PPMP vs PPIP a a new perspective

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

Kenaikan Manfaat Pensiun dan Pemisahan Pendanaan

KAITAN PROGRAM DANA PENSIUN DENGAN PENERAPAN PSAK NO. 24 (REVISI 2004) PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Seminar Kajian Peraturan Pendanaan Dana Pensiun

PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN & UUTK 13/2003: PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPAN SESUAI PSAK-24 REVISI 2004

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

UU No. 13/2003 Ketenagakerjaan Perkiraan Beban Pendanaan

Kesejahteraan Hari Tua Tingkat Penghasilan Pensiun dan Pendanaan Pesangon

Mengenal. Dana Pensiun

INDONESIA. Half-day Seminar: Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja serta Pendanaannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO. Hotel Manhattan, 30 November 2006

Yang Terlupakan Dari Pembahasan Kepmennaker(trans) (?):

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

MENGUKUR POTENSI KEKURANGAN PROGRAM PENSIUN/PROGRAM PENDANAAN TERHADAP UUTK 13/2003

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan. menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (Pasal 1 Undangundang

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

PENGUKURAN KEWAJIBAN/BEBAN UUTK-13/2003 TERKAIT DENGAN PROGRAM PENDANAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PT DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Rincian Pekerjaan Perhitungan Kewajiban Imbalan Kerja PSAK 24 Revisi 2004

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PERHITUNGAN SUPPLEMENTAL COST DENGAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2014 UNTUK DANA PENSIUN

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2016 UNTUK DANA PENSIUN

Dana Pensiun (Pension Fund)

DAYAMANDIRI. Sistem dan Beban Kesejahteraan Pekerja di Indonesia serta Pendanaannya. No. 4/11/2006, November 2006 NEWSLETTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

(Program Pensiun Iuran Pasti)

KEPESERTAAN KUNCI UTAMA PENGELOLAAN DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI

KRITERIA ANNUAL REPORT AWARD 2015 UNTUK DANA PENSIUN

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

Sekilas tentang Dana Pensiun

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

BAB I PENDAHULUAN. Umur dan produktifitas manusia pada akhirnya ada batasnya, tidak

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR DATA ELEKTRONIK UNTUK LAPORAN AKTUARIS

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Seminar Economic Outlook 2017

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORITIS

VISI Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan paling progresif dan terpercaya

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

SKRIPSI PELAKSANAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) BUMIPUTERA CABANG PADANG

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18 AKUNTANSI DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi karyawan suatu perusahaan. Sedangkan siklus kehidupan manusia di

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. yang salah satunya berkaitan dengan proses penyusunan voucher. Pelaksanaan

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SUDAH CUKUPKAH ASURANSI ATAU TABUNGAN KITA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya. Penghasilan tetap yang diperoleh saat bekerja tidak diperoleh lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

IX.6. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA

Perhitungan Dana Pensiun menggunakan Bunga Model Cox Ingersoll Ross dan Vasicek

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

BAB I PENDAHULUAN. atau instansi yang akan mendapatkan upah atau imbalan dalam bentuk lain selama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tabungan, Pensiun, Dana Pensiun. Tahun 1998 Pasal 1 (Ketentuan Umum) pengertian tabungan adalah sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

I. PENDAHULUAN. tidak semua orang siap menghadapi masa tuanya. Terdapat banyak faktor yang

Iuran Pemberi Kerja. Gambar 1 Slip Gaji Indun pada Februari 2009

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

Transkripsi:

Hotel Borobudur, 27 Juni 2007 Steven Tanner PPMP vs PPIP a a new perspective Meningkatkan Kinerja BUMN Melalui Perbaikan Program Pensiun Karyawannya DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO Providing Professional Actuarial Consulting Services

Daftar Isi Bagian Isi Halaman 1 2 3 4 Pendahuluan PPMP vs PPIP Perumusan 3-4 5-20 21-32 33-44 2

BAGIAN 1 Pendahuluan 3

BAGIAN 1 Pendahuluan Pendahuluan Pertanyaan-pertanyaan mendasar! Apa sebenarnya PPMP dan PPIP itu? " Apakah memang betul bahwa PPIP lebih baik dari PPMP, atau sebaliknya? " Apakah keadaan di mana kita berada mempengaruhi cara pandang kita, sehingga membedakan pemahaman kita? " Apakah pihak yang berbeda akan memandangnya dengan cara yang berbeda, sehingga akan menghasilkan pemahaman yang berbeda pula?! Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas akan menentukan sikap dan kesimpulan kita! Mari kita periksa ilustrasi berikut ini 4

