PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan agama. Pencabutan gugatan

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA KELAS II DAN KETUA PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA KELAS I A

BAB II KOMPETENSI PERADILAN AGAMA TENTANG PENCABUTAN GUGATAN DAN PERCERAIAN

TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR

KETUA PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO. SURAT KEPUTUSAN Nomor : W13.A5/4241/HK.05/SK/XII/2009

SURAT EDARAN Nomor : 1 Tahun 1990 Tentang Petunjuk Pembuatan Penetapan Eks Pasal 71 ayat (2) Dan Akta Cerai Eks Pasal 84 ayat (4)

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

PENGADILAN AGAMA CIREBON KELAS IB Jl. Dr. Ciptomangunkusumo No. 42 Telp./ Fax Cirebon 45131

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

TENTANG DUDUK PERKARANYA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

P U T U S A N. Nomor 0002/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Kecamatan yang bersangkutan.

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 03 TAHUN 1973 TENTANG PERKARA KASASI PERDATA

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA BIAYA NO KOMPONEN BIAYA

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA NEGARA Nomor : W.15-A11/163b/HK.02/II/2014

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

Pelayanan Perkara Pidana

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 2273.a/DJA/KP.01.1/SK/VIII/2014 TENTANG

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA GUNUNGSITOLI NOMOR: W2-A15/212/KU.04.2/IV/2013 TANGGAL : 01 April 2013

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA MAGELANG Nomor : W11-A35/683/HK.00.8/V/2015 T E N T A N G PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAGELANG

A. BUNDEL A TERDIRI DARI 1. Surat Gugatan/ Permohonan 2. Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada)

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

P U T U S A N Nomor 27/Pdt.G/2007/PTA.Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 05/Pdt.G/2016/PTA.Plg

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

Sekitar Kejurusitaan

HASIL KEPUTUSAN SIDANG KOMISI II BIDANG BINDALMIN SIADPA PLUS

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KLAS I.B BARABAI Nomor : W15-A3/1006/KU.04.2/VIII/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG Nomor : W13-A35/0162/HK.00.8/SK/I/2016

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

ADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum

BAB II UPAYA HUKUM DALAM PERKARA KEPAILITAN

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG Jl. Letnan Boyak No. 77 Bangkinang Telp /Fax. (0762) Website:

P U T U S A N Nomor : 81/Pdt.G/2011/PTA Bdg.

P U T U S A N Nomor 11/Pdt.G/2010/PTA Btn

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

SOPPEMBERITAHUAN PUTUSAN PERKARA PIDANA

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA PENGADILAN NEGERI BONTANG. NOMOR : W18-U8/255/Pdt.01.3/IV/2015 KETUA PENGADILAN AGAMA BONTANG

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

P U T U S A N Nomor : 111/Pdt.G/2011/PTA. Bdg

E K S E K U S I (P E R D A T A)

P U T U S A N. Nomor : 45/Pdt.G/2014/PTA.Smd. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

P U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL / STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP) PELAKSANAAN PANGGILAN SIDANG PERKARA PERDATA (PERMOHONAN DAN GUGATAN)

