* Menetapkan model peramalan dimasa yang akan datang, baik ramal-an jangka pendek maupun jangka panjang.

dokumen-dokumen yang mirip
Peramalan (Forecasting)

ANALISIS RANGKAIAN WAKTU (TIME SERIES ANALYSIS)

Deret Berkala dan Peramalan

ANGKA INDEKS. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. estimasi data yang akan datang. Peramalan atau Forecasting merupakan bagian

BAB III PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. (memecah) data deret berkala menjadi beberapa pola dan mengidentifikasi masingmasing

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

OUTLINE. BAGIAN I Statistik Deskriptif. Pengertian Statistika. Penyajian Data. Ukuran Pemusatan. Ukuran Penyebaran. Angka Indeks

DERET BERKALA DAN PERAMALAN

PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN ESTIMASI PERMINTAAN PASAR

BAB III METODE PERAMALAN DENGAN METODE DEKOMPOSISI. Metode peramalan yang biasanya dilakukan didasarkan atas konsep

Trend Sekuler Linier. Analisis Runtut Waktu (Time Series) adalah analisis pergerakan atau perubahan variabel bisnis/ekonomi dari waktu ke waktu.

PERAMALAN NILAI INFLASI KESEHATAN DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE KUADRATIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi dan Tujuan Forecasting. yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Forecasting atau peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS TIME SERIES

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

CROSS SECTION. Data yang tidak berdasar waktu DATA STATISTIK BERDASARKAN PERSPEKTIF WAKTU TIME SERIES. Berbasis Waktu

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) 3 sesi. Disusun oleh : Sigit Nugroho Sigma Mu Rho

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Sparepart, Peramalan, Trend Moment

BAB IV STUDI KASUS. Data yang digunakan adalah data jumlah pengunjung objek wisata Kebun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Metode statistik merupakan bidang pengetahuan yang mengalami pertumbuhan

BAB IV METODE PERAMALAN

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

Bab 3 ANALISIS REGRESI

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI

BAB III METODE DEKOMPOSISI. 3.1 Arti dan Pentingnya Analisis Deret Waktu. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan sehari-hari, baik di bidang ekonomi, psikologi, sosial,

BAB II TINJAUAN TEORI. perubahan bertambah disebut trend positif atau. naik. Sebaliknya, jika rata rata perubahan berkurang

Pembangunan Perangkat Lunak Peramalan Penjualan Dan Perencanaan Pemesanan Untuk Membantu Manajemen Persediaan Pada Perusahaan Dagang

ANALISIS TIME SERIES DAN FORECASTING DATA KEUANGAN

BAB III HASIL ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUATAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ivarani Mega Safitri (2012), dengan

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 1 PERAMALAN PENJUALAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. future. Forecasting require historical data retrieval and project into the

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

Minggu-3. Metode Penaksiran Kuantitatif. Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, ilmu ekonomi mempelajari hubungan-hubungan diantara

BAB 3 ANALISIS REGRESI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

Rata-rata dari data yang belum dikelompokkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Seni dan Kerajinan (E4-4) PAKET 1 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

ANALISIS DERET BERKALA

BAB 2 LANDASAN TEORI

STATISTIKA-1 TREND SEKULER. <Handout-12> JURUSAN/KELAS: PEMASARAN / A & B MINGGU/PERTEMUAN KE-10 TANGGAL DISUSUN OLEH:

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN EKSEKUTIF TAURIDA ADINDA.

BAB II LANDASAN TEORI

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan Materi #7

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penelitian ada tiga jenis, yaitu data deret waktu (time series), data silang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

Fungsi Eksponensial dan Logaritma Beserta Aplikasinya

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel

Pemodelan Peramalan Dalam Penentuan Persediaan Jenis Spare Part Mesin Kendaraan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENGUKURAN DAN PERAMALAN. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

TAHUN PELAJARAN 2003/2004 SMK. Matematika Non Teknik Pariwisata (E4-2) PAKET 2 (UTAMA) SELASA, 11 MEI 2004 Pukul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperoleh konsumsi dimasa yang akan datang. Investasi apapun. pendapatan dan capital gain seperti yang diharapkan.