BAGIAN 2 PPMP vs PPIP 5

BAGIAN 2 PPMP vs PPIP Ilustrasi sederhana! 3 orang Ibu A, B dan C sama-sama memperkirakan bahwa biaya pendidikan 5 tahun kemudian ketika anak mereka masuk perguruan tinggi tertentu adalah sebesar Rp100juta dan mereka yakin kalau biaya ini tidak akan berubah dan asumsikan memang tidak akan berubah " Ketiganya bertindak bijaksana dengan menabung mulai dari sekarang dengan menyisihkan uang secara sekaligus! Mereka perkirakan uang yang ditabung akan menghasilkan bunga sebesar 10% setiap tahun selama 5 tahun " Perkiraan ini tentu bisa tepat dan bisa tidak tepat, tetapi mereka anggap inilah perkiraan terbaik yang ada pada saat ini 6

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Ilustrasi sederhana! Seorang Ibu yang lain, D, juga ingin menabung dengan jumlah yang sama, tetapi tidak terlalu berharap kalau anaknya dapat masuk ke perguruan tinggi tertentu dimaksud " Mungkin dia tahu hasil tabungannya bisa kurang dari Rp100juta, bisa sama atau bisa lebih, sehingga dia tidak berjanji kepada anaknya " Yang penting baginya adalah anaknya tetap bisa sekolah " Cara pandang ini berbeda dari A, B dan C! Tetapi kalau ternyata lebih, dia bahkan dapat menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi yang mungkin lebih baik dari A, B dan C 7

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Pengeluaran sama 8

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Pengeluaran lebih kecil 9

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Pengeluaran lebih besar: mampu 10

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Pengeluaran lebih besar: timing 11

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Pengeluaran sama: tidak mampu 12

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Paham dan mampu! A, B dan C walaupun paham betul bahwa pendidikan anak itu penting, tetapi masing-masing memiliki tindakan yang berbeda dalam perjalanan waktu karena kondisi keuangan, sehingga cara pandang dan prioritasnya berubah! A tetap mampu dan memenuhi setiap kekurangan ketika kekurangan itu terjadi! B juga mampu tetapi tidak pada saat kejadian kekurangan itu terjadi melainkan pada akhir periode, sehingga jumlah pengeluarannya lebih besar dari A 13

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Janji semula: sama, berubah dan tidak masalah! A dan B tetap pada janji semula, yaitu memastikan kalau jumlah tabungan pada akhir periode cukup! C sama sekali tidak mampu dalam perjalanan waktu dan terpaksa tidak menyekolahkan anaknya pada perguruan tinggi yang semula diharapkan dan anaknya mengerti " Tidak dapat memenuhi janji semula! Sementara D yang memang dari semula tidak menjanjikan apa-apa, dalam perjalanan waktu, mampu atau tidak mampu, tidak mempengaruhi janjinya, sekolah di mana pun jadi 14

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Perbedaan: ada dan tidak ada! Dalam kondisi yang sempurna, kenyataan sesuai atau melebihi harapan (tidak akan tahu sebelum menjalaninya), tidak ada perbedaan antara PPMP dan PPIP " Pengeluaran sama atau lebih kecil dari yang seharusnya! Perbedaan juga tidak ada walaupun kenyataan tidak sesuai harapan, karena tetap menjaga agar tujuan akhir tercapai " Pengeluaran lebih besar dari yang seharusnya " Timing pengeluaran dana tambahan yang membedakannya! Ada perbedaan kalau tujuan akhir tidak lagi menjadi pertimbangan dan terpaksa mengubah janji semula " Pengeluaran tetap sama, tetapi janji semula tidak tercapai 15

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Cara pandang yang berbeda! Secara umum, A, B, C dan D mewakili cara pandang kita terhadap perbedaan PPMP dan PPIP! A dan B mungkin mengabaikan kondisi apakah nantinya mereka akan mampu atau tidak dan ternyata mampu! C mungkin dalam perjalanan waktu sudah tahu ada indikasi ketidakmampuannya, sehingga berubah haluan! D dari semula mungkin tahu bahwa faktor ekonomi berfluktuasi, sehingga memilih untuk tidak berjanji yang muluk-muluk 16

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Ikhtisar: perbedaan utama Karakteristik Input iuran-iuran Output manfaat Hasil investasi Kinerja baik dan kurang baik PPMP Dihitung dari waktu ke waktu Ditentukan di depan Fluktuasi Pemberi kerja PPIP Ditentukan di depan Tidak ditentukan di depan, juga tidak di akhir Fluktuasi Peserta 17