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

P U T U S A N Nomor 100/Pdt.G/2013/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA Drs.H.M.TARSI HAWI, S.H. (PTA BANJARMASIN) A. PENDAHULUAN Pencabutan gugatan perkara perdata pada tingkat pertama, tingkat banding, tingkat kasasi, dan bahkan pada tingkat peninjauan kembali (request civil) dimungkinkan dapat terjadi. Pencabutan perkara, sekalipun tidak diatur di dalam HIR (Het Herziene Indoneisch Reglement) dan R.Bg. (Reglement Buitteegewesten), namun kebutuhan praktik peradilan mengharuskan adanya pedoman dalam pelaksanaan. Karena kekosongan aturan itulah, Pasal 271-272 Rv. (Reglement op de burgerlijke rechsvordering) dapat dijadikan sebagai pedoman oleh pengadilan. Ada suatu prinsip yang harus dijunjung oleh pengadilan, bahwa pencabutan perkara merupakan hak penggugat yang melekat pada diri penggugat seperti halnya pengajuan gugatan bagi Penggugat. Sebagai akibat dari pencabutan perkara, maka sengketa yang termuat dalam surat gugatan dinyatakan berakhir, tertutup segala upaya hukum, kedua pihak dinyatakan kembali kepada keadaan semula (restitutio in integrum), dan biaya perkara dibebankan kepada penggugat. B. PENCABUTAN PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA Pada Pengadilan Agama, pencabutan perkara sering dilakukan oleh berbagai sebab. Ada kalanya, pencabutan itu karena para pihak ingin menyelesaikan perkaranya dengan damai, atau kepentingan penggugat telah terpenuhi, atau penggugat ingin memperbaiki gugatannya. Tetapi untuk yang terakhir ini, tidak berlaku dalam hal pencabutan yang dilakukan penggugat dalam persidangan atas persetujuan Tergugat. 1

Pencabutan perkara pada pengadilan tingkat pertama, dapat dilihat dalam beberapa kasus. 1. Pencabutan perkara sebelum relaas panggilan sidang disampaikan kepada tergugat oleh juru sita. Dalam kasus ini : a. Penggugat memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; b. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama; c. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara tersebut; d. Ketua memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan) dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Pencabutan perkara setelah relaas panggilan sidang disampaikan kepada tergugat. Dalam kasus ini : a. Penggugat memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; b. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama; c. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara tersebut; d. Ketua memerintahkan Juru Sita untuk menyampaikan pemberitahuan pencabutan perkara tersebut kepada tergugat. Pemberitahuan ini bersifat imperatif demi tegaknya kepastian dan pelayanan hukum yang baik; e. Atau Hakim bersidang sesuai dengan hari yang telah ditetapkan, kemudian memberikan vonis dalam bentuk penetapan (beschikking); f. Ketua memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan)dan menyelesaikan administarasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2

3. Pencabutan perkara dalam sidang yang tidak dihadiri tergugat. Dalam kasus ini : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Majelis Hakim memberikan vonis pencabutan dalam bentuk penetapan (beschikking); c. Majelis Hakim memerintahkan kepada Juru Sita untuk menyampaikan salinan penetapan tersebut kepada tergugat; d. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan). 4. Pencabutan perkara dalam sidang yang dihadiri tergugat dan tergugat belum memberikan jawaban. Dalam kasus ini : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya sebelum tergugat memberikan jawabannya; b. Majelis Hakim memberikan vonis pencabutan dalam bentuk penetapan (beschikking); c. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan). 5. Pencabutan perkara setelah tergugat memberikan jawabannya. Dalam kasus ini, apabila tergugat menyetujuinya : a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Setelah penggugat menyatakan mencabut gugatannya, Hakim segera menanyakan pendapat tergugat. Namun tergugat dapat meminta waktu untuk berpikir dengan tidak segera memberi jawabannya. 3

c. Apabila tergugat menyetujui pencabutan perkara tersebut, Majelis Hakim memberikan vonis dalam bentuk penetapan (beschikking) (Akan tetapi, menurut M.Yahya Harahap, Karena tergugat telah menyetujui pencabutan perkara, berarti penyelesaian perkara bersifat final. Sedangkan penyelesaian perkara berdasarkan persetujuan (agreement), maka vonisnya, lebih tepat bersifat putusan. Karena pencabutan seperti ini tunduk kepada ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata, maka kesepakatan para pihak tersebut merupakan undang bagi mereka). d. Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Induk Perkara Perdata Gugatan/ (Permohonan); e. Pencabutan tersebut bersifat final, dengan pengertian bahwa sengketa di antara penggugat dan tergugat berakhir. 6. Pencabutan perkara setelah tergugat memberikan jawabannya. Pada kasus ini, apabila tergugat tidak menyetujui pencabutan perkara tersebut: a. Penggugat menyatakan mencabut gugatannya; b. Setelah penggugat menyatakan mencabut gugatannya, Hakim segera menanyakan pendapat tergugat. Namun tergugat dapat meminta waktu untuk berpikir dengan tidak segera memberi jawabannya. c. Apabila tergugat tidak menyetujui permohonn pencabutan gugatn perkara tersebut, pemeriksaan perkara harus dilanjutkan; d. Hakim harus memberikan putusan sesuai ketentuan yang berlaku C. PENCABUTAN PERKARA BANDING 4

