(RPJMD) RPJMD) KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BOGOR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

D A F T A R I S I Halaman

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1-1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun Revisi BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BINTAN TAHUN

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Grobogan Tahun I 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

H a l I LATARBELAKANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

A. Gambaran Umum Daerah

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

BAB I PENDAHULUAN. daerah sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diperbanyak Oleh : Sub Bidang Pengendalian Program Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Palangka Raya

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN

Transkripsi:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) RPJMD) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR 2014

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) RPJMD) KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOGOR 2014

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Sistematika Penulisan... I-8 1.5. Maksud dan Tujuan... I-10 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi... II-1 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II-3 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi... II-3 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial... II-9 2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga... II-10 2.3. Aspek Pelayanan Umum... II-11 2.4. Aspek Daya Saing Daerah... II-23 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah... II-23 2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur... II-24 2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi... II-33 2.4.4. Fokus Sumberdaya Manusia... II-38 2.5. Penelahan RTRW... II-40 2.5.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bogor... II-41 2.5.2. Rencana Pola Ruang... II-58 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN DAERAH 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu... III-1 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD... III-1 RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 i

3.1.2. Neraca Daerah... III-30 3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu... III-33 3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran... III-39 3.2.2. Analisis Pembiayaan... III-40 3.3. Kerangka Pendanaan... III-43 3.3.1. Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama... III-43 3.3.2. Proyeksi Data Masa Lalu... III-44 3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan... III-46 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah... IV-1 4.1.1. Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Pembangunan Daerah... IV-7 4.1.2. Identifikasi Permasalahan untuk Pemenuhan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah... IV-16 4.2. Isu-Isu Strategis... IV-22 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi... V-1 5.2. Misi... V-2 5.3. Tujuan dan Sasaran... V-4 5.4. Indikator termaju berdasarkan misi... V-10 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Kesatu... 6.2. Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Kedua... 6.3. Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Ketiga... 6.4. Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Keempat... RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 VI-1 VI-6 VI-12 VI-16 ii

6.5. Strategi dan Arah Kebijakan Pencapaian Tujuan dan Sasaran Misi Kelima... VI-20 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. Kebijakan Umum... VII-1 7.2. Arah Kebijakan dan Pelaksanaan Strategi... VII-2 7.2.1. Arah Kebijakan Pelaksanaan Strategi Misi Kesatu... VII-2 7.2.2. Arah Kebijakan Pelaksanaan Strategi Misi Kedua... VII-9 7.2.3. Arah Kebijakan Pelaksanaan Strategi Misi Ketiga... VII-20 7.2.4. Arah Kebijakan Pelaksanaan Strategi Misi Keempat... VII-27 7.2.5. Arah Kebijakan Pelaksanaan Strategi Misi Kelima... VII-33 7.3. Program Pembangunan Daerah... VII-46 7.3.1. Program Pembangunan Urusan Pendidikan... VII-46 7.3.2. Program Pembangunan Urusan Kesehatan... VII-47 7.3.3. Program Pembangunan Urusan Lingkungan Hidup... VII-47 7.3.4 Program Pembangunan Urusan Pekerjaan Umum... VII-47 7.3.5. Program Pembangunan Urusan Tata Ruang... VII-48 7.3.6. Program Pembangunan Urusan Perencanaan Pembangunan... VII-48 7.3.7. Program Pembangunan Urusan Perumahan... VII-48 7.3.8. Program Pembangunan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga... VII-49 7.3.9. Program Pembangunan Urusan Penanaman Modal... VII-49 7.3.10. Program Pembangunan Urusan Koperasi dan UKM... VII-49 7.3.11. Program Pembangunan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil... VII-49 7.3.12. Program Pembangunan Urusan Ketenagakerjaan... VII-49 7.3.13. Program Pembangunan Urusan Ketahanan Pangan... VII-50 7.3.14. Program Pembangunan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... VII-50 7.3.15. Program Pembangunan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... VII-50 7.3.16. Program Pembangunan Urusan Perhubungan... VII-50 7.3.17. Program Pembangunan Urusan Komunikasi dan Informasi... VII-51 7.3.18. Program Pembangunan Urusan Pertanahan... VII-51 RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 iii