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Seperti apa kondisi kita?! Apakah kita sama dengan A atau B, yang mungkin mengabaikan kondisi apakah nantinya mampu atau tidak dan tetap saja menyelenggarakan PPMP?! Apakah kita sama dengan C, yang mampu mengenali dan memperkirakan potensi ketidakmampuannya di masa datang?! Kalau C mampu mengenali dan memperkirakan potensi ketidakmampuannya di masa datang, maka ukuran apa yang digunakan oleh C sebagai dasar untuk mengetahuinya? 18

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Seperti apa kondisi kita?! C juga dapat mewakili keadaan kita yang saat ini sudah menyelenggarakan PPMP kemudian memikirkan untuk mengubahnya menjadi PPIP! Kalau C berhasil berubah haluan, bagaimana caranya berkomunikasi dengan anaknya sehingga memahami kondisi Ibunya dan dapat menerima keputusan Ibunya?! D mewakili kita yang menyelenggarakan PPIP sejak semula 19

BAGIAN 2 (lanjutan) PPMP vs PPIP Apa alasan kita untuk berubah?! Mengurangi fluktuasi pembiayaan cost control! Pengakuan beban dan kewajiban PSAK-24R! Kekhawatiran adanya pembebanan ganda dengan UUK-13! Tuntutan atau pengaruh kompetisi! Memindahkan resiko investasi! Attraction and retention! Kemudahan! Merger and acquisition! Penghematan biaya jangka pendek! Manfaat kecil karena komponen PhDP bukan take home pay! Masalah dengan mitra pendiri 20

BAGIAN 3 Perumusan 21

BAGIAN 3 Perumusan Tahapan! Mengenali keberadaan dan kondisi kita secara tuntas " Apakah kita sama dengan A, B, C atau D? " Adakah potensi atau indikasi ketidakmampuan keuangan kita? " Perlukah kita merenungkan kembali janji semula kita? " Telah berubahkah cara pandang dan prioritas kita? " Sudahkah kita memahami hubungan kita dengan dan tanggung jawab kita kepada para pihak " Masalah dan solusi tidak sama antara satu lembaga dengan lembaga lain unique! Buatlah daftar aspirasi para pihak secara lengkap " Sepakati aspirasi mana saja yang akan diakomodasikan untuk dijadikan acuan dalam memilih 22

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Tahapan! Menyusun strategi komunikasi dengan para pihak " Harus ada keterbukaan untuk menghindari saling curiga " Kapan dan kepada siapa komunikasi dilakukan?! Melakukan kajian kuantitatif yang komprehensif " Biaya penyelenggaraan PPMP dengan berbagai skenario asumsinya existing costs " Biaya perubahan program dengan memenuhi seluruh atau sebagian aspirasi legacy costs! Berani mengambil keputusan 23

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Beberapa aspirasi! Pendanaan yang stabil cost control! Potensi kemampuan keuangan! Kepastian manfaat seluruh atau sebagian! Kesetaraan! Kebersamaan! Potensi kenaikan manfaat di kemudian hari! Lembaga pengelola! Legacy costs, biaya kesetaraan, pajak dan tarip anuitas! Pengalihan dana dalam jumlah besar! Pencatatan dan pengakuan beban akuntansi imbalan kerja 24

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Pendanaan yang stabil " Untuk memudahkan anggaran! Potensi kemampuan keuangan " Apabila tetap menyelenggarakan PPMP; atau " Sebagai konsekuensi pemenuhan aspirasi peserta dalam rangka perubahan yang harus disesuaikan dengan anggaran perusahaan (jangka pendek, menengah, panjang) dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang dana pensiun 25

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Kepastian manfaat seluruh atau sebagian " Tidak menjadi masalah kalau terjadi perubahan asalkan sebagian dari manfaat itu tetap dalam rumusan PPMP atau seluruh manfaat diharapkan sama dengan PPMP dengan kesetaraan 26

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Kesetaraan " Manfaat pensiun setelah perubahan (PPIP) yang akan diterima pada saat pensiun diharapkan tidak lebih kecil dari manfaat pensiun yang diterima seandainya perubahan tidak dilakukan (PPMP) " Kajian kesetaraan dilakukan secara perseorangan untuk mengetahui siapa yang berpotensi menjadi Losers dan berapa nilainya " Nilainya disepakati pada saat perubahan dilakukan ini berarti hasil akhir pada saat pensiun, apabila lebih kecil dari manfaat pensiun seandainya PPMP tidak diubah, tidak lagi menjadi tanggung jawab perusahaan, karena sudah berada dalam sistem PPIP 27

