UJI AKURASI PENENTUAN POSISI METODE GPS-RTK MENGGUNAKAN PERANGKAT CHC X91+
|
|
- Fanny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Uji Akurasi Penentuan Posisi Metode GPS-RTK... (Syetiawan, et al.) UJI AKURASI PENENTUAN POSISI METODE GPS-RTK MENGGUNAKAN PERANGKAT CHC X91+ (Accuracy Test Analysis of GPS-RTK Positioning using CHC X91+) Agung Syetiawan, Oktadi Prayoga dan Joni Efendi Badan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911, Indonesia ABSTRAK Perangkat CHC X91+ ini dikembangkan dan diproduksi melalui Shanghai HuaCE Navigation Technology ltd. Perangkat CHC X91+ ini merupakan perangkat yang mampu menerima sinyal GNSS dengan 220 channel dan bisa menangkap sinyal dari satelit GPS, GLONASS, SBAS, Galileo dan Beidou bersamaan. Perangkat ini dirancang bisa digunakan untuk pengukuran posisi metode RTK (Real Time Kinematic). Berdasarkan spesifikasi teknis alat, penentuan posisi metode RTK, CHC X91+ menghasilkan koordinat horizontal dengan nilai RMS 8 mm + 1 ppm dan untuk posisi vertikal dengan nilai RMS 15 mm + 1 ppm. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana ketelitian pengukuran koordinat metode RTK, yang diperoleh dari hasil pengukuran GPS menggunakan receiver CHC X91+. Metode penelitian yang digunakan adalah membandingkan nilai hasil pengolahan data statik dibandingkan dengan hasil nilai RTK metode single, nearest dan network RTK. Uji coba alat dilakukan di kompleks Badan Informasi Geospasial tepatnya di atas Gedung Laboratorium Geodesi Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika. Pengolahan data (post processing) menggunakan data CORS BAKO selama delapan hari dan data pengamatan statik di titik yang sama dengan pengamatan RTK nya. Hasil penelitian menunjukkan perangkat CHC X91+ menghasilkan ketelitian bagus untuk metode Network RTK dan single RTK dengan jarak base kurang dari 30 km dan solusi float untuk jarak base lebih dari 40 km. Ketelitian RMS perangkat CHC X91+ sesuai dengan spesifikasi teknis alat yang ada sehingga alat CHC X91+ ini dapat digunakan untuk pemetaan skala besar dan aplikasinya dapat digunakan untuk koreksi citra satelit resolusi tinggi. Kata kunci: CHC X91+, single RTK, network RTK ABSTRACT CHC X91+ device was developed and manufactured by the Shanghai HuaCE Navigation Technology ltd. CHC X91+ is a device that is capable of receiving GNSS signals with 220 channels that can receive signals from GPS satellites, GLONASS, SBAS, Galileo and Beidou simultaneously. This device is intended to be used for position measurement method RTK (Real Time Kinematic). Based on the technical specifications of device, positioning methods RTK, CHC X91+ produces horizontal coordinate with the RMS value of 8 mm + 1 ppm and the vertical position with the RMS 15 mm + 1 ppm. This study aims to assess the extent of coordinate measurement accuracy RTK method, which is obtained from the measurement results using the GPS receiver CHC X91+. The method used is to compare the value of the data processing GPS static compared with the results of the GPS-RTK method of single, nearest and network RTK. The test of device carried out in Geospatial Information Agency complex precisely on Geodesy Laboratory Building, Centre for Geodetic Control Network and Geodynamics. Data process using the data CORS BAKO for eight days and static observation data at the same point as his RTK observations. The results showed the CHC X91 + produces good accuracy to methods of network RTK and RTK single base with a distance of less than 30 km and solutions for distance float base of more than 40 km. Accuracy RMS CHC X91 + device in accordance with the technical specifications so the CHC X91+ device can be used for large-scale mapping in the application can be used for the correction of high-resolution satellite imagery. Keywords: CHC X91+, single RTK, network RTK PENDAHULUAN Dewasa ini kemampuan perangkat penangkap sinyal GPS semakin handal karena didukung dari kemajuan teknologi satelit yang berkembang pesat. Bisnis penentuan posisi pun semakin menjamur dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan solusi cepat dan praktis untuk menentukan suatu posisi tertentu di muka bumi. Tiongkok masuk dan bersaing dengan raksasa 109
2 Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: teknologi satelit seperti GPS (Amerika), GLONASS (Rusia), GALILEO (Uni Eropa). Awal mula pembangunan sistem satelit navigasi di Tiongkok ini diperuntukkan hanya untuk melayani wilayah daratan Tiongkok, akan tetapi pada tahun 2004 Tiongkok menyetujui pembangunan sistem satelit menjadi sistem yang dapat melayani penentuan posisi secara global (Tamsin, Abidin, & Gumilar, 2012). Harga terjangkau, teknologi terbaru dan ketelitian posisi yang dihasilkan merupakan kelebihan yang mereka tawarkan untuk bisa bersaing dengan pasar Eropa dan Amerika. Perangkat CHC X91+ ini dikembangkan dan diproduksi melalui Shanghai HuaCE Navigation Technology ltd. Perangkat CHC X91+ ini merupakan perangkat yang mampu menerima sinyal GNSS dengan 220 channel yang bisa menangkap sinyal dari satelit GPS, GLONASS, SBAS, Galileo dan Beidou. Perangkat ini dirancang bisa digunakan