Pria 59 Tahun dengan Karsinoma Penis A 59 YEARS OLD MAN WITH PENILE CARCINOMA

dokumen-dokumen yang mirip
Validitas Diagnostik Fine Needle Aspiration Biopsy Kelenjar Getah Bening Inguinal yang Teraba pada Karsinoma Penis di RSUP Sanglah, Denpasar

Evaluasi Klinis dan Manajemen Kanker Penis di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

" The validity of the CT scan examination on Therapy Response Evaluation of Primary Carcinoma Tumor Nasofarings "

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

Tommyeko H Damanik, 2005, Pembimbing : Hana Ratnawati. dr., M.Kes.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

Hasil. Hasil penelusuran

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

PORTFOLIO. 2. Riwayat Pengobatan Pasien sudah sempat berobat ke dokter, kemudian diberikan obat (yang pasien tidak tahu namanya).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Biopsi payudara (breast biopsy)

Secondary Brain Tumor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di. dunia dan merupakan penyakit kronis pada sistem

Transkripsi:

Pria 59 Tahun dengan Karsinoma Penis Tanti Yossela, Muhartono Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Karsinoma penis merupakan suatu pertumbuhan sel yang sangat ganas pada jaringan atau wilayah diluar dari pada penis dan suatu penyakit yang jarang, umumnya merupakan kanker yang tumbuh agresif serta memiliki kecenderungan untuk menyebar. Seorang laki laki usia 59 tahun datang dengan keluhan utama benjolan dan nyeri di kemaluan sejak enam bulan lalu, pasien memiliki riwayat operasi penektomi pada tahun 2007. Saat ini nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk hilang timbul sepanjang hari, benjolan lebih cepat membesar dibandingkan saat keluhan pertama kali pada tahun 2007, benjolan terasa panas, tampak kemerahan tampak seperti berisi air, dan sulit menahan buang air kecil (BAK). Pasien merokok 1 3 bungkus per hari sejak kelas 4 SD, sudah berhenti sejak empat bulan lalu dan mengaku adanya penurunan berat badan. Dari pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 100 x/menit, napas 20 x/menit, suhu 36,8 o C, pemeriksaan genitalia inspeksi tampak dua buah massa di korpus penis berukuran 3x2 cm dan 2x1 cm dengan batas tidak jelas dan warna kemerahan, gambaran exophytic, tanda inflamasi, dari palpasi teraba massa pada corpus penis dengan konsistensi padat kenyal, berupa dua buah massa, terfiksir, dan nyeri tekan corpus penis. Pada kasus, pasien didiagnosis karsinoma penis residif. Farmakoterapi diberikan IVFD RL gtt XX/m, cefotaxim 3x1, dan penektomi parsial. Kata kunci: bedah, karsinoma, penis A 59 YEARS OLD MAN WITH PENILE CARCINOMA Abstract Penile carcinoma is a highly malignant cell growth in tissues or areas outside than the penis and a rare