REAKSI PENCOKLATAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

PROSES PENCOKLATAN (BROWNING PROCESS) PADA BAHAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

MEMPELAJARI PENGARUH REAKSI PENCOKLATAN ENZIMATIS PADA BUAH DAN SAYUR

DENATURASI. 1. Faktor Faktor Penyebab

BABI PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STABILITAS VITAMIN LARUT AIR SELAMA PENGOLAHAN PANGAN Bag 2 Vitamin C

TINJAUAN PUSTAKA. keucut, setiap ujung glugut memiliki bagian seperti ujung daun bambu, tetapi

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

III. SIFAT KIMIA SENYAWA FENOLIK

PAPER BIOKIMIA PANGAN

Proses Pembuatan Madu

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ditanam di Indonesia. Hal ini disebabkan kentang sebagai sumber

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

5.1 Total Bakteri Probiotik

MEMPELAJARI REAKSI PENCOKLATAN ENZIMATIS PADA BUAH PISANG DAN APEL. Oleh ALFONSIUS BIN SIMON NIM:

4.PEMBAHASAN. dimana kondisi bahan bagian dalam belum kering walaupun bagian luarnya telah kering (Endrasari et al., 2010).

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kandungan Gizi Jantung n Pisang

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

Pisang merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia, umumnya. tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Di antara buah-buah tropika yang

PENGERINGAN. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu komoditas

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BABI PENDAHULUAN. mangrove, namun dari beberapa definisi bisa ditarik satu kesimpulan untuk

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB II LANDASAN TEORI

Penggorengan. Penggorengan. Nur Hidayat Materi kuliah PTP Minggu ke 8.

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Pengawetan pangan dengan pengeringan

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

Bab IV Hasil dan Pembahasan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salak (Salacca edulis) merupakan tanaman buah asli dari Indonesia. Buah ini

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

MAKALAH PROGRAM PPM PEMUTIHAN SERAT ECENG GONDOK. Oleh: Kun Sri Budiasih, M.Si NIP Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Fresh-cut. (pengupasan, pemotongan, pengirisan dan lain-lain) dengan proses pemanasan

Tujuan pengeringan yang tepat untuk produk: 1. Susu 2. Santan 3. Kerupuk 4. Beras 5. Tapioka 6. Manisan buah 7. Keripik kentang 8.

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Alpukat merupakan tumbuhan yang kini banyak dibudidayakan di negaranegara

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ubi jalar (Ipomea batatas L.) di Indonesia belum dianggap sebagai

Souvia Rahimah Jatinangor, 3 November 2009

Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN

BABI. PBNDAilULUAN. Pisang merupakan buah yang telah lama dikenal oleh masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS

CITARASA KERIPIK PISANG PADA BEBERAPA PERLAKUAN ANTIOKSIDAN

BLANSING. mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam headspace kaleng. dalam wadah

MANISAN KERING BENGKUANG

Oksidasi dan Reduksi

Blansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

MANISAN BASAH BENGKUANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah pisang mempunyai kandungan gizi yang baik, antara lain menyediakan

Gambar.1. Buah Salak Segar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri

MEKANISME INHIBISI ENZIM POLIFENOL OKSIDASE PADA SARI BUAH MARKISA DENGAN SISTEIN DAN ASAM ASKORBAT 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Susut Mutu Produk Pasca Panen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Rendemen Kerupuk Kulit Kelinci dengan Berbagai Konsentrasi Garam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

4 Hasil dan Pembahasan

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Transkripsi:

REAKSI PENCOKLATAN PANGAN Reaksi pencoklatan (browning) merupakan proses pembentukan pigmen berwarna kuning yang akan segera berubah menjadi coklat gelap. Pembentukan warna coklat ini dipicu oleh reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh enzim fenol oksidase atau polifenol oksidase. Kedua enzim ini dapat mengkatalis oksidasi senyawa fenol menjadi quinon dan kemudian dipolimerasi menjadi pigmen melanoidin yang berwarna coklat. Reaksi pencoklatan terdiri dari reaksi pencoklatan enzimatis dan non-enzimatis. Reaksi pencoklatan enzimatis terjadi pada buah dan sayur yang mengalami proses fisiologis yang disebabkan oleh adanya reaksi antara oksigen dan enzim fenolase dan polifeniloksidase (Cheng & Crisosto, 1995). Pencoklatan non-enzimatis biasanya disebut reaksi maillard. Reaksi ini terjadi akibat adanya gugus karbonil dari karbohidrat (gula reduksi) dan asam amino dari protein yang terjadi pada suhu tinggi. Reaksi ini biasanya diinginkan tapi jika terlalu banyak terbentuk dikhawatirkan dapat mereduksi protein dalam jumlah besar (Darwindra, Haris Rianto, 2009). Dalam beberapa hal pencoklatan dapat dikehendaki untuk memperbaiki kenampakan dan cita rasa pangan serta hasil olahannya seperti kopi, roti bakar, ayam goreng, dll. Reaksi pencoklatan yang tidak dikehendaki misalnya penyebab kenampakan jelek pada beberapa sayuran dan buah seperti kentang potong, apel, pisang mentah, hal ini perlu dikendalikan/dicegah. Reaksi pencoklatan pangan disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Reaksi pencoklatan pangan Mekanisme Perlu O2 Perlu ada awal reaksi ph Maillard - + alkalis Karamelisasi - - alkalis /asam Oksidasi asam askorbat + - sedikit asam Fenolase + - sedikit asam Sumber : Eskin, dkk 1971 PENCOKLATAN ENZIMATIS Pencoklatan enzimatis contohnya kentang, apel, pisang yang setelah dipotong/dikupas warnanya berubah menjadi gelap. Enzim yang berperanan pada pencoklatan enzimatis adalah enzim polifenol oksidase/fenol oksidase, fenolase/polifenolase. Pencoklatan enzimatis tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Pencoklatan enzimatis pada buah apel Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis dalam suatu reaksi kimia. Enzim yang terdapat secara alami dalam makanan dapat mengubah susunan makanan tersebut. Pencoklatan adalah proses kimia yang terjadi dalam buah dan sayur karena adanya enzim polifenoloksidase, yang menghasilkan pigmen warna coklat. Browning dibagi menjadi 2, yaitu pencoklatan enzimatis dan pencoklatan non enzimatis. Pencoklatan enzimatis dapat dilihat pada buah (apricot, pir, pisang, anggur), sayur (kentang dan jamur), dan jua pada seafood (udang, lobster, dan kerang). Pencoklatan enzimatis dapat terjadi karena adanya jaringan tanaman yang terluka, misalnya pemotongan, penyikatan, dan perlakuan lain yang dapat mengakibatkan kerusakan integritas jaringan tanaman (Cheng & Crisosto 1995). Adanya kerusakan jaringan seringkali mengakibatkan enzim kontak dengan substrat. Senyawa-senyawa yang berperan dalam reaksi pencoklatan enzimatis, yaitu : 1. Polifenol Komponen utama pada pencoklatan enzimatis Polifenol, juga disebut sebagai komponen fenolat, adalah kelompok bahan kimia yang ada dalam tanaman (buah, sayur) yang berperan penting selama pencoklatan enzimatis, karena merupakan substansi untuk enzim pecoklatan. Polifenol dibagi menjadi beberapa sub kelompok yang berbeda, misalnya komponen anthosianin (warna dalam buah), komponen flavonoid (kathekin, tannin dalam teh dan anggur/wine), dan komponen non-flavonoid (asam gallat dalam daun teh). Flavonoid dibentuk dalam tanaman dari asam amino aromatic fenilalanin dan tirosin. Selama proses pengolahan dan penyimpanan makanan, banyak polifenol yang tidak stabil karena reaksi kimia dan biokimia. Yang paling penting adalah oksidasi enzimatis yang menyebabkan pencoklatan pada buah dan sayur. Reaksi ini sebagian besar terjadi setelah pemotongan atau perlakuan mekanis produk karena rusaknya jaringan sel. 1. Polifenoloksidase (PPO, fenolase) Enzim yang bertanggung jawab dalam reaksi pencoklatan enzimatis adalah oksidase yang disebut fenolase, fenoloksidase, tirosinase, polifenolase, atau katekolase. Dalam tanaman, enzim