untuk pengukuran posisi metode RTK dengan fitur mampu melakukan tukar menukar data melalui komunikasi menggunakan RTCM, bahkan tersedia RTCM terbaru RTCM versi 3. Survey RTK pun dapat dilakukan menggunakan komunikasi radio dan tersedia juga modul GSM/GPRS untuk layanan NTRIP (Network Transport of RTCM via Internet Protocol). CHC X91+ juga menawarkan teknologi yang mampu mereduksi sinyal multipath. Kelengkapan alat CHC X91+ bisa dilihat pada Gambar 1. Controller GNSS Receiver Antenna Gambar 1. Perangkat CHC X91+. Berdasarkan spesifikasi teknis alat, penentuan posisi CHC X91+ menghasilkan koordinat horizontal dengan nilai RMS 3 mm ppm sementara untuk posisi vertikal dengan nilai RMS 5 mm ppm menggunakan metode post processing static dimana panjang baseline titik tidak lebih dari 300 km. Sementara untuk metode Real Time Kinematic (RTK), CHC X91+ menghasilkan koordinat horizontal dengan nilai RMS 8 mm + 1 ppm dan untuk posisi vertikal dengan nilai RMS 15 mm + 1 ppm. Perangkat CHC X91+ ini merupakan perangkat yang baru dirilis dan masuk Indonesia sekitar awal tahun 2016 ini, sehingga diperlukan penelitian komprehensif untuk mengetahui performa alat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana ketelitian pengukuran koordinat metode RTK, yang diperoleh dari hasil pengukuran GPS menggunakan receiver CHC X91+. METODE Penentuan posisi dilakukan dengan menggunakan perangkat CHC X91+. Metode penentuan posisi dilakukan secara differensial Real Time Kinematic (RTK). Titik yang diukur ditentukan secara real time dari titik yang sudah diketahui koordinat sebelumnya menggunakan data fase. Metode penentuan posisi pun sangat beragam disajikan pada Gambar 2, metode RTK ini digunakan untuk mereka yang membutuhkan ketelian pada orde centimeter level (Feng & Wang, 2007). Sebuah sistem RTK terdiri dari jaringan CORS (Continuously Operating Reference Station) dan data link antara network server-stasiun referensi dan antara server dengan user-terminal (Feng & Wang, 2008). Koreksi dikirimkan dari base stasiun ke rover (pengguna) melaui sinyal radio ataupun melalui sinyal GSM seluler. Pada penelitian ini dipilih beberapa skema pengukuran, RTK menggunakan metode nearest, Network RTK (NRTK) dan single RTK. Pengukuran metode RTK akan diujikan dengan beberapa alternatif jarak base stasiun. Jarak antara base dengan titik yang diukur (rover) sangat mempengaruhi terhadap ketelitian posisi yang dihasilkan. Akurasi 110
3 Uji Akurasi Penentuan Posisi Metode GPS-RTK... (Syetiawan, et al.) pengukuran RTK sangat dibatasi oleh kesalahan orbit satelit, kondisi atmosfer (ionosfer dan troposfer) serta pengaruh dari multipath (Wübbena, Bagge, & Schmitz, 2001). Single RTK Gambar 2. Metode Penentuan Posisi GPS (Abidin, 2007). Pengamatan GPS menggunakan metode single RTK adalah pengamatan secara diferensial dengan menggunakan minimal dua receiver GPS yang bekerja secara simultan menggunakan data fase (Hafiz, Awaluddin, & Yuwono, 2014). Koreksi data dikirimkan secara satu arah dari base station kepada rover melalui transmisi radio atau melalui jaringan internet. Network RTK Network RTK (NRTK) merupakan pengembangan dari metode single base RTK. NRTK dibangun dari konstelasi beberapa jaringan CORS dan server yang memiliki algoritma tertentu untuk menghasilkan posisi teliti dalam waktu yang relatif singkat seperti yang disajikan pada Gambar 3. NRTK menawarkan keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan menggunakan single RTK dalam hal meningkatkan akurasi dan redundansi (Nordin, Akib, Amin, & Yahya, 2009). Sumber: Leica Geosystem Gambar 3. Ilustrasi Metode Network RTK di Badan Informasi Geospasial. Uji coba alat dilakukan di kompleks Badan Informasi Geospasial tepatnya di atas Gedung Laboratorium Geodesi Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika. Diagram alir penelitian dapat dilihat di Gambar 4. Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan data pengamatan GPS menggunakan metode statik dan RTK. Pengukuran statik dilakukan selama delapan hari, sementara pengukuran RTK dilaksanakan kurang lebih selama 5-15 menit pengamatan. Proses pengolahan data statik menggunakan perangkat lunak pengolah data GPS komersial diikatkan terhadap titik referensi CORS BAKO. Hasil pengolahan data statik dianggap sebagai koordinat definitif, kemudian data hasil RTK dibandingkan dengan hasil pengolahan data statik. Analisis data 111
