BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KAPASITAS KEGIATAN SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN (BUKU I)

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

MODUL PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT MODUL KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DASAR

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik.

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

Penyusunan RPJM Desa. Serial: PEMBANGUNAN DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB. Lokasi Bidang Kegiatan Volume

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

TIPS MENULIS RANCANGAN RPJM DESA. Sri Purwani / Ani

Perencanaan. Bab3. Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa. Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

(PNPM : : PJOK,

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

LATAR BELAKANG. Buku Saku Dana Desa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA. klikkabar.com

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

Lampiran I : PROSES PENYUSUNAN RPJM DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Tahapan Pemetaan Swadaya

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tata Kelola Desa. dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN BERBASIS ASET

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR

I. LAMPIRAN DAFTAR FORMAT TAHAP PERENCANAAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2016

Contoh Proposal Dana CSR. Format dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan Manfaat yang diharapkan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

FORMAT MATRIK PROGRAM KEGIATAN INDIKATIF RPJM DESA TAHUN SKALA DESA, DESA KLEPUSANGGAR KECAMATAN SRUWENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

BAB 1 PENDAHULUAN. (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan. pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan yang dilaksanakan

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Transkripsi:

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010

[DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8 MATRIK KURIKULUM...10 MODUL 1: Penyadaran hak dasar dan isu kesehatan masyarakat...14 POKOK BAHASAN: Mengapa Harus Sehat...14 POKOK BAHASAN: Konsep Sehat- Sakit...20 POKOK BAHASAN : Promosi Kesehatan...25 MODUL 2: Merumuskan rencana kegiatan kesehatan...29 POKOK BAHASAN: Standar Hidup Sehat...29 POKOK BAHASAN : Pelayanan Kesehatan Dasar...36 MODUL 3: Merumuskan rencana kegiatan kesehatan...43 POKOK BAHASAN: Merumuskan Kebutuhan Kesehatan...43 POKOK BAHASAN : Memilih Bentuk Kegiatan Kesehatan...49 POKOK BAHASAN : Menyusun Proposal Usulan Kegiatan Kesehatan...61 MODUL 4: Mengelola Kegiatan Kesehatan...64 POKOK BAHASAN : Pengelolaan Kegiatan Kesehatan...64 2

KATA PENGANTAR Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di singkat PNPM Perdesaan, menerapkan ketentuan OPEN MENU. Melalui open menu diharapkan program atau kegiatan yang dikembangkan akan menjawab kebutuhan masyarakat desa. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan PNPM Perdesaan selama ini ternyata pengembangan kegiatan kesehatan belum memenuhi harapan. Kegiatan kesehatan yang dikembangkan oleh desa belum mampu menjawab kebutuhan dan permasalahan desa. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa penyebab. Secara umum lebih dikarenakan masyarakat desa dan pelaku desa belum memiliki ketrampilan yang memadai untuk mengidentifikasi adanya masalah kesehatan dan belum mampu memilih jenis kegiatan yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan. Atas kondisi sebagaimana diceritakan diatas disusunlah buku pegangan pelatih ini. Buku ini dapat dimanfaatkan oleh pelatih atau fasilitator di tingkat kecamatan atau kabupaten untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa atau pelaku- pelaku program. Diharapkan melalui buku ini para pelatih mampu mempersiapkan masyarakat desa untuk dapat merencanakan dan mengelola kegiatan kesehatan dengan baik. Buku ini merupakan serial modul pelatihan bagi masyarakat. Buku- buku pegangan pelatih lainya akan disusun secara bertahap untuk dapat mendukung kegiatan program di kecamatan dan desa. Besar harapan kami penerbitan buku ini akan meningkatkan kualitas pelaksanaan PNPM Perdesaan. Al hasil tujuan PNPM Perdesaan untuk meningkatkan kemudahan hidup bagi masyarakat desa, khususnya masyarakat miskin dapat terwujud. Jakarta Januari 2011 PNPM Perdesaan. 3

