BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Masalah keuangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Krisis perekonomian global telah mengubah tatanan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis global telah menyebabkan kegiatan dunia usaha di Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

deskriptif, yaitu penelitian dengan menggunakan data-data yang diperoleh langsung pada laporan keuangan di ICMD Bursa Efek Jakarta, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. prospektif untuk dikembangkan. Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ketat antar perusahaan. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

Evaluasi Kinerja Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di situs resmi BI ( dan situs resmi masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. operasional, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISA POTENSI KEBANGKRUTAN PT HERO SUPERMARKET Tbk DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

dengan pada saat ekonomi dalam keadaan normal. Hal ini diakibatkan oleh rupiah terhadap mata uang asing dan kenaikan suku bunga kredit.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis multidimensi yang terjadi di Asia pada tahun 1997, dimana nilai

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN SEBAGAI PARAMETER KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT SMARTFREN TELECOM, TBK NAMA : RIZKY AMANDA PUTRI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat panjang bahkan hingga ribuan tahun. Pada periode waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini sistem keuangan dunia telah menunjukan adanya krisis keuangan global. Hal ini terjadi sebagai dampak resesi ekonomi dan krisis keuangan di Amerika. Dalam laporan Global Economic Prospects, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan dan memperkirakan volume perdagangan dunia pada 2009 turun 2,1% karena krisis kredit yang terjadi di seluruh dunia menerpa negara-negara kaya dan miskin. Krisis keuangan global mempunyai dampak yang luas terhadap dunia usaha yang sebenarnya saat ini sedang berkembang pesat. Sehingga menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan daya saing di suatu bidang usaha. Tidak sedikit perusahaan perusahaan yang mengalami kerugian atau mungkin tersingkir dari suatu sektor industri. Oleh karena itu, untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, sebuah industri harus dapat berkompetisi dengan industri-industri kompetitor lainnya. Dimana perusahaan harus menjalankan usahanya secara lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Dalam rangka mengantisipasi krisis global, pengusaha properti berani menyiasatinya dengan menekan margin keuntungan untuk memberikan subsidi pada tingginya suku bunga kredit pemilikan rumah yang dikeluarkan perbankan. Hal ini dilakukan demi mempertahankan penjualan properti. Tingginya suku bunga kredit perbankan mengakibatkan lesunya industri properti di Indonesia, dimana selama semester I-2009 mengalami penurunan sebesar 20%. Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Teguh Satria mengatakan pertumbuhan yang minus ini didasari oleh masih tingginya suku bunga kredit yang

diberikan oleh sektor perbankan walaupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sudah turun sampai dengan 3%. Perumahan memang terdiri dari beberapa segmen, segmen yang mendapat subsidi dari pemerintah itu tidak menjadi masalah, serta segmen atas namun segmen menengah inilah yang menjadi permasalahan. Pada semester I, industri properti kurang menggembirakan. Biasanya penjualan per bulan berkisar 7-10 unit per bulan, tetapi dua bulan setelah krisis global sempat membuat penjualan anjlok menjadi 3-4 unit per bulan. Hal ini dikarenakan masih tingginya suku bunga pasar khususnya bagi segmen menengah. Menurut beliau penurunan suku bunga kredit perbankan sampai saat ini belum signifikan dibandingkan dengan penurunan BI Rate yang telah terjadi. Karena turunnya suku bunga perbankan masih tidak sesuai dengan harapan. BI Rate sendiri turun sampai 3% tapi rata-rata penurunan bunga perbankan masih 0,84%. Yang membuat industri di sektor property mengalami penurunan. Tingkat bunga KPR saat ini masih berkisar antara 12,5-14% bahkan ada yang masih yang sebesar 15%. Harapan para pelaku sektor properti adalah suku bunga kredit yang diberikan perbankan hendaknya mendekati BI Rate. "Harapan kita bisa 4% diatas BI Rate atau berkisar antara 10% sampai 11,5%. Lebih lanjut pada semester II nanti perbankan bisa terus menurunkan suku bunganya agar industri properti bisa terus berjalan. "Kita memproyeksikan pada semester II nanti akan ada pertumbuhan yakni mencapai 20%. Atau kembali seperti semula yang terjadi penurunan sebesar 20% di awal semester pertama tahun 2009. Menurut data di bursa, pemegang saham Modernland Realty Ltd Tbk (MDLN) Per 31 Januari 2009 adalah AA Land PTE LTD yang memiliki 41,22% atau 1,26 juta lembar saham, Castle Capital Holdings Inc 8,86% (270 ribu lembar), dan PT Inti Putramodern 5,35% (163 ribu lembar), serta sisanya dimiliki publik.