7.3.19. Program Pembangunan Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... VII-51 7.3.20. Program Pembangunan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Kepegawaian dan Persandian... VII-52 7.3.21. Program Pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa... VII-53 7.3.22. Program Pembangunan Urusan Sosial... VII-53 7.3.23. Program Pembangunan Urusan Budaya... VII-53 7.3.24. Program Pembangunan Urusan Statistik... VII-53 7.3.25. Program Pembangunan Urusan Kearsipan... VII-53 7.3.26. Program Pembangunan Urusan Perpustakaan... VII-54 7.3.27. Program Pembangunan Urusan Kelautan dan Perikanan... VII-54 7.3.28. Program Pembangunan Urusan Pertanian... VII-54 7.3.29. Program Pembangunan Urusan Kehutanan... VII-54 7.3.30. Program Pembangunan Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral... VII-54 7.3.31. Program Pembangunan Urusan Pariwisata... VII-55 7.3.32. Program Pembangunan Urusan Industri... VII-55 7.3.33. Program Pembangunan Urusan Perdagangan... VII-55 7.3.34. Program Pembangunan Urusan Transmigrasi... VII-55 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN PAGU 8.1. Prioritas Pembangunan... VIII-1 8.2. Indikasi Rencana Program Prioritas dan Pagu... VIII-2 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH... BAB X PENCIRI KINERJA TERMAJU...... IX-1 IX-1 10.1. Penciri Termaju... IX-1 10.2. Program Inovasi... IX-6 RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri. Pemberian kewenangan dimaksudkan agar daerah dapat meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang didukung dengan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance). Upaya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dimaksud dilaksanakan dengan melalui prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Sementara itu, Undang-Undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan kepada daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan daerah baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Walaupun pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tetap harus memperhatikan kesinambungan antara perencanaan pembangunan pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah. Dengan demikian, pencapaian tujuan pembangunan daerah mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Masa bakti Bupati/Wakil Bupati Bogor periode 2008-2013 telah berakhir di penghujung tahun 2013. Selanjutnya sesuai dengan amanat undang-undang, Bupati/Wakil Bupati Bogor terpilih periode 2013-2018 wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Bupati/Wakil Bupati terpilih. Untuk mencapai tujuan pembangunan daerah, maka visi, misi dan program tersebut dijabarkan melalui strategi pembangunan daerah berupa kebijakan dan program pembangunan, beserta kerangka pendanaan pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. Walaupun undang-undang secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus pemerintahannya sendiri, namun dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tetap harus memperhatikan antara perencanaan pembangunan pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah, sehingga pencapaian tujuan RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 1

pembangunan daerah mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Aspek hubungan tersebut memperhatikan kewenangan yang diberikan, baik yang terkait dengan hubungan sumber daya alam dan sumber daya lainnya, pelayanan umum maupun keuangan, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam rangka perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah Daerah harus memperhatikan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan struktur tata pemerintahan. Oleh karena itu tujuan dan sasaran pembangunan daerah harus memperhatikan permasalahan yang menjadi lingkup nasional maupun amanat pembangunan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Alokasi sumber daya daerah harus mendukung penyelesaian masalah nasional maupun penyelesaian masalah yang ada di daerah masing-masing, oleh karena itu sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah, RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Di dalam penyusunannya dokumen ini berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025, Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-2030, dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 disusun berdasarkan beberapa pendekatan sebagai berikut: 1. Pendekatan Teknokratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah; 2. Pendekatan Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki terhadap dokumen perencanaan pembangunan daerah serta menciptakan konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan penting pengambilan keputusan; 3. Pendekatan Atas-bawah (top-down) dan Bawah-atas (bottom-up), pendekatan top-down dan bottom-up dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas tersebut diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik ditingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan serta Desa/Kelurahan, sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah; RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 2

4. Pendekatan Politik, pendekatan ini memandang bahwa pemilihan Kepala Daerah adalah proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 disusun melalui tahapan perencanaan partisipatif dengan mengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerah Kabupaten Bogor. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum yang dijadikan pedoman dan secara langsung terkait dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 3

5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 4

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; 19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517); 21. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2010, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 0199/M.PPN/04/2010 dan Menteri Keuangan Nomor PMK.95/PMK.07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2003-2013; RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 5

23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 37). 1.3 Hubungan Antar Dokumen Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan sebagaimana yang telah diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004, maka keberadaan RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor 2005-2025, serta dari keberadaannya akan dijadikan sebagai pedoman bagi OPD untuk penyusunan Renstra OPD. Selanjutnya, untuk setiap tahun selama periode perencanaan akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Pemerintah Kabupaten Bogor sebagai acuan bagi OPD untuk menyusun rencana kerja (Renja) OPD. Dalam kaitan dengan sistem keuangan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, maka penjabaran RPJMD ke dalam RKPD Kabupaten Bogor untuk setiap tahunnya, akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Bogor pada setiap tahun anggaran. Gambaran tentang hubungan antara RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dengan dokumen perencanaan lainnya, baik dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan maupun dengan sistem keuangan adalah sebagaimana ditunjukan pada Gambar 1.1. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 6