4 Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: dilakukan terhadap solusi ambiguitas fase yang dapat diselesaikan dan nilai RMS error yang dihasilkan. Tingkat ketelitian pengukuran RTK menggunakan perangkat CHC X91+ akan diuji dengan melihat hasil simpangan baku hasil pengukuran dibandingkan dengan hasil pengukuran statik. Mulai Akuisisi data Pengukuran Statik Pengukuran RTK Post processing single nearest network Koordinat definitif Koordinat RTK Perbandingan koordinat Analisis Kesimpulan Gambar 4. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengolahan GPS statik dapat dilihat pada Tabel 1. Solusi ambiguitas fase yang dihasilkan dari pengolahan statik ini adalah fixed dengan nilai horisontal presisi meter dan vertikal presisinya meter. Pengolahan data statik menggunakan orbit ephemeris tipe broadcast dengan panjang baseline dari stasiun CORS BAKO dan titik chc1 berjarak meter. Hasil pengolahan metode statik tersebut digunakan untuk membandingkan hasil koordinat RTK dengan menganggap nilai statik sebagai nilai definitifnya. Tabel 2 menyajikan hasil solusi ambiguitas fase dari beberapa base stasiun yang digunakan. Dapat dilihat pada Tabel 2, jarak baseline sangat mempengaruhi terhadap solusi ambiguitas fase yang dihasilkan. Semakin jauh base dengan rovernya semakin lama solusi ambiguitas fase yang dapat diselesaikan dan semakin rendah ketelitian pengukurannya. Keterbatasan jarak ini disebabkan oleh kesalahan bias ionosfer yang membesar mengikuti panjang baseline yang dihasilkan (Feng & Wang, 2008). Pada Tabel 2 dapat dilihat CJKT dengan panjang baseline km solusi float dikarenakan CJKT hanya bisa merekam data GPS. Tidak seperti stasiun uji lainnya yang menggunakan sistem satelit GPS dan GLONASS, receiver CJKT hanya bisa menangkap sinyal GPS. Waktu perekaman data RTK di stasiun base CJKT juga masih terlalu singkat, hanya sekitar 5 menit, sehingga ambiguitas fasenya masih belum bisa terpecahkan. Sama hal nya dengan stasiun base CJUR, lama 112
5 Uji Akurasi Penentuan Posisi Metode GPS-RTK... (Syetiawan, et al.) pengamatan RTK hanya dilakukan selama 6 menit dengan solusi ambiguitas fasenya masih float. Jarak base stasiun CJUR dan titik uji berjarak km menjadikan proses penyelesaian ambiguitas fasenya menjadi lebih lama. Dapat dilihat juga pada Tabel 2 base CTGR dengan jarak km membutuhkan waktu untuk menyelesaikan ambiguitas fasenya selama 862 detik. Karena kesalahan atmosfer tergantung jarak, single station RTK koreksi mungkin tidak bekerja pada jarak di atas km (Canada, 2013; Vollath, Buecherl, Landau, Pagels, & Wagner, 2000). Jarak baseline lebih panjang membutuhkan periode solve ambiguity fasenya lebih lama karena disebabkan oleh efek kesalahan ionosfer (Abousalem, Han, Qin, Martin, & Lemoine, 2001), berbeda dengan hasil dari base CBTU hanya memerlukan waktu 10 detik untuk menyelesaikan ambiguitas fasenya dikarenakan sudah dilakukan inisialisasi sebelumnya dan menggunakan job project yang sama di alat. Tabel 1. Processing Report BAKO-CHC1. Session details Result Solution type Fixed Frequency used Dual Frequency (L1, L2) Horizontal Precision m Vertical Precision m RMS m Maximum PDOP Ephemeris used Broadcast Processing Duration 8 days Processing interval 30 seconds Baseline distance m Coordinate Global: Latitude Longitude height S6 29' " E106 50' " m Coordinate Grid: Easting Northing Elevation m m m Tabel 2. Hasil Solusi Ambiguitas Fase dari Beberapa Base Stasiun. No Metode test Base Stasiun Panjang baseline (km) Solusi Time To Fix Ambiguities (TTFA in second) 1 Network RTK imax fix 28 2 Single RTK nearest fix 34 3 Single RTK CTGR (tangerang) fix Single RTK CBTU (Cibitung) fix 10 5 Single RTK CJKT (Jakarta) FLOAT - 6 Single RTK CJUR (cianjur) FLOAT - 7 Single RTK CPWK (Purwakarta) FLOAT - Pengukuran metode network dan nearest (single RTK) dilakukan selama 10 menit. Seperti dapat dilihat pada Gambar 5, hasil selisih untuk koordinat Northing menunjukkan bahwa pengukuran menggunakan nearest (single RTK) dan i-max (network RTK) menghasilkan data dengan simpangan yang kecil yaitu antara 7 mm - 11 mm. Metode nearest menggunakan referensi stasiun BAKO dengan jarak baseline yang sangat dekat yaitu m dari titik pengamatan, 113
6 Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: sehingga koordinat yang dihasilkan dengan ketelitian yang bagus. Hasil pengujian RTK pada Koordinat Northing menunjukkan base CTGR dengan panjang baseline km menghasilkan selisih paling tinggi. Dilihat pada Gambar 5 konsistensi data yang dihasilkan juga tidak stabil. Pada Koordinat Northing ini hasil pengukuran pada base CBTU lebih presisi dibandingkan dengan base dari CPWK dan CTGR. Meski demikian, koordinat Northing masih jauh dari akurasi dengan rentang deviasi dibandingkan dengan nilai sebenarnya berkisar antara cm. Gambar 5. Grafik Selisih Metode Statik dengan RTK pada Koordinat Northing. Pengamatan stasiun CTGR dilakukan selama 503 detik dengan proses inisialisasi sinyal selama 5 menit. Pengamatan base CTGR yang relatif masih singkat membuat selisih deviasi dengan koordinat definitifnya masih tinggi dengan rentang ketelitian cm pada koordinat Northing. CBTU menghasilkan koordinat Northing dan Easting yang stabil dilihat dari amplitudo grafik yang pendek. Pengamatan RTK base CBTU menunjukkan koordinat yang presisi. Sementara untuk koordinat Easting, untuk base CTGR, selisih nilai hasil RTK dengan nilai definitif secara visual tidak stabil disajikan pada Gambar 6. Hampir sama dengan koordinat Northingnya menunjukkan grafik fluktuatif dengan rentang ketelitian antara 0-12 cm. Pada Gambar 6 dapat dilihat, koordinat Easting base CBTU berada pada rentang ketelitian antara 3-11 cm. Grafik signifikan terlihat pada pengamatan RTK menggunakan base CPWK. Rentang ketelitian antara cm. Pengamatan pada base CPWK menghasilkan jarak baseline sejauh km dengan lama pengamatan RTK selama 2 menit dan inisialisasi data selama 5 menit. Durasi pengamatan yang relatif singkat membuat koordinat dengan base CPWK belum sempurna pada posisi yang stabil. Gambar 6. Grafik Selisih Metode Statik dengan RTK pada Koordinat Easting. 114
