WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 114 TAHUN 2014 TANGGAL 13 NOVEMBER 2014 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

Pemerintah Kota Cirebon

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

Assalaamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh,

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUANN. Sukabumi Tahun menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan tahun RKPD tahun

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

BUPATI MALUKU TENGGARA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2015

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Bintan Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

GUBERNUR SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I P E N D A H U L U A N

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Transkripsi:

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PEKANBARU TAHUN 2016

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang Mengingat : a. bahwa ketentuan Pasal 129 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, menyebutkan bahwa Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota setelah RKPD Provinsi ditetapkan; b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota Pekanbaru tentang RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2016 ; : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Daerah Kecil dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4286) 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ; 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817) 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terkahir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 13. Keputusan menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 131.14-34 Tahun 2012 tentang Pemberhentian Penjabat Walikota Pekanbaru dan Pengesahan Pengangkatan Walikota Pekanbaru Provinsi Riau; 14. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Sekretaris Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru; 15. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Dinas-dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru; 16. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru; 17. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2015; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2016

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pekanbaru. 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Pekanbaru. 3. Walikota adalah Walikota Pekanbaru. 4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru. 5. RAPBD adalah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekanbaru. 6. Kebijakan Umum Anggaran adalah kebijakan umum anggaran Pemerintah Kota Pekanbaru yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi, yang mendasarinya untuk priode satu tahun. 7. Prioritas Plafon Anggaran Sementara adalah plafon anggaran sementara masing-masing satuan kerja perangkat daerah. BAB II RENCANA KERJA Pasal 2 1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 yang selanjutnya disebut RKPD Tahun 2016 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu Tahun 2016 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2016 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. 2. RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN PENCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V BAB VI : PENUTUP RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pasal 3 Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2016 menjadi acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk Penyusunan RAPBD Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2016.

Pasal 4 Uraian lebih lanjut mengenai RKPD Tahun 2016 sebagaimana dimaksud dalam pasal 1, tercantum pada lampiran yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 5 Kegiatan prioritas yang ada dalam rencana kerja ini akan dibiayai dan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. BAB III PENUTUP Pasal 6 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pekanbaru. Ditetapkan di Pekanbaru, pada tanggal Mei 2015 WALIKOTA PEKANBARU, Diundangkan di Pekanbaru, pada tanggal Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA PEKANBARU FIRDAUS H.M. SYUKRI HARTO. SE, MSi. Pembina Utama Madya NIP.19590726 198603 1 011 BERITA DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2015 NOMOR...

DAFTAR ISI Daftar Isi...... i BAB I : PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-3 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... I-4 1.5. Maksud dan Tujuan... I-5 BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... II-1 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah... II-1 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi... II-1 2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat... II-12 2.1.4. Aspek Pelayanan Umum... II-21 2.1.5. Aspek Daya Saing Daerah... II-24 2.2. Evaluasi Pelaksanaan dan Kegiatan Sampai TahunBerjalan dan Realisasi RPJMD... II-35 2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah... II-36 2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah... II-36 2.3.2. Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah... II-36 BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... III-1 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah... III-1 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013, 2014 dan 2015... III-2 3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan 2016... III-5 3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III-8 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan... III-11 3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III-14 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 i

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH... IV-1 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan... IV-6 4.2. Prioritas Pembangunan... IV-14 BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... V-1 BAB VI : PENUTUP... VI-1 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk pencapaian target pembangunan selama 5 (lima) tahun, RKPD merupakan dokumen perencanaan tahunan yang setiap tahunnya disusun sebagai hasil dari Musyawarah Pembangunan (Musrenbang) yang telah diselaraskan dengan RPJMD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 merupakan rencana pelaksanaan program dan kegiatan tahun ke-5 (lima) dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017. RKPD ini secara normative mengacu pada Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan RPJMD Propinsi Riau dalam rangka menyelaraskan dan mensinergikan target capaian secara nasional melalui program prioritas pembangunan dengan Pemerintah kabupaten/kota khususnya Kota Pekanbaru. Pencapaian sasaran-sasaran pembangunan Kota Pekanbaru untuk tahun anggaran 2016, dilakukan dengan mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 sebagaimana telah disahkan dengan Peraturan Daerah nomor 19 Tahun 2012, yang selanjutnya menjadi RKPD Kota Pekanbaru Tahun 2016 yang berisi tujuan, sasaran, program prioritas dan kegiatan sebagai hasil dari suatu proses berjenjang yang dimulai dari Musyawarah Perencanaan Pembangunan Tingkat Kelurahan, Kecamatan hingga Tingkat Pemerintah Kota Pekanbaru. Selain itu Rencana Strategis SKPD yang diselaraskan dengan RKPD merupakan dokumen perencanaan yang juga menjadi acuan. Dengan demikian materi dalam RKPD adalah refleksi dari kebutuhan masyarakat secara bottom up yang dipaduserasikan dengan program dan kegiatan yang direncanakan SKPD melalui renstra yang bersifat top down yang diselaraskan dengan sasaran indicator serta target capaian program dan kegiatan dalam RPJMD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-1

Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sistematis dan terpadu antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota, dengan daerah perbatasan baik dengan provinsi maupun kabupaten/kota lainnya yang berbatasan serta keterpaduan dan sinergitas antar SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru. Dengan demikian, maka substansi RKPD mengacu kepada RPJM Daerah dan Rencana Strategis SKPD, RPJP Daerah, RPJM Nasional, serta RKPD memuat rancangan kerangka kerja daerah dalam suatu system kerangka ekonomi Daerah sebagai hasil akhir dari tujuan dari pelaksanaan Prioritas Pembangunan Daerah, rencana kerja dan pendanaannya, serta prakiraan maju capaian ke depannya dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif. Berdasarkan acuan dan kerangka tersebut, maka rencana kerja dan pendanaan RKPD akan dilaksanakan oleh berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kota Pekanbaru dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di bawahnya, Pemerintah Daerah Provinsi Riau, Pemerintah pusat, dan swasta sebagai wujud dari pola perencanaan partisipatif yang bersifat holistic dan berkesinambuangan. RKPD akan memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan daerah selama setahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen pemerintah daerah yang harus dilaksanakan secara konsisten. RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Rencana Kerja (Renja) SKPD untuk tahun yang sama. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Penyusunan RKPD Tahun 2016 mengacu pada beberapa peraturan perundang-undangan antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-2

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan,Pengawasan, dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, 13. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 2014, 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, 15. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2012 tentang Rencana Jangka Menengah (RPJMD) Kota Pekanbaru. 1.3. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Provinsi dan RKP Nasional. RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 merupakan acuan dalam penyusunan KUA (Kebijakan Umum Anggaran) serta Prioritas Plafon Anggaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-3

(PPA) yang selanjutnya diuraikan dalam usulan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2016 yang mensinergikan kebijakan dan program strategis dari Pemerintah Propinsi, Kabupaten/kota dan kebutuhan masyarakat serta dunia usaha dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan RPJMD. Disamping itu penyusunan RKPD merupakan tahapan system perencanaan pembangunan daerah yang dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang kemudian diimplementasikan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD. Dari segi kerangka waktu, penyelesaian penyusunan dokumen RKPD sampai dengan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah dalam hal ini Peraturan Walikota pada bulan Mei, sedangkan dokumen APBD harus sudah disahkan paling lambat tanggal 31 Desember. Substansi RKPD memuat program dan kegiatan SKPD dan dokumen RKPD merupakan acuan bagi SKPD dalam menyempurnakan Renja SKPD untuk tahun yang sama. Proses penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling memberi masukan dengan proses penyusunan Rencana KerjaSKPD (Renja SKPD). 1.4. Sistematika Dokumen RKPD Sistematika dokumen RKPD terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Berisikan Latar Belakang, Dasar Hukum Penyusunan, Hubungan Antar Dokumen, Sistematika Dokumen RKPD, Maksud dan Tujuan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-4

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Berisikan gambaran umum kondisi daerah yang terdiri dari: aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, aspek daya saing daerah dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD. Selain itu dipaparkan juga permasalahan pembangunan daerah yang terdiri dari : Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritasdan Sasaran Pembangunan Daerah serta identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Berisikan arah kebijakan ekonomi daerah yang terdiri dari : Kondisi ekonomi daerah tahun 2013 dan tah serta tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2015 dan tahun 2016. Selain itu memaparkan arah kebijakan keuangan daerah yang terdiri dari : proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, arah kebijakan pendapatan daerah, arah kebijakan belanja daerah, dan arah kebijakan pembiayaan daerah. BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Berisikan tujuan dan sasaran pembangunan serta prioritas pembangunan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VI PENUTUP 1.5. Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD Maksud Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah untuk memberikan landasan bagi para penyelenggara pemerintahan dan para pelaku/pelaksana pembangunan dalam menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan PPAS untuk tahun 2016. Adapun tujuan umumnya adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-5

untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta mempertajam skala prioritas pembangunan di Kota Pekanbaru yang dibiayai dari sumber dana APBD Kota Pekanbaru. Tujuan khususnya adalah : 1. Sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahun 2016 dan merupakan landasan penyusunan usulan RAPBD Kota Pekanbaru Tahun 2016. 2. Agar seluruh urusan/program/sasaran kegiatan dapat sejalan dengan target kinerja sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 I-6

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah dimulai dengan analisis gambaran Umum Kondisi Daerah. Hal ini ditujukan untuk menjelaskan dan menyajikan secara logis gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi, demografi/kepedudukan serta aspek kesejahteraan masyarakat yang berhubungan dengan isu strategis daerah, permasalahan pembangunan daerah, visi/misi kepala daerah dan kebutuhan perumusan starategi. 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi A. Aspek Geografi 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara geografis, Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101 14 101 34 Bujur Timur dan 0 25 0 45 Lintang Utara, dengan batas admistrasi sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar - Sebelah Selatan : Kabupaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan - Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan - Sebelah Barat : Kabupaten Kampar Kota Pekanbaru memiliki luas wilayah 632,26 Km 2, yang terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan dan 58 (lima puluh delapan) kelurahan. Kota Pekanbaru memiliki posisi yang sangat strategis sebagai Kota transit yang menghubungkan kota-kota utama di Pulau Sumatera. Keuntungan posisi wilayah seperti ini harus dicermati sebagai potensi sekaligus masalah yang harus diantisipasi agar pembangunan Kota kedepan benar-benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan mampu mereduksi kemungkinan adanya pengaruh negatif yang akan ditimbulkan. Untuk lebih jelasnya, letak dan orientasi Kota Pekanbaru dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 1

lingkup Provinsi Riau dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan Tabel 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Peta Kota Pekanbaru dalam Lingkup Provinsi Riau Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Pekanbaru NO. KECAMATAN LUAS (Km2) PERSENTASE LUAS 1. Tampan 59,81 9,46 2. Payung Sekaki 43,24 6,84 3. Bukit Raya 22,05 3,49 4. Marpoyan Damai 29,74 4,70 5. Tenayan Raya 171,27 27,09 6. Lima Puluh 4,04 0,64 7. Sail 3,26 0,52 8. Pekanbaru Kota 2,26 0,36 9. Sukajadi 3,76 0,59 10. Senapelan 6,65 1,05 11. Rumbai 128,85 20,38 12. Rumbai Pesisir 157,33 24,88 Jumlah 632,26 100,00 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 2

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kota Pekanbaru Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009 2. Kondisi Topografi a) Ketinggian Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian 10 50 meter di atas permukaan laut. Kawasan pusat kota dan sekitarnya relatif datar dengan ketinggian rata-rata antara 10-20 meter di atas permukaan laut. Sedangkan kawasan Tenayan dan sekitarnya umumnya mempunyai ketinggian antara 25-50 meter di atas permukaan laut. Kawasan yang relatif tinggi dan berbukit terutama di bagian utara kota, khususnya di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir dengan ketinggian ratarata sekitar 50 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kota Pekanbaru (sekitar 44%) mempunyai tingkat kemiringan antara 0-2% atau relatif datar. Sedangkan wilayah kota yang agak landai hanya sekitar 17%, landai (21%), dan sangat landai (13%). Sedangkan wilayah dengan kemiringan relatif curam hanya sekitar 4-5% terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 3

b) Kemiringan Lereng Secara umum kondisi sebagian besar areal wilayah Kota Pekanbaru mempunyai kelas lereng datar, dengan luas 38.624 Ha, yang terdiri dari 2 (dua) kelas kemiringan lereng yaitu kemiringan lereng datar (0 2%) dengan luas 27.819 Ha dan kemiringan lereng agak landai (2 8%) dengan luas 10.805 Ha yang sesuai untuk pengembangan pembangunan kota. Wilayah dengan kemiringan 0 2% terletak di bagian Selatan Kota Pekanbaru, sedangkan wilayah dengan kemiringan lereng 2 8% terletak menyebar di bagian Tenggara dan sebagian wilayah Utara Kota Pekanbaru. Untuk kemiringan dengan kelas kelerengan 26 40% yang merupakan daerah agak curam mempunyai luasan relatif kecil yaitu 2.915 Ha, yang terletak di daerah Utara dan Tenggara Kota Pekanbaru, tepatnya di Kecamatan Rumbai, Rumbai Pesisir dan Kecamatan Tenayan Raya. Lahan dengan kondisi morfologi demikian umumnya cenderung memiliki faktor pembatas yang cukup tinggi terutama untuk kegiatan terbangun, oleh karena itu pengembangan lokasi dengan tipikal kemiringan tersebut lebih diarahkan sebagai kawasan konservasi. Luas masing-masing kelas lereng (kemiringan) di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada 2.2 berikut. Tabel 2.2 Luas Kelas Kemiringan Lereng Kota Pekanbaru No. Kemiringan Lereng Luas (Ha) Persentase (%) Kemiringan (%) 1. Datar 27.819 44,00 0-2 2. Agak Landai 10.805 17,09 2-8 3. Landai 13.404 21,20 9-15 4. Sangat Landai 8.283 13,10 16-25 5. Agak Curam 2.915 4,61 26-40 Jumlah 63.226 100,00 Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 4

c) Morfologi Morfologi Kota Pekanbaru sebagian besar terdiri dari dataran aluvium yang datar dan sebagian kecil terdiri dari perbukitan. Bentuk morfologi Kota Pekanbaru dapat dibagi menjadi : (1) Satuan Morfologi Dataran Sebarannya menempati daerah Kecamatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Sail, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai, sebagian wilayah Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Bukit Raya, sebagian wilayah Kecamatan Tenayan Raya, wilayah Kecamatan Tampan, Kecamatan Marpoyan Damai dan Kecamatan Payung Sekaki dengan persentase kurang lebih 65% dari luas keseluruhan Kota Pekanbaru. Daerah ini merupakan daerah endapan sungai dan rawa. Sebagian merupakan daerah dataran banjir (Flood plain), sedangkan daerah rawa meliputi daerah bagian barat daya dan tengah. Daerah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 5%. Adapun daerah dengan ketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut tersusun oleh batuan yang terdiri dari material lepas berukuran lempung, lempung tufan, pasir, kerikil, sisa-sisa tumbuhan (vegetasi) hasil proses abrasi dan erosi sungai dan rawa gambut. Pemanfaatan lahan ini di Kota Pekanbaru pada umumnya telah dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman, kebun campuran, area pertanian dan perladangan. (2) Daerah Morfologi Perbukitan Satuan morfologi ini terdapat pada kawasan bagian utara, selatan dan sebagian wilayah Barat dan Timur memanjang dari barat laut Tenggara. Satuan morfologi ini tersusun oleh batu lumpur, batu pasir, sedikit batu lanau, batuan malihan dan granit. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 5