Gambar 1.1. Hubungan Antara Penyelarasan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 1.4 Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Menjelaskan gambaran umum penyusunan RPJMD agar substansi pada bab-bab berikutnya dapat dipahami dengan baik, meliputi latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Menjelaskan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. BAB III. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 7

BAB IV. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Memuat permasalahan pembangunan daerah dan berbagai isu strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan 5 (lima) tahun ke depan. BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Menjelaskan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, serta tujuan dan sasaran setiap misi pembangunan. BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Memuat dan menjelaskan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih. BAB VII. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Memuat kebijakan umum dan keterkaitan antara sasaran masing-masing misi dengan strategi yang dipilih, arah kebijakan, indikator kinerja dan program pembangunan daerah. BAB VIII. INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Menguraikan program prioritas Bupati, dan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait, beserta program yang menjadi tanggungjawab SKPD. Selain itu, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan yang disertai kebutuhan pendanaan. BAB IX. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Memuat indikator kinerja daerah yang dapat memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan wakil Bupati pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. BAB X. PENCIRI KINERJA KABUPATEN BOGOR TERMAJU Sama halnya dengan bab IX, pada bab ini memuat indikator kinerja daerah yang dapat memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Bupati dan wakil Bupati pada akhir periode masa jabatan. Akan tetapi pada bab ini dipilih dan diuraikan lebih spesifik beberapa indikator kinerja yang dijadikan sebagai penciri termaju Kabupaten Bogor dibandingkan dengan Kabupaten lain di Indonesia. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 8

1.5 Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan, baik bagi Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha di dalam membangun kesepahaman, kesepakatan dan komitmen bersama guna mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Bogor secara berkesinambungan. Adapun tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah : 1. Menjabarkan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Terpilih sekaligus menetapkannya menjadi Visi, Misi dan Program Pembangunan Kabupaten Bogor; 2. Menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Kerja (Renja) SKPD, Kebijakan Umum APBD (KUA), serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Bogor; 3. Menjadi sarana untuk menampung aspirasi masyarakat dan membangun konsensus antar stakeholders dalam menentukan arah pembangunan Kabupaten Bogor selama lima tahun mendatang. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 I - 9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,304 Ha, secara geografis terletak di antara 6º18'0" - 6º47'10" Lintang Selatan dan 106º23'45" - 107º13'30" Bujur Timur, dengan batas-batas wilayahnya : - Sebelah Utara, berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi; - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak; - Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta; - Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur; - Bagian Tengah berbatasan dengan Kota Bogor. Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, yaitu sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut (dpl), 42,62% berada pada ketinggian 100-500 meter dpl, 19,53% berada pada ketinggian 500 1.000 meter dpl, 8,43% berada pada ketinggian 1.000 2.000 meter dpl dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000 2.500 meter dpl. Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa dan basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar. Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan terhadap gerakan tanah bila mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan sangat peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan Andosol. Oleh karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor. Secara klimatologis, wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara, dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500 5.000 mm/tahun, kecuali di wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah 20-30 C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25 C. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 1

Kelembaban udara 70% dan kecepatan angin cukup rendah, dengan rata rata 1,2 m/detik dengan evaporasi di daerah terbuka rata rata sebesar 146,2 mm/bulan. Sedangkan secara hidrologis, wilayah Kabupaten Bogor terbagi ke dalam 8 buah Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu: (1) DAS Cidurian; (2) DAS Cimanceuri; (3) DAS Cisadane; (4) DAS Ciliwung; (5) Sub DAS Kali Bekasi; (6) Sub DAS Cipamingkis; dan (7) DAS Cibeet. Selain itu juga terdapat 32 jaringan irigasi pemerintah, 900 jaringan irigasi pedesaan, 95 situ dan 96 mata air. Secara administratif, Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan yang di dalamnya meliputi 417 desa dan 17 kelurahan (434 desa/kelurahan), yang tercakup dalam 3.882 RW dan 15.561 RT. Pada tahun 2012 telah dibentuk 4 (empat) desa baru, yaitu Desa Pasir Angin Kecamatan Megamendung, Desa Urug dan Desa Jayaraharja Kecamatan Sukajaya serta Desa Mekarjaya Kecamatan Rumpin. Luas wilayah Kabupaten Bogor berdasarkan pola penggunaan tanah dikelompokkan menjadi: kebun campuran seluas 85.202,5 Ha (28,48%), kawasan terbangun/pemukiman 47.831,2 Ha (15,99%), semak belukar 44.956,1 Ha (15,03%), hutan vegetasi lebat/perkebunan 57.827,3 Ha (19,33%), sawah irigasi/tadah hujan 23.794 Ha (7,95%), tanah kosong 36.351,9 Ha (12,15%). Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 berjumlah 5.111.769 jiwa (angka sementara), yang terdiri dari penduduk laki-laki 2.616.873 jiwa dan penduduk perempuan 2.494.807 jiwa. Jumlah penduduk tersebut hasil proyeksi penduduk dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,44 persen dibanding tahun 2012. Angka ini merupakan laju pertumbuhan penduduk proyeksi selama kurun waktu 1 tahun (hasil proyeksi dari tahun 2012). 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 diprediksi mencapai Rp. 109,67 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 14,35 persen dari tahun sebelumnya. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 2