7 Uji Akurasi Penentuan Posisi Metode GPS-RTK... (Syetiawan, et al.) Komponen tinggi hasil RTK menggunakan CHC X91+ memiliki ketelitian yang rendah. Seperti dapat dilihat pada Gambar 7, selisih perbedaan koordinat tinggi pada metode nearest (single RTK) dan i-max (network RTK) berkisar rentang 7-13 cm. Sementara untuk base CBTU dengan jarak km berkisar pada cm. sementara untuk base CTGR menghasilkan simpangan deviasi antara cm dan untuk base CPWK menghasilkan selisih antara 5-19 cm. Kelemahan pengukuran menggunakan teknologi satelit, koordinat tinggi memiliki ketelitian lebih rendah dibandingkan dengan koordinat planimetrisnya (X dan Y), ketelitian koordinat tinggi 2 kali lebih rendah dibandingkan koordinat planimetrisnya. Gambar 7. Grafik Selisih Metode Statik dengan RTK pada Koordinat Tinggi (Up) Pada Gambar 8 dapat dilihat RMS error yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan perangkat CHC X91+. RMS error paling fluktuatif terjadi pada pengamatan menggunakan base CPWK, ini membuktikan ketelitian yang dihasilkan sangat rendah sejalan dengan hasil koordinat yang kurang bagus. Metode nearest dan imax menghasilkan RMS error rendah sehingga menghasilkan koordinat dengan deviasi yang rendah juga. Toleransi RMS error sesuai dengan spesifikasi alat untuk setiap base dapat disajikan sebagai berikut: Base CTGR: 8mm + 30 mm : 38mm (jarak baseline 30 Km) Base CBTU: 8mm + 33 mm : 41mm (jarak baseline 33 Km) Base BAKO (nearest): 8mm mm : 8.07mm (jarak baseline Km) Untuk pengamatan nearest dan imax tercatat RMS error CHC X91+ adalah sekitar 1-2 mm, kemudian secara berturut-turut RMS error CTGR dan CBTU adalah berkisar antara mm dan 8-29 mm. Hasil ini membuktikan bahwa hasil koordinat CHC X91+ sudah sesuai dengan spesifikasi alatnya dengan nilai hasil pengujian menunjukkan masih dibawah nilai toleransi spesifikasi alat yang ada. Gambar 8. RMS error Koordinat hasil RTK 115
8 Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI 2016: KESIMPULAN Hasil pengujian dengan CTGR dan CBTU sebagai base melihatkan hasil koordinat yang fluktuatif (baik untuk komponen Northing maupun Easting). CHC X91+ menghasilkan koordinat dengan deviasi rendah pada metode nearest dan network, sehingga membuktikan CHC X91+ bagus digunakan untuk pengamatan RTK dengan baseline yang pendek. Perangkat CHC X91+ sesuai dengan spesifikasi teknis alat sehingga dapat digunakan untuk pemetaan skala besar dalam aplikasinya dapat digunakan untuk koreksi citra satelit resolusi tinggi. Ke depannya perlu dilakukan pengetesan dengan durasi yang lebih lama (mungkin bisa sehari semalam) untuk melihat kekonsistensian data hasil pengukuran RTK. Perlu ditambahkan lagi base dengan variasi jarak yang lebih beragam untuk memastikan jarak baseline terbaik dan perlu dilakukan uji statistik untuk melihat konsistensi, presisi dan akurasi dari data yang dihasilkan menggunakan perangkat CHC X91+ ini. Hasil ketelitian RTK sangat dipengaruhi oleh jarak dan salah satunya juga dipengaruhi oleh kesalahan bias ionosfer. Perlu dipikirkan juga penambahan segmen satelit yang ada, karena penambahan satelit akan memperbaiki geometri satelit sehingga akan memiliki potensi untuk meningkatkan presisi posisi dan waktu ambiguitas fase solve (Zhao, Cui, Guan, & Lu, 2014). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Adhimulia Interniagatama yang sudah berkenan meminjamkan alat untuk melakukan penelitian bersama. Ucapan terima kasih juga tak lupa diberikan kepada Bapak Aris dan Bangkit atas ilmu dan pengetahuannya mengoperasikan alat CHC X91+ ini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial untuk fasilitas dan kesempatannya melakukan uji coba di gedung Q laboratorium Geodesi. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H. Z. (2007). Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya (1st ed.). Jakarta: PT Pradnya Paramita. Abousalem, M., Han, S., Qin, X., Martin, W., & Lemoine, R. (2001). Ashtech Instant-RTK: A Revolutionary Solution for Surveying Professionals. In The 3rd International Symposium on Mobile Mapping Technology (pp. 1 12). Cairo. Canada, N. R. (2013). Guidelines for RTK/RTN GNSS Surveying in Canada. Feng, Y., & Wang, J. (2007). Exploring GNSS RTK performance benefits with GPS and virtual galileo measurements. In ION NTM (pp ). San Diego, US. Feng, Y., & Wang, J. (2008). GPS RTK Performance Characteristics and Analysis. Journal of Global Positioning Systems, 7(1), 1 8. Hafiz, E. G., Awaluddin, M., & Yuwono, B. D. (2014). Analisis Pengaruh Panjang Baseline Terhadap Ketelitian Pengukuran Situasi dengan Menggunakan GNSS Metode RTK-NTRIP. Jurnal Geodesi Undip, 3(1), Nordin, Z., Akib, W. A. A. W. M., Amin, Z. M., & Yahya, M. H. (2009). Investigation on VRS-RTK Accuracy and Integrity for Survey Application. In International Symposium and Exhibition on Geoinformation (pp. 1 9). Tamsin, F. F. A., Abidin, H. Z., & Gumilar, I. (2012). SISTEM SATELIT NAVIGASI COMPASS. In Seminar Nasional dan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (pp ). Vollath, U., Buecherl, A., Landau, H., Pagels, C., & Wagner, B. (2000). Long-Range RTK Positioning Using Virtual Reference Stations. In ION GPS (pp ). Salt Lake, Utah. Wübbena, G., Bagge, A., & Schmitz, M. (2001). Network Based Techniques for RTK Applications. In the GPS Symposium, GPS JIN. Zhao, S., Cui, X., Guan, F., & Lu, M. (2014). A Kalman Filter-Based Short Baseline RTK Algorithm for Single- Frequency Combination of GPS and BDS. Sensors, 14,
