Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)

dokumen-dokumen yang mirip
AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION

Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill

ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK

Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar

Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB I PENDAHULUAN I-1

On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)

Kajian Kualitas GCP Menggunakan Metode Pengukuran RTK dan Rapid Statik GPS

Atika Sari, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,

Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

PENGGUNAAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI UNTUK PEMBUATAN PETA DASAR SKALA 1:5.000 KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar

Analisis Ketelitian Objek pada Peta Citra Quickbird RS 0,68 m dan Ikonos RS 1,0 m

MODUL 3 GEODESI SATELIT

STUDI ANALISIS KETELITIAN GEOMETRIK HORIZONTAL CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI SEBAGAI PETA DASAR RDTR PESISIR (STUDI KASUS: KECAMATAN BULAK, SURABAYA)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

Jurnal Geodesi Undip April 2015

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-440

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI)

PENGARUH JUMLAH DAN SEBARAN GCP PADA PROSES REKTIFIKASI CITRA WORLDVIEW II

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Analisis Ketelitian Orthorektifikasi Citra Pleiades dan SPOT6 Untuk Pembuatan Peta Dasar RDTR Wilayah Pesisir (Studi Kasus: Kecamatan Jenu, Tuban)

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

ORTHOREKTIFIKASI CITRA RESOLUSI TINGGI UNTUK KEPERLUAN PEMETAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG Studi Kasus Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Jurnal Geodesi Undip Agustus 2013

Pengaruh Koneksitas Jaring Terhadap Ketelitian Posisi Pada Survei GPS

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Kata Kunci : GPS, CORS, NTRIP, RTK, Provider

Analisis Pengaruh Sebaran Ground Control Point terhadap Ketelitian Objek pada Peta Citra Hasil Ortorektifikasi

ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

UJI AKURASI PENENTUAN POSISI METODE GPS-RTK MENGGUNAKAN PERANGKAT CHC X91+

EVALUASI KETINGGIAN BANGUNAN DALAM RANGKA UPAYA MENJAGA ZONA KKOP BANDARA JUANDA. (Studi Kasus : Masjid Ar-Ridlo Sedati Sidoarjo)

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...

GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)

Mekanisme Persetujuan Peta untuk RDTR. Isfandiar M. Baihaqi Diastarini Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas Badan Informasi Geospasial

Abstrak PENDAHULUAN.

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Jurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

PPK RTK. Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic)

Isfandiar M. Baihaqi

Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Abstrak

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENGUKURAN

Mekanisme Penyelenggaraan Citra Satelit Tegak Resolusi Tinggi Sesuai Inpres Nomor 6 Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

UJI KETELITIAN HASIL REKTIFIKASI CITRA QUICKBIRD DENGAN PERANGKAT LUNAK GLOBAL MAPPER akurasi yang tinggi serta memiliki saluran

KAJIAN KETELITIAN KOREKSI GEOMETRIK DATA SPOT-4 NADIR LEVEL 2 A STUDI KASUS: NUSA TENGGARA TIMUR

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

Analisa Ketelitian Planimetris Citra Quickbird Guna Menunjang Kegiatan Administrasi Pertanahan (Studi Kasus: Kabupaten Gresik, 7 Desa Prona)

ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

URUTAN PENGGUNAAN E-GNSS SECARA UMUM

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

Jurnal Geodesi Undip Oktober2015

PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1. Latar belakang

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Transkripsi:

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.) ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN HASIL PENGUKURAN GCP MENGGUNAKAN GPS METODE RTK-NTRIP DAN STATIK UNTUK KOREKSI CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI Studi Kasus di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (Accuracy Comparison Analysis of GCP Measurement using GPS RTK-NTRIP and Static Method for Correcting the High Resolution Satellite Imagery, Case Study in Kupang Regency, East Nusa Tenggara) Ayu Nur Safi i, Adnan Aditya Putra dan Yustisi Ardhitasari Lumban Gaol Badan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong, Indonesia E-mail: ayu.nur@big.go.id ABSTRAK Kebutuhan peta dasar skala besar semakin tinggi sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang membutuhkan peta dasar dengan skala minimal 1:5.000 sebagai acuan dalam memutuskan kebijakan di tingkat daerah. Sehubungan dengan itu, pemerintah menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) sebagai data awal dalam membuat peta dasar. CSRT yang dibeli oleh instansi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah citra mentah yang membutuhkan koreksi sebelum digunakan untuk digitasi peta. Kegiatan koreksi citra tersebut menjadi tanggung jawab Badan Informasi Geospasial (BIG). Proses koreksi citra membutuhkan Ground Control Point (GCP) sehingga perlu dilakukan pengukuran titik tersebut di lapangan. Pengukuran GCP dilakukan menggunakan teknologi GPS metode RTK-NTRIP dan statik sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Kedua metode pengukuran GPS tersebut akan menghasilkan ketelitian yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan ketelitian hasil pengukuran GPS dari kedua metode tersebut dan kaitannya dengan kebutuhan ketelitian koreksi citra. Hasil perhitungan memberikan nilai simpangan baku pengukuran GPS statik untuk horizontal berkisar antara 0.1 mm sampai dengan 26.9 mm dan 6 mm sampai dengan 45 mm untuk vertikal. Sementara pengukuran GPS RTK-NTRIP memberikan nilai simpangan baku horizontal antara 12 mm sampai dengan 85 mm dan vertikal antara 26 mm sampai dengan 149 mm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran GPS metode statik memberikan ketelitian yang lebih tinggi dibandingan pengukuran GPS metode RTK-NTRIP. Meskipun demikian, kedua metode tersebut dapat digunakan untuk pengukuran GCP karena memberikan hasil ketelitian citra yang memenuhi standar Peta kelas 3 RBI skala 1:5.000. Kata kunci: CSRT, GPS RTK-NTRIP, GPS statik, simpangan baku ABSTRACT Large-scale base map needs higher in line with government policy regarding the Detailed Spatial Plan (RDTR) requiring a base map with a scale of at least 1:5.000 as a reference for making policy at district/city level. According to that, government using High Resolution Satellite Imagery (CSRT) as a starting point to create a base map. CSRT purchased by National Aeronautics and Space Agency (LAPAN) is a raw image that needs to be corrected before it is used for digitized maps. Geospatial Informastion Agency (BIG) responsible for the image correction activities. The image correction process requires a Ground Control Point (GCP) so that points need to be measured in field. GCP measurements had done using GPS technology methods RTK- NTRIP and static in accordance with actual conditions in the field. Both the GPS measurement methods will produce different accuracy. This study aimed to analyze the comparison of the accuration of the GPS measurements of both methods and its relation to the image correction accuracy requirement. The result gives the standard deviation value of static GPS measurements ranges from 0.1 mm to 26.9 mm for horizontal and 6 mm to 45 mm for vertical. While the GPS RTK-NTRIP measurements provides horizontal standard deviation values between 12 mm to 85 mm and vertically between 26 mm up to 149 mm. The results of this study indicate that the GPS measurements of static method provides higher accuracy compared to RTK-NTRIP. However, both methods can be used for GCP measurement because the result can provide the image accuracy occupy the third grade of standard of RBI map scale 1:5.000. Keywords: CSRT, GPS RTK-NTRIP, GPS static, standard deviation 101

