Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Analisis Rangkaian Listrik

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

Analisis Rangkaian Listrik

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC )

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

METODE ANALISIS JARINGAN

Untai 1. I. Setyawan. Materi. Referensi. Evaluasi Untai Elektrik I. Pendahuluan. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

Tujuan Instruksional

PERTEMUAN III RANGKAIAN DC RESISTIF. Dirumuskan oleh Gustav Robert Kirchoff

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

HAMBATAN & ARUS LISTRIK MINGGU KE-6 2 X PERTEMUAN

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

DAN TEGANGAN LISTRIK

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

c). I 1 = I 2 = I 3 =

Arah elektron. Arah arus listrik berlawanan dengan aliran elektron

Rudi Susanto

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

Analisis Rangkaian Listrik

Komponen dan RL Dasar

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM :

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Pengantar Rangkaian Listrik

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

Kapasitor dan Induktor

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

ARUS SEARAH (ARUS DC)

Materi 18 Listrik dan Magnet 2: Hambatan dan Arus Listrik. Tim Dosen Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I (E3)

Analisis Rangkaian Listrik

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Komponen dan RL Dasar

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Tegangan Gerak Listrik dan Kaidah Kirchhoff

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

KAPASITOR DAN INDUKTOR

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

Electrical Engineering (Teknik Elektro) Pengantar Rekayasa Desain 1 Dian Retno Sawitri

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

Konduktor dan isolator

ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2016

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK I

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

Oleh: Yasinta Friska Ratnaningrum XII.IPA 1 / 36

Bab 4. Metoda Analisis Rangkaian. oleh : M. Ramdhani

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

KAPASITOR : ANTARA MODEL DAN REALITA oleh : Sugata Pikatan

RANGKAIAN LISTRIK 1. By : RISA FARRID CHRISTIANTI, ST.,MT.

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Untai Elektrik I. Metode Analisis. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Metode Arus Cabang

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Hukum Ohm, Rangkaian Hambatan Hukum Kirchoff

Bahan Kuliah Minggu I ELEKTRONIKA DASAR. Program Studi S1 Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

DEPARTEMEN FISIKA. Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Bandingkan... vs vs vs vs

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

Transkripsi:

Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

BB 6 Hukum-Hukum Dasar Pekerjaan analisis pada suatu rangkaian linier yang parameternya diketahui, mencakup pemilihan teknik analisis dan penentuan besaran keluaran (output) jika besaran masukannya (input) diketahui, ataupun penentuan hubungan antara keluaran dan masukan. gar kita mampu melakukan analisis kita perlu memahami beberapa hal yaitu hukum-hukum yang berlaku dalam suatu rangkaian, kaidah-kaidah rangkaian, teorema-teorema rangkaian serta metoda-metoda analisis. Dalam bab ini kita akan membahas hal yang pertama, yang mencakup hukum Ohm dan hukum Kirchhoff. Dengan mempelajari hukum-hukum dasar ini, kita akan mampu menghitung resistansi konduktor jika parameternya diketahui. mampu mengaplikasikan Hukum rus Kirchhoff (HK) untuk menuliskan persamaan arus atau tegangan di suatu simpul. mampu mengaplikasikan Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK) untuk menuliskan persamaan tegangan atau arus di suatu mesh ataupun loop. mampu mengaplikasikan HK untuk simpul super maupun HTK untuk mesh super. 6.1. Hukum Ohm Salah satu hasil percobaan laboratorium yang dilakukan oleh George Simon Ohm (1787-1854) adalah hubungan arus dan tegangan yang kemudian dikenal dengan hukum Ohm. Namun hukum Ohm sendiri merupakan hasil analisis matematis dari rangkaian galvanik yang didasarkan pada analogi antara aliran listrik dan aliran panas. Formulasi Fourier untuk aliran panas adalah dq dt = k (6.1) dt dl dengan Q adalah quantitas panas dan T adalah temperatur, sedangkan k adalah konduktivitas panas, luas penampang, dan T temperatur. 6-1