Tabel 2.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah) NO. LAPANGAN USAHA 2012*) 2013**) Distribusi (%) Pertumbuh an (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) I SEKTOR PRIMER 4.946.529,80 6.174.193,48 5,63 24,82 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 3.584.125,89 4.492.110,97 4,10 25,33 2 Pertambangan & Penggalian 1.362.403,91 1.682.082,52 1,53 23,46 II SEKTOR SEKUNDER 64.040.698,89 71.287.409,57 65,00 11,32 3 Industri Pengolahan 57.150.219,71 63.192.527,95 57,62 10,57 4 Listrik, Gas dan Air 2.804.934,10 3.123.458,52 2,85 11,36 5 Konstruksi 4.085.545,08 4.971.423,11 4,53 21,68 III SEKTOR TERSIER 26.918.368,69 32.209.132,39 29,37 19,65 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 18.547.813,88 22.665.072,11 20,67 22,20 7 Pengangkutan & Komunikasi 4.001.149,29 4.672.465,38 4,26 16,78 8 Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan 1.412.588,49 1.608.025,54 1,47 13,84 9 Jasa-jasa 2.956.817,04 3.263.569,36 2,98 10,37 PDRB KABUPATEN BOGOR 95.905.597,38 109.670.735,45 100,00 14,35 Catatan: *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara Dari Tabel 2.1. sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 63,17 trilyun atau memiliki andil sebesar 57,60 persen terhadap total PDRB. Berikutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp.18,55 trilyun (19,34 persen). Sedangkan sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp.1,58 trilyun (1,44 persen). Pengelompokan sembilan sektor ekonomi dalam PDRB menjadi tiga sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier, menunjukkan bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bogor. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder pada tahun 2013 mencapai Rp.71,26 trilyun, atau meningkat 11,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 19,74 persen yaitu dari Rp.26,92 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp.32,23 trilyun pada tahun 2013. Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 24,82 persen atau dari Rp. 4,95 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp. 6,17 trilyun pada tahun 2013. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 3

Tabel 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah) NO. LAPANGAN USAHA 2012*) 2013**) Distribusi (%) Pertumbuh (1) (2) (3) (4) (5) (6) an (%) I SEKTOR PRIMER 1.998.117,38 2.179.957,45 5,63 9,10 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 1.608.438,92 1.759.438,29 4,54 9,39 2 Pertambangan & Penggalian 389.678,46 420.519,15 1,09 7,91 II SEKTOR SEKUNDER 24.877.113,84 26.066.046,25 67,30 4,78 3 Industri Pengolahan 22.273.315,43 23.264.924,59 60,07 4,45 4 Listrik, Gas dan Air 1.326.483,67 1.379.464,92 3,56 3,99 5 Konstruksi 1.277.314,74 1.421.656,73 3,67 11,30 III SEKTOR TERSIER 9.655.512,28 10.485.830,17 27,07 8,60 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 6.392.800,62 7.024.861,02 18,14 9,89 7 Pengangkutan & Komunikasi 1.142.183,19 1.240.391,71 3,20 8,60 8 Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan 662.344,81 700.746,03 1,81 5,80 9 Jasa-jasa 1.458.183,66 1.519.831,41 3,92 4,23 PDRB KABUPATEN BOGOR 36.530.743,49 38.731.833,87 100,00 6,03 Catatan: *) = Angka Perbaikan **) = Angka Sementara Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB atas harga konstan tahun 2013 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 6,03 persen, yaitu dari Rp. 36,53 triliun pada tahun 2012 naik menjadi Rp. 38,73 triliun pada tahun 2013. Kinerja kelompok sektor primer tahun 2013 menunjukkan peningkatan sebesar 9,10 persen dari tahun sebelumnya, kelompok sektor sekunder meningkat 4,78 persen, dan kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 8,60 persen. Tabel 2.2 menunjukkan nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor beserta distribusi dan pertumbuhannya pada tahun 2012 dan 2013. Tabel 2.2. menunjukkan bahwa kinerja perekonomian tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi yang mendorong pertumbuhan sebesar 11,30 persen. Terlaksananya berbagai pembangunan infrastruktur serta kemudahan dan adanya subsidi bunga kepemilikian rumah meningkatkan kinerja perekonomian sektor konstruksi. Kinerja yang cukup tinggi juga ditunjukkan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 9,89 persen. Kinerja sektor ini didukung oleh kinerja subsektor perdagangan yang mencapai 9,99 persen karena adanya peningkatan output berbagai barang dan jasa di Kabupaten Bogor. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan juga menunjukkan kinerja yang membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, sektor ini tumbuh sebesar 9,39 persen yang didorong oleh program revitalisasi pertanian yang dilaksanakan oleh pemerintah mulai memperlihatkan hasil yang menggembirakan. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 4

