BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

dokumen-dokumen yang mirip
pembangunan. Oleh sebab itu, untuk mengelola keuangan yang baik maka dibutuhkan pemahaman dan praktek yang baik dalam melaksanakan peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. secara relatif akan menjamin kelangsungan pelaksanaan tugas pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian otonomi yang luas dan sistem desentralisasi kepada daerah

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PENINGKATAN KINERJA MELALUI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA SEKSI ANGGARAN DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BINTAN

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) BADAN PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. program yang dapat melahirkan mahasiswa mahasiswa yang terampil,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu : anggaran,

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

BAB II PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah Kota Medan dengan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

BAB II PROFIL INSTANSI. mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS DINAS PENDIDIKAN

Martapura, Januari 2017 KEPALA SKPD. Drs. H. ASPIHANI, M.AP NIP

PERUBAHAN MENDASAR PENYUSUNAN ANGGARAN NEGARA SESUAI UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2003 DAN IMPLEMENTASINYA PADA MASA TRANSISI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pagu anggaran yang dapat direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN. tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu kompleks maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penganggaran merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. ANALISIS PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN Deskripsi Umum Ruang Lingkup Penelitian

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

BAB I PENDAHULUAN. dibidang keuangan negara, yaitu undang-undang No. 17 tahun tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

Prinsip-Prinsip Penganggaran

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. frame foto kegiatan BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB III PEMBAHASAN. telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Wonogiri, Februari 2016 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

BAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Catatan: dalam kesempatan ini akan disampaikan khusus untuk bidang Komunikasi dan Informatika

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan mendasar telah dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengakomodasi berbagai tuntutan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Ketersediaan anggaran pemerintah yang sangat terbatas dan masih harus diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang harus segera diselesaikan, maka pengalokasian anggaran harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggungjawab agar anggaran yang terbatas itu dapat dimanfaatkan secara efisien dan dapat menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan tata kelola pemerintahan yang baik. Dengan demikian diperlukan siklus perencanaan, pengalokasian, pemanfaatan, dan pengevaluasian anggaran pengembangan pemerintahan yang baik sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan dapat berjalan secara efektif. Dalam praktik penyusunan anggaran, masih sering terjadi tidak disediakannya dana bagi suatu kegiatan yang semestinya dilaksanakan. Salah satu contoh sederhana dapat dikemukakan adalah tidak dialokasikannya biaya yang cukup untuk pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, yang dalam kenyataan bahwa biaya perawatan merupakan hal yang 1

2 sangat diperlukan agar sarana dan prasarana yang dimiliki pemerintah daerah dapat berfungsi dengan baik. Hal tersebut merupakan suatu indikasi bahwa masih lemahnya perencanaan anggaran, yang ironisnya lagi, kondisi seperti itu terus terjadi pada setiap tahun anggaran. Lemahnya perencanaan dalam pengalokasian anggaran belanja menyebabkan lemahnya kinerja pemerintah, sehingga ada unit kerja yang kelebihan pembiayaan dan ada pula unit kerja yang kekurangan pembiayaan. Unit kerja yang kelebihan pembiayaan mengakibatkan efisiensi menjadi rendah, sedangkan ada unit kerja yang kekurangan pembiayaan mengakibatkan efektifitas menjadi rendah untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI). Kesenjangan yang lebar antara kebutuhan anggaran dengan keterbatasan anggaran yang dapat disediakan akan menimbulkan pengalokasian anggaran yang buruk apabila arah dan prioritas penggunaan anggaran tidak terdefinisi dengan baik, proses pengalokasian anggaran tidak sistematik, dan praktik penganggaran yang tidak transparan karena lemahnya persyaratan kelayakan pembiayaan. Untuk menghindarkan pemborosan anggaran, perlu dikembangkan kerangka perencanaan dan pengalokasian anggaran. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran. Perubahan mendasar tersebut meliputi aspek-aspek penerapan pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah (Medium Term Expenditure Framework), penerapan penganggaran secara terpadu