Ada dua kasus pencabutan perkara pada pengadilan tingkat banding. Pertama, perkara banding yang telah didaftarkan di pengadilan tingkat pertama dan dicabut sebelum perkara tersebut dikirim ke pengadilan tingkat banding (dalam hal ini Pengadilan Tinggi Agama). Kedua, perkara banding yang telah dikirim ke pengadilan tingkat banding. 1. Berkas Belum Dikirim ke PTA a. Apabila berkas perkara banding belum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama dan Akta Permohonan Banding belum diberitahukan kepada pihak terbanding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut; iii. Panitera mengeluarkan akta pencabutan perkara yang ditandatangani oleh Panitera dan pembanding; iv. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. b. Apabila berkas perkara banding tersebut belum dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama, akan tetapi Akta Permohonan Banding sudah diberitahukan kepada pihak terbanding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; iii. Panitera mengeluarkan Akta Pencabutan Perkara yang ditandatangani oleh pembanding atau para pembanding, terbanding atau para terbanding, dan Panitera; 5

iv. Dalam hal tidak dimungkinkan meminta tanda tangan terbanding, sehelai akta tersebut wajib disampaikan kepada terbanding oleh Juru Sita; v. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara tersebut dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Berkas Perkara Sudah Dikirim Ke PTA Apabila berkas perkara banding tersebut sudah dikirim ke Pengadilan Tingkat Banding : i. Pembanding memohon untuk mencabut perkaranya dalam bentuk surat; ii. Surat pencabutan tersebut ditujukan kepada Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut; iii. Panitera Pengadilan Agama mengeluarkan Akta Pencabutan Perkara yang ditanda tangani oleh pembanding atau para pembanding, terbanding atau para terbanding, dan Panitera; iv. Ketua Pengadilan Agama mengirim surat pengantar kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama, yang menerangkan bahwa permohonan perkara banding Nomor /Pdt.G/ /PA.. Tanggal telah dicabut oleh pembanding, dengan melampirkan surat permohonan pencabutan perkara banding dan Akta Pencabutan Banding tersebut (a.dan c.) di atas; v. Pengadilan Banding memberikan vonis dalam bentuk penetapan pencabutan banding tersebut; vi. Ketua Pengadilan Agama memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Banding dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan tersebut. 6

Mengapa diperlukan persetujuan pihak terbanding atau para terbanding dan diikut-sertakan pula dalam pembubuhan tanda-tangan mereka pada Akta Pencabutan Permohonan Banding? Logikanya ialah bahwa perkara yang dimohonkan banding oleh pembanding menjadi mentah kembali atau dikembalikan kepada keadaan semula (restitutio in integrum). Amar putusan dan pertimbangan hukum atau salah satunya ketika itu dinyatakan pembanding tidak memuaskan dirinya, sehingga pembanding bereaksi ingin membatalkan atau memperbaiki putusan tersebut melewati upaya hukum yang dilakukannya. Yang ingin dibatalkan atau diperbaikinya adalah amar putusan atau/ dan pertimbangan hukum putusan sekaligus. Disinilah kepentingan pihak terbanding terusik kembali, apabila permohonan banding itu telah didaftarkan pada Pengadilan Tinggi Agama. Padahal, sebelumnya dalam duduk perkara yang termuat dalam Berita Acara Persidangan pada Pengadilan Agama, pihak lawan telah memberikan jawabannya, sekarang perkara itu dikembalikan lagi seperti posisi semula. Oleh karena itu pencabutan permohonan banding pun perlu adanya persetujuan pihak terbanding atau para terbanding, apabila Permohonan Banding telah disampaikan kepada Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Tinggi Agama telah memprosesnya dengan memberi nomor regester banding. D. PENCABUTAN PERKARA PADA TINGKAT KASASI Sebagaimana terurai di muka, pencabutan perkara pada semua tingkatan peradilan dapat dilakukan. Disini kita berbicara tentang pencabutan permohonan kasasi (Untuk mempersingkat tulisan ini PK inklusif termuat disini). Pada dasarnya ada tiga kasus pada pencabutan perkara kasasi (dan peninjauan kembali) : 1. Pencabutan permohonan kasasi yang belum disampaikan Akta Permohonan Kasasi kepada termohon kasasi: a. Permohonan pencabutan perkara permohonan kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; 7