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Faktor-faktor yang mempengaruhi analisis kesetaraan adalah " Tingkat bunga dalam menghitung tarip nilai sekarang dari rangkaian manfaat pensiun bulanan atau tarip anuitas " Tingkat diskonto yang digunakan untuk mendiskontokan nilai Losers pada usia pensiun normal ke posisi saat perubahan (cut-off date) " Iuran pensiun yang diberlakukan dalam PPIP " Tingkat kenaikan penghasilan dan komponennya yang digunakan dalam PPIP " Tarip pajak dalam hal pengalihan pembayaran manfaat pensiun pensiunan kepada perusahaan asuransi jiwa 28

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Kebersamaan " Akankah perubahan ini mengakibatkan lunturnya rasa kebersamaan para pensiunan? Kalau ada, bagaimana cara mengatasinya? " Haruskah kebersamaan diukur hanya kalau pembayaran manfaat pensiun dilakukan sendiri?! Potensi kenaikan manfaat pensiun di kemudian hari " Ketika pembayaran manfaat pensiun dialihkan ke perusahaan asuransi jiwa, masih adakah potensi kenaikan manfaat pensiun di kemudian hari? " Mungkinkah disepakati adanya profit share? " Bisakah dana yang dialihkan dikelola terpisah segregated? 29

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Lembaga pengelola " Akankah DPPK yang ada tetap dipertahankan sebagai badan pengelola PPIP atau pengelolaannya dialihkan ke DPLK?! Legacy costs " Seberapa mahalkah biaya kesetaraan dan haruskah dipenuhi? " Pajak pengalihan pembayaran manfaat pensiun kepada perusahaan asuransi jiwa " Tarip anuitas yang mungkin cukup mahal 30

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi! Pengalihan dana dalam jumlah besar " Untuk beberapa dana pensiun, nilai pengalihan dana kepada perusahaan asuransi jiwa ini memang sangat besar merasa sayang untuk dilakukan! Pencatatan dan pengakuan beban akuntansi " PSAK-24R mengharuskan pengakuan dan pencatatan beban imbalan kerja dalam laporan keuangan perusahaan " Salah satu persyaratan yang menjadi kendala adalah diharuskannya pengakuan beban dengan segera dalam hal adanya kenaikan manfaat pensiun " Besarnya beban bukan karena adanya PSAK-24R, tetapi karena sebelumnya memang belum pernah dicatat dan diakui 31

BAGIAN 3 (lanjutan) Perumusan Aspirasi: Ikhtisar No 1 2 3 4 5 6 7 Peserta Kepastian manfaat seluruh atau sebagian Kesetaraan Kebersamaan Lembaga pengelola Potensi kenaikan manfaat di kemudian hari Perusahaan Pendanaan yang stabil Potensi kemampuan keuangan Kebersamaan Lembaga pengelola Legacy costs Pengalihan dana dalam jumlah besar Pencatatan beban PSAK-24R 32

BAGIAN 4 33

BAGIAN 4 Karyawan baru: PPIP! Bagi yang sangat ingin dan telah memutuskan untuk menyelenggarakan PPIP, keputusan yang paling mudah dan segera dapat dilaksanakan adalah tidak menambah peserta baru dalam PPMP closed fund! Karyawan baru diikutsertakan dalam PPIP dengan mendirikan DPPK baru atau mendaftarkan mereka ke DPLK! Rancangan iuran pensiun " Tidak merata, tetapi meningkat seiring dengan pertambahan masa kerja atau usia " Memperhatikan potensi nilai akhir pada saat pensiun 34

BAGIAN 4 (lanjutan) Tidak berubah: PPMP! Fluktuasi dan resiko pendanaan dapat dikurangi dan dikendalikan melalui " Peningkatan usia pensiun secara bertahap mungkinkah dilakukan? Ingat, harapan hidup semakin meningkat " PhDP tidak menggunakan penghasilan bulan terakhir atau dibatasi kenaikannya " Kenaikan manfaat pensiun didasarkan pada kenaikan harga (price index) " Mendorong peningkatan tabungan pribadi untuk menutup selisih harapan dan kemampuan perusahaan " Efisiensi dalam pengelolaan 35

