PROPOSAL PENAWARAN PEKERJAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan emas biasanya digunakan sebagai standar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan

BAB III LANDASAN TEORI

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Oleh : ARIE OCTAVIANUS RAHEL NIM

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Ubahan Hidrotermal Daerah Sumberboto dan Sekitarnya, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

II.3. Struktur Geologi Regional II.4. Mineralisasi Regional... 25

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

PENYELIDIKAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA TAILING PT FREEPORT INDONESIA DI KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

KONTRIBUSI DISTRIK ERTZBERG-GRASBERG TERHADAP MINERAL ENDOWMENT INDONESIA. Diskusi Freeport dan Indonesia Bangsa Pemenang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem bijih porfiri berasal dari fluida magmatik hidrotermal bertemperatur tinggi,

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LEMBAR PETA...

PENYEBARAN CEBAKAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN AIRGEGAS KABUPATEN BANGKA SELATAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI

FORMULIR ISIAN BASIS DATA SUMBER DAYA MINERAL LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA DINAS PERTAMBANGAN, ENERGI DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. Batugamping Bukit Karang Putih merupakan bahan baku semen PT Semen

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. geologi secara detail di lapangan dan pengolahan data di studio dan laboratorium.

BAB VI PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil penelitian ini digambarkan dalam bentuk:

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

KERANGKA ACUAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. bagian tepi lempeng Eurasia. Batas lempeng ini merupakan tempat bertemunya tiga

PENYELIDIKAN POTENSI BAHAN GALIAN PADA TAILING PT FREEPORT INDONESIA DI KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PEMBUATAN PROFIL INVESTASI DI JATENG SERTA PENINGKATAN KERJASAMA DAN PROMOSI PERTAMBANGAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Lingkup Kajian

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

lajur Pegunungan Selatan Jawa yang berpotensi sebagai tempat pembentukan bahan galian mineral logam. Secara umum daerah Pegunungan Selatan ini

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geologi dan Studi Longsoran Desa Sirnajaya dan Sekitarnya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

PROPOSAL PENAWARAN PEKERJAAN KEGIATAN EKSPLORASI ENDAPAN EMAS, MARMER DAN BAHAN GALIAN LAIN DI DISTRIK TELUK PATITIPI DAN KRAMONG MONGGA, KABUPATEN FAK FAK, PROPINSI PAPUA BARAT Diajukan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Fak Fak, Propinsi Papua Barat Oleh: DR.rer.nat. Arifudin Idrus, ST., MT*. Wahyu Sasongko, ST., MT.** Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika 2 Bulaksumur 55281-Yogyakarta *E-mail: arifidrus@gmail.com Mobil: *081328141648/**081365413019 YOGYAKARTA 2011

I. Latarbelakang Bahan galian merupakan sumberdaya alam yang mempunyai peranan cukup penting dalam memberikan kontribusi terhadap industri khususnya di sektor pembangunan, infrastruktur, pemukiman dan konstruksi sekaligus merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang cukup potensial. Kebutuhan bahan galian sebagai bahan baku dalam bahan proyek fisik dari tahun ke tahun meningkat pesat. Di sisi lain ketersediaan cadangan bahan galian tersebut sifatnya terbatas dan merupakan sumberdaya geologi yang tidak dapat diperbaharui lagi. Arti penting penelitian endapan mineral di suatu daerah adalah untuk : 1. Menyediakan data potensi dan sebaran bahan galian, data kuantitas dan kualitas sebagai langkah awal pengelolaan bahan galian yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. 2. Menyediakan informasi dasar bagi masyarakat lokal, perusahaan daerah, dan calon investor yang ingin membuka usaha penggalian/ penambangan, transportasi maupun pengolahan bahan galian menjadi bahan baku, dengan memperhatikan aspek lingkungan. Emas merupakan salah satu jenis logam yang mempunyai nilai jual tinggi, sehingga banyak dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mencari tubuh endapan bijih ini dalam dunia pertambangan. Tiap-tiap endapan emas pada permukaan bumi mempunyai karakteristik tersendiri baik dari kadar emas maupun jumlah emas yang dihasilkannya. Berdasarkan tatanan geologi Papua dan sejarah eksplorasi emas di daerah tersebut antara lain eksplorasi dan penambangan emas di Grasberg (PT. Freeport Indonesia), maka kemungkinan tipe emas yang mungkin hadir di daerah penelitian adalah endapan emas tipe porfiri, skarn dan/atau epitermal. Di permukaan bumi ini, endapan emas mempunyai distribusi dan geometri yang besar. Endapan emas ini juga memiliki kadar emas yang baik. Penelitian ini juga akan memfokuskan pada bahan galian marmer. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan upaya penelitian untuk mengetahui potensi, kualitas dan kuantitas guna mendukung pemenuhan kebutuhan bahan galian logam dan non logam yang menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal/penambang rakyat, pihak swasta, maupun ekonomi daerah. Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 1