Ketinggian satuan ini berkisar antaras 20 35 meter di atas permukaan laut, membentuk perbukitan rendah yang ditumbuhi dengan semak dan alang-alang. Kawasan ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 20 %. (3) Satuan Morfologi Perbukitan Sedang Satuan morfologi ini menempati bagian utara wilayah Kota Pekanbaru, yang merupakan wilayah perbukitan dengan arah memanjang dari Barat Laut Tenggara. Wilayah ini ditumbuhi vegetasi tanaman keras sebagai hutan lindung. Ketinggiannya adalah sekitar 40 di atas permukaan laut. Daerah perbukitan ini disusun oleh batuan lava, lahar dan batuan malihan yang umumnya bertonjolan besar dan agak tajam. Wilayah ini memiliki kemiringan lereng kurang dari 40 %. 3. Klimatologi Kota Pekanbaru mempunyai iklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar antara 32,4 0 C-33,8 0 C dan suhu udara minimum berkisaran antara 23,0 0 C-24,2 0 C. Curah hujan antara 66,3-392,4 mm/tahun dengan curah hujan dan hari hujan terbanyak berada pada Bulan November. Kelembaban maksimum berkisar antara 82%-83% dan kelembaban minimum berkisar antara 68-69% (Pekanbaru dalam Angka, 2013). 4. Geologi Berdasarkan peta geologi Lembar Pekanbaru dan sekitarnya (M.C.G. Clarke dkk, 1982) dengan skala 1:250.000, struktur geologi yang terdapat di Kota Pekanbaru terdiri dari sesar mendatar dengan arah umum Barat Laut Tenggara, Lipatan Sinklin dan Antiklin dengan arah penunjaman berarah relatif Timur Laut Barat Daya. Struktur struktur geologi tersebut masuk dalam sistem Patahan Sumatera, sementara itu sesar sesar mendatar ini termasuk dalam sistem Patahan Semangko, diduga terjadi pada Kala Miosen Tengah. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 6

5. Hidrologi Kota Pekanbaru sebagian besar termasuk dalam DAS Siak (94,77 %) dan sebagian kecil DAS Kampar. Kota Pekanbaru dibelah oleh Sungai Siak yang mengalir dari barat ke timur dengan beberapa anak sungai yaitu : Sungai Sibam, Sungai Air Hitam, Sungai Senapelan, Sungai Sago, Sungai Sail dan Sungai Tenayan yang terletak di bagian selatan Kota Pekanbaru, sedangkan Sungai Umban Sari, Sungai Setukul, Sungai Pengambang dan Sungai Ukai terletak di bagian utara Kota Pekanbaru. Informasi mengenai DAS dan Sub DAS Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini. Tabel 2.3 DAS dan Sub-DAS Kota Pekanbaru No. DAS / Sub DAS Luas (Ha) (%) 1 DAS Siak 59.919 94,77 a Sub DAS Takuana 5.760 9,11 b Sub DAS Umban 5.418 8,57 c Sub DAS Meranti 1.657 2,62 d Sub DAS Limbungan 5.488 8,68 e Sub DAS Ukai 8.112 12,83 f Sub DAS Lukud 2.156 3,41 g Sub DAS Siban 2.251 3,56 h Sub DAS Air Hitam 3.743 5,92 i Sub DAS Senapelan 3.401 5,38 j Sub DAS Sail 12.007 18,99 k Sub DAS Tenayan 7.005 11,08 l Sub DAS Pendanau 2.921 4,62 2 DAS Kampar 3.307 5,23 a Sub DAS Kelulud 3.307 5,23 Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009 Jumlah 63.226 100,00 6. Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan Kota Pekanbaru dapat dibagi atas 2 kelompok utama, yaitu lahan terbangun (built up areas) dan lahan belum terbangun (non-built up areas). Dari luas Kota Pekanbaru, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 7

yaitu 63.226 Ha, diperkirakan sekitar 23,55% merupakan areal yang telah terbangun. Luas lahan terbangun sebagian besar didominasi oleh pembangunan Kawasan Perumahan (73,29%), Kawasan Industri (12,05%) dankawasan Perdagangan (4,47%). Sedangkan untuk lahan yang belum terbangun masih cukup luas dan pada umumnya merupakan kawasan potensial untuk dikembangkan pada masa mendatang. Luas lahan belum terbangun di Kota Pekanbaru diantaranya meliputi 24.733,49 Ha Kawasan Semak Belukar dan 18.372, 33 Ha merupakan kawasan perkebunan Areal ini sebagian besar terdapat di wilayah utara Kota Pekanbaru, yaitu pada Kecamatan Rumbai, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Tenayan Raya dan sekitarnya. Informasi tentang Penggunaan Lahan di Kota Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Penggunaan Lahan di Kota Pekanbaru No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) A. Lahan Terbangun (built up areas) 1. Kawasan Perumahan 10.914,44 2. Kawasan Pemerintahan 100,23 3. Kawasan Pendidikan 282,30 4. Kawasan Perdagangan 666,07 5. Kawasan Industry 1.794,94 6. Militer 134,93 7. Bandara 276 8. Lain-lain 723,07 Jumlah A: 14.891,98 B. Lahan Tidak Terbangun (non-built up areas) 1. Kawasan Lindung 2.605,75 2. Kawasan Perkebunan 18.372,33 3. Kawasan Semak Belukar 24.733,49 4. Hutan 2.622,45 Jumlah B: 48.334,02 Jumlah A + B 63.226,00 Sumber : Profil Sanitasi Kota Pekanbaru, 2009 Hubungan antara kondisi geografis Kota Pekanbaru dengan potensi pengembangan wilayah dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut: Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 8