disease, generally an aggressive cancer that grows and has a tendency to spread. A man aged 59 years present with a lump and pain in the pubic since 6 months ago, the patient had a history of surgery penektomi in 2007. Today the pain is felt like a tingling intermittent throughout the day, the lump is faster than the current swell of complaints the first time in 2007, the lump feels hot, looks red looks like water, and difficult to hold BAK. Patients smoked 1 3 packs per day since the 4th grade, has been stopped since four months ago and confessed their weight loss. Consciousness of compos mentis physical examination, blood pressure 120/70 mm Hg, pulse 100 x/min, respiration rate (RR) 20 x/min, temperature 36.8 C, examination of inspection genitalia looked 2 pieces of mass in the corpus penis measuring 3x2 cm and 2x1 cm with no clear boundaries and redness, exophitic picture, a sign of inflammation, palpation palpable mass at the corpus of the penis with a dense chewy consistency, in the form of two pieces of mass, fixed to, and tenderness corpus penis. In case, the patient was diagnosed recurrent carcinoma of the penis. Pharmacotherapy given IVFD GTT RL XX/m, 3x1 cefotaxime, and partial penectomy. Keywords: carcinoma, penile, surgery Korespondensi: Tanti Yossela, S. Ked., alamat Jl. Pulau Pisang No. 9 Way Halim Permai Bandar Lampung, HP 081369019928, e mail yosselatanti@yahoo.co.id Pendahuluan Karsinoma penis merupakan suatu pertumbuhan sel yang sangat ganas. Kanker penis merupakan suatu penyakit yang jarang dan umumnya merupakan kanker yang tumbuh agresif serta memiliki kecenderungan untuk menyebar. 1 Karsinoma penis paling banyak terjadi pada laki laki dari usia 60 hingga 80 tahun. 2 Karsinoma penis lebih sering terjadi pada laki laki yang tidak disirkumsisi daripada laki laki yang disirkumsisi. 1 Kasus Seorang laki laki Tn. C 59 tahun dengan keluhan ada benjolan di kemaluan dan terasa nyeri, pasien memiliki riwayat operasi penektomi pada tahun 2007. Keluhan pasien sebelum operasi penektomi adalah tumbuh benjolan kemerahan di ujung kemaluan pasien mula mula benjolan kecil lama lama makin membesar, benjolan terasa nyeri dan panas, BAK lancar namun terasa nyeri di akhir BAK. Pasien ke dokter dan dikatakan bahwa benjolan tersebut adalah tumor dan disarankan untuk operasi penektomi dan pasien bersedia untuk dioperasi. Saat ini pasien datang dengan keluhan ada benjolan di kemaluan dan terasa sangat nyeri juga lebih cepat membesar dibandingkan saat keluhan pertama kali dirasakan, benjolan terasa panas seperti ditusuk tusuk hilang timbul sepanjang hari, kemerahan dan tampak seperti berisi air, keluhan lain yakni tidak dapat menahan BAK, frekuensi berkemih malam hari kurang dari 3x, J Medula Unila Volume 5 Nomor 2 Agustus 2016 103

