ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

Subhan Aristiadi R

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

PENETAPAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE KJELDAHL

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

BAB III METODE PENELITIAN

AHP MINGGU KE-3. Prof. Simon B W Ph.D.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI KALSIUM KARBONAT

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

FOOD CHEMISTRY PROTEIN ANALYSIS

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Bahan kimia : * Asam sulfat pekat 98%, Asam borat 2 % Natrium salisilat, Natrium nitroprusida, Natrium hypokhlorida, Natrium hidroksida, Kalium hidrog

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

Alat yang digunakan pada analisis kuantitatif protein kasar adalah

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian melalui eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

BAB III METODE PENELITIAN

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

Lampiran 1 Lay out penelitian I

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODE. Materi. Rancangan

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

Transkripsi:

ANALISIS PROTEIN Page 1

PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung unsur S. Jika membentuk kompleks dengan senyawa lain dapat mengandung P Page 2

Struktur Protein Page 3

TUJUAN ANALISIS Menera jumlah protein dalam suatu bahan pangan Sifat protein yang diukur adalah kuantitas bukan kualitas Pengukuran kualitas protein biasanya diawali dengan pengukuran kuantitas Page 4

PRINSIP ANALISIS PROTEIN Analisis protein didasarkan pada: Pengukuran jumlah atau kadar N, karena komponen bahan pangan lain spt lemak dan KH tidak mengandung N, dan hanya sedikit komponen yang mengandung N dan dalam kadar rendah Reaksi spesifik suatu senyawa/reagen dengan ikatan peptida Page 5

1. METODE KJEDAHL Dikembangkan oleh Kjedahl Peneraan empiris (tidak langsung) Yang diukur: kadar N Umumnya kadar N dalam protein adalah 16% sehingga kadar protein dalam suatu bahan=kadar NX100/16 Nilai 100/16=6.25 adalah faktor konversi yang umum digunakan Page 6

FAKTOR KONVERSI Faktor konversi bisa berbeda tergantung jenis protein dan kadar N dalam protein tsb Page 7

FAKTOR KONVERSI Jenis Bahan Pangan Persen N dalam Protein FK Telur atau daging 16,0 6.25 Susu 15,7 6,38 Gandum 18,76 5,33 Jagung 17,70 5,65 Oat 18,66 5,36 Kedelai 18,12 5,52 Beras 19,34 5,17 Page 8

KELEMAHAN Senyawa lain selain protein yang mengandung N terukur sebagai protein Misal senyawa bernitrogen: asam amino bebas, urea, amonia, asam nukleat, nitrit, nitrat, amida, purin, pirimidin Oleh karena itu analisis dengan metode Kjedahl disebut analisis protein kasar (crude protein) Page 9

TAHAPAN METODE KJEDAHL Destruksi Destilasi Titrasi Page 10

TAHAP DESTRUKSI Tujuan melepaskan nitrogen dari protein Cara: Sampel dipanaskan dalam larutan asam sulfat pekat Unsur C dan H teroksidasi menjadi H2O, CO2, CO Unsur N berubah menjadi amonium sulfat (NH4)2SO4 Asam sulfat juga mendestruksi KH dan lemak yang mempengaruhi jumlah asam sulfat yang dibutuhkan Page 11

Katalisator Diperlukan untuk mempercepat proses destruksi Mempertinggi titik didih asam sulfat Suhu destruksi lebih tinggi (370-410 C) Jenis: Campuran Na2SO4 dan HgO (20:1) K2SO4 CuSO4 Page 12

Destruksi Asam sulfat Protein (NH4)2SO4 panas, katalis Page 13

Akhir destruksi Diakhiri ketika larutan menjadi jernih dan tidak berwarna Supaya analisis lebih akurat dibuat blanko dengan menggunakan reagen tanpa sampel Dilanjutkan tahap destilasi Page 14

TAHAP DESTILASI Dilakukan dengan menambahkan NaOH Pada tahap ini amonium sulfat dipecah menjadi amonia Amonia yang dibebaskan ditampung dalam larutan asam standar biasanya HCl atau asam borat 4% yang jumlahnya berlebihan Untuk mengetahui jumlah asam berlebihan biasa ditambahkan indikator seperti BCG+MR atau PP Akhir destilasi diketahui setelah cairan yang ditampung dalam larutan asam bersifat asam Page 15