Dengan mengikuti formulasi Fourier untuk persamaan konduksi panas dan menganalogikan intensitas medan listrik dengan gradien temperatur, Ohm menunjukkan bahwa arus listrik yang mengalir pada konduktor dapat dinyatakan dengan dv I = ρ dl (6.2) Jika konduktor mempunyai luas penampang yang merata, maka persamaan arus itu menjadi V V ρ l I = = dengan R = ρ l R (6.3) V adalah beda tegangan pada konduktor sepanjang l dengan luas penampang, ρ adalah karakteristik material yang disebut resistivitas, sedangkan R adalah resistansi konduktor. Persamaan (6.3) dapat ditulis juga sebagai V = IR (6.4) dan untuk tegangan yang berubah terhadap waktu menjadi v = ir (6.5) Hukum Ohm ini sangat sederhana namun kita harus tetap ingat bahwa ia hanya berlaku untuk material homogen ataupun elemen yang linier. CO TOH-6.2: Seutas kawat terbuat dari tembaga dengan resistivitas 0,018 Ω.mm 2 /m. Jika kawat ini mempunyai penampang 10 mm 2 dan panjang 300 m, hitunglah resistansinya. Jika kawat ini dipakai untuk menyalurkan daya (searah), hitunglah tegangan jatuh pada saluran ini (yaitu beda tegangan antara ujung kirim dan ujung terima saluran) jika arus yang mengalir adalah 20. Jika tegangan di ujung kirim adalah 220 V, berapakah tegangan di ujung terima? Berapakah daya yang hilang pada saluran? Penyelesaian : Resistansi kawat adalah : ρl 0,018 300 R = =,054 Ω 10 Jika kawat ini dipakai untuk saluran daya, diperlukan saluran balik sehingga resistansi total adalah : 6-2 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

R saluran = 2 0,054,108 Ω Tegangan jatuh pada saluran adalah : V saluran = irs = 20 0,108 = 2,16 V Jika tegangan ujung kirim adalah 220 V, maka tegangan di ujung terima adalah v terima Daya hilang pada saluran adalah : Pemahaman : = 220 2,16 = 217,84 V psaluran = i Vsaluran = 20 2,16 = 43,2 W 2 2 = i R = (20) 0,108 = 43,2 W Sesungguhnya resistansi kawat terdistribusi sepanjang kawat. Dalam analisis rangkaian, resistansi yang terdistribusi ini kita nyatakan sebagai suatu parameter tergumpal (lumped parameter). Jadi resistansi kawat itu dinyatakan sebagai satu elemen rangkaian, yaitu R, sehingga diagram rangkaian menjadi seperti di samping ini. 6.2. Hukum Kirchhoff Kita telah mempelajari piranti dan modelnya serta bagaimana hubungan antara arus dan tegangan pada piranti tersebut dengan memandangnya sebagai suatu komponen yang berdiri sendiri. Berikut ini kita akan mempelajari piranti-piranti yang terhubung membentuk suatu rangkaian. Hubungan arus dan tegangan pada rangkaian menuruti suatu hukum yang menyatakan sifat-sifat rangkaian, hasil pemikiran ilmuwan Jerman Gustav Kirchhoff (1824-1887), yang disebut hukum Kirchhoff. Sebelum membahas hukum Kirchhoff ada beberapa istilah yang terkait dengan diagram rangkaian, yang perlu kita fahami, yaitu : Terminal : ujung akhir piranti atau sambungan rangkaian. Rangkaian : beberapa piranti yang dihubungkan pada terminalnya. Simpul ( ode): titik sambung antara dua atau lebih piranti. R sumber R beban 6-3

