Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman. Oleh: Bambang Asrini Widjanarko

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Sejumlah an Pimpinan Perguruan Tinggi dari seluruh Indonesia, hadir di Bali, untuk melakukan ikrar bersama dan bersatu padu melawan radikalisme.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Buka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Presiden Jokowi: Perubahan Itu Dimulai dari Kita Selasa, 21 Pebruari 2017

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

Presiden Jokowi: Negara Dalam Kondisi Aman dan Baik Minggu, 06 November 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan Pembelajaran. Mencari definisi dan kecenderunga n gagasan dalam berbagai karya

-2- lain dari luar Indonesia dalam proses dinamika perubahan dunia. Dalam konteks tersebut, bangsa Indonesia menghadapi berbagai masalah, tantangan, d

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

Presiden Jokowi Berpesan Estafetkan Nilai-nilai Positif bagi Generasi Penerus Senin, 19 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

Festival Film Pendek Dokumenter BPNB DIY 2017 Nasionalisme dalam Bingkai Sejarah dan Budaya di DIY

BAB IV PENUTUP. melalui tiga hal, yaitu satu identitas beragama Islam, dau identitas. bentuk, yaitu slametan dan nyadran.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

2 Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini, maupun yang akan datang, perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan. Sebagai karya warisan budaya masa

RANCAK KECAK PASOLA DI PURA LUHUR ULUWATU PERANG SAMBIL BERKUDA MEMBER OF INFLIGHT MAGAZINE OF BATIK AIR NOVEMBER 2017 NOVEMBER 2017

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA SARANGAN

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

I.1 LATAR BELAKANG I.1.1

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR. MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MADRASAH TSANAWIYAH (MTs.)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Jalan Joyo Lengkoro No. 30 Ploso. Jombang. Telepon : ,

Indonesia-Afghanistan Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Kamis, 06 April 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN EKONOMI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia, 17 71: Goresan Juang Kemerdekaan Senin, 25 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

61. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. bangsawan serta orang kaya di Eropa pada masa itu (Haviland, 1988:228).

M. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

70. Mata Pelajaran Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

dengan mencermati bahwa praktik dan gagasan seni rupa Islam di nusantara ternyata bisa dimaknai lebih terbuka sekaligus egaliter. Kesimpulan ini terba

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL

Presiden Jokowi: Perkembangan Teknologi adalah Tantangan Gerakan Koperasi Indonesia Kamis, 21 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG MUSEUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Negara sekuler, melainkan Negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, karena ada bermacam-macam agama yang hidup di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Term of Reference SOLID-ID

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah suatu keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dari

Implementasi Nilai-nilai Pancasila di Tanah Batak Jadi Tema Bincang Focus Group Discussion FBBI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Council of Museum (ICOM), lembaga internasional

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

SILABUS MATA PELAJARAN: SENI BUDAYA (SENI RUPA)

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wisata Budaya Lewat Lukisan Bersejarah Rabu, 02 Agustus 2017

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Museum: Ruang Edukasi Seni Untuk Toleransi & Keberagaman Oleh: Bambang Asrini Widjanarko

Fenomena I: Maraknya Peristiwa Intoleransi dan Radikalisme Keyakinan di Indonesia Pengekangan Kebebasan Berekspresi

Pemerintah menaruh perhatian pada aksi intoleransi. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan diskusi mengenai itu terjadi saat ia bertemu dengan Presiden Joko Widodo. JOKOWI Presiden Jokowi, ujar Pramono, sudah meminta Kepolisian Republik Indonesia bersikap tegas terhadap kelompok intoleransi yang melarang aktivitas kelompok lain. "Minta aparat tegas. Siapa pun yang melakukan tindakan intoleransi dalam konteks kenegaraan," tuturnya. TEMPO.CO, Jakarta KAMIS, 31 MARET 2016

Kami akan menarik buku-buku tersebut," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, di Jakarta, Jumat. Buku pendidikan agama Islam kelas XI SMA yang isinya berbau kekerasan beredar di sejumlah sekolah di Jombang, Jawa Timur. Pada halaman 78 dijelaskan orang yang menyembah selain Allah atau non muslim boleh dibunuh. Buku itu juga memuat materi intoleransi. www.antaranews.com Jumat, 20 Maret 2015

Fenomena II: Penyebaran Faham Intoleransi dan Radikalisme Keyakinan di Cyber Media

Museum - Masyarakat: Sebuah Hubungan Institusi Negara dan Publik Yang Menerapkan Sistem Pedagogi Kritis

Seni Kontemporer Terkini: Melibatkan Publiknya Menciptakan Karya- Karya Seni Bersama Kampanye Penolakan Intoleransi & Kekerasan