pancaran kuat, rasa tidak puas ( ), lalu pasien dirujuk ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek. Pasien merokok 1 3 bungkus per hari sejak kelas 4 SD, pasien berhenti sejak 4 bulan yang lalu. Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, pasien mengaku tidak pernah berganti ganti pasangan dalam berhubungan kelamin. Riwayat demam ( ), penurunan berat badan ( ). Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 120/70 mmhg, nadi: 100 x/menit, suhu: 36,8 o C, pernafasan: 18 x/menit. Pasien tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis, status lokalis genitalia, inspeksi tampak dua buah massa di korpus penis, berukuran 3x2 cm dan 2x1 cm dengan batas tidak jelas dan warna kemerahan, palpasi teraba massa pada corpus penis dengan konsistensi padat kenyal, berupa dua buah massa, terfiksir, nyeri tekan corpus penis. Dari pemeriksaan penunjang yakni darah rutin dengan hasil Hb= 11,9 (N: 14 18), Ht= 37 (N: 40 54 %), laju endap darah (LED)= 10 (N: 0 10 mm/jam), leukosit= 12.200 (N: 4800 10.800), trombosit= 170.000 (N: 150.000 400.000), eritrosit= 4,4 (N: 4,7 6,1). Penatalaksanaan digolongkan menjadi dua, yaitu nonmedikamentosa dan medikamentosa. Nonmedikamentosa berupa tirah baring. Medikamentosa berupa IVFD RL gtt XX/m, cefotaxim 3x1, dan planning operatif penektomi parsial. Pembahasan Kanker penis terjadi kurang dari 1% kanker pada laki laki di United States, dengan perkiraan 1 2 kasus baru yang dilaporkan per 100.000 laki laki. Kanker penis terjadi umumnya pada dekade ke 6 kehidupan. Etiologi yang paling sering pada kanker penis adalah kebersihan yang buruk. Adapun teori yang berkaitan yaitu adanya akumulasi smegma pada bagian bawah kulit fimotik menghasilkan inflamasi kronis yang akan menjadikan suatu karsinoma. 3 Data di Asia bervariasi mulai dari 0,04% (Israel), 0,15% (Iran) hingga 0,2% (Jepang). 4 Data di Indonesia (RS Hasan Sadikin) pada tahun 1975 1984 didapatkan prevalensi 6%. 5 Data dari RS Cipto Mangunkusumo dan RS Dharmais menyebutkan adanya 69 kasus dalam kurun waktu 11 tahun (6,3 kasus per tahun). 6 Selama periode 8 tahun di RS Sardjito dijumpai 35 kasus pasien dengan kanker penis. Karakteristik klinis tersering kanker penis di RS Sardjito adalah usia 40 60 tahun, bersuku Jawa, sudah menikah dengan profesi sebagai petani dan telah menjalani sirkumsisi. 7 Umumnya usia terbanyak ditemukan di Indonesia pada usia 40 50 tahun (26,1%), dengan mayoritas tidak memiliki riwayat sirkumsisi (47,8%) dengan letak lesi primer pada glanspenis (18,8%), shaft penis (15,9%), dan kombinasi glans penis shaft penis (34,8%). 6 Sirkumsisi merupakan tindakan pencegahan timbul nya kanker penis. Sirkumsisi yang dilakukan pada saat anak anak atau remaja bersifat protektif dengan ods rasio 0,33 (95% CI 0,13 0,83). Namun resiko mendapat kanker penis yang invasif meningkat diantara pasien yang dilakukan sirkumsisi saat dewasa. 8 Berdasarkan anamnesis, pasien datang dengan keluhan benjolan dan nyeri di kemaluan sejak 6 bulan yang lalu, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk tusuk hilang timbul sepanjang hari, benjolan juga lebih cepat membesar dibandingkan saat keluhan pertama kali, benjolan terasa panas, tampak kemerahan dan tampak seperti berisi air, keluhan lain yang dirasakan pasien yakni sulit menahan buang air kecil. Dari anamnesis diatas dapat diketahui bahwa pasien mengalami manifestasi klinis karsinoma penis yang secara umum yaitu lesi pada penis. Lesi indurasi atau eritema, ulserasi, nodul kecil, atau pertumbuhan eksofitik. Gejala lain yang dikeluhkan pasien adalah nyeri, adanya discharge, gejala berkemih iritasi, dan perdarahan. 3 Faktor resiko kanker penis yaitu fimosis, inflamasi kronis penis (balanopostitis yang berkaitan dengan fimosis), balanitis xerotica obliterans, sporaleme, dan fototerapi UV A untuk berbagai kondisi dermatologik seperti psoriasis, merokok, infeksi Human papilloma virus, kondiloma akuminata, area dengan status ekonomi rendah, belum menikah, banyaknya partner dalam melakukan hubungan seksual pada usia muda. 9 Human papilloma virus (HPV) merupakan faktor resiko yang paenting dalam berkembangnya kanker penis. 10 Pada kasus ini didapatkan faktor resiko yaitu merokok. Pemeriksaan fisik lokalis genitalia, pada inspeksi tampak 2 buah massa di korpus penis, berukuran 3x2 cm dan 2x1 cm dengan batas tidak jelas dan warna kemerahan, lalu pada palpasi teraba massa pada corpus penis dengan konsistensi padat J Medula Unila Volume 5 Nomor 2 Agustus 2016 104