Sepanjang tahun 2008, MDLN berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar, atau tumbuh 3,9%. Namun, laba bersih perseroan hanya mencapai Rp 27 miliar, turun 11,06% dari 2007 sebesar Rp 30,36 miliar. Turunnya laba bersih ini disebabkan tingginya suku bunga kredit hingga 15% dan angka inflasi. Selain karena melonjaknya harga material sehingga biaya operasional MDLN membengkak (www.inilah.com). Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk mengatakan, meski krisis keuangan global saat ini terjadi, perseroan tetap mendapatkan kucuran kredit kontruksi dari pihak perbankan. Beliau mengakui, krisis ini tetap ada pengaruhnya pada perseroan. Tapi hal itu, tidak sampai terjadi pada penghentian kucuran kredit kontruksi. Yang ada hanya suku bunga yang naik, dari sebelumnya 11-12 persen menjadi 15-16 persen (www.vivanews.com). Direktur Utama PT Putra Kinasih Prakarsa (PKP) selaku pengembang Perumahan Kampoeng Semawis, mengungkapkan, pihaknya tetap dapat mempertahankan penjualan properti dengan menekan margin keuntungan hingga lima persen. Dengan begitu, kenaikan suku bunga KPR tersebut akan ditutupi oleh selisih keuntungan yang hilang. Dengan menekan keuntungan, PT PKP justru berani menurunkan harga per unit rumah dari sebelum krisis global. Beliau mencontohkan, harga tipe rumah terkecil pada saat ini hanya Rp 199 juta, sedangkan sebelumnya mencapai Rp 216 juta. Dari 336 unit rumah yang dipasarkan, PT PKP berhasil menjual 169 unit rumah terhitung sejak Juni 2007 hingga Mei 2009 (www.kompas.com). Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Properti, Permukiman, dan Lingkungan Hidup, mengatakan, dalam mengantisipasi krisis global, perusahaan properti perlu menempuh berbagai cara agar aliran dana ( cash flow) tetap berputar. Cara yang ditempuh dapat dengan mengurangi harga rumah, memberikan insentif dan bonus, ataupun memperpanjang masa pembayaran untuk merangsang

pasar. Hal ini mengingat daya beli masyarakat masih dikendalikan oleh naik turunnya suku bunga KPR. Bila aliran dana tidak jalan, maka perusahaan akan lebih merugi karena pendapatan tidak ada tetapi biaya operasional tetap jalan. Terdapat faktor-faktor yang menjadi prakiraan ancaman dalam berbagai bidang usaha yang paling serius dalam tahun 2008, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal yaitu berasal dari luar perusahaan dan berada di luar jangkauan atau kontrol pimpinan perusahaan. Pada sektor industri property ini perlu di prediksi suatu resiko kebangkrutan yang mungkin terjadi. Untuk mengantisipasi munculnya kesulitan keuangan pada industri property, perlu disusun suatu sistem yang dapat memberikan peringatan dini (early warning) adanya problematik keuangan yang mengancam operasional industri property. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi industri tekstil maka sangat memungkinkan bagi industri property untuk mengikuti langkah-langkah antisipasi guna mencegah krisis keuangan agar segera tertangani. Penerapan penilaian kinerja keuangan perusahaan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui prestasi dan kinerja perusahaan yang berguna untuk kepentingan para pemegang saham maupun bagi manajemen perusahaan. Dengan mengetahui prestasi dan kinerja perusahaan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan strategis perusahaan sehingga dapat sukses dalam persaingan di dalam maupun di luar negeri. Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan maka pihak eksternal (investor) maupun pihak internal (manajer) memerlukan informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut mereka dapat menganalisisnya untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Penelitian tersebut dilakukan tersebut dilakukan terhadap berbagai perusahaan dalam jangka waktu periode tertentu. Mereka mengamati laporan keuangan beberapa tahun untuk mencoba melihat fenomena khusus yang terjadi dan dari hal tersebut diambil suatu rumusan dalam bentuk model-model prediksi salah satunya diambil