II. Genesa dan Karakteristik Endapan Emas Salah satu endapan emas yang mungkin hadir di daerah penelitian adalah endapan emas epitermal. Endapan epitermal merupakan salah satu tipe endapan yang berada pada tektonik lempeng subduksi, terbentuk pada kedalaman dangkal dan temperatur kurang dari 300 o C (Heald dkk., 1987). Pembentukan endapan ini berhubungan dengan aktivitas magmatik subvolkanik yang lebih muda dalam batuan yang mengalami struktur kuat pada batas kaldera dan dalam batuan di sekitarnya. Umumnya emas epitermal terdapat dalam urat-urat kuarsa, berasosiasi dengan alterasi kuarsa ± illit yang menunjukkan pengendapan dari fluida dengan ph mendekati netral (fluida klorida netral). Native gold atau elektrum merupakan mineral bijih utama, dan umumnya endapan epitermal hanya ditambang untuk Au ± Ag. Mineralisasi Au ekonomis terjadi pada interval vertikal sedalam 100 m 1 km dan secara lateral dapat mencapai 3 km (Cooke dan Gemmell, 1996). Emas hadir dalam asosiasi dengan bijih tertentu dan dalam mineral pengotor. Asosiasi mineral bijih yang umum adalah pirit, arsenopirit, galena, spalerit, kalkopirit, magnetit, pirhotit, dan tetrahedrit-tenantit. Menurut Buchanan (1981), terdapat suatu kelompok unsur-unsur yang umumnya berasosiasi dengan mineralisasi epitermal, meskipun tidak selalu ada dalam sistem epitermal. Asosiasi klasik unsur-unsur ini adalah Au, Ag, As, Sb, Hg, Tl, dan S. Endapan epitermal dengan batuan induknya karbonat (carbonate-hosted deposits), arsen dan belerang merupakan unsur utama yang berasosiasi dengan emas dan perak (Berger, 1983), beserta dengan sejumlah kecil tungsten/wolfram (W), molybdenum (Mo), mercury (Hg), thallium (Tl), antimon (Sb), dan tellurium (Te); serta fluor (F) dan barium (Ba) yang secara setempat terkayakan. Sedangkan dalam endapan yang batuan induknya volkanik (volcanic-hosted deposits) akan terdapat pengayaan unsur-unsur arsen (As), antimon (Sb), mercury (Hg), dan thallium (Tl); serta logam-logam mulia (precious metals) dalam daerah-daerah jalur fluida utama, sebagaimana asosiasinya dengan zone-zone alterasi silika-lempung. Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 2

III. Lokasi Penelitian Berdasarkan kajian dan informasi geologi awal, terdapat 2 usulan lokasi eksplorasi yang akan menjadi fokus kegiatan ini yaitu untuk eksplorasi emas, marmer dan bahan galian lainnya di Distrik Teluk Patitipi dan Distrik Kramong Mongga, Kabupaten Fak Fak, Propinsi Papua Barat. Luas daerah eksplorasi keseluruhan diperkirakan 2.000 Ha. IV. Tujuan Adapun tujuan pekerjaan ini meliputi : 1. Memastikan tipe bijih emas primer dan bahan galian lainnya seperti marmer, besi/mangan atau yang lain yang hadir pada daerah eksplorasi. 2. Mengetahui penyebaran dan bentuk geometri endapan emas dan bahan galian lainnya. 3. Mengetahui kadar dan mem-prakirakan jumlah sumberdaya terreka (inferred resources) endapan emas, marmer dan bahan galian lain di daerah penelitian. 4. Merekomendasi daerah prospek dari daerah penelitian untuk ditindaklanjuti dalam tahapan eksplorasi lanjutan untuk memperoleh data yang lebih detail. V. Sasaran Sasaran dalam peninjuan umum ini mencakup berbagai informasi sebagai berikut : 1. Kondisi geologi endapan emas, marmer dan mineral asosiasinya dan karakteristik mineralogi. 2. Potensi (jumlah sumberdaya dan kadar) endapan emas, marmer berdasarkan pemetaan pendahuluan dan dari sampel terpilih di permukaan. 3. Penentuan daerah prioritas prospek berdasarkan berdasarkan data geologi, karakteristik dan potensi tersebut untuk dilakukan eksplorasi lanjutan. VI. Keluaran (Outputs) Hasil eksplorasi pendahuluan (prospeksi) ini diharapkan dapat menghasilkan Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 3