CARA MENGGUNAKAN BUKU INI Siapa yang dapat menggunakan buku ini? Buku ini dapat digunakan oleh fasilitator atau pelatih yang berada dikabupaten atau di kecamatan, yang memiliki tugas untuk memfasilitasi pelaku- pelaku di tingkat kecamatan dan desa. Jadi buku ini dapat digunakan oleh Tenaga Pelatih Masyarakat dan fasilitator atau pendamping lokal. Siapa sasaran dari modul pelatihan ini? Modul ini didesain untuk meningkatkan kapasitas para pelaku program dan anggota masyarakat yang terlibat dalam merencanakan kegiatan kesehatan dan dalam mengelola kegiatan kesehatan. Sebaiknya peserta untuk pelatihan ini sudah pernah terlibat dalam kegiatan perencanaan atau pengelolaan kegiatan kesehatan. Sehingga telah memiliki pengalaman sebelumnya. Berdasarkan pengalaman tersebut melalui pelatihan ini akan mengevaluasi kualitas pelaksanaan tugas yang pernah dilakukan. Dengan kata lain modul ini untuk pelatihan lanjutan. Sasaran tersebut antara lain: KPMD pemberdayaan untuk memfasilitasi pengalian gagasan, MKP, dan Musdes perencanaan. Tim penulis Usulan bidang kesehatan Tim penyusun RPJM Desa Kader kesehatan TPKM (Tim Pelaksana Kesehatan Masyarakat) BPP (Badan Pembina Puskesmas) Anggota BPD bidang kesejahteraan sosial Kelompok perempuan atau pemerhati kesehatan Tim pemantau kegiatan kesehatan Ibu- ibu PKK/ tim penggerak PKK tingkat kecamatan dan desa. Kepala Desa BPD. Bagaimana cara menggunakan buku ini? Modul pelatihan ini dirancang untuk menyediakan beberapa kebutuhan peningkatan kapasitas masyarakat dan pelaku program dalam melaksanakan kegiatan kesehatan. Pokok bahasan yang disediakan bukan disusun menurut urutan proses pelatihan. Masing- masing modul dapat berdiri sendiri dan dapat digunakan secara terpisah sesuai kebutuhan peserta pelatihan. 4

Modul yang disediakan dalam buku ini meliputi: Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 : Penyadaran hak dasar dan isu kesehatan masyarakat : Identifikasi pemetaan kesehatan : Merumuskan rencana kegiatan kesehatan : Mengelola Kegiatan kesehatan Modul 1: Penyadaran Hak Dasar dan Isu Kesehatan Masyarakat Modul ini bertujuan untuk membantu peserta latih menyadari akan pentingnya kesehatan. Setiap individu, keluarga, dan komunitas perlu mengupayakan tetap sehat. Tanggungjawab kesehatan menjadi urusan masyarakat. Masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan hanya oleh petugas kesehatan saja. Modul ini digunakan jika terdapat beberapa kondisi dimasyarakat sebagai berikut Warga desa kurang memahami bahwa kesehatan adalah hak dasar mereka. Warga desa menganggap kesehatan bukan menjadi urusannya. Warga desa tidak menganggap bahwa sehat itu adalah investasi. Menganggap masalah kesehatan akan selesai dengan sendirinya jika ekonomi membaik. Menganggap kesehatan hanya kebutuhan perempuan dan lanjut usia saja. Ketika sakit lebih banyak merujuk kepada pengobatan alternatif atau tradisionil Sakit dianggap sesuatu yang biasa dan tidak perlu penanganan khusus. Sanitasi yang jelek dianggap sesuatu yang lumrah untuk perdesaan. Melakukan kegiatan pencegahan penyakit hanya dianggap pemborosan atau buang waktu percuma. Menyatakan kesehatan diperlukan jika ketika sakit saja. Modul 2: Identifikasi Pemetaan kesehatan Modul ini bertujuan untuk membantu peserta latih dapat merumuskan adanya masalah kesehatan yang perlu diatasi dan dibutuhkan. Peserta akan diajak untuk mengenali kondisi desa yang terkait dengan kesehatan. Data atau informasi yang terkumpul akan dianalisa apakah kondisi tersebut merupakan masalah kesehatan yang perlu diupayakan penyelesaiannya. Modul ini digunakan jika kelompok diskusi, pertemuan musyawarah, atau pelaku yang memfasilitasi masyarakat tidak memahami beberapa hal: Tidak tahu kondisi yang ada merupakan masalah kesehatan. Tidak memahami batasan hidup sehat dan hidup tidak sehat Mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah kesehatan. Tidak memahami akar masalah dari kondisi sakit. 5