Program Museum I: Kompetisi Digital 100 Tahun Basoeki Abdullah

Priyayi Jawa Memiliki Keluarga Besar Muslim Beragama Katolik Cucu Tokoh Kebangkitan Nasional, Dr.Wahidin Sudirohusodo Bersekolah di Belanda Beristeri 4: 2 Belanda dan 2 Thailand Nasionalis, anggota Keimin Bunka Sidoso 1942-43 Melukis Poster Pahlawan-Pahlawan Nasional Menjadi Ikon Selebriti Th 80an Pelukis Istana Negara RI Pelukis Istana Thailand selama 6 Tahun Pelukis Istana Brunei Darussalam Pelukis Istana Filipina Penganut Mistik Jawa

Program Museum II: Membangun Museum Dongeng

PEMBANGUNAN 34 MUSEUM DONGENG DI 34 PROVINSI DI INDONESIA

HIKAYAT TELAGA SARANGAN FOLKLORE MUSEUM Local Identity of The City of Madiun

LATAR I Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri yang khusus & unik. Sebagai bentuk nyata aspek pluralitas budaya dan fakta atas khasanah kekayaan lokal. Tak terkecuali wilayah Madiun, Jawa timur. Wilayah ini melimpah dengan tradisi dan potensi sejarah budaya yang bersumber dari filosofi Jawa.

LATAR II Sudah waktunya ada eksplorasi dan pendekatan baru untuk memberi nilai tambah atas warisan budaya tersebut dengan perspektif pendidikan budaya & seni, hiburan & industri kreatif dengan didirikannya sebuah Museum alternatif Sebuah Museum yang akan mempresentasikan nilainilai lokalitas; yang menggali dongeng, hikayat rakyat dan mitos-mitos tertentu sebuah lokasi, semisal: Hikayat terjadinya Telaga Sarangan

LATAR III Museum alternatif ini tidak akan menampilkan obyekobyek arkeologi dan artefak-artefak kuno seperti kebiasaan sebuah Museum. Namun sebuah Museum alternatif & modern yang dibangun berdasar kisah-tradisi yang ditransformasikan dengan menggunakan pendekatan seni rupa berbasis pada teknik 3d-tiga dimensi & teknologi visual terkini. Intinya adalah membangun sebuah kebanggaan & Identitas lokal.

Mengapa dipilih Hikayat tentang Telaga Sarangan? Pemilihan dongeng tentang terjadinya Telaga Sarangan hanya sebagai sebuah contoh saja bahwa memori kolektif sebuah tempat adalah juga ingatan komunal yang kuat dan tak akan bisa terhapus waktu. Hikayat adalah sebuah Identitas lokal. Telaga ini memang bukan berlokasi di Kabupaten Madiun, maka diperlukan studi kelayakan dan riset untuk membangun Museum berdasar dongeng rakyat setempat.

Sinopsis Singkat Hikayat Telaga Sarangan Syahdan suami- isteri Kyai & Nyai Pasir yang menghuni lereng Gunung Lawu telah berubah menjadi naga kembar karena memakan sebutir telur raksasa. Naga inilah yang mengeduk sebuah wilayah tanah-ladang milik Kyai & Nyai Pasir menjadi cekung dan meraksasa, Maka terciptalah sebuah sumber air gigantik yang akhirnya disebut sebagai Telaga Sarangan

Apakah aplikasi Trick Eye Museum itu? Sebuah Museum dengan wahana rekreasi dan edukasi seni rupa dengan menekankan keindahan obyek lukisan yang mencipta ilusioptis/ mata 3 dimensi pada audiensnya. Selain, teknologi seperti Hologram dan patung- instalasi yang menawan secara terintegrasi.

Visi dan Misi Museum: Sebagai Kebanggan Lokal, Hiburan, Pendidikan dan Industri Kreatif

Ruang Hiburan:Diorama, Audio Visual & Performans Outdoor

Ruang Diorama I: Lukisan 3 Dimensi

Ruang Diorama II: Relief & Patunge

Ruang Diorama III: Instalasi

Ruang Diorama III: Instalasi (Zoom)

Ruang Multimedia, Audio Visual: Hologram & Instalasi

Ruang Performans Outdoor: Kesenian Tradisi

Ruang Kuliner Outdoor & Souvenir: Angkringan & Pedagang Kali Lima

Ruang Edukasi: Workshop & Perpustakaan

Ruang Workshop dan Pelatihan khusus

Ruang Perpustakaan, Arsip Sejarah dan Dongeng

Pintu Gerbang Museum

Tampak Depan Jalan Masuk Museum

Denah Keseluruhan Museum

Terima kasih untuk tidak menyalin, membagikan serta menggunakan materi di presentasi ini untuk kebutuhan-kebutuhan komersil. Materi dipresentasikan khusus untuk kebutuhan Seminar Museum, Pendidikan dan Seni di Museum Basoeki Abdullah pada 26 Mei 2016, Jakarta. Apabila ada upaya menyalin untuk kebutuhan pendidikan & bersifat nirlaba dimohon untuk menyebutkan rujukan nara sumber & hak cipta intelektual pada: Bambang Asrni Widjanarko