PEMBUATAN RAGI TEMPE. Diana Rochintaniawati

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA FERMENTASI

PEMBUATAN RAGI TAPE. Diana Rochintaniawati

HIDROPONIK SEDERHANA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PEMBUATAN BIOGAS. Diana Rochintaniawati

T E M P E 1. PENDAHULUAN

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL DAN KULIT NANAS PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Way Halim

OLEH: YULFINA HAYATI

FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH BIOINDUSTRI NUR HIDAYAT

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

Kerja Enzim Katalase

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK PELET KONSENTRAT KELINCI FESES PUYUH. Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si I. PENDAHULUAN

Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

TEMPE. Sub Pokok Bahasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI

FERMENTASI KEDELAI PEMBUATAN TEMPE, TEMPE GEMBUS DAN ONCOM HITAM

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

FUAD MARKIAWAN S1TI / STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI NUR HIDAYAT

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

V. LANDASAN TEORI ALAT DAN BAHAN. 1 Panci. 2 Singkong. 3 Kompor. 4 Ragi tape. 5 Ayakan Tepung. 6 Daun pisang. 7 Nampan. 8 Kantong plastik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI

II. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong.

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

Pembuatan Sosis Ikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

LAPORAN HASIL OBSERVASI PEMBUATAN TEMPE

KERWUK TEMPE. Yaket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

Oleh : SRI PALUPI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

3. METODOLOGI PENELITIAN

HeHeader

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Resep Makanan Bayi. (6-8 Bulan) Copyright TipsBayi.com & KartuBayi.com

PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KECAP DARI TEMPE BUSUK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ANTIKANKER. Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

MADURA. Dra. Elly lasmanawati.msi

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Perkembangbiakan Tanaman

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PEMANFAATAN AIR KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP

Transkripsi:

PEMBUATAN RAGI TEMPE Diana Rochintaniawati Ragi tempe merupakan bibit yang dipergunakan untuk pembuatan tempe. Oleh karena itu sering pula disebut sebagai starter tempe. Ragi tempe mengandung jamur Rhizopus sp. yang dikenal pula sebagai jamur tempe. Secara tradisional, jamur untuk starter pembuatan tempe biasanya diambil dari daun pisang bekas pembungkus tempe pada waktu pembuatan, atau daun aru atau jati yang dikenal dengan sebutan usar. Namun demikian, penggunaan daun pisang atau usar ini sangat terbatas dan hanya untuk produksi kecil-kecilan. Untuk produksi yang lebih besar, starter tempe dibuat dengan memperbanyak jamur tempe (Rhizopus sp.) pada media tertentu. Selanjutnya, spora yang dihasilkannya diawetkan dalam keadaam kering bersama medium tempat tumbuh jamur tempe tersebut. Dengan teknik seperti ini kualitas tempe yang diproduksi akan terjamin, karena dosis penggunaan starter dapat diatur. A. ALAT DAN BAHAN B.1 ALAT 1. kukusan atau langseng 2. Tampah bambu 3. Pengaduk kayu 4. Lembara plastik atau daun pisang 5. Alat penumbuk atau gilingan 6. Ayakan tepung 7. Wajan untuk menggoreng beras 8. Kantong plastik B.2 BAHAN 1. Beras sebanyak 300 gram 2. Tepung tempe 3 gram atau sebanyak 1% dari jumlah beras yang digunakan 3. Tepung beras yang telah digoreng sangan.

