BAB III. PERAWATAN SISTEM PENDINGIN (Radiator) MESIN BUS DI PT SAFARI DHARMA SAKTI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )


II. TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

MAKALAH MOTOR BAKAR DAN TENAGA PERTANIAN SISTEM PENDINGINAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN MESIN MITSUBISHI GALANT 2500 CC

PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAB II DASAR TEORI Sistem Pendingin. Sistem pendingin adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya overheating

MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA MOBIL

IDENTIFIKASI DAN SERVICE SISTEM PENDINGIN TOYOTA KIJANG INNOVA 1 TR-FE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk

PENGARUH PENGGUNAAN RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER TERHADAP LAJU KENAIKAN SUHU AIR PENDINGIN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI.. xi BAB I PENDAHULUAN 1

ANALISIS VARIASI MEDIA PENDINGINAN PADA RADIATOR TERHADAP KINERJA LAJU PEMBUANGAN PANAS DENGAN KONVEKSI PAKSA

SISTEM PENDINGIN MESIN

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

UNIVERSITAS MERCUBUANA

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada sebuah perusahaan bus pengangkutan karyawan dengan operasional rata rata

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

PENGARUH PERUBAHAN DIMENSI DIAMETER PULI POMPA AIR TERHADAP KERJA SISTEM PENDINGIN PADA MESIN KIJANG TIPE 5K 4 SILINDER

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB III RANCANGAN SISTEM PEMANAS

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 data spesifikasi Engine Toyota Kijang Innova 1TR-FE. Tipe Mesin 2,0 L,4 Silinder Segaris 16.

ANALISA TROUBLE SHOOTING SISTEM PENDINGIN LIQUID DENGAN POMPA PADA KENDARAAN DAIHATSU CHARADE 1981 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERAWATAN PADA MESIN KENDARAAN BUS HINO RK8JSKA

1. PENDAHULUAN. kemajuan teknologi. Tahun 1885, Karl Benz membangun Motorwagen,

PEMELIHARAAN/ SERVIS SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada suatu

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN SISTEM REM FULL AIR BRAKE

ANALISIS SISTEM PENDINGINAN PADA MESIN ISUZU PANTHER

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

MESIN PENDINGIN. Gambar 1. Skema cara kerja mesin pendingin.

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ENDI SOFAN HADI NIM : D

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA RADIATOR DENGAN FLUIDA CAMPURAN 80% AIR DAN 20% RADIATOR COOLANT PADA PUTARAN KONSTAN

BAB III ANALISIS PERAWATAN SISTEM PENDINGIN ENGINE 7K PADA TOYOTA KIJANG LSX KF80 TAHUN A. Spesifikasi Komponen Utama dan Sistem Pendingin

STUDI PENGARUH PENDINGINAN OLI DENGAN SISTEM RADIATOR PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI SHOGUN 110 CC

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SISTEM PENDINGINAN ENGINE

PENGARUH VARIASI SUDU KIPAS RADIATOR TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN PADA MOBIL TOYOTA K3-VI, 1300 CC. Mastur 1, Nugroho Aji

1. EMISI GAS BUANG EURO2

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA

ANALISIS VOLUME AIR RADIATOR TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR PADA MOTOR DIESEL CHEVROLET ABSTRAK

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS TEKNIK DAN MANAJEMEN PERAWATAN SISTEM PEMELIHARAAN AC CENTRAL

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN-MESIN PRODUKSI

Tugas khusus Adi Kunchoro

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PENGAPLIKASIAN DIGITAL TEMPERATURE CONTROL DC 12 VOLT

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN SISTEM PENDINGIN MESIN OPEL BLAZER DOHC LT PERBAIKAN KEBOCORAN PADA RADIATOR

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Maka persamaan energi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

TUJUAN PEMBELAJARAN. Setelah mempelajari modul ini anda dapat :

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

Transkripsi:

BAB III PERAWATAN SISTEM PENDINGIN (Radiator) MESIN BUS DI PT SAFARI DHARMA SAKTI 3.1 Prinsip pendinginan mesin Selama mesin bekerja akan menimbulkan panas dan panas mesin harus dibatasi jangan sampai terjadi panas yang berlebihan ( over heating ). Untuk itu mesin membutuhkan pendinginan. Umumnya cara mendinginkan dengan istilah menyerap panas mesin adalah menggunakan fluida cair atau biasa disebut juga dengan coolant. Fluida tersebut dialirkan pada tempat khusus atau mantel mengelilingi silinder. Karena air atau fluida cair tersebut menyerap panas dari hasil pembakaran, maka temperatur fluida tersebut dapat digunakan kembali. Jadi proses ini meruoakan siklus tertutup. Fluida cair perlu ditambah bila ketersediaan fluida cair atau air pendingin untuk menjaga kekurangan. Gambar 3.1 Sistem aliran air pendingin pada mesin 13

Fluida cair yang telah mengalami kenaikan temparaturtersebut didinginkan diradiator. Dengan demikian, radiator dapat juga disebut sebagai alat penukar panas ( heat exchanger ), namun tipenya ialah compact heat exchanger. Gambar 3.2 Konstruksi radiator Gambar diatas ialah bentuk umum dari radiator mobil. Perpindahan panas terjadi dalam tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada radiator perpindahan panas lebih didominasi dengan cara konveksi. Perpindahan panas konveksi sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu konveksi bebas ( free convection) dan konveksi paksa (forced convection), pada radiator forced convection lebih tepat. Perpindahan panas konveksi lebih cepat dari pada konduksi. Fluida atau air yang temperaturnya meningkat akan didinginkan di radiator dengan menggunakan udara sebagai media pendinginnya (aplikasi ini mirip dengan air cooler, yang menggunakan udara sebagai media pendinginnya). Untuk membantu dan mempercepat pembuangan panas, di bagian belakang radiator dipasang kipas (cooling fan) yang mengisap angin lewat kisi-kisi (istilah lainnya ialah atau extended surface tube). Dengan dua persamaan di atas kita dapat melihat variable apa saja yang dapat memengaruhi proses perpindahan panas pada radiator. Fin atau sirip akan 14

memengaruhi nilai A (area perpindahan panas); dengan semakin besar A maka makin banyak panas yang dapat diserap atau dilepas. Kecepatan fan dalam mengisap udara juga berpengaruh terhadap besarnya panas yang dibuang/ditransfer. Temperature udara pendingin sangat bervariasi tergantung tempat, untuk iklim tropis seperti di Indonesia mungkin range temperaturnya sekitar 28-32 derajat C. jika AT pada persamaan pertama bernilai kecil, maka jalan untuk meningkatkan perpindahan panas ialah dengan menaikan M dan Cp (heat capacity). Fan, pompa, dapat menaikkan nilai M, sementara Cp tergantung dari jenis fluida yang digunakan. Heat Capacity atau Cp didefinisikan sebagai panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature system sebesar 1 derajat. Satuan umum (dalam SI) Cp ialah kj/kg K, berarti disini terdapat panas yang diserap oleh fluida. Dengan semakain besarnya nilai Cp, maka Q yang dapat diserap akan semakin besar pula. Dengan AT yang sama, namun dengan nilai Cp yang berbeda, maka akan menghasilkan nilai Q yang berbeda pula oleh karna itu pemilihan jenis coolant menjadi sangat penting. Di samping itu coolant yang baik tidak hanya dapat atau mampu menyerap panas dengan baik, tetapi juga tidak menyebabkan korosi maupun scaling. Proses-proses perpindahan panas rentan terhadap pembentukan scaling, korosi, maupun fouling. Penggunaan air sebagai coolant mungkin akan memberikan dampak atau resiko terhadap area perpindahan panas. Apalagi jika air tersebut tidak memenuhi standar sebagai media pendingin, misalnya kandungan ion Ca2, Ma2 yang tinggi, dapat menyebabkan scalling jika area perpindahan panas semakin kecil, ditambah terjadinya kebocoran pada pipa atau tube coolant yang menyebabkan hilangnya sebagian massa coolant, sehingga mengakibatkan mesin menjadi lebih panas (over heat). Kualitas coolant juga membantu/mempercepat dalam proses pendinginan mesindan perlu dilakukan pengecekan rutin level fluida coolant pada reservoirnya. Sirkulasi air harus melalui pipa-pipa pipih dan antara kisi-kisi radiator jangan sampai tersumbat oleh lumpur atau karat, karena akan sangat mengganggu system perpindahan panas pada mesin. 15

