HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG PADA SOPIR TRAYEK KOTAMOBAGU MANADO DI CV PARIS 88 KOTAMOBAGU Mentari Laalah *, Johan Josephus *, Jimmy F. Rumampuk * * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT Driver is an informal sector work, who have a healthy trouble risk including trouble on muscles which caused low back pain. Driver is susceptible to low back pain for a long enough driving duration, and age factor very affected to the increasing of endurance age and muscles strength began dropped down. The aim of this study is to know the relationship between age and driving duration with low back pain complaint in Kotamobagu- Manado driver at CV Paris 88 Kotamobagu. This study used an analytical survey with cross sectional study. This study was conducted at CV Paris 88 Kotamobagu from July to October 2014. Population in this study are all drivers Kotamobagu-Manado at CV Paris 88 Kotamobagu amounted of 54 respondents and sample was obtained from inclusion criteria amounted of 35 respondents. Statistical test used a fisher s exact test with CI= 95% and level of significance (α) = 5% or 0,005. H0 is rejected if p value <α and H0 is accept if p value α. The measurement used a questionnaires. Result of this study showed that there is a relationship between low back pain complaint with age (p value= 0,003), there is a relationship between low back pain and driving duration (p value = 0,002). There are relationship between age and driving duration with low back pain complaint in Kotamobagu-Manado drivers at CV Paris 88 Kotamobagu. Keywords: Age, Driving Duration, Low Back Pain ABSTRAK Pengemudi merupakan pekerjaan sektor informal yang mempunyai resiko gangguan kesehatan berupa gangguan pada otot yang menyebabkan nyeri pinggang. Sopir rentan terhadap nyeri pinggang karena durasi mengemudi cukup lama dan faktor umur sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya umur kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan antara umur dan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek Kotamobagu-Manado di CV Paris 88 Kotamobagu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survei analitik. Penelitian ini dilaksanakan di CV Paris 88 Kotamobagu pada bulan Juni-Oktober 2014. Populasi dalam penelitian yaitu semua sopir trayek Kotamobagu-Manado di CV Paris 88 Kotamobagu yang berjumlah 54 orang dan diambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi yaitu 35 orang. Uji statistik yang digunakan yaitu fisher s exact test dengan CI= 95%, dan tingkat signifikansi (α) = 5% atau 0,05. H0 di tolak jika p value < α dan H0 diterima jika p value α. Pengukuran menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara keluhan nyeri pinggang dengan umur (p value= 0,003), durasi menggemudi (p value= 0,002). Terdapat hubungan antara umur dan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek Kotamobagu-Manado di CV Paris 88 Kotamobagu. Kata Kunci: Umur, Durasi Mengemudi, Nyeri Pinggang
PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja bertujuan untuk melindungi tenaga kerja saat melakukan pekerjaan dan juga meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Demikian juga upaya mencegah terjadinya penyakit akibat kerja atau gangguan kesehatan pada para pekerja yang hakikatnya bersifat artificial terjadi akibat resiko pekerjaan, sesungguhnya dapat dicegah atau dihindarkan sedini mungkin (Anoraga, 2009). Tujuan tersebut dicapai dengan usahausaha promotif dan preventif terhadap penyakit dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum. Dalam kenyataannya hampir 90% nyeri pinggang tidak dapat diidentifikasi penyebabnya, penyakit ini diklasifikasikan sebagai penyakit nyeri pinggang non spesifik. Nyeri pinggang non spesifik merupakan penyakit yang sangat sering terjadi di masyarakat umum (Harrianto, 2010). Pengemudi yang merupakan jenis pekerjaan sektor informal yang mempunyai resiko gangguan kesehatan yang berupa gangguan pada otot, Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi yaitu Low Back Pain atau nyeri pinggang. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriningsih dan Hariyono (2010) menjelaskan bahwa kekuatan otot maksimal pada saat umur antara 20-29 tahun, selanjutnya akan berkurang sejalan dengan bertambahnya umur. Sopir yang ada di CV Paris 88 rentan terhadap gangguan kesehatan, salah satu contohnya adalah nyeri pinggang (low back pain) karena pekerjaan tersebut dilakukan dengan durasi yang cukup lama, dan juga faktor umur sangat berpengaruh terhadap nyeri pinggang karena kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko terjadi keluhan otot meningkat yang menyebabkan nyeri pinggang pada sopir yang sangat menggangu kenyamanan dan konsenterasi dalam mengemudi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat survei analitik menggunakan rancangan penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di CV Paris 88 Manado pada bulan Juni Oktober 2014. Populasi penelitian adalah seluruh sopir trayek Kotamobagu Manado yang ada di CV Paris 88 Kotamobagu yang berjumlah 54 orang dan di ambil sampel 35 orang yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data yang di pakai yaitu data primer yang dikumpulkan secara langsung melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data yang dimaksud berupa data karakteristik responden, durasi mengemudi dan keluhan keluhan yang menyebabkan nyeri pinggang. Data variabel bebas (umur dan durasi mengemudi) dan variabel terikat (keluhan nyeri pinggang) di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan persentase. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara umur dan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir Trayek Kotamobagu Manado di CV Paris 88 Kotamobagu. Analisis ini