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 101-108 PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tetang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang mengamanatkan pembuatan rencana tata ruang yang salah satunya berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota menyebutkan bahwa skala minimal RDTR Kabupaten/Kota adalah 1:5.000. Hal ini menyebabkan Pemerintah Daerah (Pemda) membutuhkan peta skala besar tersebut dapat tersedia secepatnya untuk keperluan perencanaan Kabupaten/Kota. Kegiatan pemetaan dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu terestris dimana pengukuran dilakukan dengan menyentuh langsung obyek yang akan dipetakan dan ekstraterestris dimana pengukuran dilakukan tanpa menyentuh langsung obyek yang akan dipetakan. Dalam mendukung percepatan pembuatan peta skala besar ini, pemerintah menggunakan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) sebagai data utama yang digunakan untuk pemetaan. Secara garis besar, pemetaan menggunakan teknik penginderaan jauh atau foto udara dilakukan dengan mengumpulkan data citra terlebih dahulu, dilanjutkan dengan koreksi citra kemudian digitasi citra foto menjadi peta garis. Proses koreksi citra membutuhkan pengukuran Ground Control Point (GCP) di lapangan dengan ketelitian tinggi (Sari, 2014). Pengukuran GCP dapat dilakukan menggunakan Global Satellite System (GPS) dengan metode pengukuran yang beragam sesuai dengan ketelitian hasil yang diperlukan. Keunggulan dari penggunaan GPS adalah pengoperasian alat lebih mudah dan cepat, hasil ukuran langsung terikat dalam sistem koordinat global, titik-titik dalam jaring GPS dapat tersebar satu sama lain dengan jarak yang relatif jauh, pelaksanaan survei GPS dapat dilakukan siang maupun malam hari dan dalam segala kondisi cuaca (Abidin, 2007). Penelitian ini, metode pengukuran GCP yang akan dibahas adalah dengan menggunakan GPS Real Time Kinematic (RTK) NTRIP dan statik. Perkembangan GPS RTK telah banyak digunakan, namun disisi lain faktor biaya dan tutupan ruang pandang ke langit (sky visibility) masih menjadi kendala (Rudianto, 2013). Salah satu upaya mengatasinya adalah menggunakan metode pengukuran statik. Data GPS yang telah diolah menghasilkan nilai koordinat fix beserta ketelitian titik yang dinyatakan dengan nilai simpangan baku hasil pengukuran (Safi i, 2014). Pengukuran GPS RTK-NTRIP berbeda dengan RTK konvensional dari sisi komunikasi data. GPS RTK konvensional menggunakan radio sebagai alat komunikasi antara base dan rover dimana sistem komunikasi ini memiliki banyak kelemahan terutama untuk pengukuran GPS RTK di daerah perkotaan (Yasin, 2008). Sementara itu, GPS RTK-NTRIP (Networked Transport of RTCM via Internet Protocol) menggunakan jaringan internet, sehingga komunikasi GPS antara base dan rover bergantung pada koneksi internet para pengguna. Perkembangan teknologi GPS RTK dari konvensional menjadi NTRIP memungkinkan aplikasi GPS RTK dilakukan pada lokasi yang mengalami kendala dalam penggunakan GPS RTK konvensional. Solusi pada pengukuran RTK- NTRIP ialah RTK INT, RTK Float dan RTK Single (Setiady, 2013). Koreksi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah koreksi RTK INT (Integer Fixed) yang merupakan solusi pengukuran tingkat centimeter, yang mana solusi tersebut hanya bisa didapatkan jika antenna receiver dapat menerima dengan baik sinyal satelit serta mendapatkan koreksi data fase dan pseudorange dari stasiun receiver/base (Setiady, 2013). Pengukuran GPS dengan metode RTK-NTRIP maupun statik memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pengukuran dengan GPS RTK-NTRIP adalah nilai koordinat dapat diperoleh secara real time disertai dengan informasi ketelitiannya. Hal ini membuat pengukuran menjadi lebih efisien dari sisi waktu karena hanya membutuhkan lama pengamatan yang singkat serta tidak perlu melakukan post processing untuk mendapatkan nilai koordinatnya. Namun, metode RTK-NTRIP juga memiliki keterbatasan dalam hal ketelitian. Pengamatan GPS metode RTK memberikan hasil ketelitian pada skala 1-5 cm (Abidin, 2001). Hal ini menjadi kendala jika hasil pengukuran membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi. Sebaliknya, pengamatan GPS metode statik membutuhkan lama pengamatan yang lebih panjang dan pengolahan data untuk mendapatkan hasil koordinat dengan ketelitian tinggi. Namun, 102

