Struktur organisasi masih perlu dikaji kembali dan disempurnakan untuk dapat mewadahi tugas dan fungsi yang dilaksanakan Deputi Bidang Perekonomian. b. Aspek Ketatalaksanaan 1) Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal antar lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Deputi Bidang Perekonomian; 2) Standar Pelayanan masih mengacu pada standar pelayanan unit eselon I struktur organisasi Sekretariat Kabinet yang lama, sehingga perlu disempurnakan dan untuk selanjutnya perlu diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. c. Aspek Sumber Daya Manusia Kuantitas dan kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Deputi Bidang Perekonomian. 31 Deputi Bidang Perekonomian

d. Aspek Sarana dan Prasarana 1) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi yang memadai; 2) Sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi di Sekretariat Kabinet termasuk pada Deputi Bidang Perekonomian, belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan akan dikembangkan. 32 Deputi Bidang Perekonomian