Berdasarkan time series dari tahun 2001-2013, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 4-6 persen. Terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2009 yang disebabkan oleh krisis keuangan global pada tahun 2008 yang dampaknya dirasakan oleh perekonomian Kabupaten Bogor. Pertumbuhan yang sempat melambat ini kemudian meningkat kembali pada tahun-tahun berikutnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2013 diprediksi akan tumbuh sebesar 6,03 persen, meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012 yang tumbuh sebesar 5,99 persen. Peningkatan ini hampir menyamai laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 yang mencapai 6,04. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2001-2013 ditunjukkan pada Gambar 2.1. 6,50 6,00 5,50 5,58 5,85 5,95 6,04 5,58 5,96 5,99 6,03 5,00 4,84 5,09 4,50 4,50 4,00 3,94 4,14 3,50 Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Gambar 2.1. LPE Kabupaten Bogor Tahun 2001-2013 (%) Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro salah satunya adalah pendapatan per kapita per tahun. Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. PDRB per kapita dapat dijadikan pendekatan untuk indikator pendapatan per kapita. Gambar 2.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku dan konstan. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 5

25,00 20,00 17,09 19,22 21,45 15,00 2011 10,00 7,10 7,32 7,58 2012 2013 5,00 - berlaku konstan Gambar 2.2. PDRB Perkapita per Tahun Kabupaten Bogor Tahun 2011-2013 (juta rupiah) Gambar 2.2. memperlihatkan PDRB perkapita Kabupaten Bogor atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku naik menjadi Rp. 21,45 juta dari tahun sebelumnya Rp. 19,22 juta perkapita. Hal ini berarti terjadi kenaikan pendapatan perkapita sebesar 11,63 persen pada tahun 2013. Peningkatan PDRB per kapita di atas, masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat di Kabupaten Bogor secara umum. Hal ini disebabkan pada PDRB per kapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih terkandung faktor inflasi yang sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Untuk mengamati perkembangan daya beli masyarakat secara riil dapat digunakan PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga konstan. Bila dilihat atas dasar harga konstan, PDRB per kapita atas dasar harga konstan naik menjadi Rp. 7,58 juta dari tahun sebelumnya Rp. 7,32 juta perkapita. Hal ini berarti terjadi kenaikan pendapatan perkapita sebesar 3,49 persen pada tahun 2013. Jika dibandingkan kenaikan PDRB atas harga berlaku dan konstan, maka kenaikan PDRB perkapita atas harga berlaku mencatatkan peningkatan yang lebih besar dibandingkan harga konstan. Hal ini disebabkan pengaruh kenaikan harga-harga barang dan jasa. Selain realisasi dari kondisi ekonomi sebagaimana telah dikemukakan di atas, indikator lain untuk melihat taraf kesejahteraan masyarakat yang biasa digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk Miskin. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 6

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat prediksi pencapaian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor pada tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Realisasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten Bogor mencapai 73,45 poin. Kondisi ini menunjukkan bahwa realisasinya lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 73,08 poin. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (kemampuan daya beli masyarakat). Angka IPM sebesar 73,45 poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas; 2. Prediksi dan realisasi komponen pembentuk IPM berdasarkan estimasi BPS yaitu: a. Angka Harapan Hidup (AHH) diprediksi sebesar 70 tahun, lebih tinggi dari realisasi tahun 2012 sebesar 69,70 tahun; b. Angka Melek Huruf (AMH) diprediksi sebesar 95,35 persen, lebih tinggi dari realisasi tahun 2012 sebesar 95,27 persen; c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diprediksi sebesar 8,04 tahun, lebih tinggi dari realisasi tahun 2012 sebesar 8,00 tahun; d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity = PPP) yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi riil per kapita per bulan, diprediksi mencapai sebesar Rp. 636.620,-/kapita/bulan, lebih tinggi dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp.634.520,-/kapita/bulan. 3. Indikator lainnya yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan adalah penurunan angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor berdasarkan data dari basis data terpadu Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pada tahun 2013 berjumlah 446.890 jiwa (8,82 persen), lebih rendah dari tahun 2012 yang berjumlah sebanyak 447.290 jiwa (8,74 persen), berarti mengalami penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 400 jiwa atau turun sekitar 0,08 persen dibandingkan dengan tahun 2012. Untuk lebih jelasnya, Realisasi dari Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor disajikan pada tabel berikut : RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 7