On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station)
On The Job Training PENGENALAN CORS (Continuously Operating Reference Station) Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Survei, Pengukuran Dan Pemetaan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia 2011 MODUL
Lebih terperinciAKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara
Akurasi Pengukuran Gps Metode RTK-NTRIP...(Safi i dan Aditya) AKURASI PENGUKURAN GPS METODE RTK-NTRIP MENGGUNAKAN INA-CORS BIG Studi Kasus di Sumatera Utara (Accuracy of GPS Measurement Using RTK-NTRIP
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan
BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL 3.1 Data yang Digunakan Data GPS yang digunakan dalam kajian kemampuan kinerja perangkat lunak pengolah data GPS ini (LGO 8.1), yaitu merupakan data GPS yang memiliki panjang
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP
ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Metode Real Time Point Precise Positioning (RT-PPP) merupakan teknologi
Lebih terperinciStudi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Jun, 2013) ISSN: 2301-9271 1 Studi Perbandingan GPS CORS Metode RTK NTRIP dan Total Station dalam Pengukuran Volume Cut and Fill Firman Amanullah dan Khomsin Jurusan
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK
PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Salah satu kegiatan eksplorasi seismic di darat adalah kegiatan topografi seismik. Kegiatan ini bertujuan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION
SIDANG TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN GPS CORS METODE RTK NTRIP DENGAN TOTAL STATION Yoga Prahara Putra yoga.prahara09@mhs.geodesy.its.ac.id JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Januari 2014
Analisis Pengaruh Panjang Baseline Terhadap Ketelitian Pengukuran Situasi Dengan Menggunakan GNSS Metode RTK-NTRIP (Studi Kasus: Semarang, Kab. Kendal dan Boyolali) Ega Gumilar Hafiz, Moehammad Awaluddin,
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL
ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL Oleh : Syafril Ramadhon ABSTRAK Ketelitian data Global Positioning Systems (GPS) dapat
Lebih terperinciMODUL 3 GEODESI SATELIT
MODUL 3 GEODESI SATELIT A. Deskripsi Singkat Geodesi Satelit merupakan cabang ilmu Geodesi yang dengan bantuan teknologi Satelite dapat menjawab persoalan-persoalan Geodesi seperti Penentuan Posisi, Jarak
Lebih terperinciAtika Sari, Khomsin Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya,
ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENENTUAN POSISI DENGAN GPS RTK-NTRIP DENGAN BASE GPS CORS BIG DARI BERBAGAI MACAM MOBILE PROVIDER DIDASARKAN PADA PERGESERAN LINEAR (Studi Kasus : Surabaya) Atika Sari,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Gambar situasi adalah gambaran wilayah atau lokasi suatu kegiatan dalam bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan atribut (Basuki,
Lebih terperinciBLUNDER PENGOLAHAN DATA GPS
Blunder Pengolahan Data GPS... (Syetiawan) BLUNDER PENGOLAHAN DATA GPS (Blunder GPS Data Processing) Agung Syetiawan Badan Informasi Geospasial Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911, Indonesia E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pertanahan Nasional (BPN) merupakan suatu Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip April 2015
Analisis pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang dengan GNSS metode RTK-NTRIP Dimas Bagus, M. Awaluddin, Bandi Sasmito *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciKata Kunci : GPS, CORS, NTRIP, RTK, Provider
Analisa Perbandingan Ketelitian Penentuan Posisi dengan GPS RTK-NTRIP dengan Base GPS CORS Badan Informasi Geospasial (BIG) dari Berbagai Macam Mobile Provider (Studi Kasus : Surabaya) Atika Sari 1) dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penetuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan
Lebih terperinciAnalisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661
A369 Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech I Gede Brawiswa Putra, Mokhamad Nur Cahyadi Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengolahan Data Data GPS yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah hasil pengukuran secara kontinyu selama 2 bulan, yang dimulai sejak bulan Oktober 2006 sampai November 2006
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK
ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN POSISI GPS CORS RTK-NTRIP DENGAN METODE RAPID STATIK King Adhen El Fadhila 1) dan Khomsin 2) Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.)
