BAB II KAJIAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Passing Atas Suhadi, Sujarwo (2009: 37)mengemukakan bahwa: passing atas adalah suatu teknik dasar dalam permainan bolavolidimana di dalam permainan yang sesungguhnya akandigunakan sebagai teknik pemberian atau penyajian bolakepada teman untuk dipukul atau di smash ke daerahlawan. Hidayat, Dkk (2010: 6) mengemukakan bahwa: passing atas (set up)adalah cara mengoper atau menerima bola dua tangan diatas depan kepala secara bersamaan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: a) sikap badan berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut agak ditekuk, dan kedua tangan berada diatas depan dahi. b) badan agak condong kedepan, pandangan kearah datangnya bola. c) jari-jari kedua tangan direnggangkan. d) perkenaan bola pada ujung jari tangan. e) saat perkenaan, ikuti gerakan bola kemudian dorong hingga bola melambung. f) gerakan tangan disesuaikan dengan keras atau lemahnya bola. Sarjiyanto, Sujarwadi (2010: 6-7)mengemukakan bahwa: passing atas adalah passing yang dilakukan dengan teknik atas tanpa mengadakan gerakan terlebih dahulu. Adapun yang perlu deperhatikan dalam passing atas adalah penempatan bola sedemikian rupa sehingga bola pada posisi didepan atas muka pemain. Pantulan bola sesudah dipassing harus melambung tinggi kearah depat atas (parabola). Passing atas ini biasanya dilakukan apabila bola datangnya lebih tinggi dari bahu.
Kurniadi, Prapanca (2010: 78) mengemukakan bahwa: passing atas juga salah satu gerak dasar dalam permainan bola voli. Passing atas dilakukan dengan posisi tangan diatas kepala dan menggunakan jari-jari tangan. Gerakan ini berguna 7 untuk menerima servis, mengoper bola, mengumpan untuk smash, dan mengembalikan bola. Agar bisa melakukan passing atas dengan baik perlu terus berlatih sehingga arah bola bisa terkendali dan jari-jari tangan tidak cedera.cara melakukannya, kedua lutut ditekuk, pandangan mata memperhatikan arah datangnya bola, gerakan tangan menerima datangnya bola, arahkan bola pada sasaran. Solihin, Hadziq (2010: 12) mengemukakan bahwa: kamu dapat melakukan passing atas dengan cara berikut a. Sikap permulaan dan perkenaan bola adalah sebagai berikut: 1. Tempatkan badan dibawah bola 2. Angkat kedua tangan kedepan atas kepala, jari tangan terbuka, dan kedua ibu jari tangan saling berdekatan 3. Kedua siku menghadap kemuka tekuk pangkal telapak tangan kebelakang sehingga kedua telapak dan jari-jari tangan menyerupai mangkuk 4. Perkenaan bola pada bagian dalam ibu jari, telunjuk, dan jari tangan lainnya membantu menahan dorongan bola 5. Bola yang didorong jari tangan kebelakang secara cepat dipantulkan dengan gerakan eksplosif dari tangan, pergelangan tangan, siku
lengan kemudian dilanjutkan dengan meluruskan lutut dalam kesatuan gerak yang berurutan b. Sikap akhir 1. Pandangan selalu mengikuti bola 2. Kembali kesikap semula dan siap menjaga segala kemungkinan dalam permainan. Chandra, Sanoesi. (2010: 17) mengemukakan bahwa: sikap passing atas: 1. Kaki kanan sedikit serong (kiri atau kanan) 2. Lutut ditekuk 3. Badan condong kedepan 4. Tangan ditekuk, kedua telapak tangan membentuk mangkuk dan tempatkan persisi didepan muka 5. Pandangan kearah bola 6. Gerakan yang harmonis antara kaki, badan, dan tangan. Roji (2009:7-8) menyebutkan beberapa tahap gerakan passing atas: a. Tahap persiapan 1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan. 2. Posisi lengan didepan badan dengan telapak tangan dan jari-jari renggang sehingga membentuk seperti mangkuk didepan atas muka (wajah) b. Tahap gerakan 1. Dorongan kedua lengan menyonsong arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
2. Usahakan arah datangnya bola tepat ditengah-tengah atas wajah 3. Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan. c. Akhir gerakan 1 Tumit terangkat dari lantai 2 Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus 3 Pandangan mengikuti arah gerakan bola 2.1.2 Hakikat Permainan Bola Voli Isnaini, Suranto (2010: 5) mengemukakan bahwa: bola voli adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri atas 6 orang pemain. Setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam lapangan melewati diatas jaring atau net dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola kedalam lapangannya. Wisahati, Santosa (2010: 9) mengemukakan bahwa: permainan bola voli dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring ditengah lapangan dan setiap regu terdiri dari 6 orang yang dibatasi setiap satu setnya terdiri dari 25 poin dengan sistem rally pointdan dipimpin oleh dua orang wasit. Sarjono, Sumarjo (2010:9) mengemukakan bahwa: Bola voli adalah olahraga permainan yang di mainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain.sementara, permainan bola voli pantai, masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain. Sarjana, Sunarto (2010: 10) mengemukakan bahwa: bola voli merupakan salah satu permainan bola besar yang dilakukan secara beregu yang berhadapan
dan dipisahkan oleh net, dimana jumlah anggota setiap regu adalah 6 orang. Permainan bola voli dapat dimainkan di tempat terbuka maupun tertutup. Mitranto, Slamet (2010:101-102) mengemukakan bahwa: Permainan bola voli adalah salah satu permainan memukul-mukul bola di udara melewati jaring/net. Tujuan permaianan bola voli adalah menjatuhkan bola ke daerah lawan sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola untuk mencari angka. Dalam permainan bola voli, sekluruh tubuh dapat di gunakan asalkan pukulannya tidak ganda/double atau dapat di capai dengan 3 pukulan.permainan dimainkan dengan dua regu/tim dan tiap2 timnya terdiri atas enam orang pemain. Permainan bola voli dapat di mainkan oleh anak-anak maupun usia dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah yang harus di raih dalam satu game/set adalah 25 angka dengan sistem reli poin. 1. Lapangan permainan a. Panjang lapangan 12 meter. b. Lebar lapangan 6 meter. c. Daerah servis 6 meter berada di belakang garis akhir. d. Tiang net (jaring) adalah: 1. Ukuran putra 2,10 meter 2. ukuran putri 2,00 meter. 2. Ukuran bola a. Warna bola seragam dan terang. b. Ukuran bola, bola nomor 4. c. Tekanan udara 0,300-0,325 kg/cm.
3. Sanksi dan pelanggaran. a. Susunan posisi pemain di awal pertandingan menurut aturan servis selama permainan berlangsung. b. Posisi setiap pemain di uraikan. c. Di garis depan pemain tengah harus berada di antara pemain kanan pemain kiri,di depan pemain tengah belakang. Dan pemain tengah belakang harus berada di antara pemain kanan dan kiri belakang dan di belakang pemain tengah belakang. d. Bola hanya boleh di tangkap dan dilemparkan pada posisi di atas kepala. e. Jika pemain berada di posisi yang salah, permainan di hentikan kesalahan di perbaiki kembali dan angka yang di peroleh tim yang melakukan kesalahan dan angka atau pindah bola diberikan pada regu lawan. f. Bola tidak boleh menyentuh tanah/lantai. g. Bola menyentuh jaring. Sedangkan menurut Roji (2009:6) Dalam permainan yang sebenarnya, permainan bola voli di lakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang. Ukuran standar lapangan bola voli adalah sebagai berikut: 1. Panjang garis samping 18 meter 2. Lebar lapangan 9 meter. 3. Lebar garis serang 3 meter. 4. Pada tengah-tengah lapangan di pasang net dengan ukuran :
a. Tinggi net untuk putra 2,43 meter. b. Tinggi net untuk putri 2,24 meter. c. Point untuk setiap setnya 25 point. Sarjiyanto,Sujarwadi(2010:9) mengemukakan ketentuan dan perlengkapan dalam permainan bola voli yang sebenarnya adalah: 1. Lapangan. a. Panjang lapangan 18 m. b. Lebar lapangan 9 m. c. Lebar garis serang 3 m. 2. Net dan Tiang. a. Tinggi net untuk pria 2,43 m. b. Tinggi net putri 2,24 m. c. Lebar net 1 m. d. Mata jala net 10 cm. e. Pita tepian atas net 5 cm. f. Pita tepian samping net 5 cm sepanjang 1 m. g. Tinggi antena pada net 80 cm. h. Tinggi tiang net 2,55 m. i. Jarak tiang net dengan garis samping 0,50-1 m. 3. Bola. a. Warna bola seragam dan terang. b. Keliling 65-67 cm. c. Berat 200-280 gr.