keluaran (outputs) sebagai berikut : 1. Peta geologi daerah penelitian skala 1: 25.000 2. Peta penyebaran endapan emas & marmer skala 1: 25.000 3. Dokumen laporan lengkap mengenai kondisi geologi endapan emas, marmer dan bahan galian lain, karakteristik mineralogi dan kimia bijih dan logam asosiasinya, prakiraan sumberdaya terreka (inferred resources) dan rekomendasi daerah prospek untuk kegiatan eksplorasi umum/detail di daerah penelitian. VII. Manfaat Arti penting atau manfaat penelitian endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya pada daerah Kabupaten Fak Fak, Propinsi Papua Barat adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian berupa data potensi dan sebaran endapan emas, marmer dan bahan galian lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam kegiatan eksplorasi selanjutnya dan membuat kebijakan kegiatan pertambangan berkaitan dengan endapan emas di Kabupaten Fak Fak. 2. Menyediakan informasi geologi bahan galian bagi investor dalam pertimbangan investasi. VIII. Metode dan Tahap Penelitian Dalam kegiatan pekerjaan penelitian endapan emas, marmer dan bahan galian lain pada daerah penelitian ini, tahapan penelitian yang dilakukan meliputi: 1. Tahap Persiapan (Pengumpulan Data Sekunder) Tahap persiapan adalah melakukan inventarisasi dari laporan-laporan terdahulu/sebelumnya yang dilakukan oleh instansi pemerintah, akademisi, karya tulis ilmiah, buletin-buletin baik dari lembaga penelitian, proyek pemerintah, perusahaan daerah maupun swasta. Data tersebut di atas berupa : 1) Pustaka yang berkaitan dengan bahan galian. 2) Peta geologi regional daerah penelitian baik fisiografi, geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi. Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 4

3) Peta topografi daerah penelitian dengan skala 1:25.000 atau 1:50.000. 4) Peta wilayah daerah penelitian dengan posisi geografis, sarana dan prasarana. 5) Data dan informasi mengenai lingkungan dan data pendukung lainya yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Tahap Penelitian Lapangan (Pengumpulan Data Lapangan / Primer) Adapun yang dilakukan dalam tahap pengumpulan data primer pada pekerjaan ini meliputi : 1) Melakukan pemetaan geologi pada lintasan terpilih untuk mengetahui penyebaran endapan emas dan batuan samping (wallrock) di daerah penelitian. 2) Melakukan pengambilan dan deskripsi conto urat/batuan termineralisasi untuk analisis laboratorium, juga dilakuan plotting lokasi pengambilan conto batuan pada peta dasar. 3) Pengamatan, pengukuran, pencatatan, dokumentasi endapan emas di lapangan. 3. Tahap Pengolahan Data (Analisis Studio) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1) Analisis laboratorium (mineralogi dan kadar) conto terpilih. 2) Analisis/interpretasi penyebaran endapan emas dan bahan galian lain serta estimasi sumberdayanya. 4. Tahap Penyelesaian (Pembuatan Laporan) Pada tahapan ini, yang dilakukan meliputi : 1) Perumusan hasil penelitian endapan emas dan bahan galian lain 2) Penyusunan Laporan Akhir Selengkapnya pekerjan eksplorasi pendahuluan (prospeksi) endapan emas dan bahan galian lain di Kabupaten Fak Fak ini disusun dalam diagram alir penelitian (Gambar 1). Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 5