No. Tabel 2.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun 2011-2013 Indikator Realisasi Kinerja 2011* 2012* 2013** (1) (2) (3) (4) (5) 1. Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 72,58 73,08 73,45 Komponen IPM terdiri dari; a. Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 69,28 69,70 70,00 b. Angka Melek Huruf (AMH) (%) 95,09 95,27 95,35 c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 7,99 8,00 8,04 d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat (Konsumsi riil per kapita) (Rp/kap/bln) 631,63 634,52 636,62 2. Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 470.500 447.290 446.890 Sumber : BPS Kabupaten Bogor; Tahun 2012 dan TNP2K pusat. *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat Fokus kesejahteraan masyarakat terdiri dari (1) pendidikan, (2) Kesehatan, (3) Pertanahan, dan (4) Ketenagakerjaan, hasil evaluasi berdasarkan permendagri No 54 Tahun 2010, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : Pendidikan Pendidikan merupakan prioritas Nasional dan menjadi target dalam rangka untuk meningkatkan ksejahteraan masyarakat. Capaian kinerja pembangunan bidang pendidikan sampai dengan 2012 relatif berfluaktif dengan tingkat kecenderungan tidak sesuai target. Namun Capaian kinerja Rata-rata Lama Sekolah dan Angka Partisipasi Murni (SD SMA) sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu 7,76 tahun. Kesehatan Analisis kinerja kesehatan di lihat dari angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, dan prosentase balita gizi buruk. Hasil evaluasi menunjukkan capaian realisasi kinerja angka usia harapan hidup (tahun) masih di bahwa target RPJMD. Jika dilihat berdasarkan nasional, bahwa kesehatan merupakan prioritas nasional, maka seharusnya Kabupaten Bogor juga harus ikut melaksanakan program tersebut untuk mencapai prioritas nasional, setidaknya kabupaten Bogor harus menargetkan Angka Kelangsungan Hidup Bayi mencapai 80.00% tentu hal ini tidak mudah karena harus di dukung oleh infrastruktur sarana dan prasarana kesehatan lebih baik. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 8

Pertanahan Persentase jumlah penduduk yang memiliki Lahan Kabupaten Bogor Tahun 2008-2012 sudah melebihi target, artinya bahwa semakin banyak penduduk yang memiliki lahan, ini menunjukkan perkembangan yang baik di bidang pertanahan. Ketenagakerjaan Secara garis besar penduduk dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Namun hasil evaluasi menunjukan bahwa nilai Rasio Penduduk yang Bekerja dengan Angkatan Kerja tidak sesuai target, sehingga kemungkinan jumlah pengangguran masih besar. 2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Seni budaya Jumlah group kesenian di Kabupaten Bogor sampai pada tahun 2012 sebanyak 114 group, dengan rasio per 10.000 penduduk sebesar 0.0098. Sedangkan gedung kesenian yang dimiliki Kabupaten Bogor hanyalah satu unit, tentu ini menjadi tantangan dalam rangka untuk meningkatkan seni budaya di Kabupaten Bogor. Olahraga Jumlah organisasi di Kabupaten Bogor memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Pada tahun 2012 tercatat bahwa jumlah organisasi olahraga adalah sebanyak 74, dengan rasio per 10.000 penduduk mencapai 0.0197. Hal perlu diapresiasi mengingat bahwa jumlah gedung olah raga hanya 4 unit tahun 2012. 2.3. Aspek Pelayanan Umum Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Untuk menganalisis capaian kinerja daerah pada aspek pelayanan umum terlebih dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel yang dianalisis menurut kabupaten dan kecamatan di Kabupaten Bogor. Indikator variabel aspek pelayanan umum dilihat berdasarkan fokus urusan wajib dan urusan pilihan yaitu : RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 9