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.) tingkat ketelitian yang dihasilkan metode statik lebih tinggi dibandingkan RTK-NTRIP. Pengamatan dengan metode statik memberikan tingkat ketelitian pada skala millimeter (Abidin, 2001). Ketidakmampuan pengamatan GPS statik dalam memberikan koordinat secara real time dapat menjadi kendala dalam survei praktis yang tidak membutuhkan ketelitian yang terlalu tinggi. Kedua metode survei GPS ini telah banyak dilakukan untuk berbagai keperluan, baik keperluan praktis maupun ilmiah. Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan ketelitian hasil pengukuran menggunakan metode statik dan RTK pada pengukuran GCP dengan studi kasus di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Selain itu, hasil ketelitian pengukuran GCP dikaitkan dengan ketelitian citra yang dihasilkan dari koreksi menggunakan perapatan GCP yang diukur. Dari sana dapat dilihat bagaimana kedua metode tersebut memberikan kontribusi terhadap ketelitian citra. METODE Penelitian ini menggunakan 7 titik GCP dan 1 titik ikat yang berlokasi di Kota/Kabupaten Kupang. Masing-masing titik diukur GPS menggunakan metode RTK-NTRIP dan statik. Adapun titik ikat yang digunakan adalah stasiun INA-CORS BIG Kupang (CKUP). Distribusi sebaran titik GCP Kupang yang dijadikan bahan penelitian disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Distribusi Titik GCP untuk Penelitian. Sesuai dengan Gambar 1, titik-titik GCP yang diukur tersebar di sekitar titik ikat CKUP dengan jarak yang beragam. Jarak masing-masing titik GCP terhadap stasiun CKUP dapat dilihat pada Tabel 1, dimana jarak terdekat adalah antara CKUP dengan KPG_GCP_253, yaitu 6.564 km. Sementara itu, jarak paling jauh adalah antara CKUP dengan KPG_ICP_090, yaitu 40.383 km. Adapun metode pengukuran dan pengolahan data dijelaskan pada tahapan penelitian seperti dapat dilihat pada Gambar 2. Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu tahap persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, penarikan kesimpulan dan penyusunan laporan penelitian. 103

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 101-108 Tabel 1. Jarak Titik GCP terhadap CKUP. Titik Jarak terhadap CKUP (km) KPG_ICP_035 30,864 KPG_ICP_144 33,169 KPG_GCP_063 33,833 KPG_ICP_090 40,383 KPG_ICP_250 20,591 KPG_GCP_253 6,564 KPG_ICP_047 14,885 Mulai Studi Literatur Penentuan titik GCP untuk pengamatan GPS Pengambilan data GPS RTK-NTRIP Pengambilan data GPS rapid statik Post processing GPS rapid statik Hasil koordinat dan ketelitian posisi dengan metode GPS RTK-NTRIP Hasil koordinat dan ketelitian posisi dengan metode GPS rapid statik Analisis perbandingan Kesimpulan dan menyusun laporan Selesai Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Penelitian. 1. Tahapan persiapan Tahap persiapan terdiri atas studi literatur dan penentuan titik GCP untuk penelitian. Studi literatur dilakukan guna mencari referensi mengenai metode survei dan pemetaan, pengukuran, serta pengolahan datanya. Setelah itu, dipilih 7 titik GCP diantara lebih dari 200 104

Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.) titik GCP Kupang yang dapat diteliti. Salah satu faktor penentu dalam memilih titik tersebut adalah jarak dimana jarak maksimal dari CKUP adalah 40 km. Hal ini karena pengukuran GPS metode RTK mengalami kendala jika jarak antara base dan rover lebih dari 40 km. 2. Tahapan pengumpulan data Pengambilan data dilakukan secara langsung di lokasi penelitian yaitu di sekitar Kota dan Kabupaten Kupang pada bulan November sampai dengan Desember 2015. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur titik-titik GCP menggunakan metode statik dan metode RTK- NTRIP. Pengamatan menggunakan metode statik ditetapkan dengan durasi pengukuran 30 sampai dengan 45 menit sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK tentang perapatan pengukuran GCP menyebutkan bahwa pada jarak baseline 0-30 km dibutuhkan pengamatan GPS statik selama minimal 30 menit, 30-60 km membutuhkan pengamatan GPS statik selama minimal 45 menit, dan 60-100 km membutuhkan lama pengamatan GPS statik minimal 120 menit. Pengambilan data menggunakan metode RTK-NTRIP dilakukan sebanyak 20 kali sehingga diperoleh nilai koordinat satu titik GCP sebanyak 20 nilai yang masing-masing memiliki nilai simpangan baku. 3. Tahapan pengolahan data Pengukuran dengan metode statik membutuhkan post processing untuk mendapatkan nilai koordinat dan simpangan bakunya. Pengolahan data pada hasil pengukuran GPS statik dilakukan menggunakan perangkat lunak komersil. Metode pengolah data yang digunakan adalah radial dimana masing-masing titik GCP diikatkan dengan statiun CORS CKUP. Sementara untuk pengukuran GPS RTK, koordinat langsung diperoleh secara real time saat melakukan pengukuran. Dari 20 kali pengukuran, dipilih data pengamatan yang memiliki ketelitian terbaik untuk digunakan dalam analisis. 4. Tahapan analisis data Pada tahapan ini, analisis perbandingan dilakukan terhadap hasil ketelitian pengukuran statik dan RTK-NTRIP yang ditunjukkan dengan nilai simpangan bakunya. Berdasarkan hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulan metode pengukuran mana yang memberikan ketelitian lebih baik. 5. Tahapan penyusunan laporan Pada tahapan ini dilakukan penyusunan laporan berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan hasil ketelitian pengukuran GPS menggunakan metode statik dan RTK-NTRIP. HASIL DAN PEMBAHASAN Koordinat hasil perhitungan dengan perangkat lunak komersial menggunakan metode radial dengan mengikat ke titik CKUP untuk pengukuran metode statik dapat dilihat pada Tabel 2. Sementara itu, nilai koordinat real time terbaik hasil pengukuran menggunakan metode RTK- NTRIP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Koordinat UTM Hasil Pengukuran GPS Metode Statik. Titik Koordinat X (m) Koordinat Y (m) KPG_ICP_035 408362.848020611 8892201.43055237 KPG_ICP_144 402049.800688108 8882101.23560930 KPG_GCP_063 401184.224776574 8880805.06053321 KPG_ICP_090 394273.590745303 8877362.12127174 KPG_ICP_250 447376.277747505 8859616.25350579 KPG_GCP_253 437426.890256222 8869869.37719847 KPG_ICP_047 449248.398605664 8878422.31584607 Tabel 3. Koordinat UTM Hasil Pengukuran GPS Metode RTK-NTRIP. Titik Koordinat X (m) Koordinat Y (m) KPG_ICP_035 408363.384693900 8892201.57566342 KPG_ICP_144 402049.822693083 8882101.20249624 KPG_GCP_063 401183.831468531 8880804.65030576 KPG_ICP_090 394273.590745303 8877361.65553687 KPG_ICP_250 447376.223001696 8859616.25342354 KPG_GCP_253 437426.890354067 8869869.32191337 KPG_ICP_047 449248.343972581 8878422.21625693 105