TAHAP TITRASI Jika larutan asam penampung yang digunakan HCl, sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan amonia (membentuk NH4Cl) dititrasi dengan NaOH Jika digunakan indikator PP akhir titrasi adalah perubahan larutan menjadi merah mudah permanen (dari asam ke basa) atau jika digunakan MR larutan berubah menjadi kuning Buat titrasi untuk blanko (tanpa sampel) Page 16

Perhitungan %N= ml NaOH (blanko-sampel) X N NaOH X 14.008 X 100% berat sampel (g) X 1000 Page 17

Jika larutan penampung adalah asam borat/hbo3 (asam lemah), banyaknya asam borat yang bereaksi dengan amonia dapat diketahui dengan titrasi dengan HCl 0.1N dengan indikator MR+BCG HCl akan mentitrasi amonium-borat menjadi amonium klorida sehingga pada akhir titrasi terjadi kelebihan HCl/asam kuat Akhir titrasi ditandai dengan perubahan larutan dari biru/hijau menjadi merah muda Page 18

Perhitungan %N= ml HCl (sampel-blanko) X N HCl X 14.008 X 100% berat sampel (g) X 1000 Page 19

PERHITUNGAN KADAR PROTEIN Dengan mengalikan kadar N dengan faktor konversi (FK), yaitu Kadar protein (%) = Kadar N X FK Page 20

PENETAPAN SAMPEL Timbang 1 gram bahan yang telah dihaluskan dan masukkan ke dalam labu kjeldahl. Kalau kandungan protein bahan tinggi, gunakan bahan kurang dari 1 gram. Kemudian tambahkan 7.5 g K 2 S 2 O 4 dan 0.35 g HgO (Awas: zat ini beracun) dan akhirnya tambahkan 15 ml H 2 SO 4 pekat. Panaskan semua bahan dalam labu kjeldahl dalam almari asam sampai berhenti berasap. Teruskan pemanasan dengan api besar sampai mendidih dan cairan menjadi jernih. Teruskan pemanasan tambahan lebih kurang satu jam. Matikan api pemanas dan biarkan bahan menjadi dingin. Page 21

Kemudian tambahkan 100 ml aquades dalam labu kjeldahl yang didinginkan dalam air es dan beberapa lempeng Zn, juga tambahkan 15 ml larutan K 2 SO 4 % (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan NaOH 50% sebanyak 50 ml yang sudah didinginkan dalam lemari es. Pasanglah labu kjeldahl dengan segera pada alat distilasi. Panaskan labu kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapisan cairan tercampur kemudian panaskan dengan cepat sampai mendidih. Page 22

Distilat ini ditampung dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan 50 ml larutan standar HCl (0.1 N) dan 5 tetes indikator metil merah. Lakukan distilasi sampai distilat yang tertampung sebanyak 75 ml. Titrasilah distilat yang diperoleh dengan standar NaOH (0.1 N) sampai warna kuning. Buatlah juga larutan blanko dengan mengganti bahan dengan aquades, lakukan destruksi, distilasi dan titrasi seperti seperti pada bahan contoh. Page 23

Contoh Berapa kadar protein sampel kedelai, jika berat sampel kedelai yang digunakan 1.04 g dan jumlah larutan NaOH 0.1019 N yang dibutuhkan untuk titrasi sampel adalah 0.32 ml dan untuk blanko 46.29 ml? Page 24

2. METODE BIURET Pengukuran jumlah ikatan peptida dalam protein Semakin tinggi kadar protein bahan, jumlah ikatan peptida semakin banyak Dasar analisis: bahan yang mengandung ikatan peptida dua atau lebih membentuk kompleks berwarna ungu dengan ion Cu2+/kupri pada kondisi alkali Page 25

Keunggulan metode Biuret Mengukur kadar protein sesungguhnya Sederhana, cepat, dan murah Hanya sedikit senyawa lain yang mengganggu Tidak mendeteksi nitrogen dari senyawa non peptida Page 26

Keunggulan metode Biuret Mengukur kadar protein sesungguhnya Sederhana, cepat, dan murah Page 27