2.3.1. Urusan Wajib Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah Kabupaten Bogor melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan. Hasil evaluasi terhadap kinerja berdasarkan urusan dapat dilihat pada uraian dibawah ini : Pendidikan Semua angka indikator yang dipakai menunjukkan peningkatan dari awal tahun 2008 sampai dengan 2012, namun demikian jika dibandingkan target kinerja yang ditetapkan masih ada yang tidak sesuai target. Seperti pada indikator fasilitas dan jumlah guru yang memenuhi kualifikasi masih dibawah target yang ditetapkan. Kesehatan Di Kabupaten Bogor, urusan kesehatan merupakan tugas dan fungsi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi. Jika dilihat dari aspek Peningkatan layanan Spesialis, di empat rumah sakit tersebut masih di dominasi oleh RSUD Cibinong dengan jumlah 16 dokter dan kemudian diikuti oleh RSUD Ciawi. Peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit relatif tidak sama, yang paling tinggi adalah RSUD Ciawi, dari 42.53% pada tahun 2008 hingga mencapai 83.80% pada tahun 2012, diikuti oleh RSUD Leuwiliang dimana Peningkatan ketersediaan tempat tidur kelas III Rumah Sakit pada tahun 2012 mencapai 72.90%. Cakupan Desa Siaga Aktif di kabupaten Bogor cukup berkembang dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2012 mencapai 214. Dari semua fasilitas ini agar membuat urusan kesehatan cukup berkembang baik yang juga digambarkan dari Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan hingga mencapai 100% dari tahun ke tahun. Pekerjaan Umum Jaringan jalan di Kabupaten Bogor terdiri atas Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten serta jalan lingkungan permukiman. Hingga tahun 2013 jumlah panjang jalan nasional adalah sepanjang 124,85 km dengan jumlah ruas 11, panjang jalan provinsi adalah sepanjang 121,820 km dengan jumlah ruas 10 serta jalan kabupaten adalah sepanjang 1.748,915 km dengan jumlah ruas sebanyak 458 ruas. Untuk jalan lingkungan permukiman yang meliputi jalan perumahan dan jalan desa dari data pemetaan sepanjang km dengan jumlah panjang jalan yang terdata sepanjang 1.038,17 km dengan jumlah ruas 505 ruas. Kondisi jaringan jalan di Kabupaten Bogor tahun 2013 ditunjukkan dari indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik yang mencapai 76,27% dengan rata-rata RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 10

panjang jalan kabupaten per jumlah penduduk hanya mencapai sekitar 0,32 m/jiwa hal ini menunjukkan bahwa kapasitas penanganan jalan yang ditangani masih sangat rendah terhadap jumlah penduduk yang sangat tinggi di wilayah Kabupaten Bogor. Dari jumlah panjang jalan kabupaten yang ditangani tersebut, sekitar 2,23% sempadan jalan digunakan oleh pedagang kaki lima dan bangunan liar dan baru sekitar 31,38% jalan yang memiliki trotoar dan drainase. Dari jumlah jalan yang memiliki drainase tersebut hanya sekitar 39,09% yang memiliki drainase yang baik. Untuk jaringan irigasi hingga tahun 2013 tercatat luas daerah irigasi (D.I) yang ada di Kabupaten Bogor adalah 1.479 Ha yang berada di 2 D.I Kewenangan Nasional, 4.482 Ha yang berada di 19 D.I kewenangan Pemerintah Provinsi, dan 47.121 Ha yang berada di 990 D.I kewenangan Pemerintah Kabupaten. Dari jumlah daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten memiliki panjang saluran sepanjang 2.313,198 km. Kondisi rasio jaringan irigasi di wilayah Kabupaten Bogor hingga tahun 2013 mencapai 4,909 m/ha dengan total luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mencapai 63,50%. Terkait sektor pemakaman dan persampahan, hingga tahun 2013, rasio tempat pemakaman umum persatuan penduduk mencapai 24,95 sedangkan rasio tempat pembuangan sampah per satuan penduduk mencapai 1,99 dengan mengandalkan TPA Galuga sebagai satu-satunya tempat pembuangan akhir sampah yang masih beroperasi untuk wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Perumahan Berdasarkan indikator rasio rumah layak huni di Kabupaten Bogor pada tahun 2013 mencapai 0,18 yang menunjukkan bahwa sekitar 1 rumah layak huni di wilayah Kabupaten Bogor ditempati oleh sekitar 6 jiwa penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap rumah tangga terdiri dari 4 orang jiwa maka dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat rumah tangga di wilayah Kabupaten Bogor yang belum menikmati rumah layak huni. Nilai tersebut diperkuat dengan data rumah layak huni yang baru mencapai 98,33% sehingga masih ada sekitar 1,67% atau sekitar 83.982 unit bangunan rumah tidak layak huni yang masih belum tertangani di Wilayah Kabupaten Bogor. Dari jumlah tersebut lingkungan permukiman kumuh yang masih terdapat di Kabupaten Bogor sebesar 0,94% dari luas wilayah Kabupaten Bogor yang masih perlu ditangani. Terkait penyediaan prasarana perumahan dan permukiman seperti air bersih dan listrik, bahwa pada tahun 2013 jumlah rumah tangga pengguna air bersih baru mencapai 44,08% yang terdiri dari sambungan perpipaan PDAM serta sambungan pipa dan non pipa dari penyediaan sarana air bersih pedesaan. Untuk akses penduduk terhadap air minum di Kabupaten Bogor sebagian besar menggunakan pasokan air bersih yang RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 11