BAGIAN 4 (lanjutan) Frozen! Frozen berarti seluruh atau sebagian hak atas manfaat pensiun dalam PPMP terhenti pada cut-off date dan selanjutnya tidak ada atau masih ada tambahan hak " Frozen dimaksudkan untuk mengurangi seluruh atau sebagian beban masa datang dengan menghentikan seluruh atau sebagian penambahan hak setelah cut-off date! Dalam skenario frozen, hak atas manfaat pensiun sampai cut-off date tetap merupakan PPMP dan hak atas manfaat pensiun setelah cut-off date merupakan PPIP! Pensiunan masih dikelola oleh DPPK 36

BAGIAN 4 (lanjutan) Fully frozen! Fully frozen berarti seluruh hak atas manfaat pensiun dalam PPMP terhenti pada cut-off date dan selanjutnya sama sekali tidak ada tambahan hak! Masa kerja dan PhDP dalam skenario fully frozen terhenti pada cut-off date! Dalam fully frozen, masih ada kemungkinan iuran tambahan apabila terjadi defisit iuran normal tidak ada 37

BAGIAN 4 (lanjutan) Fully frozen! Misalkan pada cut-off date, terdapat seorang peserta dengan data-data berikut ini " Rumus manfaat pensiun: 2.5% x Masa Kerja x PhDP " Usia: 40 tahun " Masa kerja: 18 tahun " PhDP: Rp2 500 000 sebulan! Hak peserta atas manfaat pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal adalah sebesar " 2.5% x 18 x Rp2 500 000 " Rp1 125 000 sebulan 38

BAGIAN 4 (lanjutan) Partially frozen! Partially frozen berarti sebagian hak atas manfaat pensiun dalam PPMP terhenti pada cut-off date dan selanjutnya masih tetap ada tambahan hak! Masa kerja atau PhDP dalam skenario partially frozen terhenti pada cut-off date! Dalam partially frozen, masih ada iuran, baik itu iuran normal maupun iuran tambahan 39

BAGIAN 4 (lanjutan) Partially frozen: PhDP terhenti! Misalkan pada cut-off date, terdapat seorang peserta dengan data-data berikut ini " Rumus manfaat pensiun: 2.5% x Masa Kerja x PhDP " Usia: 40 tahun " Masa kerja: 18 tahun " PhDP: Rp2 500 000 sebulan " Partially frozen dengan PhDP terhenti, masa kerja tidak! Hak peserta atas manfaat pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal adalah sebesar " 2.5% x {18 + (56 40)} x Rp2 500 000 " Rp2 125 000 sebulan 40

BAGIAN 4 (lanjutan) Partially frozen: masa kerja terhenti! Misalkan pada cut-off date, terdapat seorang peserta dengan data-data berikut ini " Rumus manfaat pensiun: 2.5% x Masa Kerja x PhDP " Usia: 40 tahun " Masa kerja: 18 tahun " PhDP: Rp8 000 000 sebulan (saat pensiun) " Partially frozen dengan masa kerja terhenti, PhDP tidak! Hak peserta atas manfaat pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal adalah sebesar " 2.5% x 18 x Rp8 000 000 " Rp3 600 000 sebulan 41

BAGIAN 4 (lanjutan) Full conversion! Full conversion berarti seluruh hak atas manfaat pensiun dalam PPMP terhenti pada cut-off date kemudian dikonversikan menjadi saldo awal (SA) bagi setiap peserta dalam PPIP " Full conversion dimaksudkan untuk menghilangkan seluruh potensi beban yang fluktuatif di masa datang " Pensiunan dialihkan ke perusahaan asuransi jiwa! SA ini merupakan nilai sekarang dari hak atas manfaat pensiun, minimal sebesar kewajiban solvabilitas " Perlu disepakati kalau yang akan digunakan adalah kewajiban aktuaria 42

BAGIAN 4 (lanjutan) Full conversion! Hak atas manfaat pensiun setelah cut-off date merupakan akumulasi iuran pensiun (IP) (perusahaan dan peserta) beserta hasil pengembangannya! Pada saat mencapai usia normal, peserta akan menerima saldo dana (SD) " SA + hasil pengembangan (bersih), ditambah " IP + hasil pengembangan (bersih)! SD akan digunakan untuk membeli anuitas dari perusahaan asuransi jiwa 43

BAGIAN 4 (lanjutan) Ikhtisar 44

Tantangan kita Mengupayakan keseimbangan antara kemampuan perusahaan dan harapan peserta 45