3 (Unified Budget) dan penerapan penganggaran berbasis kinerja (Performance Budget). Kinerja pengelolaan anggaran di beberapa Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) seperti Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan di Bagian Keuangan Setda Kabupaten Tabanan, sangat menentukan tercapainya sistem perencanaan, sistem penganggaran, sistem evaluasi dan pelaporan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pemilihan SKPD di atas berdasarkan pertimbangan, yaitu: Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, dan Dinas Pendapatan merupakan SKPD yang mengelola Dana APBD Kabupaten Tabanan yang cukup besar dibandingkan dengan SKPD lainnya. Sedangkan Bagian Keuangan Setda Kabupaten Tabanan merupakan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) Kabupaten dan sekaligus sebagai Bank Umum Daerah (BUD) Kabupaten Tabanan, sehingga keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsinya sangat menentukan keberhasilan pengelolaan keuangan daerah kabupaten secara keseluruhan. Pada tahun anggaran 2008, anggaran yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan berupa Pendapatan sebesar Rp 663.598.183.868,62 dan Belanja sebesar Rp. 645.177.786.946,13 Sedangkan anggaran yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan adalah seperti terlihat dalam Tabel 1.1.

4 Tabel 1.1. Anggaran Yang Dikelola Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan bagian Keuangan Kabupaten Tabanan Tahun Anggaran 2008 (dalam ribuan rupiah) Anggaran Dinas PU Dinas Perhubungan Dinas Pendapatan Bagian Keuangan Pendapatan : Target 21.155,- 2.544.936,- 44.899.052,- 552.119.720,- Realisasi 20.440,- (96,62 %) 2.656.124,- (104,37 %) 50.438.818,- (112,34 %) 561.451.668,- (101,51 %) Belanja : Target 56.574.863 3.893.957,- 13.298.677,- 128.802.533,- Realisasi 54.525.469 (96,38 %) 3.709.322 (95,26 %) 12.972.529,- (97,55 %) 124.273.164,- (96,48 %) Sumber : Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2008 Dari Tabel 1.1. terlihat bahwa realisasi pendapatan hanya Dinas Pekerjaan Umum yang tidak mencapai target yang ditetapkan, sementara Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Bagian Keuangan dapat melampaui target yang ditetapkan. Sedangkan untuk Anggaran Belanja keempat SKPD tersebut realisasinya di bawah target yang ditetapkan atau terdapat sisa anggaran. Pegawai sebagai salah satu sumber daya yang ada, dimana pegawai tersebut memegang peranan penting dalam penyelenggaraan suatu organisasi, termasuk pada Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendapatan, Dinas Perhubungan, dan Bagian Keuangan Setda Kabupaten Tabanan sudah sewajarnya memanfaatkan secara maksimal para pegawai yang berada dibawah koordinasinya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

5 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut sangat dibutuhkan aparatur pegawai yang cakap, setia, punya jiwa pengabdian dan disiplin yang tinggi. Para pegawai pengelolaan anggaran tersebut diharapkan memiliki disiplin tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sumber daya manusia yang berdisiplin tinggi akan dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan organisasi. Prestasi yang baik dari para pegawai merupakan suatu indikasi akan tercapainya sasaran yang diinginkan, maka dengan demikian syarat awal tercapainya prestasi kerja adalah kinerja yang baik. Pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah memberikan kerangka yang menyeluruh, meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan penggangaran, mengembangkan disiplin fiskal, mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat pada kegiatan pemerintah dengan memberikan pelayanan yang optimal dan lebih efisien. Ruang lingkup sistem akuntansi keuangan pemerintah dilaksanakan atas semua kegiatan utama instansi pemerintah yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi instansi pemerintah. Kegiatan yang menjadi perhatian utama mencakup: 1) Tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah. 2) Program kerja yang menjadi isu nasional. 3) Aktifitas yang dominan dan vital bagi pencapaian visi dan misi instansi pemerintah.