3.2. Sistem Pendingin Air Pada Mesin Panas yang disebabkan dari proses pembakaran bahan bakar dan udara didalam ruang bakar dan nsilinder akan mengakibatkan panas pada blok silinder dan kepala silinder. Akibat panas yang terus meningkat maka panas harus dibatasi, mengingat sifat logam yang bila semakin panas, kekuatannya akan makin turun. Guna menjaga operasi mesin tetap handal dan optimal, maka sistem pendingin mesin mutlak diperlukan. Sistem pendingin mesin ada dua jenis yaitu, sistem pendingin udara dan sistem pendingin air. Pada mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air, karena sistem pendingin air lebih cepat menyerap panas dan efektif menyerap panas. Panas yang ditimbulkan sebagian dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantelmantel air (water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya temperature air pendingin tersebut. Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan iar yang masih dingin, sedangkan air yang telah panas harus dialirkan keluar mantelnya, mengalir ke kepala silinder dan selanjutnya ke radiator untuk didinginkan. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo siphon dan sirkulasi dengan tekanan. Pada mesin mobil dipilih sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan (forced circulation). Untuk selanjutnya akan dibahas sistem kerja pendingin air dengan sirkulasi tekanan. Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit disbanding sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci keunggulan sistem pengingin air dan antara lain: 16

1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distrosi kecil. 2) Ukuran kipas relative lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil. 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran. 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat. 5) jarak antara silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih ringkas. Disisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian yaitu: 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.). 2) Waktu pemanasan lebih lama. 3) Pada temperature rendah diperlukan antifreeze. 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga mengakibatkan overheating. 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin. Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan dapat dilihat pada gambar. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-masing komponen pendingin tersebut akan dibahas pada uraian tersendiri. 17

Gambar 3.3 Konstruksi sistem pendingin air Gambar 3.4 Sistem aliran air pendingin pada blok mesin Pada saat mesin,asih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar mesin akrena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk membuka 18

dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan sluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui saluran by pass tersebut. Gambar 3.5 Sirkulasi air pendingin saat mesin dingin Pada saat mesin panas, thermostat membuka sehingga air yang telah panas di dalam water jacket (yan telah menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air. 19

3.3. Komponen Sistem Pendingin Air Berbeda dengan sisitem pendingin udara, pada sistem pendingin air jumlah komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem pendingin air diatas: radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida. 3.3.1 Radiator Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian bagian radiator antara lain: tangki air bagian atas ( upper water tank), tangki air bagian bawah (lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki air bagian atas dilengkapi dengan lubang pengisisan air dan saluran kecil yang menuju ke tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan lubang pengurus untuk mengeluarkan air pendingin pada saat mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (fin) yang berfungsi untuk menyerap panas dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan tersebut. Gambar 3.6 Konstruksi radiator dan komponennya 20

Ada tiga jenis inti radiator yang perbedaannya tergantung bentuk siripsirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lakukan (corrugated fin type) seperti terlihat pada gambar. Beberaoa kendaraan modern menggunakan radiator versi terbaru yaitu tipe SR (Single Row Type). Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang pengisisan dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan dan sebaliknya, dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat diganti dengan sembarang tutup.pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah katup yaitu katup relief dan katup vakum. Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3 1,0 kg/cm2 pada 110-120 C, maka relief valve terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan. Pada saat temperature air pendingin berkurang setelah mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacuum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin. 3.3.2 Pompa Air ( Water Pump) Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dan mensirkulasikan air dari water jacket ke radiator dengan cara menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang digunakan ialah jenis pompa sentrifugal. Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan digerakan oleh tali kipas atau fan belt. 21