Modul 3: Merumuskan Rencana Kegiatan Kesehatan Modul ini bertujuan untuk menyiapkan peserta latih dapat merumuskan kebutuhan kesehatan secara tepat, memilih jenis- jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan, dan menuliskannya dalam format usulan. Modul ini tepat disampaikan kepada peserta yang mengalami beberapa kendala seperti: Kebingungan untuk menentukan kebutuhan kesehatan karena cukup banyak daftar masalah yang ditemukan. Kesulitan untuk menyusun urutan sebab akibat masalah guna menentukan akar masalah/masalah utama. Kesulitan menetapkan jenis kegiatan yang dapat menjawab masalah kesehatan. Kebingungan untuk menyusun pemaketan kegiatan kesehatan. Kesulitan untuk menetapkan tujuan kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa. Kesulitan untuk menuangkan gagasan kesehatan dalam format usulan kegiatan kesehatan. Modul 4: Mengelola Kegiatan Kesehatan Modul ini bertujuan untuk memperkuat ketrampilan pelaku dalam mengelola kegiatan kesehatan. Ketrampilan yang akan diperkuat berkaitan dengan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan, fungsi PNPM Perdesaan dalam mendukung program kesehatan serta keterkaitan pelaporan kegiatan dalam sistem pelaporan program kesehatan. Modul ini tepat digunakan pada kondisi sebagai berikut Pelaksanaan kegiatan kesehatan dalam PNPM Perdesaan dilaksanakan sendiri tanpa koordinasi dengan petugas kesehatan setempat. Pelaku- pelaku kegiatan PNPM Perdesaan tidak mengetahui ada pelaku lain yang juga terlibat dalam kegiatan kesehatan. Berhentinya kegiatan kesehatan yang sudah didanai oleh PNPM Perdesaan karena adanya masalah- masalah yang tidak dapat diatasi oleh pelaku- pelaku PNPM Perdesaan. Tidak memadainya kegiatan pelayanan kesehatan oleh PNPM Perdesaan dalam memenuhi tuntutan masyarakat. Tidak terkoordinasikanya kegiatan kesehatan dengan lembaga permanen setempat seperti Puskesmas dan Dinas kesehatan. 6

Langkah Penyusunan Proses Pelatihan Sebelum menggunakan modul ini perlu dilakukan identifikasi kebutuhan pelatihan. Cara termudah mengidentifikasi kebutuhan pelatihan adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya? Tugas apa yang tidak dapat dikerjakan dengan baik atau kualitasnya tidak memuaskan? Ada masalah- masalah apa saja yang membuat kegiatan tidak berjalan atau tidak memuaskan? Setelah teridentifikasi kebutuhan pelatihan, lakukan pemilihan pokok bahasan yang sesuai dengan kebutuhan. Lihat pada matrik kurikulum sebagai lembar ringkasan modul. Dari matrik ini dapat dengan mudah memilih pokok bahasan yang tepat. Cermati tujuan yang ada dalam setiap pokok bahasan. Sandingkan dengan kebutuhan pelatihan untuk memastikan bahwa tujuan pada pokok bahasan tersebut dapat menjawab kebutuhan pelatihan. Ketika tujuan tersebut menjawab kebutuhan pelatihan, masukkan pokok bahasan tersebut dalam daftar materi pelatihan. Setelah daftar materi pelatihan tersusun, lakukan penyusunan urutan proses pelatihan. Berdasarkan urutan proses pelatihan tersebut buatlah daftar acara pelatihan. 7

PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT Pelatihan di tingkat masyarakat perlu dilakukan dalam beberapa model penyelenggaraan. Penyediaan beberapa pilihan pelaksanaan agar dapat menyesuaikan dengan kondisi peserta pelatihan. Pelaksanaan pelatihan tidak harus dalam bentuk klasikal. Sebaiknya bentuk klasikal menjadi pilihan alternatif terakhir. Penyelenggaraan pelatihan dapat dilakukan sekaligus dalam beberapa hari, sehingga seluruh rangkaian proses pelatihan terselesaikan. Selain itu dapat juga dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan program. Sebagai contoh ketika desa sedang melakukan proses penggalian gagasan maka, para pelaku sebelum melakukan kegiatan penggalian gagasan mendapatkan pelatihan tentang modul 2: identifikasi kebutuhan kesehatan. Ketika pelaksanaan penggalian gagasan, dapat diterapkan modul 1: penyadaran kesehatan untuk mengawali proses penggalian gagasan di dusun atau pada saat Musyawarah Kelompok Perempuan (MKP). Tempat penyelenggaraan kegiatan pelatihan sebaiknya memanfaatkan tempat pertemuan yang biasa digunakan oleh masyarakat. Seperti untuk peserta pelatihan adalah kader kesehatan dapat dilakukan di posyandu. Waktu pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan aktivitas dari peserta. Misalnya untuk pelatihan Tim Penulis Usulan dapat menggunakan modul 3: merencanakan kegiatan kesehatan ketika rapat awal tim penulis usulan. Atau kepada KPMD yang akan memfasilitasi proses perencanaan desa dilakukan setelah musdes sosialisasi dalam beberapa kali pertemuan hingga musdes perencanaan desa selesai. Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan ketika merancang penyelenggaraan pelatihan adalah ketersediaan pelatih. Jika pelatih tersedia pada setiap desa maka pelaksanaan pelatihan secara bertahap menjadi pilihan terbaik. Jika tim pelatih hanya tersedia di kecamatan maka pilihan penyelenggaraan dalam beberapa hari sekaligus menjadi pilihan terbaik. Demikian juga dengan jarak tempuh antara rumah tinggal peserta dengan pusat kegiatan penyelenggaraan pelatihan. Jika waktu tempuhnya singkat penyelenggaraan bertahap dapat dilakukan. Jika waktu tempuhnya lama terpaksa dilakukan sekaligus. 8

9