Catatan : Walaupun sebuah simpul diberi pengertian sebagai sebuah titik tetapi kawat-kawat yang terhubung langsung ke titik simpul itu merupakan bagian dari simpul; jadi dalam hal ini kita mengabaikan resistansi kawat. Simpai (Loop) : rangkaian tertutup yang terbentuk apabila kita berjalan mulai dari salah satu simpul mengikuti sederetan piranti dengan melewati tiap simpul tidak lebih dari satu kali dan berakhir pada simpul tempat kita mulai perjalanan. Selain istilah-istilah tersebut di atas, dalam menggambarkan hubungan atau sambungan-sambungan kita akan menggunakan caracara seperti terlihat pada Gb.6.3. a) b) c) Persilangan tak terhubung Persilangan terhubung Gb.6.3. Penggambaran sambungan rangkaian. 6.2.1. Hukum rus Kirchhoff (HK) - Kirchhoff's Current Law (KCL) Hukum Kirchhoff yang pertama ini menyatakan bahwa : Terminal dan sambungan terminal Setiap saat, jumlah aljabar dari arus di satu simpul adalah nol. Di sini kita harus memperhatikan referensi arah arus. Bila arus yang menuju simpul diberi tanda positif, maka arus yang meninggalkan simpul diberi tanda negatif (atau sebaliknya bila arus yang meninggalkan bertanda positif, arus yang menuju simpul bertanda negatif). Perlu diingat bahwa arah arus di sini adalah arah referensi dan bukan arah arus sebenarnya. Hukum rus Kirchhoff merupakan pernyataan prinsip konservasi muatan. Jumlah elektron per detik yang datang dan yang pergi haruslah sama, di titik manapun dalam rangkaian. Oleh karena itu jumlah arus di suatu simpul harus nol. Jika tidak, akan terjadi penumpukan muatan di simpul tersebut yang menurut hukum 6-4 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

Coulomb akan terjadi ledakan muatan ; tetapi hal demikian tidak pernah terjadi. 6.2.2. Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK) - Kirchhoff's Voltage Law (KVL) Hukum Kirchhoff yang kedua ini menyatakan bahwa : Setiap saat, jumlah aljabar tegangan dalam satu loop adalah nol. Di sinipun kita harus memperhatikan tanda referensi tegangan dalam menuliskan persamaan tegangan loop. Tegangan diberi tanda positif jika kita bergerak dari ke dan diberi tanda negatif bila kita bergerak dari ke. i 2 v 2 i v 4 4 B 2 4 v 1 1 i 1 HK untuk simpul : i 3 i 5 loop 1 v 3 3 loop 2 C loop 3 HTK untuk loop : : i1 i2 1: v1 v2 v3 B : i2 i3 i4 2 : v3 v4 v5 C : i1 i3 i4 3 : v1 v2 v4 v5 Gb.6.4. HK dan HTK Hukum Tegangan Kirchhoff merupakan pernyataan kembali prinsip konservasi energi. Dalam rangkaian pada Gb.6.4., sebagian piranti mungkin berupa sumber dan sebagian yang lain berupa beban. Menurut prinsip konservasi energi, energi yang diberikan oleh sumber dalam suatu selang waktu tertentu harus sama dengan energi yang diserap oleh beban selama selang waktu yang sama. Mengingat konvensi pasif, hal itu berarti bahwa jumlah aljabar energi di semua piranti adalah nol, dan berarti pula bahwa jumlah aljabar daya (hasil kali tegangan dan arus tiap elemen) sama dengan nol. 5 v 5 6-5