B. CARA KERJA 1. Beras dicuci sampai bersih, kemudian ditanak hingga menjadi nasi dan didinginkan. 2. Pada nasi tersebut kemudian ditaburkan tepung tempe sebanyak 1% dari berat beras yang digunakan dan diaduk ampai merata. 3. Simpan nasi yang telah ditaburi bubuk tempe di atas tampahbambu yang bersih dan diatasnya ditutupi dengan lembaran plasti atau daun pisang. 4. Simpanlah tampah yang berisi nasi tadi di tempat pemeraman yang bersih hingga seluruh nasi ditumbuhi dengan jamur tempe. Jamur tempe yang telah menghasilkan spora akan tampak berwarna hitam. Tutup plastik atau daun pisang seaktu-waktu harus dibuka! 5. Jemurlah nasi yang telah ditumbuhi jamur tadi di bawah terik matahari hingga kering merata. 6. Tumbuk atau giling nasi yang telah kering sampai halus dan selanjutnya diayak. Bagian yang halus dari hasil saringan ini merupakan starter tempe. 7. Encerkan starter tempe ini dengan tepung beras yang telah digoreng sangan. Untuk setiap 10 gram starter tempe tambahkan 50-100 gram tepung beras. 8. Simpanlah starter yang telah diencerkan dalam kantong-kantong plastik. PERTANYAAN: 1. Apa fungsi merica, cabe, lengkuas, dan bawang putih dalam pembuatan ragi? 2. Mengapa adonan yang telah ditumbuhi mikroorganisme harus dikeringkan? 3. Bisakah mikroorganisme yang diharapkan diperoleh dari udara bebas? DAFTAR PUSTAKA Adi rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar (Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. Djumali Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta. Elan Suherlan, 1994, Bioteknologi Bahan Pangan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung.

-----------------, Adi Rahmat dan Amprasto, 1995, Pembuatan Minyak Secara Fermentasi Dengan Menggunakan Jamur Ragi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Bandung. -----------------, Ammi Syiulasmi, BR Simangunsongm Toeti S. Pudjiharto, dan Soesy Asyiah, 1994, Peningkatan Keterampilan Penerapan Pengetahuan Biologi Dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Guru-guru SD di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung, Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Bandung. F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, jakarta Hartman, T.H., and D.E Kester, 1968, Plant Propagation, Prentice hall Inc., Englewood Cleffs, New Jersey. Hendro Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Hieronymus B. Santoso, 1995, Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor, Nova, No. 376/VIII, hal. XXII. Lembaga Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti. Olsen, H.S., 1988, Aqueous Enzymatic Extraction Of Oil From Seed, In: Food Science And Technology In Industrial Development, S. Maneepun et al (ed.), Vol I, bangkok, p.30-37. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian, badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, 1975, Lembaran Petunjuk Latihan Teknologi Makanan, Pendidikan Guru Pertanian, PGP-Kejuruan Teknologi Makanan, Yogyakarta. Slesser, M. and C. Lewis, 1979, Biological Energy Resources, London, E & F N. Spon Ltd., A Halsted Press Book, John Wiley & Sons, New York. Stainier, R. Y., M. Doudorroff, and E. A. Adelberg, 1970, The Microbial World, Prentice Hal of Japan Inc., Tokyo. Sub Balittan Pasar Minggu, 1983, mempertahankan Kesegaran Buah-buahan dan Sauran, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, bandung

PEMBUATAN TEMPE Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia, terutama di pulan jaea. Teknik pembuatan tempe ini telah diketahui sejak sebelum tahun 1900, tetapi prosedur pembuatannya masih sederhana. Banyak bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang banyak dikenal adalah tempe dari kedelai. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan bahan lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan tepat. Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe. Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata. Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang

mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen. Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan. A. ALAT DAN BAHAN B. 1 ALAT 1. Waskom 2. Ayakan 3. Dandang 4. Kipas 5. Cukil kayu 6. Tampah 7. Kompor 8. Peralatan lain yang diperlukan B. 2 BAHAN 1. Kacang kedelai 2. Ragi tempe atau biakan murni Rhizopus sp. 3. Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati. B. CARA KERJA 1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan. 2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih. 3. Rendam kacangkedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air bersuhu sekitar 70 0 C. 4. Lepaskan kulit biji kedelai, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih. 5. Kukus atau rebus biji kedelai tersebut sampai terasa empuk. 6. Setelah biji kedelai terasa empuk, letakkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, kemudian kipasi sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.