ini lebih sering dikenal dengan polifenol oksidase (PPO). Substrat untuk PPO dalam tanaman biasanya asam amino tirosin dan komponen polifenolik. Tirosin yang merupakan monofenol, pertama kali dihidroksilasi menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin dan kemudian dioksidasi menjadi quinon yang akan membentuk warna coklat. Dengan adanya oksigen di udara, enzim dapat mengkatalisis langkah pertama dalam konversi biokimia fenolat menjadi quinon, yang selanjutnya menyebabkan polimerisasi yang menghasilkan warna gelap, yaitu poplimer tak larut yang dikenal sebagai melanin. PPO mengkatalisis dua reaksi dasar: hidroksiasi dan oksidasi. Dalam praktikum ini dilakukan percobaan dan pengamatan pada buah, yaitu pisang, kentang, pear, apel granny, apel fuji, dan salak. 1. Pisang Pada pisang dibutuhkan waktu 2 menit saja untuk mengalami perubahan warna permukaan akibat reaksi pencoklatan enzimatis pada kondisi tanpa perlakuan, direndam dengan As. Sitrat, dan direndam dengan Sulfit yang d potong menggunakan pisau besi. Perubahan warna terjadi semakin banyak hingga menit ke-23 di semua perlakuan. Namun, bahan yang dipotong menggunakan pisau stainless memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengalami perubahan pencoklatan. 1. Kentang Waktu yang diperlukan kentang yang di iris menggunakan pisau besi cenderung lebih cepat dibandingkan dengan yang di iris menggunakan pisau stainless. Namun, tingkatan perubahan berdasarkan jenis perlakuan cenderung sama, yaitu didiamkan diudara>direndam dalam air>direndam dalam larutan Sulfat>direndam dalam larutan sitrat. 1. Pear Pada 10 menit pertama dilakuakan perlakuan percobaan, didapat hasil yang sama seperti pada buah pisang dan kentang. Begitu pula pada perlakuan 10 menit selanjtnya, baik yang di iris menggunakan pisau besi maupun pisau stainless. 1. Apel granny Pada percobaan yang dilakukan pada apel granny, dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengalami perubahan warna menjadi cokalat dengan pengirisan menggunakan pisau stainles. Tingkat perubahan pencoklatan dari yang paling cepat ke paling lambat. Suhu ruang>rendaman air>rendaman As.Sitrat>Rendaman As.Sulfit. 1. Apel fuji Dalam kurun waktu 6 menit, perubahan pencoklatan dengan perlakuan didimkan di udara terbuka lebih cepat dibandingkan sulfit, sitrat, dan air yang di iris menggunakan pisau besi. Namun pada saat menggunakan pisau stainless, diperlukan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan pisau besi. 1. Salak Pada pengirisan menggunakan pisau stenlis memerlukan waktu pencoklatan yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pisau besi. Namun apabila dilihat tingkat kecepatan perubahan berdasarkan perlakuan, didapatkan hasil dengan urutan yang sama, yaitu didiamkan diudara>direndam air>direndam sitrat>direndam sulfit. Dalam praktikum ini dilakukan beberapa macam pengujian, yaitu menguji pengaruh jenis pisau yang dipakai, pengaruh perendaman mengunakan air biasa, larutan As.Sulfat, dan asam sulfit, sera didiamkan dalam udara ruang. Pisau Besi Data hasil pengamatan menunjukkna bahwa pemotongan yang menggunakan pisau besi akan mempengaruhi perubahan warna pada buah. Warna buah yang menggunakan pisau besi