dari model terkenal yaitu Bankruptcy Model, yang merupakan suatu model yang dapat memprediksikan kapan suatu perusahaan akan bangkrut. Model ini dikembangkan oleh seorang pakar ekonomi keuangan di New York University s Stern School of Business yang bernama Profesor Edward I Altman. pada tahun 1960, sehingga model ini dikenal dengan Altman Z-Score (www.bankcruptcyaction.com). Dalam penelitiannnya tersebut, Altman menemukan lima rasio yang dapat dikombinasikan untuk melihat kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Manufaktur. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: ANALISIS RESIKO KEBANGKRUTAN (DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE) PADA INDUSTRI PROPERTY DI BEI. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, ide dasar penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi rasio-rasio keuangan industri property Indonesia periode 2004-2008. 2. Bagaimana nilai-nilai metode Altman Z-Score pada industri property periode 2004-2008 yang listing di Bursa Efek Indonesia. 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penyusunan laporan ini adalah dalam rangka mengumpulkan data dan informasi, mengolah dan menganalisis mengenai resiko kebangkrutan. Di samping itu penelitian ini

dimaksudkan untuk menempuh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Menganalisis kondisi rasio-rasio keuangan industri property Indonesia. 2. Menganalisis nilai-nilai Altman Z-Score pada industri property Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Kegunaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis berharap agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna antara lain : 1. Penulis Kegunaan penelitian ini bagi penulis merupakan sarana belajar untuk mengetahui sejauh mana teori yang diperoleh dapat diterapkan dalam praktek juga menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai tingkat kesehatan perusahaan. 2. Bagi Pihak Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perusahaan agar lebih dapat memberikan tambahan pengetahuan pengetahuan untuk memprediksi dalam pengambilan keputusannya. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan menjadi referensi tambahan khusus mengenai indikator indikator kebangkrutan.

1.5 Kerangka Pemikiran Salah satu sarana yang paling penting untuk menilai suatu kondisi keuangan perusahaan atau organisasi di dalam industri adalah melalui laporan keuangannya. Laporan keuangan menunjukan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan tersebut dinilai dan dianalisis melalui analisis keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu media yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Namun dalam menginterprestasikan laporan keuangan dibutuhkan suatu tindak lanjut analisa agar laporan keuangan tersebut dapat menjadi informasi yang lebih tepat dan akurat. Dengan adanya analisis laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menjadikan laporan keuangan tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan seringkali memasuki aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan teknik analisis tersebut memungkinkan untuk dilakukannya identifikasi, pengkajian dan perangkuman hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan tekhnik yang biasa digunakan dalam hal seperti ini adalah analisis rasio keuangan. Teknik yang dapat digunakan dalam analisis rasio keuangan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Definisi analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi, dan sejenisnya (Dedhy Sulistiawan dan Liliana, 2007). Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan memuat data-data historis dalam penilaian dan peramalan analisis investasi. Ada berbagai rasio

keuangan yang dapat menunjukan kinerja keuangan perusahaan. Diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan panduan untuk menilai kesulitan keuangan yang akan diderita perusahaan. Darsono dan Ashari (2004) indikator pertama adalah informasi arus kas sekarang dan arus kas untuk periode mendatang. Informasi arus kas memberikan gambaran sumber-sumber dan penggunaan kas perusahaan. Sumber yang kedua adalah dari analisis posisi yang memberikan gambaran posisi dan strategi perusahaan dibandingkan dengan pesaing. Informasi ini memberikan gambaran posisi perusahaan dalam persaingan bisnis yang merujuk pada kemampuan perusahaan dalam menjual produk atau jasanya untuk menghasilkan kas. Indikator lain yang bisa digunakan perusahaan untuk menilai kebangkrutan perusahaan adalah suatu formula yang dicetuskan oleh Edward Altman yang disebut dengan rumus Altman Z-score. Seorang professor di New York University, Edward Altman, melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mengalami kebangkrutan dengan kinerja keuangan yang sehat. Hasil penelitiannya dirumuskan dalam suatu rumus matematis yang disebut rumus Altman Z-Score. Rumus ini menggunakan komponen dalam laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Pada awalnya Altman memiliki sampel 66 perusahaan manufaktur yang terdiri dari 35 perusahaan yang bangkrut dan 35 perusahaan yang tidak bangkrut. Selanjutnya dipilih pula 22 variabel (ratio) yang potensial untuk dievaluasi yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu liquidity, profitability, leverage, solvency, dan activity. Dari 22 variabel tersebut kemudian dipilih 5 variabel yang merupakan kombinasi terbaik untuk memprediksi kebangkrutan. Dari sampel perusahaan dan kelima ratio tersebut terbentuklah fungsi diskriminan yang juga disebut Altman Z-Score sebagai berikut: 1,2 X 1 +1,4 X 2 + 3,3 X 3 +0,6 X 4 + 1,0 X 5