Analisis Perbandingan Ketelitian Hasil Pengukuran GCP... (Safi i, et al.) ANALISIS PERBANDINGAN KETELITIAN HASIL PENGUKURAN GCP MENGGUNAKAN GPS METODE RTK-NTRIP DAN STATIK UNTUK KOREKSI CITRA SATELIT RESOLUSI
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2015
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH MENGGUNAKAN GNSS RTK-RADIO DAN RTK-NTRIP PADA STASIUN CORS UNDIP Mualif Marbawi, Bambang Darmo Yuwono, Bambang Sudarsono *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kadaster merupakan sistem informasi kepemilikan tanah beserta berbagai hak maupun catatan yang mengikutinya dengan melibatkan deskripsi geometrik dari persil tanah
Lebih terperinciB A B IV HASIL DAN ANALISIS
B A B IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Output Sistem Setelah sistem ini dinyalakan, maka sistem ini akan terus menerus bekerja secara otomatis untuk mendapatkan hasil berupa karakteristik dari lapisan troposfer
Lebih terperinciGLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc www.pelagis.net 1 Materi Apa itu GPS? Prinsip dasar Penentuan Posisi dengan GPS Penggunaan GPS Sistem GPS Metoda Penentuan Posisi dengan GPS Sumber Kesalahan
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Agustus 2013
UJI COBA GNSS CORS DALAM PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH MENGGUNAKAN SPIDERWEB ( Studi Kasus : Kabupaten Semarang ) Kukuh Ibnu Zaman 1), Ir. Sawitri Subiyanto 2), L.M Sabri, S.T, M.T 3) 1) Mahasiswa Teknik
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi Titik pada Survei GPS
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Pengaruh Penambahan Jumlah Titik Ikat Terhadap Peningkatan Ketelitian Posisi
Lebih terperinciStudi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq
Studi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq Kelompok Keahlian Geodesi, Institut Teknologi Bandung Labtek IX-C, Jalan Ganeca 10,
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Januari 2014
Verifikasi Koordinat Titik Dasar Teknik Orde 3 dengan Pengukuran GNSS Real Time Kinematic Menggunakan Stasiun CORS Geodesi UNDIP di Kota Semarang Arinda Yusi Madena, L. M Sabri, Bambang Darmo Yuwono *)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Continuously Operating Reference Station (CORS) adalah sistem jaringan kontrol yang beroperasi secara berkelanjutan untuk acuan penentuan posisi Global Navigation
Lebih terperinciKajian Kualitas GCP Menggunakan Metode Pengukuran RTK dan Rapid Statik GPS
Kajian Kualitas GCP Menggunakan Metode Pengukuran RTK dan Rapid Statik GPS A. SYETIAWAN 1, J. OCTARIADY 2 dan F. F. CHABIBI 3 1,2,3 Badan Informasi Geospasial, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekarang ini teknologi GNSS berkembang dengan pesat baik dari segi metode pengamatan, efisiensi, ketelitian maupun jangkauannya. Berawal dari metode statik yang proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Data Koordinat Definitif Titik Dasar Teknik Orde 3 BPN Titik Dasar Teknik adalah titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu pengukuran dan perhitungan dalam
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2016
ANALISIS KETELITIAN PENGAMATAN GPS MENGGUNAKAN SINGLE FREKUENSI DAN DUAL FREKUENSI UNTUK KERANGKA KONTROL HORIZONTAL Reisnu Iman Arjiansah, Bambang Darmo Yuwono, Fauzi Janu Amarrohman *) Program Studi
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2013
Analisis Ketelitian Pengukuran Baseline Panjang GNSS Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Gamit 10.4 dan Topcon Tools V.7 Maulana Eras Rahadi 1) Moehammad Awaluddin, ST., MT 2) L. M Sabri, ST., MT 3) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tertib administrasi bidang tanah di Indonesia diatur dalam suatu Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah tersebut memuat
Lebih terperinciMETODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS
METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS METODE ABSOLUT Metode Point Positioning Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 Pronsip penentuan posisi adalah reseksi dengan jarak ke beberapa satelit secara simultan
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip OKTOBER 2017
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GPS PEMETAAN Armenda Bagas Ramadhony, Moehammad Awaluddin, Bandi Sasmito *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2016
ANALISIS PENGUKURAN BIDANG TANAH DENGAN MENGGUNAKAN GNSS METODE RTK-NTRIP PADA STASIUN CORS UNDIP, STASIUN CORS BPN KABUPATEN SEMARANG, DAN STASIUN CORS BIG KOTA SEMARANG Rizki Widya Rasyid, Bambang Sudarsono,
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Januari 2014
Verifikasi TDT Orde 2 BPN dengan Stasiun CORS BPN-RI Kabupaten Grobogan Rizna Trinayana, Bambang Darmo Yuwono, L. M. Sabri *) Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Juli 2014
KAJIAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH METODE DGPS POST PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN RECEIVER TRIMBLE GEOXT 3000 SERIES Arintia Eka Ningsih, M. Awaluddin, Bambang Darmo Yuwono *) Program Studi Teknik
Lebih terperinciPengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS
Jurnal Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi No. 1 Vol. 1 ISSN 2338-350X Juni 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Ketelitian Posisi dalam Survei GPS RINA ROSTIKA
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip April 2016
ANALISIS PENGOLAHAN DATA GPS MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK RTKLIB Desvandri Gunawan, Bambang Darmo Yuwono, Bandi Sasmito *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto
Lebih terperinciPENENTUAN POSISI DENGAN GPS
PENENTUAN POSISI DENGAN GPS Disampaikan Dalam Acara Workshop Geospasial Untuk Guru Oleh Ir.Endang,M.Pd, Widyaiswara BIG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong, Bogor 16911
Lebih terperinciAplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-Titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No. 2 Vol. 1 ISSN 2338-350X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat
Lebih terperinciBAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) III. 1 GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Global Positioning System atau GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit [Abidin, 2007]. Nama
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR ABSTRACT
ANALISA PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN KOORDINAT DAN ELEVASI DENGAN ALAT TOTAL STATION DAN GPS GEODETIC DI FOLDER SANGATTA KAB. KUTAI TIMUR Denny Suheny Ari Sasmoko Adi, ST., MT Syahrul, ST., M,Eng Jurusan
Lebih terperinciGEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (MULTI)
Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP JIKA TERSEDIA JARINGAN DATA INTERNET Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime: RTK-Radio;
Lebih terperinciAplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi No. 1 Vol. 1 ISSN 2338-350X Juni 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah JOKO SETIADY Jurusan Teknik Geodesi, Institut
Lebih terperinciMembandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi No. 2 Vol. 1 ISSN 2338-350X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Membandingkan Hasil Pengukuran Beda Tinggi dari Hasil Survei GPS dan Sipat Datar
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Global Positioning System (GPS) 2.1.1 Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS GPS (Global Positioning System) merupakan sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit.