Pertemuan 6: Metode Least Square. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu negara/masyarakat dapat di

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pemerintahan yang dipergunakan untuk membantu dalam setiap pengambilan

Transkripsi:

TIME SERIES Data Deret Waktu Materi dalam bab ini adalah suatu pendekatan Statistika dalam memecahkan persoalan perubahan/pertumbuhan variabel atau faktor tertentu. Seperti diketahui Statistika membantu proses pengambilan keputusan secara efisien dan efektif. Dalam Ekonomi misalnya terdapat begitu berfluktuasi dan beragam pola pertumbuhan variabel-nya, baik tingkat inflasi, depaluasi, nilai Kurs Rp/US-dollar, suku bunga bank, eksport tekstil, import beras, produksi Migas, dan lain-lain.umumnya dan variabel.. Dalam bidang Akuntansi, terbiasa kita menganalisis perubahan-perubahan harga, volume produksi, ataupun aktiva perusahaan dari waktu ke waktu. Penilaian perubahan, pertumbuhan atau kecenderungan dapat digunakan Analisis Data deret waktu (Time Series Analysis). Bidang pemasaran ; orang akan berbicara pada jangkauan potensi penjualan produknya dimasa yang akan datang. Karena berbicara waktu, maka akan lebih yakin dicoba dilakukan analisis penjualan data deret waktu 1). Pengertian Data deret waktu adalah sekumpulan data hasil pengamatan/pencatatan historis dan berkala yang menggambarkan secara kronologis suatu karakteristik populasi. Jelas bagi kita mencirikan jenis data ini, karena informasi yang diberikan didasari oleh urutan waktu tertentu. Selain istilah diatas, data ini disebut pula data berkala, atau Data Time Series. Seperti Data jumlah Pengunjung atau konsumen per minggu di suatu Supermarket, Rata-rata jumlah pemanfaatan jasa perbankan dalam sebulan, Jumlah produksi setiap tahun merupakan salah satu contoh data deret waktu. Menurut Lukas Setia Atmaja (Memahami Statistika Bisnis, 1997) bahwa data deret berkala adalah suatu rangkaian atau seri dari nilai-nilai suatu variabel yang dicatat dalam jangka waktu yang berurutan. Analisis yang dimaksud dari data deret waktu (Time Series Analysis) adalah dalam rangka menentukan ukuran-ukuran yang dapat digunakan untuk membuat keputusan, meramal, dan merencanakan operasi di waktu mendatang, sehingga secara singkat dapat dinyatakan, suatu analisis dalam membuat : * Model kecenderungan data deret waktu. * Menetapkan model peramalan dimasa yang akan datang, baik ramal-an jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut ini akan diberikan satu analisis data deret waktu, yaitu analisis klasik atau analisis dekomposisi. Analisis dalam kajian ini memperhatikan 4 faktor yang melekat dalam mempengaruhi model yang akan dibentuk, yaitu : * Pengaruh Tren : gerakan jangka panjang yang memiliki kecenderungan menuju suatu arah, yaitu arah naik atau turun * Pengaruh Musiman: gerakan jangka pendek, kurang dari 1 tahun, yang ber-ulang secara teratur dari beberapa tahun pengamatan, seperti penjualan daging sapi, akan terlihat jumlah pesanan yang cukup meledak biasanya menghadapi lebaran, atau tahun baru. Demikian pula tentang Jumlah permintaan buku tulis, tampak sangat berbeda terjadi pada bulan-bulan memasuku ajaran baru, seperti bulan