3.3.3 Thermostat Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water jacket. Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan mengalir ke radiator untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi sebagai katup yang tugasnya membuka akan menutup saluran yang menghubungkan antara water jacket, dan radiator. Gambar 3.7 Prinsip kerja thermostat 22

Letak thermostat ada dua macam yaitu thermostat yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang letaknya di saluran air keluar (water outlet). 1. Thermostat yang letaknya di saluran air keluar Apabila temperature air masih rendah, maka thermostat menutup aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass kembali ke pompa air. Pada saat temperature air pendingin telah panas, maka thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke radiator untuk didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu air juga mengalir melalui sirkuit by pass. 2. Thermostat yang dipasang di saluran air masuk Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran dan by pass valve membuka air pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala silinder, selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass. Pada saat temperature air pendingin menjadi tinggi, maka thermostat membuka saluran air dan by pass valve menutup. Air yang telah panas mengalir ke radiator untuk didinginkan, selanjutnya melalui thermostat kembali ke pompa air. Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperature cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kira-kira pada 80-90 C. kerja thermostat tergantung dari suhu, apabila suhunya naik maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup. Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve yang digunakan untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke dalam sistem. Thermostat bekerja secara otomatis berdasarkan temperature mesin 23

dan air radiator, bila temperatir masin dingin thermostat menutup jika temperature panas thermostat membuka. 3.3.4 Kipas Pendingin (Cooling Fan) Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendingin, radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginnya belum cukup bila kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin ialah mesin itu sendiri melalui belt atau motor listrik. 1. Kipas pendingin yang digerakan mesin Kipas pendingin jenis ini digerakan terus menerus oleh poros engkol melalui tali kipas (fan belt). Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan mesin. Gambar 3.8 Kipas pendingin yang digerakan mesin Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih berputar lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi, kipas pun berputar dengan kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan sehingga kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa air dan kipas pendingin dipasang sebuah kopling fluida. 24

2. Kipas pendingin yang digerakan motor listrik Berputarnya kipas pendingin yang digerakan oleh motor listrik terjadi pada saat temperature air pendingin paans. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat temperature meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal tersebut merespon motor relay untuk menggerakan motor listrik yang kemudian menggerakan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperature mesin dapat dicapai lebih cepat. Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang ditibulkan kipas pendingin. Gambar 3.9 Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik Berputarnya kipas pendingin apabila temperature mesin melebihi 93 derajat C. hal tersebut diatur oleh coolant temperature switch yang dipasang pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik. Apabila kunci kontak pada posisi on, mesin berputar dan temperature air pendingin dibawah 93 derajat C seperti terlihat pada gambar di atas. Coolant temperature switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaaan tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik kontak coolant temperature switch dank e massa. Arus listrik yang mengalir pada relay akan 25

menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke motor listrik tidak mengalir dan kipas tidak berputar. Apabila temperatur air pendingin melebihi 93 derajat C, titik kontak pada coolant temperatureswitch akan terbuka yang selanjutnya akan menyebabkan relay tidak beekerja dan titik kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator. 3.4 Jenis-Jenis Perawatan Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan. Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari: 1. Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung. 2. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan. 3. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu peralatan. Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance. 26

1. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian tersebut antara lain: a. Volume pekerjaan akan menjadi besar. b. Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak. c. Kehilangan waktu produksi. Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum. 3.5 Prosedur Perawatan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain: 1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. 2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin kunci dan kemudian diikuti oleh 27

mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. 3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masingmasing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. 5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan. Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagianbagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000). Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama. 28

2. Pekerjaannya tampak berulang. 3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu. 3.6 Biaya Perawatan Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik, ketrampilan para peratornya, perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley,1987). Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya panggantian peralatan (Handoko,1987) 29