b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; c. Panitera Pengadilan Agama, yang memutus perkara tersebut, membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi; d. Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut, memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 2. Pencabutan permohonan kasasi yang sudah disampaikan Akta Permohonan Kasasi kepada termohon kasasi: a. Permohonan pencabutan perkara permohonan kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; c. Panitera Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi dan termohon kasasi atau sekurang-kurangnya ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi, kemudian Akta Pencabutan Permohonan Kasasi tersebut disampaikan sehelai kepada termohon kasasi ; d. Ketua Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut memerintahkan kepada Panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan. 3. Pencabutan permohonan kasasi yang sudah disampaikan ke Mahkamah Agung : a. Permohonan pencabutan permohonan perkara kasasi oleh pemohon kasasi dibuat dalam bentuk surat; b. Permohonan pencabutan tersebut ditujukan ke Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut; 8

c. Panitera Pengadilan Agama yang memeriksa perkara tersebut membuat Akta Pencabutan Permohonan Kasasi yang ditanda-tangani oleh Panitera dan pemohon kasasi dan termohon kasasi; d. Ketua Pengadilan Agama, yang memeriksa perkara tersebut, mengirim surat pengantar kepada Ketua Mahkamah Agung RI c.q. Ketua Muda Urusan Lingkungan Peradilan Agama yang menerangkan bahwa permohonan kasasi tersebut telah dicabut oleh pemohon dengan lampiran surat-surat angka a. dan angka c. tersebut di atas; e. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, yang memeriksa perkara tersebut, memerintahkan kepada panitera untuk mencoret perkara dari buku Regester Permohonan Kasasi dan menyelesaikan administrasi yustisial yang berkaitan dengan pencabutan, setelah penetapan MARI diterima; Demikian, semoga tulisan ini ada manfaatnya. Kepustakaan Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika, 2005. ----------, Kekuasaan Pengadilan Tinggi dan Proses Pemeriksaan Perkara Perdata Dalam Tingkat Banding, Jakarta, Sinar Grafika, 2006. Manan, H. Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta,Yayasan Al-Hidayah, 2000. Sutantio, Retnowulan, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek, Jakarta, CV Mandar Maju, 1979. Surat TUADA RI URUSAN LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA, Nomor 08/TUADA-AG/VII/2001 tanggal 5 Juli 2001; Surat Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandung Nomor PTA.i/K/KS.00/1481/2001 tanggal 13 Agustus 2001. Banjarmasin, 15 September 2008 Contoh I (Perkara yang dicabut sebelum disidangkan) 9

(Apabila relaas panggilan belum disampaikan kepada Tergugat, Akta Pencabutan ini tidak disampaikan kepada Tergugat) AKTA PENCABUTAN GUGATAN Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Penggugat melawan.., Tergugat Demikianlah, Akta Pencabutan Gugatan ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Penggugat Panitera,... Contoh II (Untuk perkara yang dicabut sebelum disidangkan) (Apabila relaas panggilan telah disampaikan kepada Tergugat, Pengadilan berkewajiban menyampaikan Akta Pencabutan ini kepada Tergugat) AKTA PENCABUTAN GUGATAN Nomor /Pdt.G/./PA. 10

Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Penggugat melawan.., Tergugat Demikianlah, Akta Pencabutan Gugatan ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Penggugat Panitera,... Contoh III (a. Apabila permohonan banding dicabut sebelum Akta Permohonan Banding disampaikan keapada Terbanding b. Pada prinsipnya Kuasa Penggugat atau Kuasa Pembanding tidak dapat mencabut perkara yang telah diajukannya ke Pengadilan, kecuali secara khusus Penggugat atau Pembanding menguasakan pencabutan tersebut kepada Kuasa tersebut) 11

AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN BANDING Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Pembanding melawan.., Terbanding Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Banding ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Pembanding dan Terbanding. Pembanding Panitera,... 12

Contoh IV (Apabila permohonan banding dicabut sesudah Akta Permohona Banding diserahkan kepada Termohon Banding). AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN BANDING Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,.., tanggal.., telah menghadap kami,., Panitera Pengadilan Agama, seorang bernama.. bin., tertempat tinggal di Jalan., nomor, R.T, R.W.., Kelurahan., Kecamatan, Kota.., dalam hal ini bertindak sebagai kuasa dari. berdasarkan Surat Kuasa tertanggal.. (terlampir), menerangkan bahwa ia menyatakan mencabut permohonan banding yang diajukannya pada tanggal. dan didaftarkan di Pengadilan Agama tanggal. nomor /Pdt.G/ /PA terhadap putusan nomor../pdt.g/./pa. tanggal. dalam perkara :..., Pembanding melawan.., Terbanding Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Banding ini dibuat dan ditanda-tangani oleh Pantera Pengadilan Agama.., Kuasa Pembanding dan Terbanding. Kuasa Pembanding Panitera,.. Terbanding 13

Contoh V (Contoh pencabutan permohonan kasasi sebelum Akta Permohonan Kasasi disampaikan kepada Termohon Kasasi) AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN KASASI Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,, tanggal.., telah mengahadap kami., Panitera pada Pengadilan Agama.., seorang bernama.. bin, beralamat di Jalan.., R.T..., R.W., Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten.., bahwa ia menyatakan mencabut permohonan kasasi atas permohonan kasasi yang diajukan tanggal, Nomor. /Pdt.G/../PA. terhadap putusan Pengadilan Agama tanggal., Nomor /Pdt.G/PA. dalam perkara antara :..., Pemohon Kasasi melawan.., Termohon Kasasi Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Kasasi ini dibuat sesuai dengan ketetntuan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan ditanda-tangani oleh Panitera Pengadilan Agama.. Pemohon Kasassi Panitera,.. Termohon Kasasi 14

Contoh VI (Contoh pencabutan permohonan kasasi setelah Akta Permohonan Kasasi disampaikan kepada Termohon Kasasi atau berkas permohonan kasasi telah dikirim ke Mahkmah Agung ) AKTA PENCABUTAN PERMOHONAN KASASI Nomor /Pdt.G/./PA. Pada hari ini,, tanggal.., telah mengahadap kami., Panitera pada Pengadilan Agama.., seorang bernama.. bin, beralamat di Jalan.., R.T..., R.W., Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten.., bahwa ia menyatakan mencabut permohonan kasasi atas permohonan kasasi yang diajukan tanggal, Nomor. /Pdt.G/../PA. terhadap putusan Pengadilan Agama tanggal., Nomor /Pdt.G/PA. dalam perkara antara :..., Pemohon Kasasi melawan.., Termohon Kasasi Demikianlah, Akta Pencabutan Permohonan Kasasi ini dibuat sesuai dengan ketetntuan Pasal 49 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan ditanda-tangani oleh Panitera Pengadilan Agama.. Pemohon Kasassi Panitera,.. Termohon Kasasi 15