dikelola oleh PDAM Tirta Kahuripan yang bersumber pada 32 unit sumber pelayanan air bersih dengan kapasitas total 2.270,5 liter/detik baik yang diambil dari sumber mata air, sumur air tanah dalam dan instlasi pengolahan air lengkap (air permukaan). Dari jumlah air bersih yang diproduksi tersebut, hingga tahun 2011, jumlah penduduk yang terlayani oleh jaringan PDAM adalah sebanyak 678.374 jiwa atau sekitar 13,27%. Dari jumlah tersebut maka sambungan penyediaan air bersih yang bersumber dari sarana air bersih pedesaan mencapai sekitar 30,81%. Sedangkan untuk penyediaan prasarana listrik, jumlah rumah tangga pengguna listrik telah mencapai 82,88%. Penataan Ruang Acuan penataan ruang Kabupaten Bogor yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tahun 2005-2025, hingga saat ini sedang memasuki tahun keenam sejak ditetapkan dan memasuki tahun kedelapan dari tahun perencanaan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan dapat dilakukan peninjauan kembali. Berdasarkan hal tersebut, maka pada tahun 2013 telah dilakukan peninjauan kembali RTRW Kabupaten Bogor dan disepakati untuk di revisi. Perencanaan detil rencana tata ruang di Wilayah Kabupaten Bogor berupa Rencana Detail Tata Ruang telah selesai disusun untuk 40 kecamatan. Untuk saat ini dokumen perencanaan detil tersebut sedang dalam proses pengesahan termasuk dengan peraturan zonasi sebagai kelengkapan yang tidak terpisahkan. Pemanfaatan ruang di Kabupaten Bogor sepenuhnya mengacu pada RTRW Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 17 tahun 2000, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tahun 2005-2025. Sebagai upaya pengendalian terhadap perijinan pemanfaatan ruang, telah dibuat Pedoman Operasional Pemanfaatan Ruang yang menetapkan secara rinci aturan-aturan teknis berdasarkan jenis kegiatan dan peruntukan ruang di lokasi yang akan dimanfaatkan. Pola ruang di Kabupaten Bogor mencakup kawasan lindung dan budidaya. Sebagian besar wilayah di sebelah selatan sepanjang perbatasan Kabupaten Bogor menjadi kawasan lindung karena memiliki hutan yang cukup lebat, topografi, elevasi dan curah hujan yang tinggi. Sedangkan kawasan budidaya tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 12

Secara umum, tata ruang Kabupaten Bogor terbentuk dengan struktur ruang wilayah yang menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan permukiman perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan pengembangan, merupakan bentuk/gambaran sistem pelayanan berhirarki, yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan pelayanan serta mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan dan perkotaan di wilayah Kabupaten Bogor serta beberapa kawasan yang menjadi kawasan strategis Kabupaten Bogor. Keseluruhan penataan ruang sebagaimana diuraikan diatas telah mengacu pada : (1) Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional, Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN); (2) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) yang mengarahkan pengembangan permukiman Kabupaten Bogor untuk mendorong pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta; dan (3) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013 yang menetapkan Kabupaten Bogor sebagai bagian pengembangan Kawasan Andalan Bodebekpunjur dalam sektor agribisnis, industri dan pariwisata (wisata agro dan alam), simpul pendukung pengembangan wilayah Bodebekpunjur dan sebagai wilayah konservasi. Kinerja sektor penataan ruang dilihat berdasarkan rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB yang hingga pada tahun 2013 mencapai sebesar 26,95%. Sedangkan indikator ruang publik yang berubah peruntukkannya relatif kecil sebesar 0,04% walaupun jika dilihat dari rasio bangunan yang ber-imb per satuan bangunan hanya sekitar 5,34% dari jumlah total bangunan. Perhubungan Cakupan pelayanan transportasi darat meliputi jaringan jalan dan jaringan jalan rel. Hingga tahun 2013 jumlah terminal yang ada di Kabupaten Bogor mencapai 6 unit terminal dari 9 terminal yang direncanakan akan dibangun yang berada di Cileungsi, Laladon, Leuwiliang, Jasinga, Bojonggede dan Cibinong. Penyediaan terminal ini terus dikembangkan untuk memberikan pelayanan transportasi kepada sekitar 5.089.679 penumpang/tahun dan sekitar 18.192 unit kendaraan yang telah dikeluarkan ijin trayek. Dilihat dari data tersebut maka diperkirakan setiap harinya setiap unit kendaraan memiliki tingkat kinerja kendaraan angkutan umum sebesar 130,45%. RPJMD Kabupaten Bogor 2013-2018 II - 13