6 Dalam pelaksanaan pengelolaan dan pertanggungjawaban di bidang keuangan maka kinerja pengelolaan anggaran sangat penting untuk diperhatikan berkaitan langsung dengan kebijakan pengelolaan APBN, maka dengan itu perlu adanya kompensasi, pelatihan, kepemimpinan, dan lingkungan kerja yang mendukung pelaksanaan kegiatan di bidang pengelolaan anggaran sehingga dapat menghasilkan suatu kegiatan yang optimal, efektif dan efisien serta ekonomis. Kompensasi adalah balas jasa yang diterima oleh pegawai yang dapat dihitung dengan uang, yang diukur dari persepsi atau penilaian pegawai tentang kelayakan gaji, kesesuaian gaji yang diterima dengan tingkat pendidikan, masa kerja serta tanggung jawab dan kesesuaian tunjangan yang diterima dengan pencapaian kinerja serta balas jasa dalam bentuk imbalan karir yaitu rasa aman, pengembangan diri, kejelasan sistem karir, dan imbalan sosial (pujian dan penghargaan). Pelatihan merupakan suatu kegiatan sebagai upaya guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan pegawai untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas, yang dapat berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) penjenjangan, diklat teknis serta diklat fungsional. Faktor kepemimpinan juga merupakan hal yang penting dalam upaya peningkatan kinerja, yaitu pimpinan; (a) sebagai teladan bawahan; (b) kemampuan pimpinan membagi tugas, mengatasi masalah dengan cepat, memberi kesempatan pada karyawan mengukapkan pendapat atau masukan, menempatkan orang yang tepat pada tempat yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan dan menciptakan kondisi kerja yang

7 nyaman; (c) kemampuan pimpinan dalam menggerakan, membimbing dan memberi petunjuk dalam pekerjaan; dan (d) kemampuan pimpinan dalam melakukan pengawasan internal yang dilakukan secara berkala, sehingga apa yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Demikian juga dalam upaya peningkatan kinerja faktor lingkungan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan. Lingkungan kerja berupa; (a) hubungan kerja, yaitu kondisi hubungan antara pimpinan dengan bawahannya dan sesama rekan sekantor; (b) kondisi fisik, yaitu keadaan tempat kerja dimana karyawan sehari hari melakukan aktifitasnya yang diukur dari kebersihan, kebisingan, suhu, dan pencahayaan; (c) fasilitas kerja, yaitu kertersediaan alat alat kerja yang digunakan untuk mendukung jalannya tugas; dan (d) pola komunikasi, yaitu terciptanya pola komunikasi yang efektif antara pimpinan dengan bawahan dan antara rekan kerja yang diukur dari persepsi pegawai terhadap pola komunikasi antara pimpinan dengan bawahan serta antara sesama staf. Dalam praktik di lapangan faktor kompensasi, kepemimpinan dan lingkungan kerja belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya dari Pemerintah Kabupaten Tabanan. Kompensasi bagi para pegawai merupakan faktor yang dapat meningkatkan semangat kerja, tetapi dalam kenyataan para pegawai secara umum memang sudah memperoleh gaji, sedangkan bentuk balas jasa lainnya belum memadai sesuai dengan ketentuan yang ada. Diklat merupakan kebutuhan yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kompetensi pegawai agar mampu dan terampil dalam

8 pelaksanaan tugas, namun dalam kenyataan belum seluruh pegawai memperoleh kesempatan mengikuti diklat sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya., terutama diklat teknis (diklat pengelolaan keuangan, diklat pengelolaan barang) dan diklat fungsional (diklat auditor, diklat bendaharawan). Faktor kepemimpinan sebagai faktor yang pasti ada dalam setiap instansi pemerintah yang secara umum sudah melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, hanya saja dalam hal penempatan orang pada tempat yang tepat masih sering menjadi sorotan berbagai pihak. Demikian juga halnya lingkungan kerja setiap instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan belum memadai, baik ditinjau dari jumlah bangunan maupun kualitasnya masih perlu mendapat perhatian untuk peningkatannya, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja. Fasilitas kerja seperti peralatan kantor, sarana komunikasi juga belum memadai. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini yakni: 1) Apakah kompensasi, pelatihan, kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh pada kinerja pengelolaan anggaran? 2) Apakah kompensasi, pelatihan, kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara individual berpengaruh pada kinerja pengelolaan anggaran?

9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di rumuskan sebelumnya maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, pelatihan, kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara bersama-sama pada kinerja pengelolaan anggaran. 2) Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, pelatihan, kepemimpinan, dan lingkungan kerja secara individual pada kinerja pengelolaan anggaran. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah : 1) Secara teorititis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan kinerja pengelolaan anggaran. 2) Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) atau pun dinas dinas yang ada di Kabupaten Tabanan dalam pengelolaan keuangan daerah.