Juli, dibandingkan bulan-bulan lainnya. Maka dalam hal akan ada pengaruh musiman bulanan. * Pengaruh Siklis : gerakan jangka panjang yang memiliki unsure per-luasan (expansian), puncak (peak), kemun-duran (contraction) dan depresi (trough). * Pengaruh Residu : atau disebut juga pengaruh randon, yaitu gerakan yang bersifat acak atau tidak ber-aturan, sehingga tidak dapat diprediksi sebelumnya. Seperti, terjadi pengeboman gedung BEJ Jakarta, mengakibatkan turun-nya transaksi saham pada saat itu dan beberapa hari setelahnya. Sehingga dalam hubungan ini suatu pemodelan data akan dapat dibentuk dalam suatu fungsi yang berbentuk : Y = f (T, M, S, R) Sehubungan dengan kebutuhannya, maka dalam pasal kajian kita ini hanya dibahas pengaruh Tren dan Pengaruh musiman saja, dalam rangka menaksir bentuk model data. 2). ANALISIS TREN Tren diambil dari istilah kecenderungan (trendi), yang merupakan gerakan kekontinuan data jangka waktu tertentu dan stabil. Dimana gerakan nya memiliki kecenderungan menuju suatu arah, yaitu arah naik atau turun Berdasarkan pencaran data kita dapat menetapkan apakah gerakannya cende-rung berbentuk garis lurus, atau garis lengkung. Jika tren data membentuk garis lurus dikatakan model data membentuk Tren Linier, sebaliknya jika kecenderungannya membentuk garis lengkung dikatakan Tren Non-Linier. (i). Tren Linier : gerak data membentuk garis lurus atau mendekatinya. Model Umum : = + t i + i... (1) Model Estimasi : = a + b ti... (2) Dimana : = unit data var-y untuk periode ke-t, = kontanta model tren yang ditaksir oleh a. = koefisien model tren (slope), yang ditaksir oleh b. = deviasi atau sisaan, atau kekeliruan Kurva Tren Linier : Gambar Kurva Tren-Linier

(ii). Tren Non-Linier : gerak data membentuk garis lengkung yang beraturan. Jenis Trend ini diantaranya : Tren Parabola : = a o + a 1 t i + a 2 t i 2... (3) Kurva Tren : Tren Logistik : = (a.b t ) 1... (4) Tren Eksponen : = a.(b) ti... (5) Tren Geometrik : = a.( t i ) b... (6) Tren Kubik : = a + b t i + c t i 2 + d t i 3,... (7) Tren Parabola Tren Parabola Tren Eksponensial Tren Kubik Tren Logistik Tren Kubik 0 Gambar 5.2. Beberapa t Bentuk 0 Kurva Non-Linier t

3). ANALISIS TREN LINIER Metoda analisis Tren, yaitu untuk menaksir model tren data deret waktu, dapat digunakan beberapa teknik estimasi statistik, diantaranya dengan metode kuadrat terkecil (Least square methods), metode kemungkinan maksimum (Maximum likelihood methods), tetapi pada umumnya dan untuk lebih mudah penggunaannya digunakan metoda kuadrat terkecil (MKT), yaitu menentukan model tren dengan menaksir koefisien model sedemikian rupa sehingga jumlah kuadrat kekeliruan nilai tren atau deviasi kuadratnya terhadap nilai yang sesungguhnya seminimum mungkin, atau : 2 = (Y Seperti diketahui model umum trend linier adalah = + t i + i dengan ; adalah data pengamatan pada waktu ke-t t i adalah waktu ke-i adalah konstanta model dan adalah koefisien arah model adalah kekeliruan nilai trend Nilai Konstanta dan koefisien dapat ditaksir oleh a dan b melalui MKT, yaitu : > Buatkan persamaan normal dari model linier, minimal 2 buah persamaan, yaitu : (i). Y i = n. a + b t i (ii). t i Y i = a t i + b t i 2 Y ) 2 minimum. > Lakukan peng-kodingan untuk data waktu (t), dibuatkan sedemikian rupa sehingga jumlah t i atau t = 0, sehingga : * Jika data ganjil memiliki nilai koding :...., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,.... * Jika data genap memiliki nilai koding :....., -5, -3, -1, 1, 3, 5,..... > Karena t i = 0, maka persamaan diatas menjadi : (i). Y i = n.a... (8) (ii). t i Y i = b t i 2... (9) > Dengan demikian taksiran nilai koefisien model adalah : =========================================== a = Y i / n dan b = ( t i Y i ) / t i 2... (10) =========================================== n = jumlah periode waktu dari data pengamatan. Contoh 1 : Rekapitulasi penerimaan Koperasi "ANU" dari beberapa sumber penerimaan sejak tahun 1990 s.d 1996 tercatat sbb : (Y = jumlah penerimaan dalam jutaan rupiah ) Jika diasumsikan trend data penerimaan adalah linier, tentukan model trendnya. Jawab: Untuk menaksir model trend, maka perlu dibentuk tabel perhitungan berikut :

Tahun 90 91 92 93 94 95 96 Y 5,5 6,2 7,0 7,6 8,3 8,8 9,5 Jika diasumsikan trend data penerimaan adalah linier, tentukan model trendnya. Jawab : Untuk menaksir model trend, maka perlu dibentuk tabel perhitungan berikut ; Tahun Y i t i 2 t i t i.y i 5,5 5,5-3 9-16,5 6,2 6,2-2 4-12,4 7,0 7,0-1 1-7,0 7,6 7,6 0 0 0 8,3 8,3 1 1 8,3 8,8 8,8 2 4 17,6 9,5 9,5 3 9 28,5 Jumlah 52,9 0 28 18,5 Maka : taksiran koefisien a = 52.9/7 = 7,557 b = 18,5/28 = 0,66 Maka Model Tren data diperoleh : = 7,557 + 0,66 t i 4). ANALISIS TREN NON-LINIER Trend non-linier dapat dipastikan jika pencaran data berdasarkan urutan waktu membentuk garis lengkung pada sumbu koordinat t atas Y. Untuk menaksir koefisien model trend data dilakukan dengan MKT yang dimodifikasi sesuai bentuk modelnya dengan pendekatan kepada kelinieran. a. Menaksir Tren Parabola Bentuk umum model trend parabola = a o + a 1 t i + a 2 t i 2, untuk memperoleh bentuk model peramalannya maka harus mampu mencari besarnya masing-masing koefisien model (a o, a 1, dan a 2 ), caranya sbb : > Bentuk 3 buah persamaan normalnya, yaitu : (i). Y i = n.a o + a 1 t i + a 2 t i 2 (ii). t i Y i = a o t i + a 1 t i 2 + a2 t i 3 (iii). t i 2 Y i = a o t i 2 + a1 t i 3 + a2 t i 4 > Lakukan peng-kodingan, sehingga diusahakan : t i = t i 3 = t i 5 = 0 > Berdasarkan nilai koding tsb, maka persamaan normal diatas dapat ditulis : (i). Y i = n. a o + a 2 t i 2... (11) (ii). t i Y i = a 1 t i 2... (12) (iii). t i 2 Yi = a o t i 2 + a2 t i 4... (13)

> Taksiran nilai koefisien model akan diperoleh dari subsitusi ketiga persamaan normal hasil koding diatas. Contoh 2 : Pertumbuhan angka kelahiran per-1000 penduduk di kodya Bandung mengikuti distribusi Parabola, hal ini dapat diperhatikan pada tahun 1970 s.d 1978 bentuk Y = Jumlah kelahiran per-1000 penduduk Tahun 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 Y 25 23 21 18 16 17 19 23 24 a. Taksirlah bentuk model trend data tersebut. b. Berapa ramalan kelahiran tahun 1980? Penyelesaian : Bentuk dahulu tabel perhitungan yang dibutuhkan dalam persamaan normalnya, yaitu : Thn i 2 t i 4 t i t i.y i t 2 i.y i 1993 25-4 16 256-100 400 1994 23-3 9 81-69 207 1995 21-2 4 16-42 84 1996 18-1 1 1-18 18 1997 16 0 0 0 0 0 1998 17 1 1 1 17 17 1999 19 2 4 16 38 76 2000 23 3 9 81 69 207 2001 24 4 16 256 96 384 Jml 186 0 60 708-9 1393 Dari hasil tersebut akan membentuk persamaan berikut : (i). 186 = 9 a o + 60 a 2 (ii). -9 = 60 a 1 (iii). 1393 = 60 a o + 708 a 2 Dengan langkah subsitusi atau eliminasi, diperoleh hasilnya sbb : a o = 17,355 a 1 = -0,15 a 2 = 0,497 a. Sehingga Taksiran Model Tren-nya adalah : ======== = 17,355-0,15 t i + 0,497 t i 2 ========= b. Ramalan angka kelahiran tahun 1002 adalah : 2002 => nilai koding : t 2002 = 5 ==> Y 2002 = 17,355-0,15 (5) + 0,497 (5) 2 = 29