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA IV.1 SOFTWARE BERNESE 5.0 Pengolahan data GPS High Rate dilakukan dengan menggunakan software ilmiah Bernese 5.0. Software Bernese dikembangkan oleh Astronomical Institute University
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2016
ANALISIS KETELITIAN SPASIAL MENGGUNAKAN SATELIT BEIDOU UNTUK PENGUKURAN BIDANG DENGAN METODE RTK Fathan Aulia, Bambang Darmo Yuwono, Moehammad Awaluddin *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik,
Lebih terperinciGEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)
Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP JIKA TERSEDIA JARINGAN DATA INTERNET Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime: RTK-Radio;
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP
ANALISA PENENTUAN POSISI HORISONTAL DI LAUT DENGAN MAPSOUNDER DAN AQUAMAP Khomsin 1, G Masthry Candhra Separsa 1 Departemen Teknik Geomatika, FTSLK-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia
Lebih terperinciPEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS
PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS (Sigit Irfantono*, L. M. Sabri, ST., MT.**, M. Awaluddin, ST., MT.***) *Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. **Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem satelit navigasi adalah sistem yang digunakan untuk menentukan posisi di bumi dengan menggunakan teknologi satelit. Sistem ini memungkinkan sebuah alat elektronik
Lebih terperinciEvaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No. 2 Vol. 1 ISSN 2338-350X Desember 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS MUHAMMAD FARIZI GURANDHI, BAMBANG
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN III.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di sekitar wilayah Semarang Jawa Tengah dimana hanya mencakup 11 titik dasar teknik orde 3 yang berada di Semarang. Letak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan, dan teratur. Kegiatan tersebut meliputi
Lebih terperinciPPK RTK. Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic)
Mode Survey PPK (Post Processing Kinematic) selalu lebih akurat dari RTK (Realtime Kinematic) Syarat Kondisi Keuntungan / Kekurangan PPK Tidak diperlukan Koneksi Data Base secara realtime Diperlukan 1
Lebih terperinciEvaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Oktober 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS MUHAMMAD FARIZI GURANDHI, BAMBANG
Lebih terperinciProcessed: Sabtu, Feb 23, :06:49 08/01/19, 13:10: /01/19, 13:30:55.000
52 Lampiran D.2 Contoh Hasil Pengolahan Baseline Baseline Summary B20 (ITB1 to BD20) Processed: Sabtu, Feb 23, 2008 01:06:49 Solution type: Solution acceptability: Ephemeris used: Met Data: L1 fixed Solution
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2014
PEMANTAUAN POSISI ABSOLUT STASIUN IGS MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK TOPCON TOOLS v.8.2 Amri Perdana Ginting, Bambang Darmo Yuwono, Moehammad Awaluddin *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Unversitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi menggunakan wahana satelit. Sistem yang dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca ini,
Lebih terperinciAplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik Kerangka Dasar Pemetaan Skala Besar
Reka Geomatika Jurusan Teknik Geodesi Itenas No.2 Vol. 01 ISSN 2338-350x Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik Singkat dalam Penentuan Koordinat Titik-titik
Lebih terperinciPerbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap
Perbandingan Hasil Pengolahan Data GPS Menggunakan Hitung Perataan Secara Simultan dan Secara Bertahap BAMBANG RUDIANTO, RINALDY, M ROBBY AFANDI Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA 1.1 Deskripsi Kantor Pertanahan Kabupaten Subang 1.1.1 Lokasi Dalam program latihan akademik (PLA) penelitian dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten subang, yang beralamat
Lebih terperinciGEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)
GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime:
Lebih terperinciPanduan Cepat Penggunaan X91 GNSS
Panduan Cepat Penggunaan X91 GNSS Penggunaan Receiver di bagi menjadi 2 bagian : 1. Mode Static 2. Mode RTK (Real Time Kinematic) Penggunaan Receiver dengan Mode Static 1. Bonding Base Receiver dengan
Lebih terperinciBAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0
BAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0 Pada subbab ini akan dibahas mengenai analisis terhadap hasil pengolahan data yang didapatkan. Dari koordinat hasil pengolahan kedua
Lebih terperinciGEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1)
GEOTAGGING+ Acuan Umum Mode Survei dengan E-GNSS (L1) Apa Mode Survei yang reliable? Kapan kondisi yang tepat? Realtime: RTK-Radio; RTK-NTRIP Post Processing: Static- Relative; Kinematic; Stop and Go Realtime:
Lebih terperinciPEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH
PEMANFAATAN JRSP METODE ONLINE POST PROCESSING SPIDERWEB UNTUK PENGUKURAN BIDANG TANAH Proposal Penelitian Diajukan Untuk Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada Program Diploma IV Pertanahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titik kontrol pada proses pembuatan peta selalu dibutuhkan sebagai acuan referensi, tujuannya agar seluruh objek yang dipetakan tersebut dapat direpresentasikan sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penentuan posisi/kedudukan di permukaan bumi dapat dilakukan dengan metode terestris dan ekstra-terestris. Penentuan posisi dengan metode terestris dilakukan dengan
Lebih terperincisensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi
GPS (Global Positioning System) Global positioning system merupakan metode penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)
Metode Kalibrasi Radar Transponder Roket... (Wahyu Widada) METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA) Wahyu Widada
Lebih terperinciANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo, Surabaya)
ANALISIS KETELITIAN AZIMUT PENGAMATAN MATAHARI DAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM () Yuwono 1, Mohammad Luay Murtadlo 2 1,2 Teknik Geomatika, FTSLK-ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email: yuwono@geodesy.its.ac.id
Lebih terperinciStudi Awal Penggunaan Modul GPS Murah untuk Pengukuran RTK NTRIP
Studi Awal Penggunaan Modul GPS Murah untuk Pengukuran RTK NTRIP Dedi Atunggal, Abdul Basith, Catur Aries Rokhmana, Dasita Meygan Pratiwi Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciJENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL JENIS DAN TARIF ATAS JENIS
Lebih terperinciBAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia
BAB II CORS dan Pendaftaran Tanah di Indonesia Tanah merupakan bagian dari alam yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Hampir seluruh kegiatan manusia dilakukan di atas bidang tanah.