v 1 i1 v2i2 v3i3 v4i4 v5i4 Karena i 1 = i 2 dan i 2 = i 3 i 4 maka persamaan di atas dapat kita tulis i3 ( i i ) v ( i i ) v1 3 atau ( v v v ) i ( v v v v ) 1 4 2 Karena nilai arus tidak nol maka haruslah 2 3 3 6-6 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) 4 4 v3i3 v4i4 v5i4 v 1 v2 v3 dan v1 v2 v4 v5 Persamaan pertama adalah persamaan untuk loop-1 dan persamaan kedua adalah untuk loop-3. Dari persamaan loop-1 kita peroleh v 1 v 2 = v 3 dan jika ini kita substitusikan ke persamaan loop-3, akan kita peroleh persamaan loop-2 yaitu: 1 2 v 3 v4 v5 Pengembangan HTK dan HK. Loop-1 dan loop-2 pada Gb.6.4. merupakan loop-loop terkecil yang tidak melingkupi loop lain di dalamnya. Loop semacam ini disebut mesh. Hal ini berbeda dengan loop-3 yang merupakan gabungan dari mesh-1 dan mesh-2 (loop-1 dan loop-2). Loop yang merupakan gabungan dari beberapa mesh disebut juga mesh super. Persamaan dari suatu mesh super adalah gabungan dari persamaan mesh-mesh penyusunnya sebagaimana telah ditunjukkan di atas. Kita perhatikan sekarang simpul dan B pada Gb.6.4. HK untuk kedua simpul ini adalah: i 1 i2 dan i2 i3 i4 Jika kedua persamaan ini kita gabungkan akan kita peroleh : i 1 i3 i4 Ini adalah persamaan dari sebuah simpul yang merupakan gabungan dari dua simpul, yaitu simpul dan B. Simpul gabungan dari beberapa simpul semacam ini disebut simpul super. Contoh lain untuk simpul super adalah gabungan simpul B dan C. Persamaan simpul super BC ini adalah : i 2 i4 i5 i1 4 5

Penggabungan simpul-simpul seperti ini tidak terbatas hanya dua simpul. Jika simpul, B, dan C kita gabungkan akan menjadi simpul super BC yang persamaannya adalah : Dengan demikian maka : i 4 i5. HK berlaku untuk simpul tunggal maupun simpul super dan HTK berlaku untuk mesh tunggal maupun mesh super CO TOH-6.3: plikasikan HTK pada empat macam rangkaian di bawah ini. Nyatakan pula persamaan yang diperoleh dengan arus elemen sebagai peubah jika arus awal induktor dan tegangan awal kapasitor adalah nol. a). v 1 b). v 1 v s R 1 R2 v 2 v L v s R 1 L c). v 1 d). v 1 v L v s R 1 C v C v s R 1 L C v C Penyelesaian : plikasi HTK untuk masing-masing rangkaian akan memberikan a). vs v1 v2 vs = i1r1 i2r2 b). vs v1 vl di v v v i R L L s = 1 L = 1 1 dt c). vs v1 vc 1 vs = v1 vc = i1r1 icdt C d). vs v1 vl vc di v = v v v = i R L L 1 s 1 L C 1 1 ic dt dt C 6-7

CO TOH-6.4: plikasikan HK untuk simpul dari berbagai macam bagian rangkaian di bawah ini. Nyatakan pula persamaan yang diperoleh dengan tegangan elemen sebagai peubah jika tegangan awal kapasitor dan arus awal induktor adalah nol. i 1 R 1 R 2 i 2 i 1 R 1 R 2 i 2 a). v 1 v 2 R 3 v 3 i 3 b). v 1 v L L v 2 i L i 1 R 1 C i C i 1 R 1 C i C c). v 1 v 3 v C R 3 i 3 d). v 1 v L L v C i L Penyelesaian : plikasi HK untuk simpul pada bagian-bagian rangkaian tersebut di atas memberikan: v1 v2 v3 a). i 1 i2 i3 R R R 1 2 3 v 1 b). 0 1 v i 2 1 i2 il = vldt R1 R2 L v c). 0 1 dvc v3 i1 ic i3 = C R1 dt R3 v 1 d). 0 1 dv i1 i i = C C C L vldt R1 dt L Pemahaman : Pada contoh 6.2. dan 6.3. di atas terlihat bahwa persamaan rangkaian dapat berbentuk persamaan aljabar biasa, yaitu apabila elemen-elemen rangkaian hanya terdiri dari resistor saja, atau berbentuk persamaan diferensial orde satu atau persamaan integro-diferensial. Dua bentuk persamaan terakhir ini terjadi jika rangkaian mengandung elemen dinamis. 6-8 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