Tanti Yossela Pria 59 Tahun dengan Karsinoma Penis kenyal, berupa 2 buah massa, terfiksir, nyeri tekan corpus penis. Gejala klinis karsinoma penis yaitu, terdapat lesi yang terbatas pada bagian penis, lesi primer memiliki karakteristik sesuai dengan ukuran, lokasi, dan potensi perkembangan tubuh. Palpasi yang dilakukan dengan hati hati pada area inguinal perlu dilakukan, karena lebih dari 50% pasien terdapat pembesaran nodul inguinal. Pembesaran nodul ini mungkin merupakan inflamasi sekunder atau penyebaran metastasis pada pasien ini tidak ditemukan adanya pembesaran nodul inguinal. Pada pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan normal. Anemia dan leukositosis mungkin tampak pada pasien dengan penyakit yang berlangsung lama atau infeksi lokal yang ekstensif. Hiperkalemia pada tidak adanya metastasis osseus mungkin ada pada 20% pasien dan tampak berkaitan dengan volume penyakit. 3 Pada pasien ini didapatkan peningkatan leukosit. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium dapat ditegakkan karsinoma penis. Namun diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menentukan ada tidaknya metastasis dengan melakukan bone scan, dan CT Scan pada abdomen dan pelvis. 3 Karsinoma penis memiliki metastasis yang dapat diprediksi, dengan progresi predominan lokal atau penyebaran pada limfonodi inguinal. Penyebarannya dapat menyebar melalui limfatik atau vaskular seperti pada paru paru, hati, dan tulang. 11 Pemeriksaan fine needle aspiration biopsy (FNAB) terhadap kelenjar getah bening inguinal yang teraba pada kasus karsinoma penis memberikan kemampuan diagnostik yang baik. Mengingat pemeriksaan ini dapat dikerjakan secara mudah, sederhana, cepat, dan murah, maka FNAB dapat dipakai sebagai salah satu alat diagnosis sitologi rutin untuk menegakkan diagnosis adanya metastasis karsinoma penis pada kelenjar getah bening inguinal yang teraba. 12 Metastasis kanker penis adalah penyakit yang jarang dengan kira kira 480 kasus. Metastasis penis biasanya mengindikasikan kasus stadium lanjut dan prognosisnya buruk dengan setengah pasiennya pada kondisi terminal <1 tahun setelah didiagnosis. 13 Konfirmasi diagnosis karsinoma penis dan pemeriksaan yang lebih invasif, adanya invasi vaskuler, dan stadium histologi dari lesi dengan pemeriksaan histologi dari spesimen biopsi dianjurkan sebelum melakukan terapi awal. Adanya metastasis dan penyebaran ke regio inguinal merupakan faktor prognostik yang paling penting pada pasien dengan karsinoma penis. 14 Karsinoma berawal dari preputium, kemudian infiltrasi ke corpus dan glans penis. Jika terjadi metastasis, biasanya diikuti oleh pola yang bertahap. Pertama, pada kelenjar getah bening inguinal (pelipatan paha) kedua, ke kelenjar getah bening pelvis. Sebagian besar tumor penis merupakan skuamous sel karsinoma (85%) dan metastasis pada kelenjar getah bening inguinal ditemukan pada 60% pasien. Pada pasien dengan karsinoma, baik primer maupun metastasis pada kelenjar getah bening inguinal, dapat diperiksa secara klinis. 15 Evaluasi limfonodi juga penting seperti pembesaran limfonodi inguinal, jumlah, lokasi nodul, dan nodul ekstra kapsular. Pada evaluasi limfonodi terbagi menjadi nodul teraba dan nodul tak teraba. Jika nodul tidak teraba pada pemeriksaan fisik, perlu dilakukan dynamic sentinel node biopsy (DSNB) pada pasien dengan resiko tinggi. 16 Jika nodul teraba, metastase limfonodi dapat didiagnosis menggunakan biopsi FNAB perkutan dan atau histologi. 17 Karsinoma sel skuamosa (SCC) merupakan kasus kanker penis yang paling sering (95%). Bowenoid papulosis (BP), penyakit Bowen, dan Queyrat eritroplasia merupakan 3 manifestasi klinis pada neoplasia penis intraepitelial. SCC penis terbagi menjadi tipe klasik, basaloid, verukosa, sarkomatoid atau adenoskuamosa. Bentuk pertumbuhan termasuk penyebaran superfisial, pertumbuhan nodular atau vertikal dan pertumbuhan verukosa. 18 European Association of Urology (EAU) telah membuat suatu panduan untuk penanganan kanker penis disesuaikan dengan Kategori Staging T dan juga staging N. National Comprehensive Cancer Network juga membuat panduan untuk penanganan kanker penis disesuaikan dengan kategori staging T, N maupun M. Penanganan pasien kanker penis mengacu kepada panduan dari EAU yakni melakukan parsial penektomi pada T2, sedangkan pada T3 dilakukan total penektomi dan perineostomi. Pemeriksaan patologi anatomi, merupakan pemeriksaan baku emas dalam penegakkan diagnosis kanker penis. 19 J Medula Unila Volume 5 Nomor 2 Agustus 2016 105