d. Tekanan udara 0,30-0,325 kg/cm 2 atau (294,3-318,82) atmosfer. 2.1.3 Metode Pembelajaran Discovery Nata (2011: 195) mengemukakan bahwa: metode discovery atau metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam rangka menemukan sesuatu yang diperlukan untuk pengembangan, penyempurnaan dan perbaikan konsep. Temuan tersebut dapat berupa penemuan terhadap inti sel, kecepatan, panas, energi, zat, reaksi, masyarakat, demokrasi, tragedi, dan sebagainya. Untuk dapat melaksanakan metode penemuan ini diperlukan langkah persiapan, antara lain penemuan masalah yang akan ditemukan, peralatan yang diperlukan, laboratorium, bahanbahan habis pakai, petugas pendamping, instruktur, dan lain sebagainya. Kelebihan metode ini hampir sama dengan metode diskusi, simulasi, dan lainnya sebagaimana tersebut diatas. Namun metode ini juga dapat memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi guru dan para peserta didik, karena telah menemukan sesuatu yang dapat disumbangkan bagi kepentingan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Cahyo (2013: 100-101) mengemukakan bahwa: metode pembelajaran berbasis penemuan atau discovery learningadalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya tidak melalui permberitahuan, namun ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan), kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemkian rupa, sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Metode
discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, memanifulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Hamalik (2011: 187)mengemukakan bahwa: strategi belajar discovery paling baik dilaksanakan dalam kelompok belajar kecil. Namun dapat juga dilaksanakan dalam kelompok belajar yang lebih besar. Kendatipun tidak semua siswa dapat terlibat dalam proses discovery, namun pendekatan discoverydapat memberikan manfaat bagi siswa yang belajar.pendekatan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah, bergantung pada besarnya kelas. Hanafiah, Suhana (2012: 77) mengemukakan bahwa: discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Ilahi (2012: 29) mengemukakan bahwa: apabila ditinjau dari katanya, discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan. Dalam kaitannya dengan pendidikan, menurut Hamalik (dalam Ilahi, 2012: 29-30) bahwa: discovery adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan dilapangan. Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan mereka dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, termasuk persoalan belajar yang membuat mereka sering
kehilangan semangat dan gairah ketika mengikuti materi pelajaran. Starategi pembelajaran yang dikembangkan pertama kali oleh Bruner ini menitikberatkan pada kemampuan para anak didik dalam menemukan sesuatu proses inquiry (penelitian) secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. 2.2 Kerangka Berpikir Permainan bola voli adalah salah satu cabang olahraga bola besar yang merupakan salah satu materi pokok di tiap sekolah sehingga setiap siswa harus memiliki kemampuan bermain bola voli dalam hal ini adalah teknik dasar pasing atas. Ini menjadi perhatian para guru pendidikan jasmani untuk meningkatkan kemampuan siswa yang diukur dengan tingginya kemampuan passing atas. Tingginya kemampuan passing atas permainan bola voli pada siswa sangat dipengaruhi oleh Metode dan media pembelajaran.untuk meningkatkan kemampuan passing atas permainan bola voli pada siswa seorang guru penjas harus lebih kreatif dan inovatif dalam memilih Metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dengan pemilihan Metode pembelajaran yang tepat maka siswa akan termotivasi dan lebih aktif dalam pembelajaran. Salah satu Metode pembelajaran yang menuntun siswa lebih kreatif dan inovatif adalah Metode pembelajaran Discovery. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu:terdapat pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap kemampuan passing atas permainan bola voli pada siswa kelas X SMK Negeri 4 Gorontalo.