Preparasi sampel Sampel cair yang jernih: bisa langsung digunakan atau dilakukan pengenceran terlebih dahulu Sampel cair yang keruh atau mengandung senyawa pengganggu seperti glukosa: Protein diendapkan dengan TCA Endapan dicuci dengan eter dan eter dibuang Endapan dilarutkan dalam 4 ml air Page 28

Sampel padat: Sampel dihancurkan Disaring Disentrifusa Supernatan dianalisis Protein yang tertera adalah protein larut air Page 29

Cara analisis Pembuatan kurva standar Penetapan sampel Peneraan dengan spektrofotometri Perhitungan Page 30

Prosedur analisis Pembuatan kurva standar Buat larutan standar BSA atau kasein dalam air dengan konsentrasi 0.5 mg/ml. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0 (blanko), 0.1, 0.2, 0.4, 0.6, 0.8. dan 1.0 ml larutan protein standar. Tambahkan air sampai volume total masingmasing 4 ml. Tambahkan 6 ml pereaksi Biuret ke dalam masingmasing tabung reaksi. Campur rata. Simpan tabung pada suhu 37 C selama 10 menit atau pada suhu kamar selama 30 menit sampai terbentuk warna ungu yang sempurna. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 520 nm. Page 31

Persiapan sampel Timbang sampel padat. Hancurkan sampel padat dengan menggunakan waring blender. Hancuran yang diperoleh disaring lalu disentrifugasi. Supernatan didekantasi untuk dipergunakan selanjutnya (protein yang terdapat dalam supernatan adalah soluble protein). Sampel cair yang berupa protein konsentrat, isolat yang tidak keruh, maka persiapan sampel cukup dengan pengenceran saja. Jika cairannya keruh atau mengandung bahan-bahan yang menganggu seperti glukosa maka harus dilakukan perlakuan sebagai berikut: Page 32

Timbang ekstrak. Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi seperti pada waktu penetapan standar, kemudian tambahkan air sampai volume total masing-masing 1 ml. Tambahkan 1 ml TCA (Tri Chloroacetic Acid) 10% pada masingmasing tabung reaksi sehingga protein akan terdenaturasi. Sentrifusa pada 3000 rpm selama 10 menit sampai protein yang terdenaturasi mengendap, supernatan dibuang dengan cara dekantasi. Ke dalam endapan tambahkan 2 ml etil eter, campur merata lalu sentrifusa kembali untuk menghilangkan residu TCA. Biarkan mengering pada suhu kamar. Ke dalam endapan kering ditambahkan air 4 ml, campur merata. Tambahkan 6 ml pereaksi biuret, alkali dalam pereaksi ini akan melarutkan endapan yang tersisa. Page 33

Penetapan sampel 0.1-1.0 ml sampel (dipipet tepat) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diperlakukan seperti penetapan standar Page 34

Contoh 1 1. Berapa kadar protein (mg/ml) dalam sampel susu cair jika sejumlah 2 ml susu diberi perlakuan sesuai perlakuan sampel cair yang keruh. Endapan yang diperoleh diencerkan dengan akuades sampai volume 50 ml. Sebanyak 1 ml sampel ditera dengan spektrofotometer dan diperoleh absorbansi sampel sebesar 0.84 dengan blanko sebesar 0.02. Kurva standar yang diperoleh adalah sebagai berikut: Page 35

Kurva standar Volume (ml) A 0 0.02 0.1 0.14 0.2 0.26 0.4 0.50 0.6 0.74 0.8 1.00 1.0 1.26 Page 36

Contoh 2 2. Berapa kadar protein dalam putih telur cair jika berat putih telur yang digunakan adalah 1,06 g dan sampel diencerkan menjadi 1000 ml. Sebanyak 1 ml sampel putih telur yang sudah diencerkan yang digunakan. Absorbansi yang diperoleh adalah 0,65 dengan kurva standar seperti no. 1. Page 37

Contoh 3 3. Konsentrat protein kedelai sebanyak 0,86 g dilarutkan dalam 10 ml akuades. Sebanyak 1 ml larutan diencerkan menjadi 100 ml. Sebanyak 1 ml sampel digunakan untuk penetapan protein dengan metode Biuret. Jika absorbansi adalah 1,24 dengan kurva standar seperti no.1, berapa kadar proten dalam konsentrat kedelai tersebut (% b/b)? Page 38