Tahap Persiapan (Data Sekunder) 1) Pencarian pustaka dan penelitian terdahulu. 2) Peta geologi regional (fisiografi, geomorfologi, stratigrafi dan struktur geologi). 3) Peta topografi skala 1 : 25.000. 4) Peta lokasi penelitian. Tahap Penelitian Lapangan (Data Primer) 1) Pemetaan geologi pada lintasan terpilih (mengetahui sebaran endapan bijih secara lateral). 2) Pengambilan conto batuan/bijih, ploting lokasi pengambilan conto pada peta dasar. 3) Pengukuran, pencatatan, dokumentasi endapan emas di lapangan. Tahap Pengolahan Data (Analisis Studio) 1) Pembuatan hasil studi lapangan dalam bentuk peta digital. 2) Analisis laboratorium (mineralogi dan kadar) endapan emas terpilih. 3) Analisis/interpretasi penyebaran endapan emas dan estimasi sumberdayanya. 4) Interpretasi potensi dan penentuan daerah prospek Tahap Penyelesaian (Pembuatan Laporan Akhir) 1) Perumusan dan interpretasi hasil penelitian. 2) Penyusunan Laporan. Gambar 1. Diagram alir penelitian endapan emas dan bahan galian lain di Kabupaten Fak-Fak Propinsi Papua Barat. IX. Ruang Lingkup Pekerjaan eksplorasi pendahuluan ini pada dasarnya merupakan studi pemetaan geologi endapan, kajian potensi (kadar dan sumberdaya) serta karakterisasi endapan emas dan bahan galian lain di Kabupaten Fak Fak, Propinsi Papua Barat. Adapun lingkup kegiatan meliputi : 1. Melakukan pengkajian terhadap data sekunder yang sudah tersedia sebagai tambahan informasi atau acuan dalam pelaksanaan eksplorasi pendahuluan. 2. Pemetaan geologi endapan emas dengan skala 1:25.000 3. Pengambilan sampel di permukaan (dari singkapan) untuk analisis mineralogi baik Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 6

bijih maupun alterasi yang akan dipilih mewakili kondisi daerah penelitian tersebut. 4. Analisis kimia kadar emas (Au) dan unsur logam ikutannya yang berasosiasi dengan endapan tersebut seperti Cu, Ag, Pb dan Zn, Fe serta analisis berat jenis (specific gravity) dan juga bahan galian lainnya. Analisis berat jenis bermanfaat untuk estimasi jumlah tonnage (sumberdaya terreka) endapan emas. 5. Analisis sifat fisik dan mineralogy marmer untuk mengetahui kualitas marmer tersebut. 6. Prakiraan (estimasi) jumlah sumberdaya terreka (inferred resources) endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya di daerah penelitian. X. Bahan dan Peralatan 1. Bahan Bahan yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini meliputi : 1) Hasil penelitian terdahulu 2) Peta topografi (sebagai peta dasar skala 1 : 25.000 atau menyesuaikan dengan skala peta yang tersedia) 3) Peta geologi daerah penelitian (skala 1 : 250.000 atau menyesuaikan dengan skala peta yang tersedia) 2. Peralatan dan bahan Peralatan lapangan yang dibutuhkan dalam pekerjaan penelitian di dasarkan pada jumlah tim. Peralatan lapangan meliputi: 1) Palu geologi tipe Eastwing 4 buah 2) Kompas geologi tipe Bruton 4 buah 3) Loupe (kaca pembesar 10 30 x) 4 buah 4) Kamera Digital 4 buah 5) Meteran 4 buah 6) GPS (Global Positioning System) Map Csx 76, 4 buah 7) Peralatan menulis (buku lapangan, spidol permanen, bolpoin, pensil, dsb). Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 7

Bahan yang dibutuhkan selama pekerjaan lapangan antara lain: 1. Kantong/plastik sampel 100 buah 2. HCl 1 botol Adapun peralatan laboratorium dan studio antara lain mikroskop polarisasi dan refleksi 1 set, perangkat komputer dan software digitasi peta 1 set, perangkat AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dan peralatan analisis sifat fisik marmer. XI. Tim Peneliti Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan eksplorasi pendahuluan endapan emas daerah penelitian, maka dilibatkan beberapa ahli dengan formasi seperti terlihat di bawah ini (Tabel 1). Untuk penelitian ini diperlukan 2 tim eksplorasi untuk dua lokasi prospek emas dan besi/mangan, dengan komposisi keseluruhan sebagai berikut 1 project coordinator, 1 field coordinator, 2 senior geologist, 4 field geologist dan dibantu asisten, tenaga helper dan security dari masyarakat lokal/setempat. Tabel 1. Daftar tenaga ahli pelaksanaan pekerjaan eksplorasi endapan emas, marmer dan bahan galian lain di Kabupaten Fak Fak, di Propinsi Papua Barat. No. Bidang Keahlian Jumlah Nama 1 Ahli Eksplorasi Sumberdaya Mineral (Project coordinator) 1 Orang Dr.rer.nat. Arifudin Idrus, ST., MT 2 Ahli Evaluasi Kelayakan Tambang (Field coordinator) 1 orang Wahyu Sasongko, ST., MT. 3 Senior geologists 2 Orang 1. Fadlin, ST., MT. 2. Indra Sanjaya, ST., MT. 4 Field geologists 4 Orang 1. Fauzi Susanto, ST. 2. George Harold, ST. (putra papua) 3. Efraim Alexander, ST. (putra papua) 4. Abdul Haris, ST. (putra papua) 5 Field assistants 2 Orang 1. Yudho, A.Md. 2. Chandra, A.Md. 6 Tenaga pendukung/helper 4 Orang Tenaga lokal 7 Tenaga keamanan 4 Orang Tenaga lokal Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 8