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP
Analisa Perbandingan Volume Cut and Fill menggunakan Total Station dan GPS CORS (Continouosly Operating Reference Station) Metode RTK NTRIP Firman Amanullah 3509100027 Email : surveyorfirman@gmail.com
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober2015
VERIFIKASI KOORDINAT TITIK PATOK BATAS WILAYAH DENGAN NTRIP-CORS (Studi Kasus : Batas Kota Semarang Dengan Kabupaten Kendal) Muhammad Ilman Fanani, Bambang Darmo Yuwono, Bandi Sasmito *) Program Studi
Lebih terperinciII. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b...
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL I. UMUM Sehubungan
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN TRIMBLE R4 V Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI
PETUNJUK PENGGUNAAN Dicetak Untuk : DEPUTI BIDANG SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL RI V 1.0-11.13 TRIMBLE R4 DAFTAR ISI 1. Bentuk dan Tampilan Trimble GNSS Geodetik R4... 2 1.1
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI 2.1 Sistem Satelit Navigasi Global
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Sistem Satelit Navigasi Global GNSS (Global Satellite Navigation System) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk mencakup seluruh sistem satelit navigasi global yang sudah beroperasi
Lebih terperinciPETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM
PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM UU no. 4 Tahun 2011 tentang INFORMASI GEOSPASIAL Istilah PETA --- Informasi Geospasial Data Geospasial :
Lebih terperinciSTUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo GEOMATIC ENGINEERING ITS
STUDI TENTANG CONTINUOUSLY OPERATING REFERENCE STATION GPS (Studi Kasus CORS GPS ITS) Oleh: Prasetyo Hutomo 3505.100.023 GEOMATIC ENGINEERING ITS CORS (Continuously Operating Reference System) CORS (Continuously
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Prinsip Kerja GPS (Sumber :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat dengan bantuan penyelarasan
Lebih terperinciPENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP
PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP Oleh A. Suradji, GH Anto, Gunawan Jaya, Enda Latersia Br Pinem, dan Wulansih 1 INTISARI Untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH
BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH Keberadaan sistem GPS CORS memberikan banyak manfaat dalam rangka pengukuran bidang tanah terkait dengan pengadaan titik-titik dasar
Lebih terperinciModul GNSS Geodetik. Daftar Isi
Daftar Isi 1. Pengetahuan Dasar GNSS Geodetik... 0 1.1 Pengertian GNSS... 2 1.2 Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GNSS... 2 1.3 Klasifikasi Receiver GNSS... 4 1.4 Sinyal GNSS... 5 1.5 Perencanaan Persiapan
Lebih terperinciJurnal Geodesi Undip Oktober 2015
ANALISIS GEOMETRI JARING PADA PENGUKURAN GPS UNTUK PENGADAAN TITIK KONTROL ORDE-2 Fuad Hari Aditya, Bambang Darmo Yuwono, Bandi Sasmito *) Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSTUDI KINERJA PERANGKAT LUNAK LEICA GEO OFFICE 8.1 UNTUK PENGOLAHAN DATA GPS BASELINE PANJANG TUGAS AKHIR. Oleh: SIDIQ PURNAMA AGUNG
STUDI KINERJA PERANGKAT LUNAK LEICA GEO OFFICE 8.1 UNTUK PENGOLAHAN DATA GPS BASELINE PANJANG TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: SIDIQ PURNAMA
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-202 Studi Perbandingan Ketelitian Nilai Melalui Matahari dan Global Positioning System (GPS) Terhadap Titik BM Referensi (Studi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Gambar 4.1 Suhu, tekanan, dan nilai ZWD saat pengamatan
BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Input Data Setelah dilakukan pengolahan data, ada beberapa hal yang dianggap berpengaruh terhadap hasil pengolahan data, yaitu penggunaan data observasi GPS dengan interval
Lebih terperinciBAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH
BAB 3 PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas prosedur yang dilakukan pada percobaan ini. Fokus utama pembahasan pada bab ini adalah teknik kalibrasi kamera, penentuan offset GPS-kamera, akuisisi data di lapangan,
Lebih terperinciAKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM
AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM Dandy Firdaus 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok,
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION
ANALISA PERBANDINGAN KETELITIAN PENGUKURAN KERANGKA KONTROL HORISONTAL ORDE-4 MENGGUNAKAN GPS GEODETIK METODE RAPID STATIC DENGAN TOTAL STATION SIAM ARIFAL EFFENDI, MUHAMMAD TAUFIK, EKO YULI HANDOKO Program
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci