III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah belanja negara,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan pendapatan dan pengeluaran negara yang di Indonesia lebih dikenal

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

Indikator Fiscal Impulse untuk Pengukuran Stance Kebijakan Fiskal

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder runtut waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

Lampiran 1. Perkembangan APBN, (Rp triliun)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data-data tersebut berupa data bulanan dalam rentang waktu (time series) Januari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan data time series dari bulan Januari 2002 sampai Desember Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder.data ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

BAB 4 ANALISIS ARAH KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu Badan Pusat Statistik (BPS), Food and

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. tahun 1980 hingga kuartal keempat tahun Tabel 3.1 Variabel, Notasi, dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. urutan waktu dimulai dari penerapan Base Money Targeting Framework

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. series. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BI rate, suku bunga

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan laporan perekonomian indononesia

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

METODE PENELITIAN. pinjaman, suku bunga BI rate, jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar, dan suku

III. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah belanja negara, pendapatan negara, PDB nominal, PDB rill, PDB potensial dan pertumbuhan ekonomi. (Tabel 7) Tabel 7. Deskripsi Data Nama Data Periode Runtun Waktu Satuan Pengukuran Sumber Data Belanja Negara Tahunan Miliar Rupiah Badan Analisis Fiskal Pendapatan Negara Tahunan Miliar Rupiah Badan Analisis Fiskal PDB Nominal (PDB atas dasar harga berlaku) Tahunan Miliar Rupiah (SEKI) BI Pertumbuhan Ekonomi (PDB atas dasar harga konstan Tahunan Miliar Rupiah (SEKI) BI PDB Potensial (PDB atas dasar harga berlaku HP Filter) Tahunan Miliar Rupiah Pengolahan Data A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2000-2012 yang diperoleh dari laporan Bank Indonesia dalam situs resmi Bank Indonesia di http:\\www.bi.go.id, Badan Pusat Statistik dan Penelitian Keuangan (Badan Analisis Fiskal), serta media informasi internet. Selain itu juga digunakan buku-buku bacaan sebagai refrensi yang dapat menunjang penulisan skripsi ini.

41 B. Batasan Variabel 1. Belanja Negara Belanja negara mencakup belanja pegawai, belanja barang, bunga utang dalam negeri, subsidi, pengeluaran rutin lainnya, belanja modal dan belanja untuk daerah. Namun demikian, ada beberapa komponen belanja lainnya yang dikeluarkan dari perhitungan karena tidak bersifat menginjeksi perekonomian, yaitu pembayaran bunga utang luar negeri, belanja pegawai luar negeri dan belanja barang luar negeri. 2. Pendapatan Negara Pendapatan negara mencakup pendapatan pajak dan pendapatan bukan pajak. Sedangkan penerimaan migas, pajak migas dan hibah. Penerimaan migas, pajak migas dan hibah dikeluarkan dari perhitungan karena dari sisi anggaran negara tidak bersifat mengkontraksi perekonomian. 3. PDB Nominal PDB nominal yang dipakai dalam penelitian ini adalah PDB atas dasar harga berlaku berdasarkan data tahunan statistik ekonomi dan keuangan Indonesia (SEKI) periode 2000 2012. 4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang dipakai didapat dari data PDB rill tahun sekarang yang dihubungkan pada tahun sebelumnya. PDB yang digunakan atas dasar harga

42 konstan 2000 berdasarkan data tahunan statistik ekonomi dan keuangan indonesia (SEKI) periode 2000 2012. Pertumbuhan ekonomi tahunan dirumuskan sebagai berikut: EG Q(t) Y Q (t) Y Y Q(t -1) Q (t-1) 100 % Keterangan: EG Q(t) Y Q(t) Y Q(t-1) = Pertumbuhan ekonomi riil pada tahun = PDB riil pada tahun (t) = PDB riil pada tahun (t-1) 5. PDB Potensial PDB potensial yang dipakai dalam penelitian ini adalah perhitungan PDB riil (PDB atas dasar harga konstan 2000) dengan metode HP-Filter berdasarkan data tahunan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia periode 2000 2012. C. Metode Pengolahan Data Tidak semua data didapat langsung dari sumber terkait, ada data dalam penelitian ini menggunakan peramalan data secara statistik, yaitu data PDB potensial. PDB potensial didapat dengan menggunakan metode HP Hodrick Prescott Filter (HP- Filter. HP-Filter merupakan suatu metode smoothing time series untuk estimasi komponen non-trend, dengan mengeluarkan komponen trendnya. Dalam metode ini disarankan untuk data tahunan menggunakan = 100, data kuartalan