menggunakan uji Fisher s Exact Test pada CI 95% dan α= 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di CV Paris 88 Kotamobagu di peroleh sampel sebanyak 35 responden. Semua responden yang menjadi sampel merupakan sopir yang berada di CV Paris 88 Kotamobagu. Dari 35 responden yang bersedia menjadi subjek penelitian ini, umur responden berkisar antara 30-55 tahun. Umur responden di kelompokkan menjadi lima kelompok umur. Dari kelima kelompok umur persentase paling banyak terdapat pada kelompok umur 41-45 yaitu sebesar 28,5%. Dalam karakteristik responden selain umur, ada juga beberapa faktor yang dapat berpengaruh yaitu tingkat pendidikan, masa kerja, pekerjaan sebelum menjadi sopir, pekerjaan selain sopir, indeks masa tubuh dan antropometri. Tingkat pendidikan masyarakat sangat penting bagi kesiapan bangsa menghadapi tantangan global di masa depan. Demikian dengan sopir, tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudah sopir untuk menyerap informasi dan menerapkan dalam perilaku dan gaya hidup setiap hari khususnya dalam hal kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak adalah SMP yaitu 16 responden atau sebesar 46%, SMA terdapat 14 responden atau sebesar 40% dan paling sedikit SD yaitu hanya 5 responden atau sebesar 14,3%. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi 4 kategori. Persentase terbanyak terdapat dalam kategori antara 11 20 tahun yaitu sebanyak 15 responden atau sebesar 43% dan persentase paling sedikit terdapat dalam kategori antara 31 40 tahun yaitu hanya 1 responden atau sebesar 3%. Sedangkan kategori antara 1 10 terdapat 11 responden atau sebanyak 31% dan kategori antara 21 30 terdapat 8 responden atau sebesar 23%. Selain sebagai sopir, ada juga responden yang memiliki pekerjaan lain, pekerjaan ini dilakukan pada saat responden tidak mengemudi atau tidak melakukan pekerjaan sebagai sopir. Dari hasil pendataan, jumlah responden yang memiliki pekerjaan selain sopir yaitu sebanyak 9 responden atau sebesar 26% dan yang tidak memiliki pekerjaan selain sopir sebanyak 26 responden atau sebesar 24%. Beberapa jenis pekerjaan yang dilakukan responden selain mengemudi yaitu petani, tukang dan ada juga responden yang bekerja di bengkel. Ada juga beberapa pekerjaan yang dilakukan responden sebelum menjadi sopir, dari hasil pendataan, dapat dilihat jumlah responden yang memiliki pekerjaan sebelum menjadi sopir yaitu sebanyak 17 responden atau sebesar 49% dan yang tidak memiliki pekerjaan sebelum menjadi sopir sebanyak 18 responden atau sebesar 51%. Lamanya waktu saat melakukan pekerjaan sebelum menjadi sopir sangat bervariasi yaitu di mulai dari 1 tahun, bahkan ada responden yang
melakukan pekerjaan tersebut sampai sekarang, saat peneliti melakukan penelitian. Indeks masa tubuh pada responden paling banyak terdapat pada kategori normal yaitu 27 responden atau sebesar 71,1%, overweight terdapat 6 responden atau sebesar 17,1%, underweight terdapat 2 responden atau sebesar 5,8% sedangkan pada kategori obese tidak terdapat responden. Pengukuran antropometri pada posisi mengemudi sopir sangat bermanfaat, dimana melalui pengukuran tersebut dapat dilihat rata-rata untuk tinggi badan dalam posisi duduk yaitu 74 95 cm, jarak dada ke stir mobil yaitu 35 50 cm, jarak dari siku tangan ke stir mobil yaitu 25 43 cm, jarak dari pinggang ke rem dan kopleng yaitu 74 98 cm, tinggi siku posisi duduk yaitu 20 38 cm. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Pinggang Keluhan Nyeri Pinggang Jumlah % Ada 25 71,5 Tidak 10 28,5 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat distribusi responden yang mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu sebanyak 25 responden atau sebesar 71,5%, sedangkan yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu sebanyak 10 responden atau sebesar 28,5%. Tabel 2. Hubungan antara Umur dengan Keluhan Nyeri Pinggang Umur (Tahun) Keluhan Nyeri Pinggang Ada Keluhan Tidak ada Keluhan p value OR CI 95% n % n % 35 23 65,7 4 11,5 0,003 3,4 1,016- < 35 2 5,7 6 17,1 11,432 Total 25 71,4 10 28,6 Hasil penelitian hubungan antara umur dengan keluhan nyeri pinggang menunjukan bahwa persentase responden yang mengalami keluhan nyeri pinggang pada sopir dengan umur 35 tahun yaitu 65,7% dan yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu 11,5 %. Sedangkan yang mengalami nyeri pinggang dengan umur < 35 tahun yaitu 5,7% dan yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu 17,1%. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji fisher s exact test di peroleh nilai p = 0,003 (p<0,05) yang menunjukkan ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek Kotamobagu Manado di CV Paris 88 Kotamobagu. Nilai OR (3,4) menunjukan bahwa responden dengan umur 35 tahun memiliki peluang terjadinya nyeri pinggang 3,4 kali lebih besar dari pada responden dengan umur < 35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tana (2011) menunjukkan nyeri pinggang pada responden kelompok usia 35 45 tahun lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan responden kelompok usia 22 34 tahun.