7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diadukaduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai). 8. siapkan kantong plastik atau daun pisang atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakanjarum. 9. Masukan kedelai yang telah diberi ragi ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengans elera. 10. Inkubasikan kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur. Catatan: 1. Bekerja di tempat yang bersih dan tidak banyak orang akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan. 2. Usahakan selama pembuatan tempe tidak sambil bercakap-cakap atau sambil makan. DAFTAR PUSTAKA Adi rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar (Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. Djumali Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta. Elan Suherlan, 1994, Bioteknologi Bahan Pangan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. -----------------, Adi Rahmat dan Amprasto, 1995, Pembuatan Minyak Secara Fermentasi Dengan Menggunakan Jamur Ragi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Bandung. -----------------, Ammi Syiulasmi, BR Simangunsongm Toeti S. Pudjiharto, dan Soesy Asyiah, 1994, Peningkatan Keterampilan Penerapan Pengetahuan Biologi Dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Guru-guru SD di Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung, Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Bandung. F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, jakarta Hartman, T.H., and D.E Kester, 1968, Plant Propagation, Prentice hall Inc., Englewood Cleffs, New Jersey.

Hendro Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Hieronymus B. Santoso, 1995, Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor, Nova, No. 376/VIII, hal. XXII. Lembaga Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti. Olsen, H.S., 1988, Aqueous Enzymatic Extraction Of Oil From Seed, In: Food Science And Technology In Industrial Development, S. Maneepun et al (ed.), Vol I, bangkok, p.30-37. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian, badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, 1975, Lembaran Petunjuk Latihan Teknologi Makanan, Pendidikan Guru Pertanian, PGP-Kejuruan Teknologi Makanan, Yogyakarta. Slesser, M. and C. Lewis, 1979, Biological Energy Resources, London, E & F N. Spon Ltd., A Halsted Press Book, John Wiley & Sons, New York. Stainier, R. Y., M. Doudorroff, and E. A. Adelberg, 1970, The Microbial World, Prentice Hal of Japan Inc., Tokyo. Sub Balittan Pasar Minggu, 1983, mempertahankan Kesegaran Buah-buahan dan Sauran, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, bandung DAFTAR PUSTAKA Adi rahmat, 1994, Bioteknologi Bahan Bakar (Biotenologi Energi), Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. Djumali Manguneidjaja dan Ani Suryani, 1994, Teknologi Bioproses, Penebar Swadaya, Jakarta. Elan Suherlan, 1994, Bioteknologi Bahan Pangan, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Bandung. -----------------, Adi Rahmat dan Amprasto, 1995, Pembuatan Minyak Secara Fermentasi Dengan Menggunakan Jamur Ragi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Bandung. -----------------, Ammi Syiulasmi, BR Simangunsongm Toeti S. Pudjiharto, dan Soesy Asyiah, 1994, Peningkatan Keterampilan Penerapan Pengetahuan Biologi Dalam kehidupan Sehari-hari Bagi Guru-guru SD di Kecamatan Batujajar

Kabupaten Bandung, Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Bandung. F.G. Winarno, dkk., 1980, Pengantar Teknologi Pangan, Gramedia, jakarta Hartman, T.H., and D.E Kester, 1968, Plant Propagation, Prentice hall Inc., Englewood Cleffs, New Jersey. Hendro Sunaryono, 1984, Pengantar Pengetahuan Dasar Hortikultura, Penerbit Sinar Baru, Bandung. Hieronymus B. Santoso, 1995, Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor, Nova, No. 376/VIII, hal. XXII. Lembaga Fisika Nasional, LIPI, Brosur Pembuatan Minyak Kelapa Dengan Ragi Roti. Olsen, H.S., 1988, Aqueous Enzymatic Extraction Of Oil From Seed, In: Food Science And Technology In Industrial Development, S. Maneepun et al (ed.), Vol I, bangkok, p.30-37. Pusat Pendidikan dan Latihan Pertanian, badan Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Pertanian, 1975, Lembaran Petunjuk Latihan Teknologi Makanan, Pendidikan Guru Pertanian, PGP-Kejuruan Teknologi Makanan, Yogyakarta. Slesser, M. and C. Lewis, 1979, Biological Energy Resources, London, E & F N. Spon Ltd., A Halsted Press Book, John Wiley & Sons, New York. Stainier, R. Y., M. Doudorroff, and E. A. Adelberg, 1970, The Microbial World, Prentice Hal of Japan Inc., Tokyo. Sub Balittan Pasar Minggu, 1983, mempertahankan Kesegaran Buah-buahan dan Sauran, Balai Penelitian Hortikultura Lembang, bandung