43 menggunakan nilai = 1600, dan data bulanan menggunakan nilai = 14.400. Semakin besar frekuensi data maka nilai akan semakin besar. Penggunaan metode HP-Filter dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari nilai PDB potensial dari suatu runtun series data. D. Prosedur dan Metode Analisis 1. Fiscal Impulse Fiscal impulse (FI) adalah sebuah alat perhitungan sederhana yang menggabungkan defisit/surplus kebijakan fiskal dengan kondisi output nominal dan potensial dalam perekonomian untuk mengukur arah (stance) kebijakan fiskal pemerintah. Indikator fiscal impulse pada dasarnya menggambarkan perkembangan besaran fiskal (surplus/defisit anggaran) yang telah dikonfrontasikan dengan perkembangan PDB agar kesimpulan yang dihasilkan benar-benar mencerminkan arah kebijakan fiskal dalam suatu periode tertentu, apakah bersifat kontraktif, ekspansif atau netral terhadap perekonomian. Secara matematis model hubungan

44 antara pengeluaran dan pendapatan terhadap pengeluaran dijelaskan dengan model dibawah ini (Heller,1986): Y = α 0 + g0 g + to t + e t Dimana, Y = Output g = Belanja t = Pendapatan e t = Faktor lain g o, t o > 0 Ukuran koefisien g o dan t o mencerminkan rasio belanja dan pendapatan terhadap output (PDB). Secara matematis, indikator fiscal impulse tersebut dijabarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: FI = - ΔB g 0 ΔYP + t 0 ΔY Dimana, FI = Fiscal Impulse T = Penerimaan G = Belanja ΔB = Perubahan defisit/surplus (B t B t-1 ) dimana B = T-G g 0 t 0 = G 0 /Y 0, rasio belanja pada tahun dasar = T 0 /Y 0, rasio penerimaan pada tahun dasar Δ YP = Perubahan PDB harga berlaku potensial (YP t YP t-1 ) Δ Y = Perubahan PDB harga berlaku (Y t Y t-1 ) Komponen pertama dalam persamaan tersebut (ΔB) dapat diartikan sebagai realisasi selisih defisit/surplus anggaran yang terjadi pada perode berjalan atau disebut juga actual budget. Sedangkan komponen kedua dan ketiga ( g 0 ΔYP + t 0 ΔY) dapat diartikan sebagai selisih antara potensi defisit/surplus anggaran yang dapat digarap oleh pemerintah sesuai perkembangan ekonomi atau disebut juga

45 cyclically-neutral budget. Yang dimaksud pendapatan adalah pendapatan yang mengkontraksi perekonomian domestik, sedangkan belanja adalah belanja yang menginjeksi perekonomian domestik.( Decymus dan Diana, 2003) Persamaan di atas menjelaskan bahwa fiscal impulse dihitung dari perbandingan antara perubahan persamaan pertama (ΔB) dari periode tahun dasarnya dengan perubahan komponen kedua dan ketiga pada kedua periode tersebut. Tahun dasar adalah suatu tahun dimana PDB aktual secara kasar diasumsikan sama dengan PDB potensial. Persamaan kedua dan ketiga ( g 0 ΔYP + t 0 ΔY) diturunkan dari persamaan pertama (ΔB) pada tahun dasar dengan mengasumsikan bahwa pendapatan negara bersifat unitary elastic terhadap PDB nominal dan belanja negara bersifat unitary elastic terhadap PDB potensial.(decymus dan Diana, 2003) Deycmus dan Diana (2003) menjelaskan bahwa jika tidak terjadi perubahan kebijakan fiskal, perubahan surplus/defisit actual budget akan sama dengan perubahan surplus/defisit cyclically-neutral budget, sehingga secara matematis angka FI akan nol. Artinya, arah kebijakan fiskal bersifat netral atau perubahan surplus/defisit actual budget mengikuti perkembangan ekonomi. Sementara itu, jika perubahan surplus actual budget lebih besar dari perubahan surplus cyclically-neutral budget atau perubahan defisit actual budget lebih kecil dari perubahan defisit cyclically-neutral budget, maka angka FI akan negatif. Artinya, pemerintah melakukan kebijakan fiskal yang cenderung kontraksi dibanding tahun sebelumnya. Hal yang sama berlaku sebaliknya, jika perubahan surplus actual budget lebih kecil dari pada perubahan surplus cyclically-neutral