Dimana kelima rasio tersebut adalah sebagai berikut : X 1 = Working capital / Total Assets X 2 = Retained Earning / Total Assets X 3 = Earning Before Interest and Taxes / Total Assets X 4 = Market Value Equity / Book Value of Total Debt X 5 = Sales / Total Assets Z = Overall Index Dengan nilai cut-off Altman Z-Score adalah sebagai berikut : Z-Score 1,8 bangkrut 1,8 < ( Z-Score) < 2,99 grey area Z-Score 2,99 tidak bangkrut Rasio Working Capital to Total Assets digunakan untuk mengukur likuiditas aktiva perusahaan relative terhadap total kapitalisasinya. Rasio Retained Earning to Total Assets digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio EBIT to Total Assets digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio Market Value Equity to Book value of Total Debt digunakan untuk mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum jumlah utang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi apilit (insolvent). Sedangkan rasio terakhir, yaitu Sales to Total Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manejemen dalam menghadapi kondisi persaingan. Dalam jurnal yang ditulis oleh Rahmat Triaji (1999;9), model Z-score sangat efektif untuk dapat memprediksi kebangkrutan 2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya dan untuk beberapa kasus model Z-score ini dapat memprediksi kebangkrutan 4 atau 5 tahun sebelumnya. Selain dapat memprediksi

kebangkrutan perusahaan manufaktur secara tepat 2 tahun sebelum terjadinya kebnagkrutan yang sebenarnya, Z-score juga dapat digunakan untuk: 1. Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok dan perusahaan lain untuk mendeteksi masalah keuangan yang timbul dari perusahaan-perusahaan tersebut yang kemungkinan akan mempengaruhi bisnis perusahaan kita. 2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi yang diperoleh dari laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut: Analisis resiko kebangkrutan industri property dapat diprediksi dengan menggunakan metode Altman Z-Score.

BAGAN 1.1 Kerangka Pemikiran Laporan Keuangan Analisis Keuangan Kinerja Keuangan Fundamental Teknikal Rasio Keuangan Likuiditas Aktivitas Solvabilitas Profitabilitas Risk Return Resiko Kebangkrutan Keterangan : Model Altman (Z-score) Model Zavgren (Model Logit) = Faktor yang diteliti = Faktor yang tidak diteliti

1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Nazir (2005:89) Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan inpretasi yang tepat, dimana termasuk di dalamnya studi untuk melukiskan secara akurat sifat sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk menimisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independen. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Studi pustaka Merupakan suatu penelitian dengan cara mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan sumber lainnya. Seperti majalah, jurnal, internet dan Korankoran yang berhubungan dengan penelitian. b. Penelitian lapangan Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperoleh data dari perusahaan dengan cara observasi yaitu mengunjungi secara langsung perusahaan melalui objek yang diteliti melalui : Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center STIE YPKP Dari situs BEI : www.jsx.co.id

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan untuk industri property pada periode 2004-2008, dengan mengambil data sekunder berupa laporan keuangan dalam Indonesian Capital Market and Directory di Pojok Bursa Efek Indonesia-Capital Market Center STIE YPKP yang berlokasi di Jl. Ph. H. Mustafa No. 68 Bandung. Dalam rangka memperoleh yang diperlukan guna penyusunan skripsi, maka penelitian ini dimulai dari bulan Agustus 2009 sampai dengan Desember 2009.