Tabel 3. Hubungan antara Durasi Mengemudi dengan Keluhan Nyeri Pinggang Keluhan Nyeri Pinggang Durasi Mengemudi Ada Keluhan Tidak ada Keluhan p value OR CI 95% n % n % 5 Jam 3 8,6 7 20 0,002 0,3 0,131- >5 Jam 22 62,8 3 8,6 0,888 Total 25 71,4 10 28,6 Hasil penelitian hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang menunjukan bahwa presentase responden yang mengalami keluhan nyeri pinggang pada sopir dengan durasi mengemudi 5 jam/hari yaitu 8,6% dan tidak mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu 20% sedangkan yang mengalami nyeri pinggang dengan durasi mengemudi > 5 jam/hari yaitu 62,8% dan yang tidak mengalami keluhan nyeri pinggang yaitu 8,6%. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji fisher s exact test di peroleh nilai p = 0,002 (p<0,05) yang menunjukan ada hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek Kotamobagu Manado di Cv Paris 88 Kotamobagu. Nilai OR (0,3) menunjukan bahwa responden dengan durasi mengemudi yang lama atau > 5 jam/hari memiliki peluang terjadinya keluhan nyeri pinggang 0,3 kali lebih besar dari pada responden dengan durasi mengemudi yang singkat. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dalope (2013) yaitu tentang Hubungan Durasi Mengemudi dengan Faktor Ergonomi dengan Keluhan Nyeri Pinggang pada Sopir Trayek Manado Langowan di Terminal Karombasan. Dengan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang, dengan nilai p = 0,002 (p<0,05). Dalam keadaan saat ini nyeri pinggang akan sering di rasakan, terlebih pada sopir yang pekerjaannya membutuhkan waktu cukup lama dan juga dilakukan dalam posisi statik. Lamanya duduk akan menyebabkan kelelahan dan timbulnya rasa nyeri pada area pinggang. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan nyeri pinggang pada pengemudi mobil. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian Hubungan antara Umur dan Durasi Mengemudi dengan Keluhan Nyeri Pinggang Pada Sopir Trayek Kotamobagu Manado di CV Paris 88 Kotamobagu maka didapat kesimpulan bahwa: Ada hubungan antara umur dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek Kotamobagu Manado di CV Paris 88 Kotamobagu dengan p value = 0,003. Ada hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir trayek
Kotamobagu Manado di CV Paris 88 Kotamobagu dengan p value = 0,002 SARAN 1. Sopir sopir trayek Kotamobagu Manado perlu memperhatikan faktor umur dalam mengemudi karena semakin bertambahnya umur kekuatan otot akan berkurang, sehingga resiko mengalami keluhan nyeri pinggang akan meningkat. 2. Sopir sopir trayek Kotamobagu Manado perlu memperhatikan faktor durasi dalam mengemudi, terlebih durasi yang ditempuh cukup lama dan jarak yang cukup jauh sehingga sangat dibutuhkan waktu istirahat yang cukup untuk meregangkan otot-otot sehingga kemungkinan untuk merasakan nyeri pinggang dapat berkurang. 3. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti variabel variabel lain yang berhubungan dengan nyeri pinggang sehingga dapat diketahui faktor apa saja yang berhubungan dengan nyeri pinggang selain faktor umur dan durasi mengemudi. DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta. Dalope M. 2013. Hubungan Durasi Mengemudi dan Faktor Ergonomi dengan Keluhan Nyeri Pinggang pada Sopir Bus Trayek Manado-Langowan di Terminal Karombasan. Skripsi tidak diterbitkan. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Fitriningsih dan Hariyono W. 2010. Hubungan Umur, Beban Kerja dan Posisi Duduk Saat Bekerja dengan Keluhan Nyeri Punggung pada Pengemudi Angkutan Kota di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Yogyakarta: FKM Universitas Akmad Dahlan. Jurnal KESMAS UAD, (online), Vol. 5, No. 2, Juni 2011 : 162-232 ISSN: 1997-0575 (http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=123577&val=5543, di akses pada tanggal 4 april 2014) Harrianto R. 2010. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Tana L. 2013. Gambaran Nyeri Pinggang Pada Paramedis Di Beberapa Rumah Sakit Di Jakarta. Jakarta: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Balitbangkes, Kementerian Kesehatan RI; Jl. Sumeru, Bogor, Indonesia. Jurnal Media Litbangkes, (online), Vol. 23 No. 1, Maret 2013: Halaman 1-7 (http://www.portalgaruda.org/downloa d_article.php?article=71541&val=4883, diakses pada tanggal 4 april 2014)