SIMPANGAN BAKU (MM) SIMPANGAN BAKU (MM) Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 101-108 Simpangan baku hasil pengukuran yang menunjukkan tingkat ketelitian pengukuran GCP menggunakan GPS metode statik dan RTK-NTRIP disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3 menunjukkan nilai simpangan baku horizontal antara pengukuran GPS dengan metode statik dan RTK-NTRIP. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengukuran GPS dengan metode statik memberikan nilai simpangan baku yang lebih kecil dibandingkan pengukuran GPS metode RTK. Perbedaan simpangan baku horizontal antara kedua metode tersebut berkisar antara 4,4 mm sampai dengan 58,1 mm. Gambar 4 menunjukkan hal serupa, perbedaan simpangan baku vertikal antara kedua metode berkisar antara 8 mm sampai dengan 104 mm untuk vertikal. Namun, pada titik GCP_ICP_047 simpangan baku pada metode RTK-NTRIP lebih kecil dibandingan dengan statik. Selanjutnya akan dilihat juga keterkaitan antara perbedaan hasil pengamatan menggunakan metode statik dan metode RTK-NTRIP sehingga diperoleh nilai dn (selisih statik dan RTK-NTRIP dalam sumbu North) dan juga nilai de (selisih statik dan RTK-NTRIP dalam sumbu East). Untuk melihat dn dan de, maka dilakukan transformasi koordinat dari geodetik ke koordinat UTM. 90 80 70 60 50 40 85 Simpangan Baku Horizontal 36 30 20 10 0 26.9 24 13.6 18 17 18 11.7 12 6.3 7.8 4.2 0.1 KPG_ICP_035 KPG_ICP_144 KPG_GCP_063 KPG_ICP_090 KPG_ICP_250 KPG_GCP_253 KPG_ICP_047 GPS Statik GPS RTK-NTRIP Gambar 3. Nilai Simpangan Baku Horizontal. 160 140 120 100 149 Simpangan Baku Vertikal 80 60 40 20 0 76 59 45 41 29 28 34 26 18 7 6 12 7 KPG_ICP_035 KPG_ICP_144 KPG_GCP_063 KPG_ICP_090 KPG_ICP_250 KPG_GCP_253 KPG_ICP_047 GPS Statik GPS RTK-NTRIP Gambar 4. Nilai Simpangan Baku Vertikal. Dengan mengetahui nilai koordinat UTM maka dapat diketahui dengan mudah nilai dari dn dan de hasil pengamatan yang dapat dilihat pada Tabel 4. Dengan didapatkannya nilai dn dan de ini sehingga dapat ditampilkan tren besarnya penyimpangan dengan pertambahan panjang baseline apakah berpengaruh linier atau tidak. Skemanya dapat diperhatikan pada Gambar 5 dan Gambar 6. Dari Gambar 5 dan Gambar 6, didapatkan tren besarnya dn dan de dalam meter terhadap panjang baseline dalam kilometer. Jika diperhatikan tidak terbentuk model persamaan regresi linearnya dikarenakan salah satu faktor yang dianalisis sangat mempengaruhi hasil pengamatan adalah pemilihan lokasi titik pengamatan. Sebagai contoh untuk titik KPG_ICP_035 memiliki selisih dn dan de yang tinggi dikarenakan lokasi titiknya seperti terlihat pada Gambar 7. 106

(M) (M) Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.) Tabel 4. Selisih Koordinat UTM Hasil Pengukuran GPS Metode Statik dan RTK-NTRIP. Titik dn (m) de (m) KPG_ICP_035 0.53667329 0.14511105 KPG_ICP_144 0.02200498 0.03311306 KPG_GCP_063 0.39330804 0.41022745 KPG_ICP_090 0.43685287 0.46573487 KPG_ICP_250 0.05474581 0.00008225 KPG_GCP_253 0.00009785 0.05528510 KPG_ICP_047 0.05463308 0.09958914 Grafik Baseline terhadap dn dn (m) Linear (dn (m)) 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 KPG_GCP_253 KPG_ICP_047 KPG_ICP_250 KPG_ICP_035 KPG_ICP_144 KPG_GCP_063 KPG_ICP_090 6.564 14.885 20.591 30.864 33.169 33.833 40.383 (KM) Gambar 5. Grafik Baseline terhadap dn Grafik Baseline terhadap de de (m) Linear (de (m)) 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 KPG_GCP_253 KPG_ICP_047 KPG_ICP_250 KPG_ICP_035 KPG_ICP_144 KPG_GCP_063 KPG_ICP_090 6.564 14.885 20.591 30.864 33.169 33.833 40.383 (KM) Gambar 6. Grafik Baseline terhadap de Gambar 7. Titik Pengamatan KPG_ICP_035 Gambar 7 menunjukkan kondisi titik pengamatan yang berada di bawah pohon dan juga topografi di sekitar titik pengamatan yang dianalisa banyak terdapat bukit yang menghalangi sinyal masuk. Selain itu, untuk mendapatkan nilai fix saat pengamatan menggunakan metode RTK- NTRIP memerlukan waktu yang relatif lama, yaitu 30 menit, dibandingkan pengambilan titik lain yang cukup 5-10 menit. Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh King Adhen, 2011. Dalam penelitiannya, disebutkan bahwa korelasi antara panjang baseline terhadap nilai dn dan de memiliki hubungan yang kuat yang saling mempengaruhi. 107

Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: 101-108 Dengan menggunakan data survei GCP Kupang secara menyeluruh, baik data pengukuran menggunakan metode RTK-NTRIP dan statik, proses koreksi citra menunjukkan ketelitian 2.348 m dimana ketelitian tersebut memenuhi standar kelas 3 peta RBI skala 1:5000 sesuai dengan Peraturan Kepala (Perka) BIG Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar. Di dalam Perka tersebut disebutkan bahwa ketelitian Peta RBI dibagi ke dalam 3 kelas pada masing-masing skalanya. Untuk skala 1:5000, ketelitian maksimal horizontal kelas 1 adalah 1 m, kelas 2 adalah 1.5 m, dan kelas 3 adalah 2.5 m. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran GPS menggunakan metode statik dengan post-processing akan menghasilkan nilai koordinat yang lebih teliti dibandingkan dengan pengukuran GPS metode RTK dimana nilai koordinat dapat diperoleh secara real time. Meskipun demikian, kedua pengukuran ini dapat digunakan dalam survei GCP untuk mengoreksi citra karena proses koreksi citra yang telah dilakukan menghasilkan ketelitian citra yang memenuhi standar. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih atas kerja sama tim pengukuran GCP Kupang Badan Informasi Geospasial sehingga survei GCP dapat terlaksana dengan lancar dan data dukung untuk penelitian ini dapat terkumpul. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah mendukung penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Hasanuddin Z. (2001). Geodesi Satelit. Pradnya Paramita. Abidin, Hasanuddin. Z. (2007). Modul 7: Pendahuluan Metode Survei GNSS. Institut Teknologi Bandung. Badan Informasi Geospasial.(2014). Peraturan Kepala No. 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Ketelitian Peta Dasar. BIG (Badan Informasi Geospasial). (2016). Kerangka Acuan Kerja tentang Pekerjaan Perapatan Pengukuran Ground Control Point (GCP) dan Independent Control Point (ICP) untuk Orthorektifikasi Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi Wilayah Aceh. El Fadhila, King Adhen dan Khomsin. (2013). Analisis Perbandingan Ketelitian Posisi GPS CORS RTK-NTRIP dengan Metode Rapid Statik. Jurnal Teknik POMITS. Vol. X, No. X RI (Republik Indonesia). (2013). Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang. RI (Republik Indonesia). (2007). Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Rudianto, Bambang. Azwar, Rendy Faisal. (2013). Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. ISSN 2338-350x. Safi i, Ayu Nur. Sudarsono, Bambang dan Awaluddin, Muhammad. (2014). Analisis Ketelitian Titik Kontrol Horizontal Pada Pengukuran Deformasi Jembatan Penggaron Menggunakan Software GAMIT 10.5. Jurnal Geodesi Undip Vol. 3, No. 3. Sari, Atika dan Khomsin. (2014). Analisa Perbandingan Ketelitian Penentuan Posisi dengan GPS RTK-NTRIP dengan Base GPS CORS Badan Informasi Geospasial (BIG) dari Berbagai Macam Mobile Provider (Studi Kasus: Surabaya). Jurnal Teknik POMITS. Vol. X, No. X. Setiady, Joko. (2013). Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. ISSN 2338-350x. Yasin, Aminullah. (2008). Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Hasil Pengukuran GPS Metode Real Time Kinematik (RTK) Menggunakan Teknologi Networked Transport of RTCM via Internet Protocol (NTRIP). Tesis Program Studi Teknik Geomatika UGM. 108