CO TOH-6.5: Gambar di bawah ini menunjukkan keadaan di sekitar simpul dari suatu rangkaian. Tentukan i 2 dan tegangan di simpul-simpul yang bukan simpul referensi. C i L =2cos2t L=4H i 1 =3 i 2 B D R 1 =2Ω R 2 =2Ω i C v C =5sin2t V C=2F E Penyelesaian : plikasi HK pada simpul memberikan : i1 il i2 ic i2 = ic il i1 d(5sin 2t) i2 = 2 2 cos 2t 3 = 18 cos 2t 3 dt Tegangan simpul-simpul non-referensi adalah v = vc = 5sin 2t V vb = v i1r1 = 5 sin 2t 6 V d(2cos2t) vc = v vl = 5sin2t 4 = 11sin 2t dt v D = v i2r2 = 5sin2t 36cos2t 6 V V CO TOH-6.6: Pada rangkaian di bawah ini, diketahui bahwa arus-arus i 1 = 5, i 2 = 2, dan i 3 = 8. Tentukanlah arus i 1, i 2, dan tegangan v. i 4 v 4Ω 3Ω i B 1 i C 2 i 3 i 5 6-9

Penyelesaian : Jika kita gabungkan simpul, B, dan C menjadi satu simpul super dan kita aplikasikan HK, kita akan mendapatkan persamaan untuk simpul super BC : i 4 i1 i3 i4 = i3 i1 = 8 5 = 3 plikasi HK untuk simpul C memberikan: i 2 i5 i3 i5 = i3 i2 = 8 2 = 6 Tegangan v dapat kita cari dengan mengaplikasikan HTK untuk loop BC : v 3i5 4i2 v = 3 6 4 2 = 10 V 6.3. Basis nalisis Rangkaian Sesungguhnya dalam contoh-contoh 6.1. sampai 6.5. kita telah melakukan analisis rangkaian. nalisis tersebut kita lakukan dengan cara menerapkan langsung hukum Kirchhoff. Secara tidak sadar, disamping hukum Kirchhoff, kita telah pula memasukkan batasanbatasan elemen yang membentuk rangkaian tersebut yaitu berupa karakteristik i-v dari elemen. Pada resistor R misalnya, harus berlaku v R = i R R ; untuk induktor harus berlaku v L = L di/dt dan untuk kapasitor i C =C dv C / dt. Jadi di dalam suatu rangkaian, Hukum Kirchhoff harus dipenuhi sementara elemen-elemen yang membentuk rangkaian itu mempunyai karakteristik i-v masing-masing yang juga harus dipenuhi. Kita katakan bahwa Hukum Kirchhoff merupakan persyaratan rangkaian sedangkan karakteristik i-v elemen merupakan persyaratan elemen. Dalam suatu rangkaian, kedua persyaratan tersebut secara bersamaan harus dipenuhi dan hal ini menjadi basis untuk melakukan analisis rangkaian. Selain daripada itu kita menganggap bahwa rangkaian-rangkaian yang kita hadapi tersusun dari elemen-elemen linier sehingga rangkaian kita merupakan rangkaian linier. Disamping linier, semua elemen juga mempunyai nilai yang tidak tergantung dari waktu sehingga kita mempunyai rangkaian yang tidak merupakan fungsi waktu atau invarian waktu. Jadi dalam analisis rangkaian yang akan kita pelajari dalam buku ini, hanyalah sinyal yang merupakan fungsi waktu sedangkan karakteristik rangkaian tidak merupakan fungsi waktu. 6-10 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

Soal-Soal 1. Tentukan tegangan dan arus di tiap elemen (termasuk sumber) pada rangkaian-rangkaian berikut. 30V a) b) 1 c) 2cos10t d). 20cos10t V e) 20cos10t V 0.1F f) 20cos10t V 2H 6-11

2. Tentukan tegangan dan arus di tiap elemen pada bagian rangkaian berikut ini. 1 a) b) 10V 5cos10t 10µF `10 c) d) 10µF 5cos10t e) 2H 10cos10t V 3. Tentukan tegangan dan arus di tiap elemen pada bagian rangkaian ini. 1 2 a) b) 2 10V 1 5 10V 2 c) d) 5 6-12 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1)

13