Terapi pada lesi kanker penis primer adalah membuang tumor secara seluruhnya. 20 Pada kasus ini, direncanakan penektomi parsial penderita karsinoma penis yang secara klinis terdapat pembesaran kelenjar getah bening inguinal atau menetap setelah eksisi lesi primer pada beberapa stadium, atau dengan biopsi kelenjar getah bening inguinal, terbukti terjadi metastasis dan harus menjalani pembedahan kelenjar getah bening inguinal secara bilateral. Sedangkan penderita yang secara klinis kelenjar getah beningnya normal atau pada awalnya terdapat pembesaran kemudian mengecil dengan pemberian antibiotik setelah eksisi lesi primer, dapat difollow up saja. Pada kondisi yang sudah mengalami metastasis jauh, karena tidak adanya terapi sistemik yang efektif, tindakan pembedahan dengan penyayatan yang luas akan memberikan keuntungan paliatif yang bermakna. Tindakan pembedahan dapat menghindari penyebaran lokoregional yang merupakan komplikasi akhir paling buruk, berupa erosi pembuluh darah femoral. 14 Terapi lini pertama yang efektif pada penyakit non invasif superfisial yaitu kemoterapi topikal dengan menggunakan imiquimod atau 5 FU. Toksisitas dan efek samping pada terapi ini biasanya rendah tetapi dengan efikasi yang terbatas. Respon seluruhnya telah dilaporkan pada 57% kasus penyakit non invasif superfisial. Jika terapi topikal gagal maka tidak perlu diulang. Selain itu juga dapat menggunakan terapi laser. 19 Pada pasien dengan tidak adanya nodul inguinal setelah terapi lokal, perlu dilakukan follow up yaitu pemeriksaan fisik pada penis dan daerah paha untuk mendeteksi adanya rekurensi lokal/regional. Follow up tergantung pada terapi modalitas primer yang telah digunakan. Setelah ablasi laser atau kemoterapi topikal, histologi diperlukan dari bagian glans untuk menjelaskan bahwa sudah bebas penyakit. Setelah terapi kuratif untuk metastase nodul inguinal digunakan, dilakukan pengecekan dengan CT atau MRI scan untuk deteksi penyakit sistemik. 19 Diagnosis bandingnya sesuai dengan lesi dermatologisnya, karsinoma penis perlu dibedakan dari beberapa lesi infeksius. Chancre sifilis mungkin tampak sebagai ulserasi yang tak nyeri. Pemeriksaan serologi dan kamar gelap perlu untuk menyingkirkan diagnosis. Chancroid biasanya tampak sebagai ulserasi yang nyeri pada penis. Kultur selektif untuk Haemophilus ducreyi perlu diidentifikasi sebagai penyebab. Kondiloma akuminata tampak sebagai eksofitik, lembut, lesi grape cluster pada batang atau glans penis. Biopsi dapat membedakan lesi ini dari karsinoma jika terdapat keraguan pada pemeriksa. 3 Angka kematian karsinoma penis berkaitan dengan ada atau tidak adanya pembesaran nodul. 3 Kualitas hidup pada pasien dengan karsinoma penis dalam waktu yang lama dapat membuat disfungsi seksual, gangguan berkemih, dan gangguan kosmetik penis sebagai konsekuensinya. 19 Simpulan Karsinoma penis sangat jarang terjadi, tetapi berkaitan dengan merokok, status ekonomi rendah, belum menikah, banyaknya partner dalam melakukan hubungan seksual pada usia muda. Karsinoma penis dapat mengurangi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat perlu untuk diketahui oleh para tenaga medis. Daftar Pustaka 1. Pow Sang MR, Ferreira U, Pow Sang JM, Nardi AC, Destefano V. Epidemiology and natural history of penile cancer. Urology. 2010; 76(2 Suppl):S2 6. 2. Campbell ES. Campbell s urology. Philladelphia: Elsevier; 2002. 3. Presti JC. Genital Tumors. Dalam: Tanagho EA, McAninch JW, editors. Smith s General Urology. Edisi ke 17. United States America: The McGraw Hill Companies; 2008. hlm.383 6. 4. Graffland NM, Verhoeven RHA, Coeberg JW, Horenblas S. Incidence trends and survival of penile squamous cell carcinoma in the Netherlands. Int J Cancer. 2010; 128(2):426 32. 5. Sugandi S. Referral Pattern of Urological Malignancy in Indonesia. Br J Urol. 1989; 63(1):1 3. 6. Tranggono U, Umbas R. Karakteristik dan Terapi Penderita Keganasan Penis di RS Cipto Mangunkusumo dan RS Kanker Dharmais. Indo J Cancer. 2008; 2:45 50. 7. Prayoga DA, Tranggono U. Evaluasi Klinis dan Manajemen Kanker Penis di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta. Indo J Cancer. 2015; 10(1):29 34. J Medula Unila Volume 5 Nomor 2 Agustus 2016 106