b. Menaksir Tren Eksponensial Bentuk umum trend Eksponensial : = a. b ti Bentuk ini akan lebih mudah jika dilakukan penyederhanaan : dibuatkan bentuk logaritmanya yaitu : log = log a + t i log b, jika : log = Z i log a = A log b = B maka : Z i = A + B t i Bentuk terakhir disamping adalah bentuk linier, dengan mengikuti langkah pada penyelesaian Tren Linier kita akan dapatkan taksiran untuk koefisien a maupun b, yaitu a = antilog [ ( log Y i ) / n ]... (14) b = antilog [ ( t i log Y i ) / t i 2 ]... (15) (Buktikan! ) c. Taksiran Tren Logistik Bentuk umum Tren logistik : = (a. b ti ) -1 Dengan cara yang sama seperti taksiran dalam bentuk tren eksponensial, maka taksiran koefisien model trennya adalah sbb : a = antilog [ ( - log Y i ) / n ]... (16) b = antilog [ ( t i {-log Y i }) / t i 2 ]... (17) (Buktikan! )

5). ANALISIS FAKTOR MUSIMAN Dalam analisis Time Series, jika kita berhadapan dengan data mingguan, kuartal, atau data bulanan akan besar kemungkinannya dipengaruhi oleh faktor musiman. Ambil contoh ; hasil penjualan daging sapi, akan terasa lonjakan jumlah permintaan pada bulan-bulan menghadapi tahun baru dan Lebaran Idul Fitri. Permintaan akan buku tulis, nampaknya dalam setahun, akan terlihat jumlah permintaan buku tulis sangat signifikans pada bulan-bulan menghadapi tahun ajaran baru, biasanya pada bulan Juni atau Juli. Untuk meninjau seberapa besar faktor musiman berpengaruh pada data deret waktu, dilakukan dengan menentukan indeks musimannya (IM). Cara perhitungan : Perhitungan Indeks Musiman dalam hal ini lebih mudah dilakukan dengan cara persentase rata-rata, yaitu mengikuti langkah /prosedur berikut : (untuk kasus data bulanan) ; 1. Tentukan rata-rata data periode untuk setiap tahun. Misalkan diperoleh untuk tahun ke-i adalah : X i, i = 1, 2,.. (beberapa tahun pengamatan) 2. Tentukan prosentase setiap data yang bersesuaian dengan periodenya. Yaitu : (X ij / X i ) x 100 % 3. Hitung rata-rata untuk waktu pengamatan yang sama dari beberapa tahun yang diselidiki, nilai hasil hitungan disebut Indeks Musiman Sementara (IMS). 4. Periksa nilai IMS, jika waktu yang diamati data bulanan haruslah berjumlah 1200 untuk setiap tahun penyelidikan. Jika tidak, perlu disesuaikan dengan mengalikan oleh faktor penentu (p), dimana ; p = 1200/IMS 5. Dari langkah ke-4 tersebut akan diperoleh Indeks Musiman (IM) Contoh : Frekuensi pemanfaatan jasa tabanas di bank Epsilon selama 3 tahun terakhir, berdasarkan pengamatan perbulan diketahui sbb : Tahun Pengamatan Data Periode 2010 2011 2012 Januari 178 180 206 Pebruari 183 186 189 Maret 204 209 200 April 201 221 211 M e I 196 243 232 Juni 185 234 285 Juli 192 210 292 Agustus 188 194 280 September 197 207 247 Oktober 202 215 252 November 205 228 255 Desember 213 208 253 Rata-rata 195.33 211.25 241.83

Untuk memperhitungkan besarnya pengaruh musiman dapat diperhatikan tabel berikut : = Kita tentukan Rata-rata Prosentase : Tahun Pengamatan Data Periode 2010 2011 2012 Januari 91.13 85.21 85.18 Pebruari 93.69 88.05 78.15 Maret 104.44 98.93 82.70 April 102.90 104.62 87.25 M e i 100.34 115.03 95.93 Juni 94.71 110.77 117.85 Juli 98.29 99.41 120.74 Agustus 96.25 91.83 115.78 September 100.85 97.99 102.14 Oktober 103.41 101.78 104.20 November 104.95 107.93 105.44 Desember 109.04 98.46 104.62 = Tentukan rata-rata untuk setiap waktu yang sama : Yaitu Periode Januari s/d Desember, sehingga diperoleh IMS, yaitu : Periode IMS Januari 87.17 Pebruari 86.63 Maret 95.36 April 98.26 M e I 103.77 Juni 107.78 Juli 106.15 Agustus 101.29 September 100.33 Oktober 103.13 November 106.11 Desember 104.04 Jumlah 1200.00 Karena Total IMS atau : IMS = 1200, maka nilai IMS berlaku otomatis sebagai nilai IM atau besar pengaruh musiman setiap periodenya. Dari Tabel Faktor Musiman diatas, kolom IM diartikan : IM(Januari) = 87,17 % artinya terdapat pengaruh musiman sebesar 12,83 % dibawah rata-rata IM(Januari) = 86,63 % artinya terdapat pengaruh musiman sebesar 13,57 % dibawah rata-rata -

- IM(Agustus)= 100,33 artinya hampir dapat dikatakan tidak ada atau tidak terdapat pengaruh musiman. - IM(Desemb)= 104,04 artinya terdapat pengaruh musiman sebesar 4,04% diatas rata-rata. Terlihat bahwa : Pengaruh musiman sangat besar atau tinggi terjadi pada bulan : Januari dan Pebruari. SOAL-SOAL LATIHAN Kasus-1 : Data Berikut menyatakan tinjauan tentang perkembangan usaha dagang CV. Angin Ribut untuk beberapa komiditi yang dijalankan selama tahun 2000-2001 Jumlah Komoditi & Tahun Pengamatan Beras (dalam Ton) Gula ( dalam Ton) Periode 2000 2001 2000 2001 Triwulan-1 25,5 42,6 25,42 19,50 Triwulan-2 28,2 44,7 22,23 20,01 Triwulan-3 34,5 50,0 20,06 20,73 Triwulan-4 38,8 52,1 19,76 21,22 a. Buatkan gambar plot perkembangan data kedua komoditi dagang perusahaan tersebut. b. Bagiamana kecenderungan perkembangan datanya? c. Lakukan Taksiran Model Tren data kedua komoditi tersebut. d. Hitunglah pengaruh musiman yang terjadi pada perkembangan dagang komoditi Beras maupun Gula. e. Simpulkan semua hasil yang anda peroleh. Kasus-2 : Setiap perusahaan memerlukan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Namun terkadang perusahaan tersebut tidak mampu untuk membayar kewajiban-kewajibannya. Untuk mengukur apakah perusahaan tersebut dapat membayar kewajiban-kewajibannya, maka dapat dilihat dari likuiditasnya. Sementara itu Setiap perusahaan menginginkan laba yang maksimal, karena laba ini dapat digunakan perusahaan untuk kegiatan di dalam pencapaian nilai perusahaan. Profitabilitas dapat mengukur kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan laba dengan total assetnya. Dan kebijakan pendanaan ini menetapkan apakah perusahaan akan menggunakan modal sendiri, utang jangka pendek ataupun utang jangka panjang di dalam membiayai setiap investasinya. Sedangkan keuangan perusahaan (Financing) diukur dari total hutang perusahaan dibandingkan dengan modal perusahaan. Berikut disajikan data ketiga faktor diatas pada perusahaan BAT Indonesia selama periode 1994-2003.

Tabel Perkembangan Likuiditas (X 1 ), Profitabilitas (X 2 ) dan Financing (X 4 ) Perusahaan BAT Indonesia Periode 1994-2003 Tahun Likuiditas Profitabilitas Financing BAT Ind- 1994 1,105 0,220 0,70 BAT Ind- 1995 0,332 0,309 1,23 BAT Ind- 1996 0,238 0,257 3,07 BAT Ind- 1997 0,273 0,066 3,85 BAT Ind- 1998 0,162 0,045 4,32 BAT Ind- 1999 0,180 0,054 7,50 BAT Ind- 2000 0,194 0,066 1,13 BAT Ind- 2001 0,375 0,140 0,81 BAT Ind- 2002 0,342 0,162 0,72 BAT Ind- 2003 0,457 0,071 0,55 Lakukan analisis perkembangan factor-faktor diatas.