46 budget atau perubahan defisit actual budget lebih besar dari perubahan defisit cyclically-neutral budget, maka angka FI akan positif. Artinya, pemerintah melakukan kebijakan fiskal yang cenderung ekspansif dibanding tahun sebelumnya. 2. Uji Stationaritas (Unit root Test) Uji stasioneritas akar unit (Unit Root Test) merupakan uji yang pertama harus dilakukan sebelum melakukan analisis regresi dari data yang dipakai. Tujuan uji stasioneritas adalah untuk melihat apakah rata-rata varians data konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua atau lebih data runtun waktu hanya tergantung pada kelambanan antara dua atau lebih periode waktu tersebut. Dalam regresi time series, data yang tidak stasioner akan menyebabkan suatu regresi menjadi lancung (Spurious regression) dan model yang dihasilkan tidak dapat dipakai. Dalam penelitian ini uji stasioneritas yg digunakan menggunakan Philips Perron Test pada Ordo Level dan bila hasil yg didapat belum stasioner pada Ordo Level 1(0), maka pengujian stasioneritas dilakukan pada derajat ordo selanjutnya First Difference I(1), dan Second Difference I(2). Dalam uji Philips- Peron stasioneritas data dilihat dari perbandingan antara probabilitas (p-value) dengan hasil uji critical value. Data dikatakan stasioner apabila probabilitas variabel tersebut tidak lebih besar dari α = 5%. 3. Penentuan Lag Optimum Penentuan Lag Optimum bertujuan untuk mengetahui berapa Lag Optimum dari variabel-variabel penelitian untuk analisis Kausalitas Granger. Penentuan Lag

47 Optimum diperoleh dari nilai Akaike Information Criterion (AIC) yang paling minimum pada keseluruhan variabel yg akan disetimasi. 4. Uji Kausalitas Granger Uji Kausalitas Granger dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variable endogen dapat dapat diperlakukan sebagai variable eksogen. Kausalitas Granger dilakukan untuk mengetahui keterpengaruhan antar variable. Jika terdapat dua variable X dan Y, maka apakah X menyebabkan Y atau Y menyebabkan X atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan keduanya. Variable X menyebabkan variable Y artinya berapa banyak nilai Y pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai Y pada periode sebelumnya dan nilai X pada periode sebelumnya. Kausalitas Granger hanya menguji hubungan di antara variable dan tidak melakukan estimasi terhadap model. Dalam penelitian ini Kausalitas Granger dilakukan untuk mengetahui hubunganya antara variabel Fiscal Impulse (FI) dengan variabel Pertumbuhan Ekonomi (EG). Fiscal Impulse menggambarkan arah kebijakan fiskal (Fiscal stance). Maka terdapat beberapa kemungkinan: 1. FI menyebabkan EG 2. EG menyebabkan FI 3. FI menyebabkan EG dan EG menyebaban FI 4. FI dan EG tidak memiliki hubungan Jika variabel FI menyebabkan variabel EG yang berarti nilai EG pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai EG pada periode sebelumnya dan nilai FI

48 pada periode sebelumnya. Kausalitas Granger hanya menguji hubungan antar variabel dan tidak melakukan estimasi terhadap model. Model kausalitas Granger untuk 2 variabel : EGt = α 0 + α 1 EG t-1 + + α n EG t-n + β 1 FI t-1 + + β n FI t-n + ε 1 FIt = α 0 + α 1 FI t-1 + + α n FI t-n + β 1 EG t-1 + + β n EG t-n + ε 1 dengan hipotesis untuk masing-masing persamaan : H0 : β 1 = β 2 =..= β n = 0 Dimana H0 adalah FI bukan penyebab Granger EG untuk regresi pertama dan EG bukan penyebab Granger FI untuk regresi kedua. Jika menerima hipotesis bahwa FI bukan penyebab Granger EG tetapi menolak hipotesis bahwa EG bukan penyebab Granger FI maka kausalitas Granger menyimpulkan bahwa EG menyebabkan FI. Dengan demikian terdapat empat kemungkinan (Luky Alfirman & Edy Sutriono : 2005) : 1. Jika Э βn 0 (persamaan 1) β 1 = β 2 =.= β n = 0 (persamaan 2) yang berarti FI penyebab Granger EG dan EG bukan penyebab Granger FI. 2. Jika β 1 = β 2 =.= β n = 0 (persamaan 1) Э βn 0 (persamaan 2) yang berarti EG penyebab Granger FI dan FI bukan penyebab Granger EG. 3. Jika Э βn 0 (persamaan 1) Э βn 0 (persamaan 2) berarti FI penyebab Granger EG dan EG penyebab Granger FI. 4. Jika β 1 = β 2 =.= β n = 0 (persamaan 1) β 1 = β 2 =.= β n = 0 (persamaan 2) berarti FI dan EG tidak memiliki hubungan.

49