XII. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan eksplorasi endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya di Kab. Fak Fak, Propinsi Papua Barat tersebut secara keseluruhan selama 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya Surat Perintah Kerja (SPK), dengan perincian berikut (Tabel 2). Perlu ditekankan, bahwa pekerjaan lapangan akan dilakukan sekitar selama 3 minggu (21 hari) termasuk moving (waktu transportasi) dan persiapan di lokasi. Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan eksplorasi endapan emas, marmer dan bahan halian lainnya di Kab. Fak Fak di Propinsi Papua Barat. No Uraian Kegiatan Bulan ke - 1 2 3 1 Persiapan a. Studi pustaka b. Persiapan peralatan c. Persiapan personil d. Persiapan administrasi 2 Penelitian Lapangan a. Orientasi lapangan dan data sekunder b. Pemetaan geologi dan endapan emas dan bahan galian lainnya c. Analisis & evaluasi data 3 Pengolahan Data a. Pengamatan laboratorium b. Pengumpulan dan pengolahan data digital 4 Tahap Penyusunan Laporan a. Laporan antara b. Laporan final 5 Presentasi Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 9

XIII. Laporan Laporan Akhir dikerjakan dalam bahasa serta dilengkapi dengan peta-peta dan tabel-tabel yang isinya berupa hal-hal yang tercantum dalam ruang lingkup penelitian di atas. Dokumen laporan yang diserahkan terdiri dari : 1. Laporan Antara sebanyak 5 (lima) eksemplar. Berisi fakta dan data lapangan yang mencakup : 1) Geologi daerah penelitian (geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi) 2) Penyebaran dan karakteristik endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya di daerah penelitian (pembentukan endapan dilihat dari segi geologi, potensi endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya). 2. Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) eksemplar Laporan akhir berisi hasil kegiatan yang mencakup : 1) Pendahuluan (latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup pekerjaan, peneliti terdahulu, manfaat). 2) Kondisi geologi daerah penelitian yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi. 3) Geologi dan penyebaran endapan emas, marmer dan bahan galian lain 4) Karakteristik dan sumberdaya terreka endapan emas, marmer dan bahan galian lain di daerah penelitian. 5) Rekomendasi daerah prospek untuk eksplorasi lanjut 6) Lampiran peta terdiri dari : a) Peta geologi skala 1 : 25.000 b) Peta penyebaran potensi endapan emas, marmer dan bahan galian lainnya di daerah penelitian skala 1:25.000 Laporan akhir disertai dengan peta-peta terkait dan soft copy laporan dan peta-peta dalam bentuk CD, foto-foto lapangan dan data-data terkait/ pendukung kegiatan penelitian ini. Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 10

XIV. Biaya Total biaya keseluruhan kegiatan eksplorasi pendahuluan ini adalah Rp. 709.775.000.- (Terbilang: Tujuh ratus sembilan juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu rupiah), yang akan dibebankan kepada APBD Kabupaten Fak Fak Tahun 2011. Rincian RAB (Rincian Anggaran Biaya) terlampir. XV. Penutup Demikian proposal eksplorasi endapan emas, marmer dan bahan galian lain di Distrik Teluk Patitipi dan Distri Kramong Mongga, Kabupaten Fak Fak, Propinsi Papua Barat, dengan harapan ini merupakan awal kerja sama yang baik untuk kegiatan studi dan eksplorasi di masa-masa mendatang. Kami yakin dengan melakukan rangkaian usulan pekerjaan tersebut, tujuan pekerjaan seperti diuraikan di atas dapat tercapai serta dapat dimanfaatkan untuk investor, PEMDA dan kesejahteraan masyarakat. Terima kasih atas perhatian dan kepercayaannya. Yogyakarta, Juni 2011 DR.rer.nat. Arifudin Idrus, ST., MT. (Project coordinator) Proposal Eksplorasi Emas, Marmer dan Bahan Galian Lain di Kab. Fak Fak 11