berwarna lebih coklat. Hal ini disebabkan pisau besi mengandung ion Fe, mudah berkarat (oksidasi). Hal ini karena enzim polifenolase akan bereaksi dengan besi dan mempercepat warna coklat. Pisau Stainless Sampel yang diiris dengan pisau stainles lebih lama pencoklatannya bila dibandingkan dengan pisau besi. Hal ini disebabkan karena stainless tidak bereaksi dengan oksigen diudara bebas sehingga tidak terjadi proses oksidasi. Didiamkan Di udara Terbuka Pada udara terbuka, enzim bereksi dengan oksigen yang terdapat di udara terbuka yang menyebabkan reaksi oksidasi yang dikatalis oleh enzim fenolase, polifenol oksidase, tirosinase, atau katekolase. Reaksi tersebut karena hidroksilasi skunder o-quinon/kelebihan o-difenol. Kemudian senyawa terhidroksi benzena berinteraksi dengan o-quion membentuk hidroksiquinon. Selanjutnya mengalamki polimerisasi dan dengan cepat dikonversi menjadi polimer berwarna merah/merah coklat, dan akhirnya menjadi melanin berwarna coklat. Direndam Dengan Air Perendaman dengan air dapat mencegah terjadinya proses pencoklatan enzimatis karena menghindari kontak dengan oksigen. Direnam Dengan Sulfit Larutan sulfit bertujuan untuk mencegah terjadinya browning secara enzimatis maupun non enzimatis. Sulfit berperan sebagai pencegah timbulnya warna coklat. Pada browning non enzimatis, sulfit dapat berinteraksi dengan gugus karbonil yang mungkin ada pada bahan. Hasil reaksi tersebut akan mengikat melanoidin sehingga mencegah timbulnya warna coklat. Sedangkan pada browning enzimatis, sulfit akan mereduksi ikatan disulfida pada enzim, sehingga enzim tidak dapat mengkatalis oksidasi senyawa fenolik penyebab browning. Direndam Dengan Sulfat.Asam sitrat (yang banyak terdapat dalam lemon) sangat mudah teroksidasi dan dapat digunakan sebagai pengikat oksigen untuk mencegah buah berubah menjadi berwarna coklat. PENCOKLATAN NON-ENZIMATIS Pencoklatan non-enzimatis merupakan sebuah proses kimia yang menghasilkan warna coklat pada makanan tanpa aktivitas enzim. Reaksi pencoklatan non-enzimatis yaitu karamelisasi, reaksi Maillard, dan pencoklatan akibat vitamin C. a. Karamelisasi Bila suatu larutan sukrosa diuapkan maka konsentrasinya akan meningkat, demikian juga titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga seluruh air menguap semua. Bila keadaan tersebut telah tercapai dan pemanasan diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari air tetapi cairan sukrosa yang lebur. Titik lebur sukrosa adalah 160 0 C. Bila gula yang telah mencair tersebut dipanaskan terus sehingga suhunya melampaui titik leburnya, misalnya pada suhu 170 0 C, maka mulailah terjadi karamelisasi sukrosa.

b. Pencoklatan Akibat Vitamin Vitamin C ( asam askorbat) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga dapat bertindak sebagai precursor untuk pembentukan warna cokelat nonenzimatik. Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan dengan asam dehidrokaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonati kemudian berlangsung reaksi Maillard dan proses pencoklatan. Cara pengendalian reaksi pencoklatan : 1. Pemanasan : blanching dan pasteurisasi Contoh: puree pear Pemanasan 80 C selama 8 detik aktivitas fenolase tinggal ½ nya. Pemanasan 90 C selama 8 detik aktivitas fenolase hilang. 2. Penggunaan SO2 (sulfur dioksida) Penggunaan SO2 dalam bentuk natrium sulfit, natrium bisulfit, natrium metabisulfit merupakan inhibitor fenolase. Kerugian menggunakan SO2 dapat merusak Vitamin B1 (thiamin). 3. Pembebasan O2 Merendam bahan dalam air, misalnya kentang. Dapat dilakukan dengan perlakuan vakum dan pemakaian listrik. 4. Pemakaian NaC1 0,1%. 5. Metilasi subtrat fenolase Aktivitas enzim relatif Katekol = quaiakol Asam kafeat - = asam fenilat bukan substrat fenolase (3-ketogiutamat) = quinat asam klorogenat = asam 3 feruloil + 5 adenosilmetionin 6. Penggunaan asam Menurunkan ph sehingga aktivitas enzim tidak optimal.