Gambar 2.3 Diagram Hubungan antara kondisi geografis dengan potensi pengembangan wilayah Kota Pekanbaru Berdasarkan kondisi geografis dan karakteristik wilayahkota Pekanbaru, dapat disimpulkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi untuk pengembangan Kawasan Pendidikan, Kawasan Permukiman, Kawasan Perdagangan, Kawasan Pertanian, Kawasan Lindung, Kawasan Industri, Kawasan Pergudangan dan Kawasan Pariwasata dengan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekanbaru. Kondisi geografis dan karakteristik Kota Pekanbaru juga menjelaskan bahwa wilayah kota Pekanbaru dapat diidentifikasi sebagai wilayah yang tidak berpotensi terhadap bencana alam (rendah terhadap rawan bencana alam), seperti banjir, tsunami, longsor, kebakaran hutan, gempa tektonik/vulkanik dan lain-lain, sehingga kawasan ini relatif aman dibanding dengan daerah kabupaten/kota/provinsi tetangga. B. Aspek Demografi Jumlah penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2013 adalah 999.031 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 terdapat penambahan sebanyak 34.473 jiwa atau sebesar 3,57%. Apabila jumlah penduduk pada tahun 2013 dibandingkan dengan luas wilayah Kota Pekanbaru,didapat rata-rata kepadatan penduduk Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebanyak 1.580,10 jiwa/km2. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 9

Tabel 2.5 berikut menginformasikan tentang kondisi Kependudukan Kota Pekanbaru dilihat dari Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK) dan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 2.5 Penduduk Kota Pekanbaru berdasarkan Jumlah, Kepala Keluarga (KK) dan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 2013 NO. TAHUN URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah penduduk 802,788 897.768 937.939 964.558 999.031 2 Kepala Keluarga 188,341 213.795 223.388 229.939 237.938 3 Penduduk berdasarkan jenis kelamin : - Laki-laki - Perempuan 403,900 398,888 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014 459.533 444.369 477.151 460.788 490.339 474.219 508.961 490.070 Pada Tabel 2.6 berikut digambarkan tentang sebaran penduduk kota Pekanbaru menurut kecamatan. Kecamatan Tampan dan Kecamatan Tenayan Raya memiliki jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Pekanbaru. Terlihat pada tabel bahwa semua kecamatan Kota Pekanbaru mengalami kenaikan jumlah penduduk pada Tahun 2013. Disamping faktor bayi lahir yang hidup semakin membaik, yaitu 19.484 jiwa pada Tahun 2012 dan 13.847 jiwa pada Tahun 2013, kenaikan jumlah penduduk Kota Pekanbaru juga dapat terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang masuk ke Kota Pekanbaru dari beberapa kabupaten/ kota/ provinsi tetangga. Masuknya/ bermigrasinya penduduk dari beberapa kabupaten/kota/provinsi tetangga dikarenakan pesatnya pembangunan Kota Pekanbaru beberapa tahun terakhir, yang memberikan efekpengganda terhadap beberapa sektor pembangunan seperti lapangan pekerjaan dan perumahan, sehingga dapat menyediakan tempat bekerja dan tempat tinggal yang lebih baik dari tempat asal penduduk yang melakukan migrasi tersebut. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 10

Tabel 2.6 Sebaran Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2009 2013 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tampan 106,160 169.655 179.470 188.806 191.941 2 Payung Sekaki 74,439 86.584 90.991 93.479 97.667 3 Bukit Raya 87,586 91.914 97.094 101.548 104.519 4 Marpoyan Damai 127,369 125.697 130.244 130.349 139.707 5 Tenayan Raya 102,494 123.155 130.236 136.716 140.359 6 Lima Puluh 42,759 41.333 41.971 41.994 43.675 7 Sail 22,335 21.438 21.796 21.809 22.766 8 Pekanbaru Kota 30,092 25.062 25.764 25.784 26.862 9 Sukajadi 52,989 47.174 47.791 47.814 49.123 10 Senapelan 37,614 36.434 37.004 37.024 38.004 11 Rumbai 51,772 64.624 67.915 70.219 72.338 12 Rumbai Pesisir 67,179 64.698 67.663 69.016 72.070 Total 802,788 897,768 937.93 964.558 999.031 9 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014 Penduduk Kota Pekanbaru yang berada di pusat kota atau Wilayah Pengembangan (WP) I adalah yang terpadat diantara kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Lima Puluh (10.811 Jiwa/Km2), Kecamatan Sail (6.983 Jiwa/Km2), Kecamatan Pekanbaru Kota (11.886 Jiwa/Km2), Kecamatan Sukajadi (13.065 Jiwa/Km2) dan Kecamatan Senapelan (5.715 Jiwa/Km2). Hal ini terjadi karena 5 (lima) kecamatan tersebut memiliki luas wilayah terkecil dibandingkan kecamatan lainnya, yaitu berkisar diantara 2,26 Km2 (Kecamatan Pekanbaru Kota) hingga 6,65 Km2 (Kecamatan Senapelan). Untuk lebih jelasnya, Informasi kepadatan penduduk Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 2.7 di bawah ini. Tabel 2.7 Kepadatan Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kecamatan Tahun 2009 2013 N KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM KECAMATAN ) O 2009 2010 2011 2012 2013 1 Tampan 1.775 2.837 3.001 3.157 3.209 2 Payung Sekaki 1.722 2.002 2.104 2.162 2.259 3 Bukit Raya 3.972 4.168 4.403 4.605 4.740 4 Marpoyan Damai 4.283 4.227 4.379 4.383 4.698 5 Tenayan Raya 598 719 760 798 820 6 Lima Puluh 10.584 10.231 10.389 10.394 10.811 7 Sail 6.851 6.576 6.686 6.690 6.983 8 Pekanbaru Kota 13.315 11.089 11.400 11.409 11.886 9 Sukajadi 14.093 12.546 12.710 12.716 13.065 10 Senapelan 5.656 5.479 5.565 5.567 5.715 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 11

N KEPADATAN PENDUDUK (JIWA/KM KECAMATAN ) O 2009 2010 2011 2012 2013 11 Rumbai 402 502 527 545 561 12 Rumbai Pesisir 427 411 430 439 458 Rata-rata 1.270 1,420 1.483 1.526 1.580 Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014 Untuk mengetahui penduduk suatu daerah tergolong penduduk muda atau penduduk tua, dapat dilihat dari komposisi umur penduduk untuk kelompok usia dibawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Dikatakan mempunyai struktur umur muda bila kelompok penduduk yang berumur dibawah 15 tahun jumlahnya lebih besar dari 35%, sedangkan kelompok penduduk usia 65 tahun ke atas kurang dari 3%. Sedangkan dikatakan berstruktur umur tua bila kelompok penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah jumlahnya kurang dari 35% dan persentase jumlah penduduk diatas 65 tahun lebih dari 3%. Pada Tabel 2.8 berikut dapat dilihat struktur penduduk Kota Pekanbaru menurut kelompok umur. Tabel 2.8 Persentase Struktur Penduduk Kota Pekanbaru Menurut Kelompok Umur Tahun 2009 2013 NO KELOMPOK TAHUN UMUR 2009 2010 2011 2012 2013 1 0 14 tahun 30% 29,33% 29,30% 29,11% 15,09% 2 15 64 tahun 68% 68,39% 68,41% 68,66% 76,22% 3 65 tahun ke atas 2% 2,28% 2,29% 2,23% 8,71% Sumber : Pekanbaru Dalam Angka, 2014 Dilihat dari tabel di atas, jumlah penduduk Kota Pekanbaru terbesar berada pada usia produktif yaitu pada kelompok umur 15 64 tahun. Dari data tahun terakhir, yaitu tahun 2013, jumlah penduduk usia produktif Kota Pekanbaru sebanyak 76,22%. Dibandingkan Kelompok Umur 0-14 tahun (15,09%) dan Kelompok Umur 65 tahun ke atas (8,71%), jumlah tersebut menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki potensi yang baik untuk terus berkembang, karena sebagian besar penduduknya berada pada usia produktif. 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 12

dengan berbagai indikator- indikator yang mengukurnya. Untuk menganalisa gambaran umum kondisi daerah pada aspek kesejahteraan masyarakat dalam menyusun rancangan awal RKPD Kota Pekanbaru, terlebih dahulu disusun tabel capaian indikator setiap variabel. Indikator variabel aspek kesejahteraan masyarakat dimaksud terdiri dari : A. Fokus Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerataan Ekonomi 1) Pendapatan Domestik Regional Bruto Kondisi perekonomian di Kota Pekanbaru berdasarkan indikator PDRB sangat baik. Hal ini terlihat pada nilai pertumbuhan PDRB pada tahun 2012 berdasarkan PDRB harga konstan 10,57% dan nilai pertumbuhan PDRB berdasarkan PDRB harga berlaku 23,33%. Data secara lengkap tersaji pada Tabel 2.9 berikut ini. Tabel 2.9 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013 Harga Berlaku Harga Konstan Tahun Juta Rupiah Pertumbuhan (%) Juta Rupiah Pertumbuhan (%) 2009 30.037.936,86 20,55 8.302.631,95 8,81 2010 36.753.481,40 22,36 9.047.929,45 8,98 2011 45.257.046,38 23.14 9.913.360,31 9.05 2012 55.816.890,62 23,33 10.961.317,98 10,57 2013 67.144.673,92 20,00 12.135.325,22 9,01 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 Pertumbuhan PDRB Kota Pekanbaru pada tahun 2013 sebesar 9,01 persen. Pertumbuhan ini sudah mengacu pada penggunaan tahun dasar 2000. Besarnya pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru ini merupakan perpaduan masing-masing sektor yang ada dimana pertumbuhan di dominasi dari sektor-sektor yang dominan seperti keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, perdagangan, dan sektor angkutan dan komunikasi. Dengan kondisi yang sama pada tahun 2013, dimana ketiga sektor tersebut juga mendominasi pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru. Diharapkan dengan berkembangnya sektor-sektor unggulan tersebut akan dapat memacu pertumbuhan sektor-sektor lainnya sehingga akan tercipta struktur ekonomi yang kokoh, seimbang, dan dinamis. Data secara lengkap tersaji pada Tabel 2.10 berikut ini. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 13

Tabel 2.10 Pertumbuhan Tiap Sektor Atas Dasar Harga Konstan Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013 No Lapangan Usaha Pertumbuhan per Sektor (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 3,95 3,78 3,74 3,66 3,68 2 Pertambangan dan 3,89 3,47 3,88 3,94 3,69 Penggalian 3 Industri Pengolahan 6,13 5,98 5,46 4,76 6,93 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5,53 5,57 5,31 6,09 6,12 5 Bangunan 8,85 8,96 9,04 9,26 9,18 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,66 9,83 10,08 12,61 9,76 7 Angkutan dan Komunikasi 9,38 9,83 10,11 14,24 10,01 8 Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan 10,50 10,86 10,50 11,16 9,06 9 Jasa-jasa 8,34 8,37 8,32 8,52 8,13 PDRB 8,81 8,98 9,05 10,57 9,01 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 Namun jika dilihat dari peranan per sektor terhadap PDRB, pada tahun 2013 sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 32,00%. Hal ini dapat kita cermati dari pertumbuhan Hotel dan Restoran yang semakin menjamur di Kota Pekanbaru dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama untuk memenuhi kebutuhan penginapan yang mana Kota Pekanbaru akan menjadi salah satu destinasi untuk kota bisnis dan jasa tentunya akan dibanjiri oleh banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia. Tabel 2.11 Kontribusi Per Sektor Atas Dasar Harga Konstan Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013 No Lapangan Usaha Distribusi Persentase PDRB (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 1,45 1,38 0,68 1,23 1,17 2 Pertambangan dan 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 Penggalian 3 Industri Pengolahan 10,14 9,86 17,20 8,99 8,82 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,15 1,12 0,82 1,03 1,00 5 Bangunan 16,75 16,75 27,72 16,67 16,69 6 Perdagangan, Hotel dan 31,68 31,93 25,65 32,67 32,00 Restoran 7 Angkutan dan Komunikasi 14,83 14,95 6,58 15,80 15,95 8 Keuangan, Sewa dan Jasa 6,94 7,06 13,46 7,16 7,16 Perusahaan 9 Jasa-jasa 17,02 16,93 7,88 16,42 16,29 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Pendapatan Ekonomi Regional Kota Pekanbaru Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 14

Pendapatan per kapita lebih sering disebut PDRB per kapita yang merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Perkembangan pendapatan per kapita Kota Pekanbaru dari tahun 2009 hingga tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan sebesar 20,00% berdasarkan harga berlaku dan 9,01% berdasarkan harga konstan. Untuk lebih meningkatkan pendapatan per kapita, maka laju pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dan sebaliknya laju pertumbuhan penduduk perlu untuk dikendalikan. Karena pada dasarnya laju pertumbuhan penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi terutama sekali terhadap perkembangan pendapatan regional. Semakin tinggi laju pertumbuhan penduduk maka semakin rendah pendapatan regionalnya dan sebaliknya semakin rendah laju pertumbuhan penduduk maka semakin tinggi pendapatan regionalnya dengan asumsi laju pertumbuhan ekonominya tetap. Oleh sebab itu pengendalian penduduk guna meningkatkan pendapatan regional harus dipikirkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tabel 2.12 PDRB Per Kapita Kota Pekanbaru dan Pertumbuhannya Tahun 2007-2013 PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%) Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2007 23.260.324,51 8.089.508,46 17,46 5,73 2008 27.724.764,22 8.490.412,65 19,19 4,96 2009 32.177.108,43 8.893.909,38 16,06 4,75 2010 38.032.079,80 9.362.693,32 18,20 5,27 2011 45.197.933,90 9.853.473,37 18.84 5.24 2012 57.867.782,71 11.364.072,06 28,03 15,33 2013 67.144.673,92 12.135.325,22 20,00 9,01 Rata-Rata Pertumbuhan 19,68 7,18 Sumber : Pekanbaru dalam angka 2014 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 15

2) Laju Inflasi Inflasi adalah kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dalam persentase. Secara tahunan (yoy), inflasi Kota Pekanbaru pada triwulan IV-2013 tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, bahkan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata historisnya sejak tahun 2009-2013 (7,18%). Kelompok transportasi (13,48%) tercatat mengalami inflasi tertinggi diikuti oleh kelompok bahan makanan (12,36%). Namun apabila dilihat dari andilnya, kelompok bahan makanan memberikan kontribusi tertinggi sebesar 3,12% terhadap inflasi Kota Pekanbaru diikuti oleh kelompok transportasi yang tercatat sebesar 1,89%. Kenaikan harga bumbu-bumbuan (pembatasan impor hortikultura) yang diikuti dengan kenaikan harga BBM bersubsidi dan tarif listrik, merupakan pendorong utama meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut. Sumber : BPS, diolah Berdasarkan komoditasnya, inflasi tertinggi dialami oleh komoditas cabe hijau diikuti oleh petai dan cabe merah. Namun, jika dilihat dari andilnya terhadap inflasi Pekanbaru triwulan IV-2013 maka bensin (1,39%) tercatat memberikan kontribusi tertinggi diikuti oleh cabe merah (0,65%) dan beras (0,51%). Di sisi lain, penurunan harga emas perhiasan, gula pasir, beberapa jenis ikan, dan bawang putih merupakan faktor yang meredam tekanan inflasi Pekanbaru pada triwulan laporan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 16

B. Fokus Kesejahteraan Sosial Aspek kesejahteraan berikutnya adalah kesejahteraan sosial yang berfokus pada beberapa indikator seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), angka kematian bayi, angka harapan hidup. APM merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan MDGs dalam mengukur pencapaian kesetaraan gender dibidang pendidikan. APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu, yang dibagi dalam tiga kelompok jenjang pendidikan yaitu SD untuk penduduk usia 7-12 tahun, SMP untuk penduduk usia 13-15 tahun, dan SMA untuk penduduk usia 16-18 tahun. Indikator yang lain yang sering digunakan untuk mengukur pencapaian kesetaraan gender pada bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). APK menurut The UN Guidelines Indicators for Monitoring the Millenium Development Goals, angka ini lebih baik daripada perbandingan jumlah absolute murid laki-laki dan perempuan. APK diperlukan karena adanya perbedaan yang relatif besar antara jumlah penduduk perempuan dan laki-laki, sehingga rasio jumlah siswa saja belum dapat menggambarkan kesetaraan dan keadilan gender. APK juga digunakan, mengingat masih tingginya siswa berusia lebih tua dari kelompok usia yang semestinya (overage), sehingga APM di tingkat SD, SLTP dan SMU lebih rendah dibandingkan dengan APK. Nilai APK dan APM Kota Pekanbaru selengkapnya bisa dilihat pada tabel 2.13 berikut. Tabel 2.13 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013 NO URAIAN SATUAN Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) : - SD/MI % 121.55 122.74 102.36 99,61 103,62 - SMP/MTs % 110.72 111.32 98.56 99,28 110,92 - SMA/MA/SMK % 89.07 89.69 102.6 114,70 116,72 2 Angka Partisipasi Murni (APM) : - SD/MI % 104.59 102.00 92.27 98,92 98,13 -SMP/MTs % 94.15.92 71.01 78,79 88,31 -SMA/MA/SMK % 64.98 63.62 75.26 118,97 74,81 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 17

Sumber : Pekanbaru dalam angka 2014 atau kebijakan pemerintah dewasa ini dalam bidang pendidikan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk menampung jumlah murid sebanyak-banyaknya. Penekanan program adalah pada aspek kuantitas. Hal ini sangat dimaklumi karena pemerintah ingin agar penduduk Riau khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya terbebas dari masalah buta huruf, buta bahasa Indonesia dan pemerataan kesempatan pendidikan dasar. Kemampuan baca tulis adalah kemampuan dasar untuk meningkatkan kualitas manusia, sehingga diharapkan dengan meningkatnya kemampuanbaca tulis maka akan meningkat akses terhadap berbagai informasi yang pada akhirnya pengetahuannya pun akan ikut meningkat. Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf, dalam hal ini merupakan persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Jika dilihat dari indikator melek huruf, terlihat bahwa penduduk Kota Pekanbaru yang bisa membaca dan menulis meningkat dari 99,7 persen pada tahun 2008 menjadi 99,90 persen pada tahun 2013. Secara umum pembangunan manusia di Kota Pekanbaru selama periode 2008-2013 mengalami peningkatan. Hal ini erat kaitannya dengan situasi perekonomian Kota Pekanbaru yang secara keseluruhan cenderung membaik. Membaiknya situasi perekonomian ini ditandai dengan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional per tahun yang secara rata-rata tumbuh sekitar 5-7 persen selama enam tahun terakhir. Harus diakui, bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat perlu dalam pembangunan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak perbaikan terhadap peningkatan kapasitas dasar penduduk. Namun demikian masih ada persyaratan lain yang harus dilaksanakan secara konsisten, yakni pemerataan distribusi pendapatan dan alokasi belanja publik yang memadai. Dengan melakukan dua hal ini maka kapabilitas dasar penduduk secara bertahap akan dapat ditingkatkan yang kesemuanya akan terangkum dalam nilai IPM. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 18

Pada tahun 2013, IPM Kota Pekanbaru tercatat sebesar 79,47 Angka IPM ini cenderung meningkat dibandingkan angka IPM tahun 2011 yang sebesar 78,72 dan dengan IPM tahun 2012 yang sebesar 79,16. Menurut kategori, IPM Kota Pekanbaru masuk dalam status menengah atas. Tabel 2.14 Perkembangan IPM Kota Pekanbaru Tahun 2007-2013 Tahun IPM 2009 77,86 2010 78,27 2011 78,72 2012 79,16 2013 79,47 Sumber : Keadaan Sosial Ekonomi Kota Pekanbaru 2014 Tabel 2.15 Perkembangan Komponen IPM Kota Pekanbaru Tahun 2009-2013 Tahun NO URAIAN 2009 2010 2011 2012 2013 1 IPM 77,86 78,27 78,72 79,16 79,47 Angka Harapan 71,24 71,45 71,67 71,88 71,94 2 Hidup 3 Angka Melek Huruf 99,80 99,87 99,89 99,90 99,90 Rata-rata Lama 11,32 11,33 11,34 11,35 11,42 4 Sekolah Rata-rata 640,6 644,0 648,05 652,20 655,07 5 Pengeluaran per Kapita Riil (Rp.000) Sumber : Keadaan Sosial Ekonomi Kota Pekanbaru 2014 C. Fokus Seni Budaya dan Olahraga Aspek kesejahteraan masyarakat yang terakhir adalah Seni budaya dan olahraga. Kota Pekanbaru telah banyak melakukan eventevent seni budaya yang menandakan klub-klub dan sanggar sanggar kesenian telah berkembang di Kota Pekanbaru. Event-evet kesenian itu antara lain : Terlaksananya acara Petang Megang, Festival lampu colok, Karnaval/ Pawai Ta ruf, Pawai budaya yang bernuansa Islami dalam rangka Musabaqah Tilawatil Qur an tingkat kecamatan, kota dan provinsi, Kegiatan Pelaksanaan Aqiqah Adat Melayu serta Festival Rebana setiap tahunnya dalam rangka pelestarian budaya melayu. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Pekanbaru Tahun 2016 II- 19