Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final. Tahun Pajak : 2002

dokumen-dokumen yang mirip
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Putusan Pengadilan : Put /PP/M.II/13/2012. Jenis Pajak : PPh Pasal 26. Masa/Tahun Pajak : 2003

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : Put-41148/PP/M.XIII/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

1. Koreksi atas Jasa Audit sebesar Rp ,00 2. Koreksi atas Rebate Target Sales sebesar Rp ,00 Rp

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80436/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Koreksi Harga Pokok Penjualan yang terdiri dari :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Penggantian ke 2 (dua) :

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80439/PP/M.XIIA/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2009

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

: bahwa pokok sengketa adalah Koreksi Positif atas Dasar Pengenaan Pajak sebesar Rp ;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42761/PP/M.XVI/15/2013. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Nilai sengketa terbukti sampai dengan Surat Uraian Banding

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

2017, No Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan

: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.40623/PP/M.XVI/15/2012

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.43780/PP/M.XII/13/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2007

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Penyesuaian Fiskal Negatif berupa Biaya Emisi sebesar Rp

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.80435/PP/M.XIIA/12/2017. Tahun Pajak : 2009

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Penghasilan Neto PPh Badan Tahun Pajak 2009 sebesar Rp

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36150/PP/M.VIII/10/2012

bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap Peredaran Usaha berdasarkan Analisis Arus Kas/Bank;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

dengan rincian sebagai berikut : dengan rincian sebagai berikut:

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-49303/PP/M.VI/12/2013. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44530/PP/M.XV/15/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46253/PP/M.VI/15/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

Putusan Nomor : Put-64936/PP/M.VIIIB/15/2015. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2010

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

kaitannya sebagai pengurang peredaran usaha;

K e t e r a n g a n D e b i t / H u t a n g L a i n n y a P T E q u a t o r C a p i t a l P a r t n e r s ( k r e d i t )

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.28914/PP/M.I/16/2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

Putusan : Put.42956/PP/M.XI/25/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPh Pasal 4 ayat 2 final Tahun Pajak : 2002 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi positif Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Final Tahun Pajak 2002 sebesar Rp 1.893.515.604,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding ; Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hasil equalisasi yang dilakukan terhadap objek PPh Pasal 4 ayat 2 menurut SPT Masa dengan objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang terdapat dalam laporan keuangan PPh Badan menunjukkan perbedaan, sehingga atas perbedaan tersebut dikoreksi sebagai objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang belum disetor dan dilaporkan, dan hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan untuk tahun pajak 2001 dengan Nomor laporan LAP- 155/WPJ.05/BD.0600.2/2003 tanggal 21 Agustus 2003, yang hasil pemeriksaannya disetujui seluruhnya oleh wajib pajak, sehingga pemeriksa tidak dapat menerima sanggahan yang disampaikan oleh wajib pajak; bahwa atas koreksi sebesar Rp. 1.893.515.604 tersebut, maka berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh No.17 Tahun 2000 terutang pajak penghasilan final sebesar 6% (masa Januari-April 2002) berdasarkan KMK No.394/KMK.04/1996 tanggal 5 Juni 1996 dan 10% (masa Mei-Desember 2002) berdasarkan KMK No.120/KMK.03/2002 tanggal 1 April 2002; Menurut Pemohon Banding : bahwa alasan Pemohon Banding mengajukan banding adalah karena pemotongan oleh pihak ketiga dilakukan pada saat penghasilan Pemohon Banding terima sehingga terdapat selisih dengan SPT Masa yang dilaporkan pada tahun 2002 atas penghasilan-penghasilan yang diterima dimuka pada tahun-tahun sebelumnya serta tidak melihat penghitungan dan buktibukti bahwa Pemohon Banding telah menyetorkan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan Pemohon Banding sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku; Menurut Majelis : bahwa Pemohon Banding dan Terbanding dalam persidangan melakukan uji bukti kebenaran materi dengan hasil sebagai berikut : - uraian koreksi : Koreksi atas objek pajak Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 1.893.515.604,-, dengan rincian sebagai

berikut : - Pendapatan Sewa ruang 2.374.548.172 - Pendapatan service charge 2.968.990.174 - Pendapatan iuran keamanan 170.880.000 - Pendapatan Parkir 428.736.000 - Pendapatan pameran & neon sign 304.166.615 - Pendapatan air/pam 246.688.439 Total Obyek cfm TB 6.494.009.400 Objek PPh Pasal 4 Ayat 2 cfm SPT/WP SPT PPh Pasal 4 Ayat 2 2.990.248.124 PPh Pasal 4 Ayat 2 dipotong 1.610.245.672 4.600.493.796 Koreksi 1.893.515.604 - Bukti yang disampaikan Pemohon Banding : 1. Bukti Pemotongan oleh Pihak Lain 2. Pembayaran dan Pelaporan SPT Masa Pasal 4(2) 3. Rekonsiliasi/Equalisasi Laporan SPT Masa Pasal 4(2) dengan Laporan Keuangan 4. Buku Besar 5. Pendapatan Kontrak Sewa Ruangan (Jangka Panjang) 6. Daftar Pengakuan Penghasilan tahun 2002 atas Pendapatan diterima dimuka 7. Kwitansi Reimbursment atas retribusi ke BPL ( Badan Pengelola Lingkungan) 8. Bukti Tagihan Kwitansi Air & Biaya PAM Bukti Pemotongan oleh Pihak Lain - Uraian Hasil Uji Kebenaran Materil Data : - menurut Pemohon Banding : 1. PT XXX mendasarkan penghasilan dengan Melakukan Perjanjian Sewa dengan jangka Waktu yang Panjang Rata rata 20 Tahun 2. Pengakuan penghasilan bukan pada saat menerima/terjadinya kontrak pengakuan penghasilan adalah pertahun sampai dengan berakhirnya masa kontrak 3. Pada saat terjadinya pembayaran oleh penyewa PT. XXX Melakukan Pencatatan akrual dengan menyatakan adanya Pendapatan diterima dimuka 4. PPh Pasal 4 ayat (2) Dibayarkan/Dipotong Pihak Lain ketika diterbitkannya Faktur penjualan/faktur Pajak Standar dalam hal ini bisa saja di 20 tahun sebelumnya 5. Pendapatan Parkir bukan objek sifatnya adalah reimbursment karena merupakan iuran/retribusi ke PEMDA DKI 6. Pendapatan air/pam bukan objek sifatnya adalah reimbursment karena dimana Pemohon Banding membayarkan terlebih dahulu baru kemudian menagihkan 7. Menurut bukti SPT Masa PPh 4 ayat (2) objek pajak menurut pemeriksa adalah 4.600.493.796,- sedangkan menurut Pemohon Banding berdasarkan SPT PPh 4(2) yang telah dilaporkan adalah sebesar 4.536.728.552,- dengan penjelasan rekonsiliasi dan detail

dibawah ini 8. Pemeriksa tidak memperhitungkan objek pajak atas penghasilan lain-lain yang merupakan Pameran dan Neon Sign dimana telah disetorkan PPh Pasal 4(2) REKONSILIASI PPh Final 4 (2) Berdasarkan SPT MASA PPh FINAL 4(2) Berdasarkan Laporan Keuangan - menurut Terbanding : Koreksi Terbanding adalah sebagai berikut: - Berdasarkan rekonsiliasi obyek PPh Pasal 4 ayat (2) menurut Terbanding dan Pemohon Banding adalah sebagai berikut: - Penjelasan Pemohon Banding atas selisih tersebut adalah sebagai berikut : - Selisih pendapatan sewa ruang sebesar Rp 1.765.034.552,- telah dipotong/dibayar pada tahun-tahun sebelumnya karena penghasilan sewa yang diterima oleh Pemohon Banding adalah untuk kontrak jangka panjang sehingga pemotongan/pembayaran dan pelaporan PPh Pasal 4 ayat (2) dilakukan pada saat pembayaran diterima dimuka oleh Pemohon Banding; - Pendapatan iuran keamanan menurut Pemohon Bandung bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reimbursement atas iuran/retribusi ke Badan Pengelola Lingkungan (BPL); - Pendapatan air/pam menurut Pemohon Banding bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reiumbursment. - Terdapat obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yang belum diperhitungkan Terbanding dalam perhitungannya atas akun pendapatan lain-lain sebesar Rp 225.322.143,- dan sudah PB laporkan dalam SPT PPh Pasal 4 ayat (2); - Pendapat Terbanding atas alasan dan bukti yang disampaikan Pemohon Banding pada saat uji bukti adalah sebagai berikut: 1. Selisih pendapatan sewa ruang sebesar Rp 1.765.034.552,- - Berdasarkan penelitian substansi transaksi, transaksi sewa-menyewa dilakukan pembayaran sewa dimuka untuk suatu jangka waktu tertentu (lebih dari setahun) ke depan; - Pencatatan atas transaksi yang dilakukan Pemohon Banding adalah sebagai berikut: Pada saat pembayaran diterima dimuka: # kas Rp xx # pendapatan sewa ditangguhkan jk panjang Rp xx Pada saat pengakuan pendapatan # kas Rp xx # pendapatan sewa ruang Rp xx - Pembayaran/pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dilakukan oleh Pemohon Banding atau

pihak pemotong pada saat pembayaran uang muka tersebut dilakukan; - Pemohon Banding telah menunjukkan perjanjian-perjanjian sewa-menyewa yang memuat keterangan saat perjanjian ditandatangai dan masa sewa, bukti pemotongan/pembayaran yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, perhitungan amortisasi pendapatan diterima dimuka; - Pemohon Banding telah menunjukkan saldo-saldo yang berkaitan dengan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu saldo pendapatan sewa diterima dimuka (Neraca) untuk tahun 2007 dan 2008, saldo piutang atas sewa ruang tahun 2007 dan tahun 2008 dengan rincian sebagai berikut: Uraian 2001 2002 - Pendapatan Sewa diterima dimuka 16.768.722.708 15.011.051.324 - Piutang Sewa 26.917.675 34.280.850 Pendapatan sewa ruangan (Lap.Laba/Rugi) 2.374.548.172 - Untuk menguji kebenaran berapa pendapatan sewa yang diakui dari saldo pendapatan dimuka dan berapa pendapatan yang diakui dari penerimaan uang sewa di tahun 2002 karena obyek PPh Pasal 4 ayat (2) melibatkan akun-akun di neraca dan di Lap.Laba/Rugi Terbanding melakukan equalisasi sebagai berikut: - Berdasarkan hal tersebut alasan dan bukti bukti yang disampaikan Pemohon Banding telah sesuai dengan perhitungan hasil equalisasi. 2. Pendapatan iuran keamanan menurut Pemohon Banding bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reimbursement atas iuran/retribusi ke Badan Pengelola Lingkungan (BPL): - Saldo pendapatan iuran keamanan adalah sebesar Rp 170.880.000 - Bukti yang disampaikan Pemohon Banding untuk menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan reimbursement adalah bukti pengeluaran bank yang pembayaran ke Badan Pengelola Taman Hiburan Rakyat Lokasari Pemda DKI dengan jumlah pembayaran sebesar Rp 100.000.000,- - Berdasarkan bukti tersebut tidak terbukti bahwa pendapatan tersebut merupakan reimbursement - Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 tentang pelaksanaan pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 Nomor 120/KMK.03/2002 diatur hal-hal berikut: (1) Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan dan bersifat final. (2) Yang dimaksud dengan jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan/atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan "service charge" baik yang

perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan." - Berdasarkan fakta dan dasar hukum di atas maka Terbanding berpendapat pendapatan iuran keamanan tersebut merupakan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2). 3. Pendapatan air/pam menurut Pemohon Banding bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reiumbursment: - Saldo pendapatan air/ PAM adalah sebesar Rp 246.688.439 - Bukti yang disampaikan Pemohon Banding untuk menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan reimbursement adalah bukti pengeluaran bank yang pembayaran ke Badan Pengelola Taman Hiburan Rakyat Lokasari Pemda DKI dengan jumlah pembayaran sebesar Rp 128.309.615,- - Berdasarkan bukti tersebut tidak terbukti bahwa pendapatan tersebut merupakan reimbursement - Berdasarkan fakta di atas dan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 jo. Nomor 120/KMK.03/2002 maka Terbanding berpendapat pendapatan air/ PAM tersebut merupakan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2). 4. Terdapat obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yang belum diperhitungkan Terbanding dalam perhitungannya atas akun pendapatan lain-lain sebesar Rp 225.322.143,- dan sudah Pemohon Banding laporkan dalam SPT PPh Pasal 4 ayat (2) : - Selaras dengan hasil uji bukti pada sengketa PPh Badan maka Terbanding berpendapat terdapat obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yang belum Terbanding perhitungan sehingga diperhitungkan sebesar 225.322.143 - Dengan demikian obyek yang ditambahkan ke perhitungan adalah sebesar Rp 225.322.143. bahwa berdasarkan hasil uji bukti tersebut Terbanding berpendapat jumlah obyek PPh Pasal 4 ayat (2) tahun pajak 2002 adalah menjadi sebagai berikut: bahwa atas dasar uji kebenaran materi tersebut, setelah memeriksa data-data yang diserahkan dalam persidangan dan perhitungan Terbanding maupun Pemohon Banding Majelis berkesimpulan : 1. bahwa atas koreksi Pendapatan Sewa Ruangan sebesar Rp. 1.765.034.552,00 : bahwa Majelis berpendapat: - bahwa berdasarkan penelitian substansi transaksi, transaksi sewa-menyewa dilakukan pembayaran sewa dimuka untuk suatu jangka waktu tertentu (lebih dari setahun) ke depan. - bahwa pencatatan atas transaksi yang dilakukan PB adalah sebagai berikut: Pada saat pembayaran diterima dimuka: # kas Rp xx # pendapatan sewa ditangguhkan jk panjang Rp xx Pada saat pengakuan pendapatan # kas Rp xx # pendapatan sewa ruang Rp xx - bahwa pembayaran/pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dilakukan oleh Pemohon Banding atau pihak pemotong pada saat pembayaran uang muka tersebut dilakukan; - bahwa Pemohon Banding telah menunjukkan perjanjian-perjanjian sewa-menyewa yang memuat keterangan saat perjanjian ditandatangai dan masa sewa, bukti pemotongan/pembayaran yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya, perhitungan

amortisasi pendapatan diterima dimuka; - bahwa Pemohon Banding telah menunjukkan saldo-saldo yang berkaitan dengan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yaitu saldo pendapatan sewa diterima dimuka (Neraca) untuk tahun 2007 dan 2008, saldo piutang atas sewa ruang tahun 2007 dan tahun 2008 dengan rincian sebagai berikut: - bahwa untuk menguji kebenaran berapa pendapatan sewa yang diakui dari saldo pendapatan dimuka dan berapa pendapatan yang diakui dari penerimaan uang sewa di tahun 2002 karena obyek PPh Pasal 4 ayat (2) melibatkan akun-akun di neraca dan di Lap.Laba/Rugi Terbanding melakukan equalisasi sebagai berikut: bahwa berdasarkan hal tersebut alasan dan bukti bukti yang disampaikan Pemohon Banding telah seuai dengan perhitungan hasil equalisasi, sehingga koreksi Terbanding tidak dapat dipertahankan; 2. bahwa atas koreksi Pendapatan Iuran Keamanan sebesar Rp. 170.880.000,00 : bahwa Majelis berpendapat: bahwa pendapatan iuran keamanan menurut Pemohon Banding bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reimbursement atas iuran/retribusi ke Badan Pengelola Lingkungan (BPL): - Saldo pendapatan iuran keamanan adalah sebesar Rp 170.880.000 - Bukti yang disampaikan Pemohon Banding untuk menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan reimbursement adalah bukti pengeluaran bank yang pembayaran ke Badan Pengelola Taman Hiburan Rakyat Lokasari Pemda DKI dengan jumlah pembayaran sebesar Rp 100.000.000,- - Berdasarkan bukti tersebut tidak terbukti bahwa pendapatan tersebut merupakan reimbursement - Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 tentang pelaksanaan pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 jo. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03/2002 diatur halhal berikut: (3) Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang bagi Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan atau bangunan dan bersifat final. (4)Yang dimaksud dengan jumlah bruto nilai persewaan adalah semua jumlah yang dibayarkan atau terutang oleh penyewa dengan nama dan dalam bentuk apapun juga yang berkaitan dengan tanah dan/atau bangunan yang disewa termasuk biaya perawatan, biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya fasilitas lainnya dan "service charge" baik yang perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun yang disatukan." bahwa berdasarkan fakta dan dasar hukum di atas maka pendapatan iuran keamanan tersebut merupakan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2);

bahwa Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding tetap dipertahankan; 3. bahwa atas koreksi Pendapatan Air/ PAM sebesar Rp. 246.688.439,00 : bahwa Pendapatan air/pam menurut Pemohon Banding bukan obyek PPh Pasal 4 ayat (2) karena merupakan reiumbursment: - Saldo pendapatan air/pam adalah sebesar Rp 246.688.439 - Bukti yang disampaikan PB untuk menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan reimbursement adalah bukti pengeluaran bank yang pembayaran ke Badan Pengelola Taman Hiburan Rakyat Lokasari Pemda DKI dengan jumlah pembayaran sebesar Rp 128.309.615,- - Berdasarkan bukti tersebut tidak terbukti bahwa pendapatan tersebut merupakan reimbursement - Berdasarkan fakta di atas dan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 394/KMK.04/1996 jo. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 120/KMK.03/2002 maka pendapatan iuran keamanan tersebut merupakan Obyek PPh Pasal 4 ayat (2); bahwa Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding tetap dipertahankan; 4. bahwa atas koreksi obyek PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp. 225.322.143,00 : bahwa terdapat obyek PPh Pasal 4 ayat (2) yang belum diperhitungkan Terbanding dalam perhitungannya atas akun pendapatan lain-lain sebesar Rp 225.322.143,- dan sudah Pemohon Banding laporkan dalam SPT PPh Pasal 4 ayat (2) : - Selaras dengan hasil uji bukti pada sengketa PPh Badan maka Terbanding berpendapat terdapat obyek PPh Pasal ayat (2) yang belum Terbanding perhitungan sehingga diperhitungkan sebesar 225.322.143,00; - Dengan demikian obyek yang ditambahkan ke perhitungan adalah sebesar Rp 225.322.143,00; bahwa dalam pemeriksaan, Terbanding menghitung obyek pajak berdasarkan SPT PPh Pasal 4 (2) Pemohon Banding adalah Rp. 4.600.493.796,00; bahwa Pemohon Banding dalam persidangan dan bukti yang disampaikan menyatakan obyek pajak berdasarkan SPT PPh Pasal 4 (2) yang telah dilaporkan adalah Rp. 4.536.728.552,00; bahwa berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan Terbanding dan Pemohon Banding dalam persidangan< Majelis dapat meyakini jumlah obyek pajak berdasarkan SPT PPh Pasal 4 (2) Pemohon Banding adalah Rp. 4.600.493.796,00; Menimbang : oleh karena atas jumlah yang masih harus dibayar yang disengketakan versi murni Pemohon sebesar Rp. 290.931.407,00 dikabulkan sebagian oleh Majelis, maka Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding;

Menimbang, bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai tarif pajak; Menimbang, Menimbang, Mengingat Memutuskan bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai kredit pajak; bahwa dalam sengketa banding ini tidak terdapat sengketa mengenai sanksi administrasi kecuali besarnya sanksi administrasi tergantung pada penyelesaian sengketa lainnya; : Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dan ketentuan perundangundangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan ini; : Menyatakan mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-149/WPJ.05/2011 tanggal 28 Februari 2011, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Final Tahun Pajak 2002 Nomor 00088/240/02/032/09 tanggal 28 Desember 2009, atas nama PT XXX, sehingga Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Tahun Pajak 2002 dihitung kembali menjadi sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak Rp 3.407.816.563,00 Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) Final terutang Rp. 302.784.500,00 Kredit Pajak Rp. 236.913.149,00 PPh Kurang (Lebih) Bayar Rp. 65.871.350,00 Sanksi Bunga Pasal 13 (2) KUP Rp. 31.618.200,00 PPh Pasal 4 ayat (2) yang masih harus dibayar Rp. 97.489.550,00