Tanti Yossela Pria 59 Tahun dengan Karsinoma Penis 8. Larke NL, Thomas SL, dos Santos Silva I, Weiss HA. Male circumcision and penile cancer: a systematic review and metaanalysis. Cancer Causes Control. 2011; 22(8):1097 110. 9. Thuret R, Sun M, Budaus L, Abdollah F, Liberman D, Shariat SF, et al. A population based analysis of the effect of marital status on overall and cancerspecific mortality in patients with squamous cell carcinoma of the penis. Cancer Causes Control. 2013; 24(1):71 9. 10. Backes DM, Kurman RJ, Pimenta JM, Smith JS. Systematic review of human papillomavirus prevalence in invasive penile cancer. Cancer Causes Control. 2009; 20(4):449 57. 11. Gianluca F, Alejandro MS, Alba DL, Assunta S, Massimo F, Antonio M, et al. Penile cancer metastasizing to the breast: a case report. J Med Case Rep. 2016; 10:53 6. 12. Suarsana IWG, Sastrodihardjo B, dan Gde Oka A. Validitas diagnostik fine needle aspiration biopsikelenjar getah bening inguinal ang teraba pada karsinoma penis di RSUP Sanglah, Denpasar. Indonesian Journal of Cancer. 2009; 3(4):127 32. 13. Zhang K, Da J, Yao H, Zheng D, Cai Z, Jiang Y, et al. Metastatic Tumors of the Penis : A Report of 8 Cases and Review of the Literature. Medicine. 2015; 94(1):e132 14. Iqbal Singh and A. Khaitan. Current trends in the management of carcinoma penis a review. International Urology and Nephrology. 2003; 35(2):215 25. 15. Borchers H, Jakse G. Lymphadenectomy for penile cancer. Diagnostic and prognostic significance as well as therapeutic benefit. Urologe. 2005; 44(6):657 61. 16. Lont AP, Horenblas S, Tanis PJ, Gallee MP, van Tinteren H, Nieweg OE. Management of clinically node negative penile carcinoma: improved survival after the introduction of dynamic sentinel node biopsy. J Urol. 2003; 170:783 6 17. Graafland NM, Leijte JAP, Valdes Olmos RA, Van Boven HH, Nieweg OE,Horenblas S. Repeat dynamic sentinel node biopsy in locally recurrent penile carcinoma. BJU Int. 2010; 105:1121 4. 18. H. Van Poppel, N. A. Watkin, S. Osanto, L Moonen, A. Horwich, V. Kataja. Penile cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow up. Ann Oncol. 2013; 24(6): 115 124. 19. Hakenberg OW, Comperat EM, Minhas S, Necchi A, Protzel C, Watkin N. EAU Guidelines in Penile Cancer: 2014 Update. Eur Urol. 2015;67(1):142 50 20. Leijte JA, Kirrander P, Antonini N, Windahl T, Horenblas S. Recurrence patterns of squamous cell carcinoma of the penis: recommendations for follow up based on a two centre analysis of 700 patients. Eur Urol. 2008; 54(1):161 8. J Medula Unila Volume 5 Nomor 2 Agustus 2016 107